Home / Romansa / Mantan Suamiku Seorang Tentara / Sendiri di Negara Asing

Share

Sendiri di Negara Asing

Author: Queen Moon
last update Last Updated: 2021-03-09 05:39:45

“Apa kau sendirian?”

Raelina mendongak memandang dengan mata berkaca-kaca seorang gadis berwajah asing, tetapi menggunakan bahasa negara Raelina dengan lancar.

Itu adalah pertama kali Raelina bertemu dengan Stella, gadis asing berdarah blasteran. Dia mengulurkan tangannya dengan ramah pada Raelina.

“Namaku Stella. Aku datang menjemput ibuku yang baru pulang dari negara asalnya dan kebetulan melihatmu sendirian selama satu jam di sini.” Dia menatap gadis muda yang seumuran dengannya dengan tatapan simpati. Dia sudah menunggu ibunya selama satu jam di bandara dan melihat gadis berwajah Asia seperti ibunya berdiri sendirian di luar bandara larut malam sambil menangis. Kemungkinan memikirkan gadis itu ditipu dan tinggalkan di bandara.

Dia memiliki setengah darah ibunya dan merasa bersimpati dengan orang yang berasal dari negara ibunya.

 “Kau mengingatku pada ibuku. Jika kau tidak keberatan, maukah kau pergi denganku?”

Raelina sesenggukan melihat tangan mungil dan lembut yang terulur di depannya. Dia tidak memiliki kepercayaan pada orang yang baru dikenalnya. Tetapi dia merasa putus asa, lapar dan kedinginan untuk memedulikan keselamatan hidupnya dan menerima ajakan gadis asing yang baru dikenalnya.

Keputusannya untuk mengikuti Stella tidak pernah salah. Keluarganya menerimanya dengan tangan terbuka dan membiarkannya tinggal selama beberapa tahun, bahkan membantunya dalam studinya dengan menggunakan uang yang diberikan keluarga mantan suaminya.

Hari-hari di negara asing bisa dilalui dengan lancar berkat bantuan Stella. Jika Raelina tidak pernah bertemu dengannya, dia tidak apa yang terjadi padanya di negara asing itu.

“Omong-omong kapan kau akan mulai bekerja di rumah sakit?”

Pertanyaan Stella mengalihkan Raelina dari kenangan masa lalunya. Dia melirik Stella yang sudah berbaring dengan malas di sofa dan menonton TV di ruang tamu.

“Kurasa mulai Senin depan,” gumam Raelina melirik kalender di samping TV dan terpaku sejenak ketika melihat tanggal 15, yang merupakan esok hari.

“Ada apa?” Stella meliriknya ketika melihatnya terdiam.

“Ah, aku lupa harus pergi ke suatu tempat,” ujar Raelina berdiri dari sofa.

“Ke mana?” tanya Stella kembali memandang TV.

“Ke pemakaman. Besok adalah peringatan kematian ayahku. Aku kembali ke kamarku untuk bersiap-siap.”

Stella sekejap menatapnya dan bangun dari kegiatan berbaringnya. “Mau kutemani ....” tawarnya.

“Tidak perlu. Kau baru saja selesai melakukan operasi tiga kali. Gunakan waktumu untuk beristirahat di rumah,” ujar Raelina meregangkan tubuhnya.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Stella agak khawatir.

“Jangan cemas. Aku ingin mengunjungi ayahku setelah sekian lama tidak mengunjunginya.”

“Ok, telepon aku jika terjadi sesuatu padamu.”

Raelina hanya tersenyum dan mengangguk menanggapi Stella. Stella dari luar judes tetapi sebenarnya hatinya baik dan selalu mengkhawatirkan orang lain.

***

Pagi-pagi sekali Raelina sudah datang ke stasiun kereta dan membeli tiket ke kampung halamannya untuk mengunjungi makam karena ayahnya dimakamkan di kampung. Dia pergi dengan menggunakan kereta bawah tanah agar tiba lebih awal dan bisa pulang sebelum pada pukul 8 malam karena dia tidak berencana untuk menginap di kampung halamannya.

