Share

85 Permintaan Perempuan Lain

Seketika itu juga ekspresi gembira di wajah Veren lenyap, digantikan oleh rona kecewa yang tidak bisa dia sembunyikan lagi.

“Halo? Ver, lo masih di situ?” panggil Deo.

Veren menghirup udara banyak-banyak sebelum menjawab.

“Iya Yo, gue denger!” seru Veren, berusaha keras membuat nada suaranya terdengar biasa. “Gue usahain deh.”

“Temenin gue ya?” kata Deo lagi. “Gue jemput habis maghrib, jangan lupa dandan, biar nggak malu-maluin.”

Veren memaksakan diri untuk tertawa, dengan kedua matanya mulai berkaca-kaca di saat yang bersamaan.

Deo masih menantikan kepastian Veren di ujung sana.

“Gue usahain deh, Yo ...” jawab Veren terbata. “Lagian kenapa lo mesti ngajak gue sih? Ini kan acara lo sama Tania.”

“Biar orang-orang tau kalo elo itu isteri gue,” kata Deo. “Pokoknya lo harus ikut, gue jemput di rumah habis maghrib.”

Veren terdiam selama beberapa saat.

“Oke,” katanya dengan berat hati. Begitu Deo memutus sambungan, Veren meletakkan ponselnya dan melepas gaun hijau zamrud yang dipa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status