Share

52. Kejutan!

Penulis: Suzy Wiryanty
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Rame banget ya, Mas? Kata Mas cuma selamatan kecil-kecilan." Padma gentar melihat banyaknya mobil-mobil mewah di halaman rumah Tirta. Bukan hanya di halaman. Sebagian juga terparkir rapi di sisi jalan.

"Rame memang. Tapi mereka semuanya kerabatku kok. Tidak ada yang perlu kamu takutkan." Tirta melajukan kendaran langsung ke garasi. Tidak ada tempat kosong lagi di halaman.

"Ayo kita masuk." Sembari membuka sabuk pengaman, Tirta menegur Padma yang masih duduk tegang di dalam mobil.

"Ayo, Ma. Kenapa kamu masih bengong di situ?" Tirta menjawil cuping hidung Padma.

"Aku takut mengacaukan acara orang tuamu, Mas. Aku memang bukan gadis nakal atau pun istri orang. Tapi aku janda dan mandul pula." Padma mengungkapkan kekhawatirannya.

"Masalah ini sudah kita bahas berulang kali bukan? Jangan mbulet di situ-situ lagi ah."

"Berulang kali dibahas tapi berulang kali juga aku takut, Mas."

"Percayalah, semuanya akan baik-baik saja. Memang tidak mudah. Tapi bukan berarti tidak mungkin. Ayo, kita ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati   53. Ketidaksetujuan Bu Nani.

    Hening. Semua orang seakan-akan tidak mempercayai mata dan telinga mereka sendiri. Bagaimana tidak? Tirta si bujang lapuk yang biasanya dingin terhadap perempuan, bisa berubah seperti ini, seratus delapan puluh derajat. Hingga ada satu orang yang bertepuk tangan kencang. Orang itu adalah Herman."Tepuk tangan dong semuanya. Masa kalian semua tidak menyelamati Mas Tirta sih?" Herman mengompori kerabat-kerabatnya. Istri dan anaknya yang masih balita mulai bertepuk tangan. Satu orang menyusul. Satu lagi... lagi dan lagi. Hingga akhirnya semua tamu bertepuk tangan dan mengucapkan selamat. Termasuk Bu Nani, Pak Cahyono, Erina dan kedua orang tua Ninis. Menyisakan Ninis yang tampak sibuk dengan ponselnya. Ia pura-pura tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Herman."Tidak ada yang perlu kamu takutkan bukan?" Tirta tersenyum pada Padma di antara gegap gempita riuhnya tepuk tangan."Iya, Mas." Padma mengangguk. Dalam hati Padma berkata ; belum. Bukan tidak ada. Tapi ia menyimpan bantahannya

  • Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati   54. Kena Batunya.

    "Zaman sekarang ngeri ya, Mbak? Banyak sekali orang yang tidak tahu malu. Sudah tidak tahu malu, eh tidak tahu diri lagi." Ninis menyenggol bahu Ratna, istri Herman. Saat ini duduk berdekatan dengan Ratna, Padma dan juga Erina."Maksudmu apa sih, Nis? Mbak nggak ngerti. Kamu ini bicara kok ya tidak ada ujung pangkalnya." Ratna menanggapi sekedarnya. Ia bukan type orang yang suka bergosip."Maksudku. Banyak orang yang tidak tahu malu. Pede banget terang-terangan menggoda calon suami orang. Padahal bentukannya kombinasi antara gajah bengkak sama ular kobra." Ninis dengan sengaja mempeleroki Padma saat mengucapkan kata gajah dan ular kobra."Ngerti 'kan sekarang, Mbak? Masa nggak ngerti." Ninis menaikturunkan alisnya. Ekspresinya jelas-jelas meledek Padma. Dia sudah lama menunggu kesempatan ini. Di mana si mbak-mbak janda ini sendirian. Dengan begitu ia bisa membantainya sampai puas. Saat di parkiran rumah sakit dulu, ada Tirta yang membelanya. Kalau sekarang, Tirta pasti sedang dicerama

  • Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati   55. Cinta Mati.

