Share

Bab 2

Penulis: Chelsea
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Ayah benar, aku nggak akan pernah bisa menghangatkan hati Alvin. Aku tahu aku salah, aku mau pulang."

Suara serak Janet terdengar dari ruang tamu yang kosong.

Keluarga Colia adalah orang terkaya di kota tetangga dan merupakan keluarga medis.

Kakek Janet berbisnis dan nenek Janet adalah profesor bedah jantung yang terkenal. Keduanya adalah pasangan ideal.

Janet mempelajari kedokteran dengan neneknya sejak dia masih kecil. Neneknya mengatakan bahwa dia adalah seorang jenius dan ditakdirkan untuk berprestasi di bidang ini.

Kakek neneknya membuka jalan bagi masa depannya, ayahnya menyiapkan harta yang tak terhitung jumlahnya untuk dia wariskan dan ibunya mengatakan dia bisa menjadi gadis kecil selamanya.

Tapi, dia meninggalkan segalanya demi Alvin dan mengubah dirinya menjadi menyedihkan seperti ini.

Saat itu, dia merasa bahwa dia adalah seorang pejuang cinta yang pemberani, dengan penampilan yang heroik.

Sekarang ketika memikirkannya lagi, otak dia benar-benar bermasalah.

Janet menarik napas, lalu naik ke atas untuk mandi, berganti pakaian dan merias wajah tipis.

Dia membawa pergi semua barang yang ada kaitannya dengan dia.

Ada lukisan matahari terbenam yang tergantung di dinding belakang sofa ruang tamu, yang dia gambar bersama dengan Alvin.

Janet berdiri di depannya, menyentuhnya dengan lembut dengan ujung jari sembari mengenang saat dia menikah dengan bahagia.

Hasni mengatakan bahwa Alvin bersedia menikahinya, tapi tanpa pesta pernikahan.

Janet tidak keberatan, yang penting dia bisa menikah dengan Alvin, pesta pernikahan itu tidak penting.

Setelah mendengar ini, ayah Janet sangat marah dan mengatakan bahwa dia tidak tahu bagaimana menjaga keanggunan sebagai wanita. Kalau dia terburu-buru untuk menikah, cepat atau lambat dia akan terjatuh dengan parah.

Janet menahan kesedihannya dan menurunkan lukisan itu. Dia menghancurkannya dengan kasar dan membuangnya ke tempat sampah.

Kejatuhan ini hampir mencabut separuh hidupnya dan sekarang dia menyesal.

Mulai sekarang, yang dia inginkan hanyalah kelancaran.

Janet meletakkan perjanjian cerai yang diberikan Alvin padanya pada malam pernikahan di atas meja kopi.

"Alvin, ini sesuai keinginanmu. Kudoakan kamu bahagia."

Setelah menutup pintu vila, Janet berbalik dan melihat Pagani ungu tua milik dia yang diparkir di depan pintu.

Seorang pemuda keluar dari mobil. Dia tersenyum dan bercanda, "Nona Janet, apakah kamu akhirnya bersedia meninggalkan kuburanmu ini?"

"Cepat juga kamu datangnya." Janet berjalan mengitari bagian depan mobil dan duduk di kursi pengemudi.

Yacob adalah pengikut kecil Janet. Saat masih kecil, Yacob nakal dan hampir tenggelam di kolam renang. Janet-lah yang menyelamatkannya dan sejak itu dia selalu mengikuti Janet dan bersedia disuruh-suruh Janet tanpa penyesalan.

"Tentu saja, aku sudah menunggu hari ini selama tiga tahun!"

Janet merasa sedih setelah memasang sabuk pengamannya, dia bertanya, "Kalian semua beranggapan aku akan kalah dalam pernikahan ini?"

Yacob memandang Janet dengan hati-hati, keheningan mewakili jawabannya.

Mata Janet yang berbentuk almond pun sedikit meredup.

Alvin, seluruh dunia memberitahuku agar tidak mencintaimu, tapi aku tetap memaksakan cintaku padamu.

Memikirkan hal ini, Janet merasa sangat sakit di hatinya.

Dia memegang kemudi dengan satu tangan, memasukkan persneling dengan tangan lainnya, menginjak pedal gas dan mobil pun melaju dengan keras.

Pagani ungu tua itu melaju kencang di jalan, seolah melampiaskan amarahnya.