Setelah naik kereta dua jam dan kemudian naik bus selama empat. Begitu tiba di kampung Raelina tidak langsung singgah ke rumah lamanya karena rumahnya sudah lama dijual untuk melunasi utang ayahnya.

Raelina berjalan kaki dengan membawa bunga di tangannya melewati pemukiman penduduk yang padat. Kehadiran Raelina menarik perhatian beberapa warga terutama laki-laki yang bersiul menggoda, tetapi Raelina tidak menghiraukan mereka dan terus berjalan lurus. Tinggal sebentar lagi dia tiba di pemakaman ketika seorang ibu dan anak mengenalinya, dan menghentikan langkahnya.

“Bukankah kamu adalah Lina, anaknya Pak Dody?”

Raelina menoleh dan mengenali orang yang menghentikannya adalah kerabatnya, Bu Marti beserta sepupunya, Anita.

“Bibi Marti, lama tidak bertemu.” Dia menyapa dengan sopan dan mengangguk pada Anita, yang merupakan sepupunya sekaligus teman sekelasnya sewaktu SMA.

“Ya, ampun! Kamu benar-benar Raelina, bibi hampir tidak mengenalimu.”

 Bibi Marti menutup mulutnya terkejut memandang Raelina dari atas ke bawah dan berdecak kagum.

Begitu pun dengan Anita. Dia menatap dengan iri dan cemburu pakaian mahal yang dipakai Raelina. Kulit dan wajahnya bahkan putih mulus menandakan dia orang melakukan perawatan kulit.

Siapa yang menduga gadis udik yang dulunya berkulit kusam bisa terlihat begitu modis dan mengenakan pakaian-pakaian bermerek setelah beberapa tahun tidak bertemu.

“Sudah bertahun-tahun tidak ketemu, kamu makin cantik saja, sudah sukses ya? Apa pekerjaanmu?” tanya Bibi Marti dengan rasa ingin tahu tinggi.

Sama sekali tidak mempercayai perubahan drastis yang dialami Raelina. Gadis miskin yang dulunya jual susu kedelai keliling bisa begitu sukses hanya dalam kurun waktu lima tahun.

Sebelum Raelina bisa menjawab, Anita yang menjawab pertanyaan ibunya.

“Mungkin pekerjaan kotor yang bisa menghasilkan banyak uang. Ibu tahu ‘kan ada banyak wanita-wanita di kota menjual tubuh mereka biar dapat banyak uang banyak.” Anita berkata pada ibunya dengan suara pelan, namun Raelina masih mendengarnya dengan jelas.

Dia menatap Anita dengan dingin. Dulu sewaktu masih sekolah, Anita adalah orang yang sering membully-nya dan menyebutnya penjual susu ke mana-mana.

Bibi Marti menyikut anaknya karena ucapannya terdengar kasar, namun tatapan matanya kala menatap Raelina sama dengan anaknya. Tatapan menuduh bahwa dia menjual tubuhnya untuk menjadi sukses.

Raelina hanya tersenyum tipis dan menjawab dengan datar.

“Tidak, aku bekerja sebagai dokter magang di rumah sakit.”

“Oh, seorang dokter? Lulusan dari universitas mana?” tanggap Anita tidak mempercayainya.

Seorang gadis yang bahkan tidak bisa melunasi utang-utang ayahnya yang menumpuk bagaimana bisa punya uang untuk kuliah di jurusan kedokteran yang biayanya selangit.

Pada awalnya ketika Raelina meninggalkan kampung, orang-orang kampung tidak mengetahui ke mana dia pergi dan hanya mengetahui seorang kenalan ayahnya membawanya untuk menjaganya.

“Lulusan salah satu universitas di London.” Setelah mengatakan itu Raelina berbalik meninggalkan sepasang ibu dan anak itu. Tidak repot-repot menyebut nama universitasnya pada sepasang bibi dan sepupunya itu.

Toh mereka akan tetap tidak mempercayainya jika dia memberitahu mereka. Dia ragu mereka tahu nama universitasnya jika dia menyebut nama universitasnya.

“Lihat gayanya yang sombong itu.” Anita mencibir menatap punggung Raelina. “Apa ibu mempercayai kata-katanya?”