    "Ya, Ma. Ada apa?" Tirta mendekat. Dari kejauhan ia memang sempat melihat kalau Ninis, Erina dan Padma tengah berbincang seru. Hanya saja ia tidak mengetahui apa yang menjadi bahan obrolan keempatnya."Ini lho, Mas. Ninis dan Erina... ingin mengucapkan selamat padaku." Padma membelokkan topik pembicaraan. Ia nyaris bisa mendengar suara napas tertahan yang dilepaskan. Ninis dan Erina menghembuskan nafas lega bersamaan. Keduanya lega karena Padma tidak mengatakan hal yang sebenarnya."Oh, aku kira mereka berdua mencari ribut denganmu," pungkas Tirta curiga. Ia ikut duduk di samping Padma."Tadinya," Padma sengaja menggantung kalimatnya. Ia sengaja membuat Ninis dan Erina penasaran."Tadinya apa?" Tirta mengernyitkan kening. Ninis dan Erina tidak lagi cemas. Mereka santai-santai saja. Mereka tahu bahwa Padma hanya mengeprank mereka. Buktinya Padma tidak sedikit pun menyinggung aksi mereka bedua tadi."Tadinya mereka berdua mengeroyokku. Ninis mengatai aku pelakor yang bentukannya seperti

  • Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati   56. Memohon Restu.

    "Mbak Padma kenapa sih? Dari tadi Bibik perhatikan, kok mandar-mandir terus di pintu kamar kerja bapak." Bik Parni menegur Padma. Ia heran melihat majikannya mondar mandir seperti orang linglung."Nggak apa-apa, Bik. Sebenarnya saya ingin berbicara dengan bapak. Tapi takutnya saya malah mengganggu." Padma mencari alasan."Kayaknya nggak sih, Mbak. Kalau masih jam-jam segini, bapak paling cuma memeriksa berkas-berkas bon di toko hari ini. Ini Bibik disuruh bikin kopi." Bik Parni mengangkat nampan dengan secangkir kopi di atasnya."Baiklah kalau begitu. Sini kopinya biar saya saja yang mengantar." Padma mengambil alih nampan dari tangan Bik Parni."Yo, wes. Hati-hati mengangkatnya. Nanti tumpah.""Iya, Bik. Tenang saja."Padma menarik napas panjang dua kali sebelum mengetuk pintu."Ya, masuk saja, Bik." Padma mendorong pintu dengan bahunya setelah ayahnya menjawab."Lho kamu toh yang mengantar kopi, Nduk. Tumben. Apa ada hal penting yang ingin kamu bicarakan." Pak Manan menggeser tumpuk

  • Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati   57. Semua Dimudahkan.

    "Iya, Mas. Baru saja. Makanya aku agak bingung," adu Padma resah."Bingung bagaimana? Apa ayahmu tidak setuju?" tanya Tirta cemas."Bapak bilang, ia akan menjawabnya setelah bertemu dengan Mas. Duh, aku jadi deg-deg-an, Mas. Jangan-jangan Bapak tidak setuju lagi," ujar Padma lesu. Rasanya baru kemarin ia meminta izin ayahnya untuk menikah dengan Dimas dan ditolak. Jangan-jangan kali ini keinginannya juga tidak akan dikabulkan."Jangan berpikir yang tidak-tidak dulu ah. Mungkin ayahmu tidak yakin dengan niatku. Makanya ia belum memberi jawaban langsung. Ayahmu takut kamu jatuh ke lubang yang sama dua kali." Tirta menghibur Padma yang galau."Mungkin juga ya, Mas." Padma mendecakkan lidah."Ya sudah. Daripada kita menduga yang tidak-tidak, aku temui saya ayahmu. Doakan agar aku berhasil meyakinkan ayahmu ya, Sayang?" Tirta mengelus sekilas puncak kepala Padma."Sayang... sayang... nanti kedengaran orang lain, Mas. Malu. Kita bukan abege lagi," sungut Padma."Biar saja. Aku memang sayang

  • Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati   58. Usaha Tidak Menghianati Hasil.