Tak lama kemudian, mobil berhenti di depan sebuah salon tato. Janet turun dari mobil dan masuk, diikuti oleh Yacob.

"Rogi, buat tato ini." Janet menyerahkan iPad kepada pria di sebelahnya.

Itu adalah pola kupu-kupu yang unik, indah dan hidup.

"Mau ditato di mana?" tanya Rogi Niken pada Janet.

Janet melepas mantelnya, memperlihatkan gaun suspender hitam. Kulitnya seputih salju dan bentuk tubuhnya sangat bagus.

Di bahu kanan Janet, ada bekas luka yang dalam.

"Ini ...." Rogi terkejut.

Sebelum Janet menjawab, Yacob berkata lebih dulu, "Nona masih muda, sembrono dan cuek, ini gara-gara menyelamatkan seorang bajingan."

Rogi langsung mengerti, itu demi Alvin.

Janet menyukai Alvin saat itu dan itu benar-benar diketahui seluruh dunia, cintanya penuh semangat.

Kecuali Alvin, tidak ada seorang pun yang layak bagi dia untuk mempertaruhkan nyawanya.

Janet berbaring di tempat tidur dan berkata dengan tenang, "Nggak perlu menggunakan anestesi, langsung mulai saja."

Rogi membuka mulutnya dan ingin mengatakan itu akan menyakitkan, tapi dia tetap mendengarkan permintaan Janet.

Janet memang keras kepala dan keinginannya tidak bisa dihentikan oleh orang lain.

Kalau tidak, dia tidak akan jatuh separah itu karena Alvin.

"Luka ini sangat dalam."

"Aku nggak tahu kamu punya bekas luka di punggungmu. Kamu benar-benar berkorban terlalu banyak untuk orang itu. Apa imbalannya?" tanya Rogi dengan prihatin.

Janet memejamkan mata dan ingatannya kembali ke empat tahun lalu.

Alvin diculik dan para penculik menginginkan nyawanya. Janet mengikuti dia sendirian untuk menunda kejadian tersebut.

Setelah Janet ditemukan, para penculik pun menjadi mesum dan memintanya untuk menukarkan dirinya dengan Alvin, dia pun setuju.

Dia berkelahi dengan penculik dan ditusuk dari belakang. Penculik mengetahui bahwa dia adalah Nona Besar Keluarga Colia dan kalau dia kembali hidup-hidup, mereka tidak akan bisa hidup, jadi mereka berniat membunuhnya. Mereka mengikat dia, menggantungkan batu di tubuhnya dan melemparkannya ke laut!

Air laut menenggelamkannya, dia terus tersedak air, tubuhnya terjatuh dan perasaan tercekik muncul.

Sejak itu, dia tidak pernah berani berenang lagi.

Punggungnya terasa sakit sehingga Janet menggigit bibir bawahnya.

Menutupi bekas luka adalah menghapus bukti bahwa dia pernah mencintai Alvin.

Alasan tidak menggunakan anestesi adalah agar dia mengingat rasa sakitnya secara mendalam.

Mulai sekarang, dia hanya ingin hidup untuk diri sendiri.

....

Di rumah sakit.

Alvin sedang duduk di samping tempat tidur sambil mengupas apel, tiba-tiba dia mendengar suara lembut wanita di ranjang rumah sakit yang berkata, "Alvin, kenapa kita nggak putus saja ...."

Alvin mendongak untuk melihat dia dan berkata tanpa amarah, "Apa yang kamu bicarakan?"

"Janet sangat mencintaimu, aku nggak mau menyakiti Janet." Quinn mendengus, air mata pun mengalir di pipinya.

Alvin mengerutkan kening, kata-kata Janet bergema di telinganya. Alvin, kita bercerai saja.

Dia masih merasa tidak nyata ketika Janet ingin bercerai.

Mungkinkah dia ingin menggunakan metode kasar ini untuk membuktikan bahwa dia tidak mendorong Quinn ke kolam renang?

"Aku akan ajak dia untuk meminta maaf padamu nanti." Alvin memberikan Quinn sepotong apel yang sudah dikupas sambil berkata dengan nada datar.

Wajah Quinn dipenuhi kesedihan dan rasa kasihan. Dia menggigit bibir dan tidak menjawab.