“Tentu saja tidak. Bagaimana seorang anak petani miskin bisa Kuliah apalagi kuliah di luar negeri. Dia pasti mengada-ada untuk pamer,” ujar Bibi Marti pada anaknya.

“Liat baju-bajunya yang bermerek itu, bagaimana dia bisa mendapat uang untuk membeli baju-baju mahal itu?”

“Siapa tahu dia menjual tubuhnya seperti katamu.”

Kedua ibu dan anak itu terus menggunjing Raelina di belakang punggungnya tanpa peduli apakah dia mendengarnya atau tidak.

Raelina menarik napas dan lalu mengembuskannya perlahan.

“Jangan hiraukan.” Dia bergumam pada dirinya sendiri dan terus berjalan. Dia masih bisa mendengar percakapan ibu dan anak itu di belakangnya.

Mereka orang suka iri dengan kesuksesan orang lain dan menggunjing hanya dengan melihat bagian luar yang terlihat tanpa tahu kesulitan yang dialami untuk mencapai kesuksesan tersebut.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Putri
iri hati sama dengan kesombongan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Pertemuan Kembali

    Angin sepoi-sepoi berembus memainkan anak rambut Raelina. Tatapannya menatap sendu gundukan tanah merah yang sudah ditumbuhi rumput. Kapan terakhir kali dia mengunjungi makam ayahnya?Dia tidak pernah mengunjungi makam ayah sejak 'pria itu' membawanya untuk tinggal bersama. Dia bahkan tidak memiliki waktu untuk mengunjungi makam ayahnya setelah perceraian mereka dan diusir ke luar negeri oleh keluarga mantan suaminya.“Maafkan aku ayah, karena baru mengunjungimu,” bisiknya dengan suara lirih.Ada banyak hak yang ingin dia cerita pada ayahnya seperti yang selalu dia lakukan semasa ayah masih bersamanya. Ada banyak tahun yang terlewatkan tanpa bisa dia cerita pada ayah. Tetapi Raelina tidak tahu harus memulai dari mana. Dia hanya bisa dia membisu dalam keheningan pemakaman. Bahkan jika dia menceritakannya, apakah ayah akan mendengar dan menghiburnya seperti dulu?Ketiadaan terasa menyesakka

    Last Updated : 2021-03-10
  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Membawanya ke Keluarga Rajjata

    “Dari mana kakak memungut gadis gembel ini?”Seorang gadis muda cantik duduk di sofa mewah bersama dengan seorang wanita paruh baya, mengerutkan hidung mungilnya memandang gadis berpakaian lusuh yang berdiri di sebelah kakak laki-lakinya.Raelina menundukkan kepalanya sambil meremas rok berwarna cokelat yang hampir pudar. Dia melirik kemeja kotak-kotak berwarna merah tua yang sudah kusut tidak peduli berapa kali dia menyetrika bajunya.Pakaian dikenakannya merupakan pakaian terbaik yang dimilikinya, tetapi disebut gembel oleh gadis cantik di depannya.Matanya berkaca-kaca dengan pandangan menunduk ke lantai. Dia sudah bersusah payah mempersiap pakaian terbaik yang dimilikinya dan menyetrikanya berulang kali untuk bisa tampil rapi di depan keluarga pria yang mengatakan akan ‘menjaganya’.Pria itu mengatakan dia adalah kenalan ayahnya dan membawanya untuk tinggal bersamanya. Raelina setuju mengikutiny

    Last Updated : 2021-03-10
  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Ingatan Masa Lalu

    Raelina menatapnya ragu-ragu dan tidak melepaskan cengkeramannya dari seragam Yosua. Ketika melihat tatapan Wina dan Arina yang memandangnya tidak tahu diri, dia melepaskan cengkeramannya dari seragam Yosua dengan kepala tertunduk, merasa malu karena terlalu bergantung pada pria itu.“Baiklah.” Dia mengikuti pembantu kediaman Rajjata sembari membawa tas berisi pakaiannya dengan kepala terus menunduk.Bibi itu membawanya ke kamar yang akan ditempatinya.“Mulai sekarang, kau akan tinggal di kamar ini,” ujar Bibi itu membuka pintu kamar Raelina.Gadis itu mengangakan mulutnya melihat kamar yang akan ditempatinya. Kamar ini lebih besar daripada ukuran ruang di rumahnya. Kamar ini bahkan memiliki kamar mandi sendiri.Bibi itu kemudian meninggalkan Raelina di kamarnya setelah berbicara sebentar.Raelina dengan hati-hati duduk di ranjang yang berukuran cukup besar. Merasakan keempu

