Share

Sebagai Orang Asing

Penulis: Queen Moon
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-07 00:13:47

Raelina menghela napas dan terdiam sejenak memandang ke sekeliling bandara, melihat beberapa orang membawa koper dan berpelukan dengan bahagia dengan orang yang menjemput atau ada beberapa orang yang sendirian seperti Raelina.


Raelina tersenyum pahit memandang ke sekitar. Dia lahir dan besar di negara ini, tetapi dia seperti orang asing di tempat ini. Tidak memiliki keluarga yang menjemputnya dan sendirian seperti orang asing.


 Raelina menghela napas dan menarik kopernya untuk keluar dari bandara. Tetapi baru beberapa langkah, dia tiba-tiba berhenti dan merasakan jantungnya berdegup memandang ke depan. Dia mematung memandang lurus sosok pria yang berdiri di garis khusus untuk penjemput.


Pria itu tinggi dan berotot memakai setelan kasual. Bukan seragam tentara yang selalu dipakainya sepanjang yang diingat Raelina. Meskipun begitu, dia memiliki kehadiran yang kuat. Wajahnya yang tampan memiliki banyak perubahan seiring usianya yang semakin dewasa setelah sekian tahun. Gaya rambut cepaknya tidak pernah berubah dan begitu pun dengan ekspresi dinginnya.


 Pria itu adalah Yosua Rajjata, mantan suami Raelina. Raelina merasa tak terduga akan bertemu dengan mantan suaminya begitu dia menginjakkan kakinya di negara ini.


Apa yang dia lakukan di bandara? Apa dia tengah menjemput seseorang? Atau ....


 Menjemputnya?


Raelina menggelengkan kepalanya mengusir pikiran tidak mungkin itu ketika melihat seorang wanita berlari menghampiri pria itu dan melompat ke pelukannya dengan bahagia. Pria itu tersenyum membalas pelukannya dan mengacak-acak rambutnya.


Jantung Raelina mengepal menyaksikan adegan itu. Sepanjang yang dia ingat Yosua merupakan orang yang jarang tersenyum, bahkan padanya terhitung jari berapa banyak dia tersenyum di depannya.


 Raelina tersenyum samar. Mereka sudah berpisah selama lima tahun. Tidak mungkin pria itu tidak memiliki seseorang di sisinya setelah bertahun-tahun. Kemungkinan besar pria itu sudah menikah dan berkeluarga di usianya yang ke 28 tahun.


 Apa dia yang dia harapkan?


 Raelina menundukkan kepalanya menyembunyikan emosi yang berkelebat di matanya. Setelah beberapa saat dia menenangkan jantungnya nyeri lalu mengangkat kepalanya. Tiba-tiba matanya bertatapan dengan sepasang mata segelap malam yang tajam.


 Raelina tersentak dan langsung mengalihkan pandangannya. Tanpa memandang lelaki itu lagi dia menarik kopernya dan berjalan menjauh dari tempat itu.


 Raelina terus berjalan tanpa menoleh ke belakang untuk melihat apakah orang itu mengejarnya. Tetapi pria itu tidak mengejarnya. Dia tersenyum pahit dan terus berjalan lurus.


Sekarang mereka hanya orang asing yang tidak memiliki hubungan apa pun.


***


“Kau bilang bertemu dengan mantan suamimu begitu tiba di bandara?” ulang seorang wanita cantik berwajah blasteran dan berambut cokelat terang.


“Kedengarannya seperti takdir.”


Stella yang merupakan sahabat Raelina mendengkus sembari berbaring malas di sofa ruang tamu apartemennya. Hari ini dia libur dan menggunakan waktu istirahatnya untuk bermalas-malasan di apartemen sebelum masuk waktu shift.


Sementara Raelina yang sudah tiba kemarin dan melakukan bersih-bersih di apartemen Stella setelah merapikan barang-barangnya.


Dia berjalan mondar-mandir di depan Stella dengan vacum di tangannya.


“Entahlah, mungkin takdir mengejekku karena melihatnya bersama wanita lain,” ujar Raelina tanpa mengalihkan pandanganya dari lantai yang sedang di bersihkan.


