Share

DELAPAN PULUH ENAM

“Itu baru anak Papa, takut gagal,” sambung Attar bangga. “Tapi benar kata mamamu, Endra. Jangan lakukan itu lagi. Tidur malam itu selain membuat kamu gemuk, kamu juga akan sulit berkonsentrasi untuk belajar di pagi harinya. Kamu masih mau kuliah di Harvard, kan?”

“Iya dong, biar bikin kalian capek bolak-balik Amerika-Indonesia,” jawab Eda nyengir.

“Loh, kok maksudnya gitu sih?” tegur Ruby perhatian. “Kalau Eda sudah seusia itu, Papa dan Mama sudah lebih tua dan mungkin kesehatan kita menurun.”

“Apa pun alasannya, kamu harus belajar yang baik, Eda. Papa seratus persen mendukungmu, dalam hal apapun, asalkan itu ada hubungannya dengan pendidikan, oke?”

Eda mengangguk mendengar nasihat orangtuanya. “Mama, tadi malam Kakek Buyut Hasyim menelepon, kan? Kok Kakek Buyut nggak ngobrol sama Eda?”

“Kakek meneleponmu?” tanya Attar dengan dahi berkerut.

&ldquo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status