"Kubilang aku akan bertanggung jawab padamu jadi aku pasti akan menikahimu." Alvin mengangkat tangan dan dengan lembut mengusap rambut Quinn, sebagai isyarat agar Quinn tidak terlalu banyak berpikir.

Mendengar suaranya, Quinn mengangguk patuh dan merasa puas di hatinya, tapi juga membenci Janet.

Sungguh tak tahu malu, Janet terus menguasai posisi sebagai istri Alvin!

Alvin merasa galau, jadi dia membuat alasan dan pergi, "Aku masih ada urusan di perusahaan, aku datang lagi nanti."

Quinn melihat punggung Alvin, keluhan di matanya perlahan menghilang.

Dia menundukkan kepalanya, giginya bergemertak penuh kebencian saat teringat Janet.

Janet, apa untungnya mempertahankan pria yang tidak mencintaimu?

Alvin keluar dari rumah sakit dan menerima panggilan telepon dari Jimmy Dame.

Salah satu dari Empat Keluarga Besar Kota Yune, Direktur Grup Dame. Mereka tumbuh bersama dan memiliki hubungan yang sangat baik.

Suara laki-laki itu terdengar malas dan sedikit bercanda, "Bagaimana kondisi pujaan hatimu?"

Alvin membuka pintu dan masuk ke dalam mobil, lalu berbicara dengan nada tenang, "Quinn baik-baik saja."

"Itu sudah pasti, semua orang di rumah itu turun untuk menyelamatkannya, apa yang bisa terjadi padanya?" Jimmy bertanya lagi sambil tersenyum menggoda, "Bagaimana dengan istrimu?"

Alvin mendengus dingin dan menjawab dengan meniru nada suara Jimmy, "Apa yang bisa terjadi padanya?"

Jimmy langsung berkata dengan semangat, "Alvin, aku yang menyelamatkan istrimu. Tanpa aku hari ini, dia akan mati tenggelam di kolam renang!"

Mendengar itu, Alvin mengerutkan kening. Penampilan menyedihkan Janet terlintas di benaknya dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengencangkan cengkeramannya pada kemudi.

Tapi, dia segera mendapatkan kembali ketenangannya, "Apakah kamu bercanda? Dia bahkan berani menyelam ke laut dalam. Bagaimana kolam renang bisa menenggelamkannya?"

"Berpura-pura? Nggak terlihat seperti itu. Kemampuan akting dia sangat bagus." Jimmy menghela napas dan berkata tanpa daya, "Janet benar-benar kejam dan bengis. Apa dia nggak tahu Quinn trauma dengan air karena menyelamatkan kamu dari penculikan? Dia benar-benar berani melakukannya."

Yang lain tidak tahu, tapi Jimmy tahu.

Alasan Alvin harus menikah dengan Quinn adalah karena Quinn menyelamatkannya saat dia diculik.

Quinn menyelamatkan nyawanya jadi dia harus melindungi Quinn selama sisa hidupnya.

Saat Alvin mendengar itu, dia merasa gelisah, seolah ada sesuatu yang perlahan hilang. Dia berkata dengan suara rendah, "Kalau nggak ada hal lain, kumatikan dulu."

"Apakah kamu akan pergi ke Bar SK malam ini?"

"Nggak."

Setelah mengatakan itu, Alvin menutup panggilan teleponnya.

Dia melihat lampu merah di depannya dan kata-kata Jimmy terngiang-ngiang di telinganya.

"Alvin, aku yang menyelamatkan istrimu. Tanpa aku hari ini, dia akan mati tenggelam di kolam renang!"

Alvin mengerutkan keningnya dan memikirkan perkataan Janet barusan.

"Alvin, aku juga takut air."

Alvin mengerucutkan bibir dan merasakan keraguan di hatinya. Kenapa Janet takut air?

Alvin menginjak pedal gas dan tanpa sadar mobil melaju menuju vila.

Alvin turun dari mobil, membuka pintu dan berteriak dengan marah, "Janet."

Dia mengganti sepatu dengan sandal dan melintasi koridor hingga mencapai ruang tamu tetapi tidak melihat Janet.

Dulu, ketika dia pulang, Janet akan berlari menuruni tangga atau sibuk di dapur dengan sangat bahagia.

Hari ini, vila itu sangat sepi.