“Hah, serius!” Stella melompat bangun seperti kucing yang injak ekornya dan menatap Raelina dengan mata terbuka lebar-lebar.


“Lelaki brengsek itu setelah membuangmu ke negara asing, sama sekali tidak merasa bersalah dan muncul di depanmu dengan memeluk wanita lain. Benar-benar seorang bajingan!” maki Stella seolah dia yang menderita ketidakadilan yang dilakukan mantan suami Raelina.


Raelina merasa terhibur dan perasaannya menjadi lebih baik. Dia mungkin tidak memiliki keluarga yang memerhatikannya tetapi dia memiliki sahabat yang selalu ada di sisinya.


“Tidak bisa dibilang laki-laki itu yang mengirimku keluar negeri, sih. Itu ibunya yang mengirimku ke Inggris,” ujar Raelina meluruskan kesalahpahaman Stella.


“Sama saja. Itu keluarganya, tidak mungkin dia tidak tahu apa-apa tentang keluarganya mengirimmu keluar negeri. Dia bahkan tidak mencarimu sampai saat ini. Mungkin dia sudah melupakanmu dan menikah dengan orang lain,” cibir Stella cemberut.


Raelina sesaat menghentikan aktivitas menyapunya, terdiam memikirkan ucapan Stella. Apa yang dikatakan Stella mungkin benar jika melihat bagaimana Yosua memeluk wanita lain dengan senyum bahagia di wajahnya.


Dia memejamkan matanya dan membuang napas untuk mengusir perasaan tidak enak di dalam hatinya memikirkan hal itu.


Stella menghela napas memandang ekspresi pahit di wajah Raelina. “Ini sudah lima tahun. Kau seharusnya melupakannya. Jangan lupa kau masih memiliki aku.” Wanita berambut cokelat kemerahan itu membuka lebar tangannya ke arah Raelina.


Raelina mendengkus dan tersenyum sembari melemparkan dirinya dalam pelukan Stella.


“Ya, hanya kau yang satu-satunya keluargaku di dunia ini,” gumam Raelina merasa bersyukur dalam hati.


“Syukurlah, kau menganggapku begitu. Kupikir kau sudah jatuh cinta padaku dan mengubah orientasi seksualmu,” goda Stella pada wanita itu.


Sontak Raelina melepaskan pelukan Stella dan memukulnya dengan bantal sofa. “Itu tidak mungkin terjadi!”


“Siapa tahu, kan? Kau tidak pernah berkencan sejak aku mengenalmu. Aku hanya khawatir kau diam-diam suka padaku. Aku tidak sampai tega menyakitimu karena aku masih normal.” Stella menghela napas dramatis dan menatap Raelina dengan kerlingan nakal di matanya.


Raelina menatapnya dengan perasaan geli. “Jika kau terus melihatku dengan tatapan seperti itu, aku mungkin akan benar-benar mengubah orientasiku.”


“Mau kukenalkan pada dengan seorang pria? Dia adalah seorang dokter tertampan di rumah sakit, lho.” Stella langsung berekspresi serius mengatakan hal itu.


“Tidak, terima kasih sarannya. Tapi aku sudah jatuh cinta padamu,” ujar Raelina mengedipkan sebelah matanya pada Stella.


Stella langsung memukulnya dengan bantal sofa. Kedua wanita kemudian saling lempar bantal sambil cekikikan. Tawa mereka bergema di apartemen berukuran minimalis itu.


Raelina merasa bersyukur memiliki seorang sahabat seperti Stella. Dia ingat saat pertama kali tiba di Inggris. Saat itu dia tidak bisa berbahasa Inggris dan baru pertama kali menginjakkan kaki di negara asing yang sama sekali tidak di kenalnya. Orang yang diutus untuk menjemputnya tidak pernah datang bahkan saat dia menunggu sampai larut malam di bandara.


Raelina tersadar bahwa dia benar-benar di terlantarkan di negara asing. Perasaannya hancur, dia tidak bisa menahan perasaan terluka dan menangis sendirian di hari bersalju.