    Last Updated : 2021-03-11
  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Menangis dalam Diam

    Setelah diusir ke negara asing, dia mencoba mati-matian melupakan masa lalunya dan memfokuskan dirinya pada studinya. Butuh tiga tahun baginya untuk melupakan kenangan masa lalunya. Tetapi sejak dia kembali ke negara ini dan bertemu lagi dengan mantan suaminya, memori masa lalunya kembali terbuka seolah mengejek usahanya yang sia-sia untuk melupakan masa lalunya bersama pria itu.Meskipun sudah lima tahun berlalu dia masih mengingat setiap detail kenangan masa lalunya bersama Yosua seolah dia baru mengalaminya kemarin.Dia memandang gelas kaca di tangannya dengan senyum muram mengingat saat dia dibawa Yosua ke dalam keluarga Rajjata. Dia tidak pernah melupakan kebahagiaan yang dia rasakan saat itu ketika Yosua mengatakan akan menikahinya.Tidak ada pesta pernikahan seperti dibayangkan Raelina. Dia dan Yosua hanya menandatangani catatan pernikahan mereka di kantor urusan sipil, dan mengadakan perjamuan sederhana yang hanya dihadiri a

    Last Updated : 2021-03-14
  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Mantan Ibu Mertua

    Ketika Stella terbangun di pagi hari dan keluar dari kamarnya, hendak ke kamar mandi untuk mencuci muka, dia dikejutkan dengan kehadiran Raelina yang sedang duduk di sofa ruang tamu dan menonton TV dengan lingkaran hitam di bawah kelopak matanya.“Apa kau begadang semalam?” Stella duduk di sebelahnya setelah mencuci mukanya dengan membawa botol air dingin di tangannya. Dia masih memakai piyamanya.Hari ini adalah hari Minggu. Dia mendapat jatah libur hari ini dan tidak pergi ke rumah sakit. Berbeda dengan Raelina yang mulai bekerja Senin besok.“Bisa dibilang begitu,” jawab Raelina dengan lesu. Dia dengan malas menonton berita pagi sambil bersandar di lengan sofa.“Ada apa dengan matamu? Apa kau habis menangis?” Penglihatan Stella cukup tajam untuk melihat mata Raelina merah dan bengkak.“Apa terjadi sesuatu kemarin?”

    Last Updated : 2021-03-15
  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Duo Iblis

    “Ibu ....” Arina langsung mengeluh begitu melihat ibunya datang. “Aku yang duluan melihat gaun itu, tetapi perempuan murahan itu mengambilnya.”Raelina memutar bola matanya dalam hati. Sudah begitu dewasa masih kekanak-kanakan untuk mengeluh pada ibunya di depan umunya. Tampaknya waktu tidak mengubah sifat asli Arina.Wina menatap perempuan muda yang ditunjuk Arina. Seperti putrinya, dia merasa familier dengan wanita itu.“Ibu, dia si udik bau itu,” bisik Arina di samping ibunya.Setelah mendengar kalimat Arina dan mengamati sebentar, dia mengenali Raelina. Keningnya berkerut melihat Raelina dari bawah ke atas, dia tidak bisa menyembunyikan keterkejutan dan penghinaan di matanya.Raelina menatap ibu dan anak itu dengan wajah tanpa ekspresi. Dulu dia berpikir ibu dan anak itu bersikap sombong padanya sesuai dengan status keluarga mereka.Tetapi setelah beberapa pikiran dia mencibir m

    Last Updated : 2021-03-16
  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Janda Muda