Alvin naik ke atas, membuka pintu kamar tidur dan hendak menelepon Janet, tapi ternyata kamar tidurnya bersih.

Alvin tertegun, ruang ganti bahkan kosong.

Kedua sikat gigi di kamar mandi kini yang tersisa hanya milik Alvin.

Janet ... sudah pergi?

Bab terkait

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 3

    Alvin tidak percaya, dia mencari di semua tempat yang mungkin akan didatangi Janet.Taman belakang, ruang belajar, ruang pemutaran film .... Bukan hanya Janet yang tidak bisa ditemukan, bahkan barang-barang Janet pun sudah tidak ada lagi.Rak buku di ruang belajar sudah tiada lagi buku-buku kedokteran yang sering dibaca Janet.Alvin jarang pulang ke sini dan sekarang setelah Janet pergi, rumah ini terasa seperti belum pernah ditinggali dan tidak ada kehangatan sama sekali.Alvin berjalan turun dengan langkah berat dan memperhatikan bahwa area di belakang sofa itu kosong. Napasnya tercekat saat melihat lukisan rusak yang dibuang ke tempat sampah.Setelah menikah dengannya, Janet selalu mengajaknya pergi berbelanja. Dia sibuk dengan pekerjaan dan muak dengan Janet, jadi dia menolak berulang kali.Hari itu adalah hari ulang tahun Janet, Janet pergi ke perusahaan untuk mencarinya dan bertanya, "Alvin, bisakah kamu merayakan ulang tahunku? Kalau kamu sibuk, setengah jam juga nggak masalah."

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 4

    Janet memandang pria yang menariknya pergi dan merasa sedikit linglung.Dia melakukan hal yang sama tahun itu, memegang tangannya dan melarikan diri dari kejaran orang-orang itu.Kalau Alvin memperlakukannya dengan buruk saat itu, dia mungkin tidak akan mencintai Alvin sedalam ini. Biarpun harus putus hubungan dengan keluarganya, dia bersikeras menikah dengan Alvin.Tapi, kenapa dia ada di sini? Apa yang sedang dia lakukan sekarang?Mungkinkah Alvin cemburu karena melihatnya berselingkuh dengan pria lain?Tapi, tak lama kemudian, Janet membuang pemikiran itu.Alvin tidak punya hati. Alvin tidak pernah mencintainya, jadi mana mungkin cemburu?Janet didorong ke kamar mandi, dia mabuk dan sedikit lemah.Alvin menekannya ke tepi wastafel dengan wajah dingin. Alvin membelakangi cahaya kamar mandi sehingga raut wajahnya kabur, tapi tidak sulit untuk melihat betapa tampannya dia."Janet, kita belum bercerai!" Dia mengatakan ini dengan gigi terkatup.Punggung Janet menempel di wastafel dan tat

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 5

    Malam harinya, di lantai 33 Hotel Santika.Perjamuan sedang berlangsung, pemandangan malam Kota Yune yang ramai tidak terhalang melalui jendela besar sepanjang dinding.Diiringi alunan musik piano yang merdu, Janet bersandar malas di depan bar, dia menggoyangkan gelas anggur merah di tangannya karena merasa bosan sambil melihat sekeliling dengan matanya yang menawan.Mata serakah para pria di ruangan itu terpaku pada tubuhnya, mereka ingin memulai percakapan, tapi tidak berani.Hari ini dia mengenakan rok tali hitam panjang dengan beberapa lipatan di ujung gaun, memperlihatkan betisnya yang indah.Rok panjang itu tergantung longgar di tubuhnya, menonjolkan lekuk tubuhnya dengan sempurna. Rambut keritingnya tergerai dan tato kupu-kupu dia terlihat samar, benar-benar memesona.Ponsel berdering, Janet menunduk, itu pesan teks.Tarman, "Apakah kamu sudah pergi ke pesta?"Janet menghela napas dan membalas pesan itu, "Ya."Tarman menjemputnya tadi malam dan saat dia mabuk, Tarman menipunya u