Hari itu turun salju dan cuaca dingin terasa menggigit. Saat semua orang menghangatkan diri di dalam rumah yang hangat bersama keluarga, seorang gadis belia memakai pakaian tipis sederhana menangis sendirian di larut malam bersalju.


Itu adalah perasaan mencekam yang mengerikan sendirian di negara asing tanpa ada seorang yang dikenalnya.


Tidak ada orang-orang yang memedulikannya dan sibuk dengan kegiatan masing-masing.


Di saat dia hampir putus asa, seorang gadis memayunginya, melindunginya dari hujan salju yang dingin dan bertanya dengan lembut.


“Apa kau sendirian?”


Komen (3)
goodnovel comment avatar
Danu Umbara
masih coba meresapi ceritanya
goodnovel comment avatar
PiMary
Masih nyimak....
goodnovel comment avatar
Putri
tegor sapa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Sendiri di Negara Asing

    “Apa kau sendirian?”Raelina mendongak memandang dengan mata berkaca-kaca seorang gadis berwajah asing, tetapi menggunakan bahasa negara Raelina dengan lancar.Itu adalah pertama kali Raelina bertemu dengan Stella, gadis asing berdarah blasteran. Dia mengulurkan tangannya dengan ramah pada Raelina.“Namaku Stella. Aku datang menjemput ibuku yang baru pulang dari negara asalnya dan kebetulan melihatmu sendirian selama satu jam di sini.” Dia menatap gadis muda yang seumuran dengannya dengan tatapan simpati. Dia sudah menunggu ibunya selama satu jam di bandara dan melihat gadis berwajah Asia seperti ibunya berdiri sendirian di luar bandara larut malam sambil menangis. Kemungkinan memikirkan gadis itu ditipu dan tinggalkan di bandara.Dia memiliki setengah darah ibunya dan merasa bersimpati dengan orang yang berasal dari negara ibunya.“Kau mengingatku pada ibuku. Jika kau tidak keberat

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-09
  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Pertemuan Kembali

    Angin sepoi-sepoi berembus memainkan anak rambut Raelina. Tatapannya menatap sendu gundukan tanah merah yang sudah ditumbuhi rumput. Kapan terakhir kali dia mengunjungi makam ayahnya?Dia tidak pernah mengunjungi makam ayah sejak 'pria itu' membawanya untuk tinggal bersama. Dia bahkan tidak memiliki waktu untuk mengunjungi makam ayahnya setelah perceraian mereka dan diusir ke luar negeri oleh keluarga mantan suaminya.“Maafkan aku ayah, karena baru mengunjungimu,” bisiknya dengan suara lirih.Ada banyak hak yang ingin dia cerita pada ayahnya seperti yang selalu dia lakukan semasa ayah masih bersamanya. Ada banyak tahun yang terlewatkan tanpa bisa dia cerita pada ayah. Tetapi Raelina tidak tahu harus memulai dari mana. Dia hanya bisa dia membisu dalam keheningan pemakaman. Bahkan jika dia menceritakannya, apakah ayah akan mendengar dan menghiburnya seperti dulu?Ketiadaan terasa menyesakka

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-10
  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Membawanya ke Keluarga Rajjata

    “Dari mana kakak memungut gadis gembel ini?”Seorang gadis muda cantik duduk di sofa mewah bersama dengan seorang wanita paruh baya, mengerutkan hidung mungilnya memandang gadis berpakaian lusuh yang berdiri di sebelah kakak laki-lakinya.Raelina menundukkan kepalanya sambil meremas rok berwarna cokelat yang hampir pudar. Dia melirik kemeja kotak-kotak berwarna merah tua yang sudah kusut tidak peduli berapa kali dia menyetrika bajunya.Pakaian dikenakannya merupakan pakaian terbaik yang dimilikinya, tetapi disebut gembel oleh gadis cantik di depannya.Matanya berkaca-kaca dengan pandangan menunduk ke lantai. Dia sudah bersusah payah mempersiap pakaian terbaik yang dimilikinya dan menyetrikanya berulang kali untuk bisa tampil rapi di depan keluarga pria yang mengatakan akan ‘menjaganya’.Pria itu mengatakan dia adalah kenalan ayahnya dan membawanya untuk tinggal bersamanya. Raelina setuju mengikutiny