    "Yes, berhasil!"Padma meninju-ninju udara tatkala timbangannya menunjukkan angka enam puluh tiga kilogram. Itu artinya ia berhasil memangkas berat badannya sebanyak lima kilogram lagi. Pantas saja beberapa bajunya sudah terasa longgar. Padahal baru dua bulan yang lalu ia membelinya. Diet ketat dan olahraga konsistennya selama tiga minggu ini telah membuahkan hasil. Ia memang sengaja diet ketat agar saat pernikahannya nanti, ia bisa tampil manglingi."Ya, masuk saja," seru Padma tatkala mendengar suara ketukan pintu. Kepala Nunik nongol di ambang pintu."Udah, Mbak. Nggak usah ditimbang lagi. Akhir-akhir ini aku merasa Mbak Padma makin langsing." Nunik masuk ke dalam kamar. Pandangannya tercurah pada kosmetik yang berjajar rapi di meja rias. Padma sekarang memang suka berdandan."Semua hal itu harus ada pembuktiannya, Nik. Tidak bisa main rasa-rasa saja. Makanya diciptakanlah timbangan. Supaya angkanya signifikan." Padma turun dari timbangan."Yang pasti angka Mbak turun 'kan? Bukan h

  • Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati   59. Curiga.

    Baru saja memasuki parkiran rumah sakit, Padma mendecakkan lidah. Ia mengenali mobil Dimas yang terparkir di sebelahnya. Padma berdoa dalam hati. Semoga saja ia tidak bertemu dengan Dimas di dalam sana. Setelah memasuki pintu utama rumah sakit Padma segera berjalan ke arah lift. Ia kemudian menekan angka empat. Karena di lantai empat-lah Rena dirawat. Rena adalah salah satu anak buahnya. Di dalam lift, ponselnya bergetar. Padma buru-buru mengangkat telepon saat memindai nama Tirta di layarnya."Ya, Mas?""Kamu jadi menjenguk Rena, Ma?""Jadi dong, Mas. Ini aku sudah berada dalam lift.""Oke. Aku juga sebentar lagi sampai. Meeting dengan Mr. Harris batal. Beliau mendadak sakit. Jadi aku menyusul saja ke sana ya?""Oke, Mas. Aku tutup dulu teleponnya ya. Sampai jumpa di ruangan Melati 157." "Oke, Sayang. Tadi di kantor kita baru saja berpisah. Tapi sekarang aku sudah rindu berat.""Kamu jadi perayu ulung sekarang ya, Mas? Sudah ya, aku tutup teleponnya. Seperti anak abege saja." Sambi

  • Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati   60. Ricuh!

    "Apa maksud kalian berdua? Kok kalian bisa mengatakan tidak mirip? Kalau tidak mirip bapaknya, jadi mirip siapa? Mirip tetangga?" Bu Nursyam mencak-mencak. Ia emosi karena cucunya dikatakan tidak mirip dengan sang putra."Eh, bukan begitu maksud saya, besan. Andika ini tentu saja mirip dengan Dimas. Hanya saja lebih mirip lagi dengan ibunya." Bik Painah menjelaskan dengan suara tergagap. "Lebih mirip katamu? Lebih mirip dari mana? Hidung anakmu itu yang nampak hanya lubangnya saja. Sementara Andika, hidungnya mancung begini. Masa Andika kamu bilang lebih mirip dengan anakmu?" Bu Nursyam benar-benar mengamuk. Ia tidak terima kalau gen cucunya dikatakan lebih mirip dengan Puspita. Padma meringis. Kalau mau bicara jujur, apa yang dikatakan oleh Bik Painah itu benar. Terlepas dari masalah hidung, Andika memang sedikit lebih mirip dengan Puspita. Lebih mirip lagi dengan Faiz alias kembaran. Mancungnya Andika ini tampak khas karena di pertengahan tulang hidung sedikit membengkok. Type hid