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 6

    Aula menjadi kacau, orang-orang meletakkan gelas anggur mereka dan berkumpul untuk mencari tahu."Sudah panggil ambulans?""Kapan ambulans bisa datang? Kalau terjadi sesuatu pada Pak Lagos di sini, Keluarga Hans nggak akan ampuni kita!"Janet mendongak dan melihat pria berusia sekitar lima puluh tahun itu terbaring di lantai dengan wajah pucat.Janet melihat jam. Butuh waktu lima belas menit berkendara dari tempat itu ke rumah sakit kota dan saat itu macet.Kalau menunggu ambulans datang, mungkin akan terlambat.Tak ada pengurus hotel yang datang untuk menyelesaikan masalah tersebut. Melihat kondisi pria tersebut semakin parah, Janet yang mempelajari medis sejak kecil pun merasa khawatir.Janet mengerutkan kening dan melangkah maju, "Biar kulihat."Mata sekelompok orang itu langsung tertuju pada Janet."Bisakah kamu rawat? Nggak ada yang nggak tahu Keluarga Colia adalah keluarga medis, tapi hanya kamu yang nggak mempelajari keterampilan medis apa pun!"Tidak tahu siapa yang berbicara,

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 7

    Itu tidak lain adalah Janet!Quinn terjatuh ke lantai, Alvin segera melangkah maju untuk memapahnya.Janet berlutut, dia segera melepaskan ikatan dasi Pak Lagos dengan jari-jarinya yang ramping dan indah lalu membuangnya ke samping.Quinn menggelengkan kepalanya ke arah Alvin. Dia memandang Janet sambil mengerutkan kening dan bertanya, "Janet, apa yang kamu lakukan? Apa kamu bisa obati?"Orang-orang di sekitar juga tercengang."Nona Quinn bahkan nggak bisa obati. Bagaimana dia sebagai pecundang bisa obati?""Terhadap orang sopan seperti Pak Lagos, dia ternyata membuka kancing baju Pak Lagos di tempat seperti ini. Apa sebenarnya yang dipikirkan Janet?"Mendengar semua orang mulai memarahi Janet, Quinn mengerucutkan bibirnya dan berkata dengan lembut, "Jangan karena semua orang mengkritik kamu lalu kamu ingin pamer.""Janet, semua orang di Keluarga Colia memanjakanmu, tapi sekarang bukan waktunya kamu bermain-main di rumah, kalau dia meninggal ...." Quinn menjadi semakin cemas saat berbi

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 8

    Pria itu kaget dan berkata dengan cepat, "Aku, aku hanya bercanda, apakah kamu menganggapnya serius?""Kuanggap serius, kenapa nggak? Aku adalah orang yang sangat serius sejak kecil." Janet mengambil gelas anggur di sampingnya dan menyesap anggur.Teringat Alvin yang melindungi Quinn, menggendong Quinn dan segala hal yang Alvin lakukan pada Quinn, dia merasa marah dan kesal.Apakah dia memang lebih buruk dari Quinn? Apa kekurangan dia?Kenapa Alvin selalu menganggapnya sebagai duri?"Janet, kenapa kamu begitu picik? Pantas saja Alvin nggak menyukaimu!"Janet mendongak, menyebut Alvin seolah menyentuh luka dia.Bagaimana mungkin mereka berani mengkritik dia picik?Kalau saja dia tidak bisa menyelamatkan Pak Lagos tadi, ucapan mereka akan berbeda!Kalau dia memohon pada mereka untuk melepaskan dia, apakah mereka bersedia?Tidak akan, mereka hanya akan menginjak-injak martabatnya dengan lebih gila lagi dan mendorongnya ke dalam jurang!Kalau begitu, kenapa bilang dia picik?Janet membanti

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 9

    Jantung Janet tiba-tiba berdetak kencang dan pupil matanya menyusut tajam. Dia tidak percaya kata-kata itu keluar dari mulut Alvin.Bukankah dia tidak pernah mengakui pernikahan mereka?Alvin melihat keterkejutan di mata Janet dan merasa kesal.Kenapa Janet begitu terkejut ketika dia mengatakan dia adalah suami Janet?Yohanes menunjuk mereka berdua dengan raut wajah bertanya-tanya, "Kalian adalah suami istri?"Janet langsung menatap Yohanes, dia menyesal sudah menipu Yohanes.Yohanes memandang mereka berdua, matanya yang besar dipenuhi keanehan dan kekecewaan. Dia merasa sedang dipermainkan oleh kedua orang itu dan tidak mendapatkan rasa hormat yang pantas.Tapi, untuk Janet, dia punya motif egois."Janet, aku sangat mengagumimu. Aku nggak akan bertanya tentang urusanmu. Kalau kamu membutuhkan bantuanku, aku bersedia."Dia sangat tulus.Ketulusan inilah yang membuat Janet semakin merasa bersalah.Selain keluarganya, sepertinya dia sudah lama tidak diperhatikan seperti ini oleh siapa pu