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-10
  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Ingatan Masa Lalu

    Raelina menatapnya ragu-ragu dan tidak melepaskan cengkeramannya dari seragam Yosua. Ketika melihat tatapan Wina dan Arina yang memandangnya tidak tahu diri, dia melepaskan cengkeramannya dari seragam Yosua dengan kepala tertunduk, merasa malu karena terlalu bergantung pada pria itu.“Baiklah.” Dia mengikuti pembantu kediaman Rajjata sembari membawa tas berisi pakaiannya dengan kepala terus menunduk.Bibi itu membawanya ke kamar yang akan ditempatinya.“Mulai sekarang, kau akan tinggal di kamar ini,” ujar Bibi itu membuka pintu kamar Raelina.Gadis itu mengangakan mulutnya melihat kamar yang akan ditempatinya. Kamar ini lebih besar daripada ukuran ruang di rumahnya. Kamar ini bahkan memiliki kamar mandi sendiri.Bibi itu kemudian meninggalkan Raelina di kamarnya setelah berbicara sebentar.Raelina dengan hati-hati duduk di ranjang yang berukuran cukup besar. Merasakan keempu

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-11
  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Menangis dalam Diam

    Setelah diusir ke negara asing, dia mencoba mati-matian melupakan masa lalunya dan memfokuskan dirinya pada studinya. Butuh tiga tahun baginya untuk melupakan kenangan masa lalunya. Tetapi sejak dia kembali ke negara ini dan bertemu lagi dengan mantan suaminya, memori masa lalunya kembali terbuka seolah mengejek usahanya yang sia-sia untuk melupakan masa lalunya bersama pria itu.Meskipun sudah lima tahun berlalu dia masih mengingat setiap detail kenangan masa lalunya bersama Yosua seolah dia baru mengalaminya kemarin.Dia memandang gelas kaca di tangannya dengan senyum muram mengingat saat dia dibawa Yosua ke dalam keluarga Rajjata. Dia tidak pernah melupakan kebahagiaan yang dia rasakan saat itu ketika Yosua mengatakan akan menikahinya.Tidak ada pesta pernikahan seperti dibayangkan Raelina. Dia dan Yosua hanya menandatangani catatan pernikahan mereka di kantor urusan sipil, dan mengadakan perjamuan sederhana yang hanya dihadiri a

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-14
  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Mantan Ibu Mertua

    Ketika Stella terbangun di pagi hari dan keluar dari kamarnya, hendak ke kamar mandi untuk mencuci muka, dia dikejutkan dengan kehadiran Raelina yang sedang duduk di sofa ruang tamu dan menonton TV dengan lingkaran hitam di bawah kelopak matanya.“Apa kau begadang semalam?” Stella duduk di sebelahnya setelah mencuci mukanya dengan membawa botol air dingin di tangannya. Dia masih memakai piyamanya.Hari ini adalah hari Minggu. Dia mendapat jatah libur hari ini dan tidak pergi ke rumah sakit. Berbeda dengan Raelina yang mulai bekerja Senin besok.“Bisa dibilang begitu,” jawab Raelina dengan lesu. Dia dengan malas menonton berita pagi sambil bersandar di lengan sofa.“Ada apa dengan matamu? Apa kau habis menangis?” Penglihatan Stella cukup tajam untuk melihat mata Raelina merah dan bengkak.“Apa terjadi sesuatu kemarin?”