    “Bagaimana hari pertama magangmu?” Stella bertanya dengan kedua tangan di masukan di saku jas putih khas dokter.“Lumayan ....” Raelina di sebelahnya memakai jas dokter yang sama. Dia sudah mulai magang di rumah sakit yang sama dengan Stella.Mereka berdua berjalan menuju ke kantin sambil mengobrol tentang hari pertama magang Raelina. Raelina mengikuti Stella mengambil nampan dan mengisi nampannya dengan lauk. Stella membawanya menuju ke salah satu meja berisi empat orang berjas dokter.Stella menyapa mereka sebelum duduk di samping dokter bergender wanita. Raelina mengikutinya dan duduk berhadapan dengan tiga dokter laki-laki.Mereka mendongak memandang Raelina dengan rasa ingin tahu dan menyapanya.“Hai, apa kau dokter magang baru?” Seorang dokter laki-laki yang terlihat lebih muda di antara mereka mengulurkan tangannya pada Raelina dengan se

    Last Updated : 2021-03-16
  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Kehidupan Kecil yang Pernah Singgah

    Jam istirahat berakhir. Raelina berjalan menyusuri lorong rumah sakit dengan tangan di masukan ke dalam saku jasnya, kembali bekerja. Dia tiba-tiba menghentikan langkahnya melihat seorang wanita hamil lewat di depannya tersenyum sembari mengelus perut buncitnya.Raelina tertegun dan tanpa sadar mengangkat tangannya memegang perutnya yang rata. Dulu dia juga bahagia merasakan kehidupan di dalam perutnya.Setiap detail pertumbuhan kehidupan kecil yang tumbuh di dalam perutnya tercetak jelas ingatannya. Dia akan terus tersenyum dan berbicara dari waktu ke waktu pada si kecil.Tetapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama.Raelina menunduk menyembunyikan matanya yang mulai berkaca-kaca. Ini adalah rasa sakit dalam hidupnya, lebih dari saat dia mendengar kebohongan dalam pernikahannya.Ponsel di saku jas Raelina bergetar. Dia dengan cepat menghapus kebasahan di sudut matanya dan menga

    Last Updated : 2021-03-17

Latest chapter

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Kelahiran Alister

    “Roger ketua. Aku akan mendapatkannya dalam lima menit.” “Aku memberimu waktu dua menit,” putus Romi tegas nan dingin tanpa menerima bantahan. Yosua tidak sabar menunggu sampai lima menit. Lima menit baginya bisa membunuh Raelina. Danis tersentak menerima ultimatum dari sang Jenderal dan berkata tergesa-gesa. “Baik Kapten!” Danis sigap mengutak-atik komputernya di sisi ruang lain. Setelah beberapa saat, tidak butuh dua menit bagi Romi segera mendapatkan lokasi mobil penculik itu. “Kerja bagus,” puji Romi pada bawahannya. Dia tidak sadar Danis baru saja mengelap keringat dinginnya. Romi membuka komputernya dan memeriksa lokasi kamera yang dikirim Danis padanya. Dia memandang sebuah mobil yang bergerak menuju ke arah selatan sebelum berhenti di sebuah gudang garam terbengkalai. Setelah memastikan lokasinya, dia mengirim lokasi gudang itu pada Yosua. “Baik, terima kasih,” ujar Yosua menerima alamat lokasi dari Romi

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Diculik

    Raelina membantu Zenith mandi dan berpakaian, sebelum turun dari kamarnya untuk memberi salam pada ayah mertuanya. Yosua masih belum kembali dari joging paginya.Raelina membiarkan Zenith berjalan sendiri sambil memegang tangannya saat menuruni tangga.“Tidak mau! Ayah, aku tidak mau pergi!”Dari lantai bawah terdengar berisik suara tangisan Arina.Raelina berhenti dan melirik ke bawah dengan penasaran melihat apa yang terjadi.Dia melihat keluarga Rajjata berkumpul di ruang tamu, termasuk Yosua yang mengenakan pakaian yang dipakai untuk berolah raga.Terlihat Arina dan Wina sedang ditahan oleh beberapa pria bersetelan hitam. Beberapa pria itu memegang dua koper besar di tangan mereka.Arina meronta melepaskan cengkeraman dua orang pria yang menahannya sebelum berlari berlutut memegang kaki Hendry yang duduk di sofa.“Ayah, kumohon jangan mengirimkan aku luar negeri.” Arina menangis memohon.