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 10

    Alvin sangat terkejut dengan jawaban Janet.Dia memiliki hubungan terbaik dengan neneknya, neneknya menyayanginya seolah-olah dia adalah cucu kandungnya.Setiap kali Alvin melakukan kesalahan kecil, Nenek akan langsung membela dia. Nenek bahkan pergi ke perusahaan beberapa kali untuk memarahinya dengan sengit!Dia bilang dia tidak akan pergi ke pesta ulang tahun Nenek? Tentu saja Alvin tidak percaya."Janet, kejadian mendorong Quinn ke kolam renang sudah berakhir." Dia sedikit mengernyit, tapi nadanya masih bisa diterima."Apa maksudmu dengan sudah berakhir? Sudah berakhir, bukankah itu berarti memang akulah yang dorong dia?" Janet segera membalas.Alvin tidak ingin terlalu memikirkan masalah ini. Matanya penuh kekesalan, "Bisa tolong jangan membuat masalah?"Janet menatapnya dengan kecewa.Alvin masih berpikir bahwa dia sedang merajuk.Janet menundukkan kepalanya, tersenyum tak berdaya dan berkata dengan nada mencela diri sendiri, "Selama bertahun-tahun aku menikah denganmu, selain na

Bab terbaru

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 100

    "Janet, orang baru di polo kita. Kalian saling berkenalan."Di departemen, Letia menyesap air, meletakkan cangkirnya, lalu menatap Janet.Rambut Janet dijepit. Dia mengenakan kemeja merah muda dan jas putih, terlihat sangat santai dan murni.Semua orang di departemen bertepuk tangan untuk menyambutnya, tapi Zihan meliriknya dan berkata, "Pak Direktur selalu memasukkan vas ke departemen kita. Apakah satu masih belum cukup?"Kata-kata itu terdengar kemudian pintu dibuka dan Quinn berdiri di depan pintu.Zihan melirik Quinn dan mengusap pelipisnya, merasakan sakit kepala yang parah.Tidak masalah kalau ada satu vas, ini datang vas lainnya! Apakah tidak ada kuota dokter di polinya?Janet memandang Quinn dengan tenang. Tapi, saat Quinn tidak begitu ramah papanya."Menurut aturan poli kita, apakah pendatang baru harus mentraktir makan?!" Tiba-tiba seseorang bertanya."Itu harus. Seorang rekan baru datang ke poli. Ayo makan bersama!"Janet mendongak dan melihat semua orang sangat antusias, ja

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 99

    Semua orang mengenakan jas putih dan mereka semua tampak bersemangat. Pemimpinnya adalah seorang wanita berusia tiga puluhan. Dia adalah kepala ahli bedah jantung yang bertugas di Departemen Bedah Jantung Rumah Sakit Dwitama setahun yang lalu. Dia itu dingin dan sangat ahli, dijuluki iblis wanita, Letia Quro.Inilah guru yang selanjutnya akan diikuti Janet.Letia sedang memeriksa rekam medis dan kebetulan melihat Janet. Janet mengangguk, "Dokter Letia."Letia bersenandung dan berkata, "Kamu baru di sini 'kan? Tunggu aku di kantor."Setelah mengatakan itu, dia terus berjalan pergi, tidak ragu sedikit pun.Rombongan besar bergerak maju dan Janet berdiri diam di dinding, memperhatikan semua orang pergi.Beberapa dokter magang di belakang memandang Janet dan berbisik, "Bukankah ini Nona besar Keluarga Colia?""Janet yang satu-satunya payah di Keluarga medis Keluarga Colia, apakah itu dia?""Ya, itu dia. Kudengar dia tak tahu apa-apa .... Dia masuk sekolah kedokteran melalui koneksi dan sek