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-15
  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Duo Iblis

    “Ibu ....” Arina langsung mengeluh begitu melihat ibunya datang. “Aku yang duluan melihat gaun itu, tetapi perempuan murahan itu mengambilnya.”Raelina memutar bola matanya dalam hati. Sudah begitu dewasa masih kekanak-kanakan untuk mengeluh pada ibunya di depan umunya. Tampaknya waktu tidak mengubah sifat asli Arina.Wina menatap perempuan muda yang ditunjuk Arina. Seperti putrinya, dia merasa familier dengan wanita itu.“Ibu, dia si udik bau itu,” bisik Arina di samping ibunya.Setelah mendengar kalimat Arina dan mengamati sebentar, dia mengenali Raelina. Keningnya berkerut melihat Raelina dari bawah ke atas, dia tidak bisa menyembunyikan keterkejutan dan penghinaan di matanya.Raelina menatap ibu dan anak itu dengan wajah tanpa ekspresi. Dulu dia berpikir ibu dan anak itu bersikap sombong padanya sesuai dengan status keluarga mereka.Tetapi setelah beberapa pikiran dia mencibir m

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Janda Muda

    “Bagaimana hari pertama magangmu?” Stella bertanya dengan kedua tangan di masukan di saku jas putih khas dokter.“Lumayan ....” Raelina di sebelahnya memakai jas dokter yang sama. Dia sudah mulai magang di rumah sakit yang sama dengan Stella.Mereka berdua berjalan menuju ke kantin sambil mengobrol tentang hari pertama magang Raelina. Raelina mengikuti Stella mengambil nampan dan mengisi nampannya dengan lauk. Stella membawanya menuju ke salah satu meja berisi empat orang berjas dokter.Stella menyapa mereka sebelum duduk di samping dokter bergender wanita. Raelina mengikutinya dan duduk berhadapan dengan tiga dokter laki-laki.Mereka mendongak memandang Raelina dengan rasa ingin tahu dan menyapanya.“Hai, apa kau dokter magang baru?” Seorang dokter laki-laki yang terlihat lebih muda di antara mereka mengulurkan tangannya pada Raelina dengan se

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16

Bab terbaru

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Kelahiran Alister

    “Roger ketua. Aku akan mendapatkannya dalam lima menit.” “Aku memberimu waktu dua menit,” putus Romi tegas nan dingin tanpa menerima bantahan. Yosua tidak sabar menunggu sampai lima menit. Lima menit baginya bisa membunuh Raelina. Danis tersentak menerima ultimatum dari sang Jenderal dan berkata tergesa-gesa. “Baik Kapten!” Danis sigap mengutak-atik komputernya di sisi ruang lain. Setelah beberapa saat, tidak butuh dua menit bagi Romi segera mendapatkan lokasi mobil penculik itu. “Kerja bagus,” puji Romi pada bawahannya. Dia tidak sadar Danis baru saja mengelap keringat dinginnya. Romi membuka komputernya dan memeriksa lokasi kamera yang dikirim Danis padanya. Dia memandang sebuah mobil yang bergerak menuju ke arah selatan sebelum berhenti di sebuah gudang garam terbengkalai. Setelah memastikan lokasinya, dia mengirim lokasi gudang itu pada Yosua. “Baik, terima kasih,” ujar Yosua menerima alamat lokasi dari Romi

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Diculik

    Raelina membantu Zenith mandi dan berpakaian, sebelum turun dari kamarnya untuk memberi salam pada ayah mertuanya. Yosua masih belum kembali dari joging paginya.Raelina membiarkan Zenith berjalan sendiri sambil memegang tangannya saat menuruni tangga.“Tidak mau! Ayah, aku tidak mau pergi!”Dari lantai bawah terdengar berisik suara tangisan Arina.Raelina berhenti dan melirik ke bawah dengan penasaran melihat apa yang terjadi.Dia melihat keluarga Rajjata berkumpul di ruang tamu, termasuk Yosua yang mengenakan pakaian yang dipakai untuk berolah raga.Terlihat Arina dan Wina sedang ditahan oleh beberapa pria bersetelan hitam. Beberapa pria itu memegang dua koper besar di tangan mereka.Arina meronta melepaskan cengkeraman dua orang pria yang menahannya sebelum berlari berlutut memegang kaki Hendry yang duduk di sofa.“Ayah, kumohon jangan mengirimkan aku luar negeri.” Arina menangis memohon.