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Dibuang ke Luar Negeri

    Arina terisak di sebelahnya.Hendry mendengus lalu menatap pelayan di sebelah Romi.“Sekarang katakan apa yang sebenarnya terjadi?”Pelayan itu sejenak menatap ke sekeliling dengan ekspresi gugup. Ketika tatapan dan bertemu mata dingin Yosua, dia langsung menundukkan kepalanya merasa bersalah dan takut.“Maafkan saya, saya hanya menerima perintah Nona Arina untuk mengantar sampanye itu pada Tuan Yosua. Tapi bukan aku yang memasukkan obat perangsang dalam minum itu, melainkan Nona Arina!” ujarnya sambil menunjuk Arina.Yosua dan Hendry langsung menatap Arina dengan mata ekspresi suram. Perilaku Arina sudah tidak bisa ditoleransi lagi.“Kakak ... ayah ... aku ....” Arina terbata-bata, dia tidak bisa mengelak lagi. Dia menatap ngeri cambuk tebal dan berduri di tangan kepala pelayan.Dia tidak akan bisa membayang rasa sakit saat cambuk itu merobek kulitnya.Dia buru-buru merangkak memeluk kaki ay

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Cambuk Leluhur

    “Ayah, apa yang terjadi di sini?”Yosua bertanya heran melihat beberapa orang berkumpul di d ruang keluarga. Kepala pelayan berdiri di samping sofa Hendry.Sementara Yosep dan Romi yang jarang berkumpul duduk di masin sofa. Arina dan Wina berlutut di depan mereka dengan kepala tertunduk.Wina dan Arina mendongak melihat Yosua sudah datang.“Kakak!” Arina hendak merangkak ingin menghampirinya namun langsung dibentak oleh Hendry.“Tetap di tempatmu!” Hendry melempar Arina asbak rokok di atas meja.Asbak itu melayang dan mengenai lantai sampai hancur berkeping-keping di samping.“Kyaaaa ....” Arina berteriak ketakutan dan menangis.Dia buru-buru menjauhi pecahan kaca dan kembali berlutut di sebelah Wina.Dia menundukkan kepalanya sambil terisak ketakutan.Yosua berkedip melihat tindakan ayahnya yang jarang marah menjadi brutal tanpa ragu melempar asbak rokok ke arah adi

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Hukuman

    “Apa yang sudah kamu lakukan pada suamiku?!” Semua orang menahan napas menonton dengan tertarik apa yang akan terjadi selanjutnya. Leah mendekatinya berpura-pura gugup. “Raelina, aku bisa jelaskan ini ... aku dan Yosua tidak bermaksud melakukan ini di belakangmu ... kami—“ Sebelum Leah menyelesaikan ucapannya, Raelina tiba-tiba mendorong tubuh Yosua dan menghampirinya dnegan cepat. Tangannya terangkat cepat menampar Leah keras. Suara tamparan keras itu bergema di koridor. Tak sampai situ, Raelina menjambak rambut Leah kuat. Semua orang tersentak kaget dan ngeri. “Akh, sakit! Apa yang kamu lakukan?!” Leah menjerit memegang tangan Raelina yang menjambak rambutnya. “Aku tanya apa yang kamu lakukan pada suamiku!” Raelina ganas menarik rambut Leah dengan kedua tangannya. “Kamu berani memberinya obat perangsang! Begitu inginkan kamu mengambil suamiku! Kamu jalang kotor! Beraninya kamu bermain trik kotor me