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 98

    "Alvin, Janet?"Suara Quinn tiba-tiba terdengar dari belakang.Janet dan Alvin menoleh bersama. Mereka melihat Quinn mengenakan jas putih dan memegang secangkir kopi di tangannya.Ekspresi wajah Quinn menjadi kaku selama beberapa detik dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggigit bibirnya. Pantas saja dia tidak bisa menghubungi Alvin pagi-pagi. Ternyata dia menemani Janet ke rumah sakit.Apa artinya ini, apakah dia enggan melepaskan mantannya?"Apakah aku mengganggu kalian?" Quinn bertanya dengan getir.Alvin segera menjelaskan kepada Quinn, "Nggak. Ini luka di pesta ulang tahun beberapa hari yang lalu, aku menemaninya mengganti perban."Janet menatap Alvin dan mau tidak mau memarahinya di dalam hatinya sebagai bajingan yang menginjak dua perahu.Quinn tersenyum, jelas merasa tidak senang, tapi tetap tersenyum dan berkata, "Untung Janet membantuku hari itu, kalau nggak ....""Dia berbohong padamu," kata Janet tegas, menyela Quinn.Alvin langsung menatap Janet, matanya sedikit

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 97

    Simon tidak pergi.Semakin Janet menolak, semakin Alvin enggan melepaskannya."Duduklah dengan tenang." Dia mengingatkan dengan dingin, lalu menginjak pedal gas.Mobil sport itu melaju pergi, tampak pamer pada Simon.Janet sangat marah sehingga dia terpaksa mengirimi Simon pesan teks untuk meminta maaf.Simon menjawab dengan sopan, "Nggak apa-apa, aku datang terlambat."Melihat pesan tersebut, Janet semakin merasa bersalah.Simon benar-benar stabil secara emosional dan orang seperti itu sangat cocok menjadi pasangannya.Tapi, hatinya sulit mencintai orang lain.Janet pun melirik ke arah Alvin.Dia mengemudi dengan wajah cemberut. Mungkin karena tatapan Janet sedikit lebih fokus, itu membuatnya menoleh ke arah Janet.Janet segera melihat ke luar jendela, hatinya kacau, ujung jarinya terjalin entah kenapa dan dia ingin rasanya mengikatnya menjadi simpul.Hubungannya dengan Alvin seakan menemui jalan buntu saat ini.Mobil berhenti di depan rumah sakit.Alvin membukakan pintu mobil untukny

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 96

    Janet menatap kosong saat Alvin berjalan mengitari bagian depan mobil dan masuk.Apakah dia mengancam Janet?Bukankah dialah yang khawatir tidak bisa bercerai? Kapan menjadi Janet?Lucu sekali!Simon berdiri di samping mobil, memandang Alvin dengan mata bingung. Setelah beberapa saat, dia bersandar di depan mobil dengan tangan terlipat di dada dan tersenyum tak berdaya.Sebenarnya dia mencintai Janet atau tidak?Janet memandang Alvin di kursi pengemudi dan tahu bahwa bersikap keras tidak akan efektif pada Alvin. Dia berencana menggunakan cara lembut.Jadi, dia mengangkat sudut mulutnya, tersenyum cerah dan berkata dengan wajah serius, "Pak Alvin, aku menghargai kebaikanmu. Tapi, Simon sudah datang, aku nggak bisa membiarkan dia pergi dengan kecewa. Aku malu 'kan?"Alvin mendongak dan menatap mata almond Janet yang indah.Dia paling cantik saat tersenyum, bagaikan angin sepoi-sepoi yang menggelitik hati."Kalau begitu kamu nggak sungkan untuk membiarkan aku pergi dengan frustrasi?" Dia

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 95

    Janet mendongak dan melihat mobil Simon. Simon duduk di dalam mobil dan memperhatikan mereka dengan tenang.Segera, Simon keluar dari mobil dan berjalan menuju mereka.Janet bergerak dua langkah ke samping, menjaga jarak dari Alvin.Gerakan mundur inilah yang membuat hati Alvin sakit."Janet, apa aku terlambat?" tanya Simon bercanda."Nggak." Dia belum terlambat, Alvin yang sampai lebih dulu."Kalau begitu, bolehkah aku menemani kamu ke rumah sakit untuk konsultasi lanjutan?"Janet mengangguk dan berkata dengan tegas, "Oke."Setelah itu, dia hendak mengikuti Simon.Alvin kembali menggenggam pergelangan tangan Janet, kali ini lebih kuat dari sebelumnya.Di bawah pohon beringin, sinar matahari pagi menembus dahan dan menimpa ketiga orang itu samar-samar.Alvin menunduk, memandangi pergelangan tangan Janet yang gemetar dan mau tak mau jakunnya bergulir. Suaranya rendah dan tenang, "Kamu yakin ingin pergi bersamanya?"Janet memandang Alvin.Dia kebetulan mendongak dan mata mereka bertemu.