Bab terbaru

  • Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati   98. Akhir Bahagia (End)

    Lima bulan kemudian."Gue heran lo tetap bisa cantik paripurna begini meski sedang hamil gede ya, Ma? Nggak kayak gue dulu. Hidung gue jadi cutbray dan pipi juga jadi baggy." Wilma mengamati Padma yang tengah makan empek-empek dengan lahap. Dari kemarin, sahabatnya ini mengidam empek-empek, makanya mereka membawa Padma ke gerai ini karena empek-empeknya terkenal enak."Bukan main istilah lo, Wil. Hidung cutbray, pipi baggy. Itu bentuk wajah atau model celana?" Padma terkekeh."Kalo gue sih, hidung dan pipi baik-baik aja. Mekar-mekar dikit lah. Yang parah cuma leher sama ketek gue. Kayak dakian parah euy. Gue gosok-gosok pake scrub, kagak ngaruh. Malu banget gue sama laki gue. Takut dipikir gue jorok." Ririn turut membagi pengalamannya."Kalo gue sih, semua aman sentosa sejahtera. Cuma, badan gue membengkak kayak gajah. Gue naik berat badan 24 kilogram, sodara-sodara. Berasa jadi Hulk setiap kali gue hamil." Yesi meringis mengingat masa-masa di kala hamil besar."Eh, lo tahu nggak kaba

  • Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati   97. Saling Serang.

    "Kalau Ibu selama ini punya salah padamu, Ibu minta maaf ya, Padma. Tapi tolong, jangan penjarakan Tari. Karena saat ini hanya dialah satu-satunya harapan kami. Tari adalah tulang punggung keluarga, karena Dimas... ya, begitulah." Bu Nursyam menghela napas berat. Masalah tidak ada henti-hentinya membombardir keluarganya akhir-akhir ini. Maka dari itu, hari ini ia menebalkan muka dan diam-diam menemui Padma di kediaman orang tuanya."Di penjara atau tidaknya Tari, itu bukan wewenang saya, Bu. Para penyidiklah yang memutuskannya," Padma memberi jawaban diplomatis."Betul. Memang bukan wewenangmu. Tapi kalau kamu mencabut laporan atas Tari, kasus akan dianggap selesai, bukan?" bujuk Bu Nursyam lagi."Ibu salah lagi. Bukan saya yang melaporkan Tari, tapi pihak rumah sakit. Jadi, yang berhak mencabut ataupun melanjutkan perkara adalah pihak rumah sakit, bukan saya," ucap Padma dingin."Ya, kalau begitu kamu tinggal minta pihak rumah sakit untuk mencabut gugatan. Kan yang mengadu pada pihak

  • Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati   96. Marahnya Orang Sabar.

    Lestari memegangi dadanya. Telinganya berdenging. Ia panik! Jangan-jangan Padma telah mengetahui kecurangannya."Saya... boleh meminta minum, tidak, Mbak?" pinta Lestari terengah. Ia harus berpikir tenang sebelum bertindak."Tentu saja. Mas, tolong ambilkan air dingin untuk Dek Tari. Ingat ya, Mas. Yang dingin, biar hati Dek Tari bisa adem," sindir Padma. Lestari makin pucat. Sepertinya Padma benar-benar telah mengetahui kecurangannya."Ini, silakan diminum." Tirta menuangkan segelas air dingin dari water jug. Sedari tadi ia diam sambil berjaga-jaga. Ia takut Padma membahayakan dirinya sendiri saat membalas dendam pada Lestari. Padma sedang hamil muda, dan untuk itu, ia harus siap siaga dalam segala situasi.Tanpa perlu disuruh dua kali, Lestari meneguk minumannya dengan rakus. Setelahnya, ia menarik napas panjang beberapa kali untuk menstabilkan emosinya. Setelah merasa lebih tenang, barulah ia bersuara."Mengapa Mbak ingin mensomasi rumah sakit? Apa yang sudah mereka lakukan pada Mb

  • Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati   95. Menjebak Penghianat.