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Dibuang ke Luar Negeri

    Arina terisak di sebelahnya.Hendry mendengus lalu menatap pelayan di sebelah Romi.“Sekarang katakan apa yang sebenarnya terjadi?”Pelayan itu sejenak menatap ke sekeliling dengan ekspresi gugup. Ketika tatapan dan bertemu mata dingin Yosua, dia langsung menundukkan kepalanya merasa bersalah dan takut.“Maafkan saya, saya hanya menerima perintah Nona Arina untuk mengantar sampanye itu pada Tuan Yosua. Tapi bukan aku yang memasukkan obat perangsang dalam minum itu, melainkan Nona Arina!” ujarnya sambil menunjuk Arina.Yosua dan Hendry langsung menatap Arina dengan mata ekspresi suram. Perilaku Arina sudah tidak bisa ditoleransi lagi.“Kakak ... ayah ... aku ....” Arina terbata-bata, dia tidak bisa mengelak lagi. Dia menatap ngeri cambuk tebal dan berduri di tangan kepala pelayan.Dia tidak akan bisa membayang rasa sakit saat cambuk itu merobek kulitnya.Dia buru-buru merangkak memeluk kaki ay

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Cambuk Leluhur

    “Ayah, apa yang terjadi di sini?”Yosua bertanya heran melihat beberapa orang berkumpul di d ruang keluarga. Kepala pelayan berdiri di samping sofa Hendry.Sementara Yosep dan Romi yang jarang berkumpul duduk di masin sofa. Arina dan Wina berlutut di depan mereka dengan kepala tertunduk.Wina dan Arina mendongak melihat Yosua sudah datang.“Kakak!” Arina hendak merangkak ingin menghampirinya namun langsung dibentak oleh Hendry.“Tetap di tempatmu!” Hendry melempar Arina asbak rokok di atas meja.Asbak itu melayang dan mengenai lantai sampai hancur berkeping-keping di samping.“Kyaaaa ....” Arina berteriak ketakutan dan menangis.Dia buru-buru menjauhi pecahan kaca dan kembali berlutut di sebelah Wina.Dia menundukkan kepalanya sambil terisak ketakutan.Yosua berkedip melihat tindakan ayahnya yang jarang marah menjadi brutal tanpa ragu melempar asbak rokok ke arah adi

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Hukuman

    “Apa yang sudah kamu lakukan pada suamiku?!” Semua orang menahan napas menonton dengan tertarik apa yang akan terjadi selanjutnya. Leah mendekatinya berpura-pura gugup. “Raelina, aku bisa jelaskan ini ... aku dan Yosua tidak bermaksud melakukan ini di belakangmu ... kami—“ Sebelum Leah menyelesaikan ucapannya, Raelina tiba-tiba mendorong tubuh Yosua dan menghampirinya dnegan cepat. Tangannya terangkat cepat menampar Leah keras. Suara tamparan keras itu bergema di koridor. Tak sampai situ, Raelina menjambak rambut Leah kuat. Semua orang tersentak kaget dan ngeri. “Akh, sakit! Apa yang kamu lakukan?!” Leah menjerit memegang tangan Raelina yang menjambak rambutnya. “Aku tanya apa yang kamu lakukan pada suamiku!” Raelina ganas menarik rambut Leah dengan kedua tangannya. “Kamu berani memberinya obat perangsang! Begitu inginkan kamu mengambil suamiku! Kamu jalang kotor! Beraninya kamu bermain trik kotor me

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Skandal

    “Teman-teman ayo sapa kawan lama kita!” Yonis membawa Yosua pada teman-temannya yang berkumpul di sofa. Mereka melambaikan tangan pada Yosua, menyapanya. Yosua menyapa mereka dengan akrab. Sementara istri mereka yang berkumpul bergosip di sebelah sofa para lelaki melirik Yosua dengan pandangan ingin tahu. “Bro, apa kabarmu?” Salah satu pria berdiri sedikit terhuyung-huyung menghampiri Yosua. Tampaknya dia sudah mabuk melihat beberapa botol Wine, Vodka dan sampanye kosong di atas meja kaca. Yosua menahan tubuhnya agar tidak terjatuh ke lantai. “Aldy, terlalu awal untuk mabuk. Hati-hati atau kamu akan dimarahi istrimu.” Dia menggeleng-gelengkan kepalanya dan membantu temannya kembali duduk di sofanya. Pria itu cegukan dengan wajah memerah. “Jangan sebutkan perempuan jalang itu!” raungannya menarik perhatian beberapa tamu Tampaknya pria itu sudah mabuk sepenuhnya dan tidak sadar apa yang dilakukannya. “Kamu