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 94

    "Alvin, untuk apa kamu datang?" Janet menatap orang di depannya, matanya dipenuhi keraguan.Wajah Alvin tanpa ekspresi, "Kamu nggak menyambutku?"Terlihat dari perubahan ekspresi Janet yang tidak hanya tidak ramah, tapi juga sangat tidak bahagia. Apakah dia kecewa melihat alvin dan bukan melihat Simon?Kali ini, Gania bertanya dari dalam, "Janet, ada apa?""Nggak apa-apa, Simon datang, aku pergi!" kata Janet sambil meraih lengan Alvin dan berjalan keluar.Alvin mengerutkan kening, menatap wajah cantik Janet yang tidak memerah saat berbohong dan bertanya, "Apakah aku Simon?""Kalau kamu nggak takut dipukuli oleh ayahku dengan sapu, katakan saja siapa kamu!" Janet menatap Alvin dengan jijik.Alvin, "...."Tarman memang bisa melakukan hal seperti ini.Janet mendorong Alvin keluar pintu sebelum melepaskannya, "Untuk apa kamu datang lagi?""Sudah tiga hari. Aku antar kamu ke rumah sakit untuk mengganti perban."Dia tidak mengizinkan Simon mengajak Janet mengganti perban.Semua orang di ruma

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 93

    Dia memulai dengan Nenek, mungkin karena gaya praktik medisnya agak mirip dengan Nenek. Bagaimanapun, Janet tumbuh bersama Nenek.Lanah bingung. Murid perempuan?Dia tidak akan pernah menerima murid seumur hidupnya! Satu-satunya yang ingin dia terima adalah Janet, tapi Janet tidak patuh dan tidak mau belajar kedokteran dengannya!Itu benar-benar membuatnya kesal."Lamos, apakah kamu lupa bahwa aku nggak pernah menerima murid?" Lanah bertanya dengan wajah cemberut.Lamos tertegun karena teringat hal ini."Lalu ...." Lamos mengangkat kepalanya dan tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat ke arah Janet."Halo, Paman Lamos." Janet tersenyum dan akhirnya punya peluang menyapa.Lamos memandang Janet. Janet ini ... sangat mirip dengan gadis hari ini.Mungkinkah itu Janet?Biarpun dunia luar menyebut Janet adalah sampah medis. Tapi, dia tahu Janet tidak sederhana!Tapi, suara Janet berbeda dengan suara orang itu. Suara orang itu jelas lebih kasar.Memikirkan hal ini, Lamos mengeluarkan bebe

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 92

    "Nggak usah, aku bisa pergi sendiri!" Janet menolak Simon."Lebih baik kutemani, itu saja." Simon menutup telepon tanpa memberi Janet kesempatan lagi untuk menolak.Janet tidak berdaya. Dia meletakkan ponselnya dan menyadari bahwa dia masih ditarik oleh Alvin."Pak Alvin, nggak sopan kalau memegang tanganku lebih lama lagi." Dia mengingatkan Alvin dengan ramah.Mereka mantan istri dan mantan suami, kenapa masih saling pegang sana sini? Apa pantas?Kalau Quinn melihatnya, dia akan menangis lagi dan merasa tidak puas."Apakah kamu benar-benar berencana untuk bersama Simon?" Alvin berkata dengan nada kesal."Urus saja dirimu, kenapa kamu urus aku?" Janet menepis tangan Alvin dengan jijik.Kenapa mantan suaminya begitu bawel?"Janet, dia bukan orang baik!" Alvin mengingatkannya dengan baik.Janet tersenyum, "Aku sudah mencintai pria terjahat di dunia, apa aku perlu khawatir Simon bukan orang baik?"Alvin tersedak.Apakah dia orang paling jahat di dunia?"Urus saja dirimu!" Setelah itu, Jan

DMCA.com Protection Status