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Skandal

    “Teman-teman ayo sapa kawan lama kita!” Yonis membawa Yosua pada teman-temannya yang berkumpul di sofa. Mereka melambaikan tangan pada Yosua, menyapanya. Yosua menyapa mereka dengan akrab. Sementara istri mereka yang berkumpul bergosip di sebelah sofa para lelaki melirik Yosua dengan pandangan ingin tahu. “Bro, apa kabarmu?” Salah satu pria berdiri sedikit terhuyung-huyung menghampiri Yosua. Tampaknya dia sudah mabuk melihat beberapa botol Wine, Vodka dan sampanye kosong di atas meja kaca. Yosua menahan tubuhnya agar tidak terjatuh ke lantai. “Aldy, terlalu awal untuk mabuk. Hati-hati atau kamu akan dimarahi istrimu.” Dia menggeleng-gelengkan kepalanya dan membantu temannya kembali duduk di sofanya. Pria itu cegukan dengan wajah memerah. “Jangan sebutkan perempuan jalang itu!” raungannya menarik perhatian beberapa tamu Tampaknya pria itu sudah mabuk sepenuhnya dan tidak sadar apa yang dilakukannya. “Kamu

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Perayaan Ulang Tahun

    Yosua mengambil cuti kerja satu hari untuk menghadiri pesta ulang tahun Arina bersama Raelina dan Stella.Setelah apa yang terjadi di toko gaun, Yosua sangat enggan datang ke pesta ulang tahun Arina. Namun dia harus hadir karena bukan semata-mata datang ke pesta ulang tahun Arina, karena dia sudah berjanji akan menjenguk orang tuanya bersama Raelina.Pada pukul tujuh malam, Raelina dan Yosua ke kediaman Rajjata untuk menghadiri pesta ulang tahun Arina dengan mobil. Stella ikut bersama mereka. Zeron tidak bisa ikut karena dia harus kerja kelompok di rumah temannya.Saat mereka tiba, Raelina melihat kediaman keluarga Rajjata dipenuhi dengan mobil para tamu yang berdatangan. Halaman kediaman Rajjata yang mewah dipenuhi mobil-mobil mewah yang berjejer.“Apa seperti ini pesta ulang tahun Arina yang selalu di adakan Arina?” Raelina bertanya takjub melihat betapa mewah suasana pesta kediaman Rajjata.Karena ini adalah kediaman seorang J

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Senyum Misterius

    “Tidak ada. Ayo pergi.” Raelina menarik lengan Yosua mencegahnya melihat Fiona dalam toko.Yosua mengalihkan pandangannya bingung saat Raelina menariknya menjauh dari toko itu.Saat mereka menjauh daro toko gaun itu, Raelina melirik Yosua beberapa kali. Dia menggigit bibir bawahnya gelisah.Penampilan Fiona hari ini membuatnya gelisah. Dia bahkan lupa memberitahu Yosua dia bertemu dengan Arina dan bertengkar dengan adik iparnya.“Ada apa? Kenapa kamu terus melirikku? Ada yang ingin kamu tanyakan?” Yosua menundukkan kepalanya menatap Raelina di sebelahnya.Raelina tersentak gugup dan menggelengkan kepalanya.“Tidak apa-apa,” ujarnya mengalihkan pandangannya ke depan.Yosua mengangkat alisnya bingung, “Kamu aneh hari ini.”Raelina hanya tersenyum datar.“Aku mau ke kamar mandi,” ujarnya melangkah menuju ke kamar mandi tanpa menunggu Yosua.“Apa

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Hasil Didikan yang Buruk

    Raelina membeku menatap wajah gadis itu. Dia merasa akrab dengan wajahnya.Dia melihat wajah gadis dalam foto yang dikirimkan oleh orang misterius di mana dia berpelukan dengan Yosua beberapa bulan yang lalu?Sudah lima bulan berlalu Raelina menghindari pembahasan tentang gadis itu meski Yosua bekerja sebagai pengawalnya.“Nyonya, kamu baik-baik saja ....” Gadis itu melambaikan tangannya di depan wajah Raelina melihat wanita hamil itu terdiam dengan ekspresi aneh di wajahnyaDia mencemaskan Raelina karena wanita itu sedang hamil.Raelina mengerjapkan matanya tersadar.“Ahh ....” Dia mencoba tersenyum namun wajahnya justru terlihat aneh.Raelina memeluk perutnya yang besar dan berkata pada gadis itu. “Terima kasih sudah menolongku,” ujarnya.Fiona tersenyum lega.“Syukurlah kalau Anda baik-baik saja.” Senyum wanita muda itu sangat lembut.Sekilas orang melihat d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status