    Selama menunggu Lestari tiba, Padma mengumpulkan tiga lembar hasil lab yang dulu ia terima dari petugas lab di rumah sakit. Ia juga melampirkan satu lembar hasil lab terakhir yang ia terima dari Lestari lima tahun yang lalu. Total ada empat lembar hasil lab di tangannya. Sebelum melakukan tes kesuburan, ia memang sudah lebih dulu melakukan tes hormon, uji ovarium dan ovulasi, serta histerosalpingografi.Hasil ketiga tes ini bagus sekali. Menurut dokter Nastiti, kesehatan reproduksinya normal-normal saja. Hanya hasil tes kesuburannya saja yang sangat buruk. Waktu itu ia putus asa melihat hasilnya, makanya ia tidak kembali lagi ke praktik dokter Nastiti untuk membicarakan soal hasil tes kesuburannya. Ia sudah pasrah menerima nasibnya."Aku tidak menyangka kalau kamu masih menyimpan hasil-hasil lab bertahun lalu, Ma." Tirta yang baru datang dari dapur mendekati Padma. Di tangannya ada segelas susu hangat yang sengaja ia siapkan untuk istri tercintanya. "Minum dulu susunya, Sayang. Supay

  • Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati   94. Menanti Balas Dendam.

    "Kalian silakan ke rumah sakit dulu. Kasihan Dika sedang sakit." Melihat keadaan Padma yang tidak stabil, Tirta mengalihkan pembicaraan. "Iya, kami permisi dulu, Pak Tirta, Bu Padma." Puspita dan Bik Painah buru-buru kembali ke rumah sakit."Antar aku ke rumah Dek Tari sekarang, Mas. Aku akan meminta penjelasannya. Anak itu sungguh tidak tahu diuntung!" Padma benar-benar tidak terima dibodohi oleh Lestari."Iya, nanti kita menemui Lestari bersama-sama. Setelah kita pulang, makan dan istirahat. Sekarang kita masuk ke mobil dulu," bujuk Tirta."Aku mau sekarang, tidak mau nanti!" Padma tidak bersedia menunggu. Tirta tidak mengatakan apa pun. Ia membuka pintu mobil dan membantu Padma masuk ke dalam. Sejurus kemudian mobil pun melaju membelah jalan. Sekitar sepuluh menit berkendara, Tirta membelokkan mobilnya. "Lho, kok belok? Rumah Lestari itu di Jalan Thamrin, Mas. Lurus saja." Padma memberitahu alamat rumah Lestari kepada Tirta."Padma, nanti saja kita ke rumah Lestari-nya ya? Kamu i

  • Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati   93. Pengakuan.

    "Kamu butuh uang untuk membawa Dika ke rumah sakit, Pita?" tanya Padma hati-hati."Iya, Bu. Dika sudah dua hari ini demam tinggi. Saya tidak bisa membawanya berobat karena tidak punya biaya." Dengan menebalkan muka Puspita berterus terang pada Padma. Demi anak, ia bersedia menjilat ludahnya sendiri, meski pernah sesumbar bahwa ia tidak akan pernah memohon lagi pada Padma.Padma bertukar pandang dengan Tirta. Ketika melihat anggukan samar sang suami, Padma pun melaksanakan niatnya. Ia membuka tas dan mengeluarkan ponsel."Nomor rekeningmu yang lama masih aktif tidak, Pita?""Masih, Bu," jawab Puspita sambil menunduk. Ia tidak punya keberanian untuk sekadar menatap wajah mantan majikannya. Padma memanglah sebenar-benarnya orang baik."Saya sudah mengirimkan sejumlah uang untukmu. Saya kira cukup untuk biaya pengobatan Dika. Saya permisi dulu ya, Pita. Semoga Dika segera sembuh." Padma mendekati Dika dan mengelus sayang pipi montok Dika dalam buaian Puspita, yang memang terasa panas."Eh

  • Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati   92. Menuai Karma.