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Perayaan Ulang Tahun

    Yosua mengambil cuti kerja satu hari untuk menghadiri pesta ulang tahun Arina bersama Raelina dan Stella.Setelah apa yang terjadi di toko gaun, Yosua sangat enggan datang ke pesta ulang tahun Arina. Namun dia harus hadir karena bukan semata-mata datang ke pesta ulang tahun Arina, karena dia sudah berjanji akan menjenguk orang tuanya bersama Raelina.Pada pukul tujuh malam, Raelina dan Yosua ke kediaman Rajjata untuk menghadiri pesta ulang tahun Arina dengan mobil. Stella ikut bersama mereka. Zeron tidak bisa ikut karena dia harus kerja kelompok di rumah temannya.Saat mereka tiba, Raelina melihat kediaman keluarga Rajjata dipenuhi dengan mobil para tamu yang berdatangan. Halaman kediaman Rajjata yang mewah dipenuhi mobil-mobil mewah yang berjejer.“Apa seperti ini pesta ulang tahun Arina yang selalu di adakan Arina?” Raelina bertanya takjub melihat betapa mewah suasana pesta kediaman Rajjata.Karena ini adalah kediaman seorang J

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Senyum Misterius

    “Tidak ada. Ayo pergi.” Raelina menarik lengan Yosua mencegahnya melihat Fiona dalam toko.Yosua mengalihkan pandangannya bingung saat Raelina menariknya menjauh dari toko itu.Saat mereka menjauh daro toko gaun itu, Raelina melirik Yosua beberapa kali. Dia menggigit bibir bawahnya gelisah.Penampilan Fiona hari ini membuatnya gelisah. Dia bahkan lupa memberitahu Yosua dia bertemu dengan Arina dan bertengkar dengan adik iparnya.“Ada apa? Kenapa kamu terus melirikku? Ada yang ingin kamu tanyakan?” Yosua menundukkan kepalanya menatap Raelina di sebelahnya.Raelina tersentak gugup dan menggelengkan kepalanya.“Tidak apa-apa,” ujarnya mengalihkan pandangannya ke depan.Yosua mengangkat alisnya bingung, “Kamu aneh hari ini.”Raelina hanya tersenyum datar.“Aku mau ke kamar mandi,” ujarnya melangkah menuju ke kamar mandi tanpa menunggu Yosua.“Apa

  • Mantan Suamiku Seorang Tentara   Hasil Didikan yang Buruk

    Raelina membeku menatap wajah gadis itu. Dia merasa akrab dengan wajahnya.Dia melihat wajah gadis dalam foto yang dikirimkan oleh orang misterius di mana dia berpelukan dengan Yosua beberapa bulan yang lalu?Sudah lima bulan berlalu Raelina menghindari pembahasan tentang gadis itu meski Yosua bekerja sebagai pengawalnya.“Nyonya, kamu baik-baik saja ....” Gadis itu melambaikan tangannya di depan wajah Raelina melihat wanita hamil itu terdiam dengan ekspresi aneh di wajahnyaDia mencemaskan Raelina karena wanita itu sedang hamil.Raelina mengerjapkan matanya tersadar.“Ahh ....” Dia mencoba tersenyum namun wajahnya justru terlihat aneh.Raelina memeluk perutnya yang besar dan berkata pada gadis itu. “Terima kasih sudah menolongku,” ujarnya.Fiona tersenyum lega.“Syukurlah kalau Anda baik-baik saja.” Senyum wanita muda itu sangat lembut.Sekilas orang melihat d

DMCA.com Protection Status