Share

24. Trauma Tirta.

Padma memandangi kepadatan lalu lintas dengan tatapan kosong. Sungguh, ia masih merasa tidak enak dengan Erina apalagi Ninis. Tuduhan Ninis tadi mencuil harga dirinya.

"Kamu kenapa bengong melulu dari tadi? Tidak nyaman saya setiri?" Tirta melirik Padma yang duduk melamun di sampingnya. Perjalanan sudah hampir berjalan lima belas menit. Namun tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Padma. Ia terus membisu dengan tatapan lurus ke depan.

"Tidak kok, Mas. Aku hanya merasa tidak enak pada Ninis saja," aku Padma terus terang.

"Kamu ini kebanyakan tidak enaknya jadi orang. Tadi dengan Erina. Dan sekarang dengan Ninis. Berhenti terus memikirkan perasaan orang lain, Padma. Bisa sakit kuning nanti kamu lama-lama." Tirta melirik Padma sekilas, sebelum kembali berkonsentrasi berkendara.

"Bukan begitu, Mas. Aku takut nanti Ninis menduga hal yang tidak-tidak terhadapku," terang Padma.

"Hal yang tidak-tidak itu apa misalnya?"

"Yah... misalnya Ninis jadi menduga kalau Mas menolaknya karena
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status