    "Saya tidak bersalah, Pak Polisi. Semua itu terjadi karena ketidaksengajaan. Saya sama sekali tidak bermaksud melukai Ratna," jawab Erina sambil menangis tersedu-sedu.""Anda menusuk perut seseorang dengan pisau buah dan Anda menyebutnya sebuah kecelakaan?!" bentak sang juru periksa."Ya karena memang kecelakaan, Pak Polisi. Saya tidak menusuk Ratna. Dia sendiri yang menerjang ke arah saya," Erina kembali sesenggukan."Jangan menangis terus! Setelah petentengan berani melukai orang, jangan bersikap seperti ayam sayur. Sekarang jawab pertanyaan saya. Kalau Anda tidak bermaksud untuk menyerang, lantas untuk apa Anda menghunus pisau?" cecar sang juru periksa."Untuk menakut-nakuti Herman, Pak Polisi. Dia... sudah jahat pada saya. Saya hanya ingin menggertak Herman saja. Bukan benar-benar ingin membunuhnya. Percayalah Pak Polisi." Dengan ekspresi memelas, Erina merangkapkan kedua tangan di dada, berusaha meyakinkan sang juru periksa kalau dirinya tidak bersalah."Herman bilang ia tidak

  • Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati   91. Kena Batunya!

    "Rin, kamu baru pulang praktek bukan? Sebaiknya kamu istirahat saja. Kamu tadi bilang kalau kamu tidak enak badan." Bu Della memberi kode pada Erina. Naluri keibuannya mengatakan bahwa ada sesuatu yang telah dilakukan Erina di belakangnya. Naluri seorang ibu juga yang membuatnya ingin melindungi sang putri. "I... iya, Bu. Pasien ramai sekali hari ini. Energiku rasanya terserap habis." Erina menangkap kode yang diisyaratkan sang ibu."Tunggu sebentar, Rin. Temani kami dulu di sini. Ada bagian lain yang belum kamu lihat." Tirta menahan Erina yang sudah berdiri dari duduknya. "A... apa itu, Tir?" Erina kian nervous. Perasaannya tidak enak. Ia merasa akan terjadi sesuatu."Untungnya aku sudah mengetahui siapa orang yang telah melakukan kejahatan ini," ucap Tirta lamat-lamat. Kali ini lebar wajah Erina berubah pucat. Ia tidak bisa menyembunyikan ketakutannya lagi. "Siapa orangnya, Tir?" tanya Pak Ahmad penasaran. "Aku permisi dulu." Erina mencondongkan tubuhnya ke depan. Siap untuk mel

  • Mantan Istriku Kembali Cantik Setelah Kukhianati   90. Merencanakan Siasat.

    "Bu, nanti biar aku saja yang menghidangkan makanan dan minuman kecilnya ya?" Erina keluar dari kamar dengan senyum semringah. Herman baru saja meneleponnya. Herman bilang, Tirta akan ikut dengan kedua orang tuanya ke sini. Tirta suntuk sendirian di apartemen. Sudah tiga hari ini Padma menginap di rumah orang tuanya. Mendapat kabar baik ini ia sangat bahagia. Ini adalah kesempatan baginya untuk mempengaruhi Tirta. Dulu Tirta pasti akan mencarinya jikalau ia sedang galau. Ternyata sekarang pun seperti itu. Tirta masih membutuhkannya rupanya."Tumben. Apa kamu tidak capek?" Bu Della melirik anak gadisnya. Tidak biasanya Erina rajin seperti ini. Biasanya setiap kali pulang praktek, Erina akan langsung beristirahat. "Capek, sih, Bu. Tapi tidak apa-apa. Sudah lama aku tidak bertemu dengan Tirta.""Tirta? Yang mau ke sini itu Pak Yono dan Bu Nani, Rin. Bukan Tirta.""Tapi Tirta ikut kok, Bu. Herman yang bilang. Kayaknya Tirta ribut dengan Padma. Sudah tiga hari Padma menginap di rumah ora

DMCA.com Protection Status