Share

46. Pengakuan.

"Kita sudah sampai, Ma." Tirta menghentikan kendaraan di pintu gerbang TB Berkah Sukses Jaya.

"Kalau hati sedang gembira, waktu rasanya cepat sekali berlalu ya, Ma?" Tirta meringis. Saat tengah kasmaran begini, perasaannya jadi lebih peka. Sekarang ia tidak berani lagi mencibir lagu-lagu cinta yang liriknya dulu ia anggap lebay. Karena sekarang ia mengalami perasaan yang sama persis dengan lagu-lagu itu.

"Iya, Mas. Karena kita sedang bahagia. Alam bawah sadar kita jadi tidak ingin moment ini berlalu. Makanya waktu jadi terasa singkat." Padma menimpali kata-kata Tirta sambil mengangkat jemarinya. Sedari di kafe tadi, tidak bosan-bosannya ia menatap cincin indah di jari manisnya. Aksi kekanakannya membuat Tirta tersenyum.

"Kamu senang sekali ya aku beri cincin?" Tirta mengelus sayang ubun-ubun Padma.

"Senang banget, Mas. Akhirnya ada orang yang membelikan aku sesuatu yang berharga selain orang tuaku." Padma menggoyang-goyangkan jemarinya. Pantulan lampu di depan gerbang membuat kilauan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status