Share

Bab 6

Author: Chelsea
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Aula menjadi kacau, orang-orang meletakkan gelas anggur mereka dan berkumpul untuk mencari tahu.

"Sudah panggil ambulans?"

"Kapan ambulans bisa datang? Kalau terjadi sesuatu pada Pak Lagos di sini, Keluarga Hans nggak akan ampuni kita!"

Janet mendongak dan melihat pria berusia sekitar lima puluh tahun itu terbaring di lantai dengan wajah pucat.

Janet melihat jam. Butuh waktu lima belas menit berkendara dari tempat itu ke rumah sakit kota dan saat itu macet.

Kalau menunggu ambulans datang, mungkin akan terlambat.

Tak ada pengurus hotel yang datang untuk menyelesaikan masalah tersebut. Melihat kondisi pria tersebut semakin parah, Janet yang mempelajari medis sejak kecil pun merasa khawatir.

Janet mengerutkan kening dan melangkah maju, "Biar kulihat."

Mata sekelompok orang itu langsung tertuju pada Janet.

"Bisakah kamu rawat? Nggak ada yang nggak tahu Keluarga Colia adalah keluarga medis, tapi hanya kamu yang nggak mempelajari keterampilan medis apa pun!"

Tidak tahu siapa yang berbicara, kemudian sekelompok orang itu mulai berisik.

"Betul! Ini nyawa manusia. Kalau Pak Lagos dirawat dia, bukankah sama saja dengan mendorong Pak Lagos ke api?"

"Kalau terjadi sesuatu pada Pak Lagos, apakah kamu bisa bertanggung jawab? Ini bukan permainan anak-anak!"

"Kita nggak bisa membiarkan dia mengobati Pak Lagos, suruh dia keluar!"

Kerumunan itu ribut, seperti serangan yang direncanakan dan suara keraguan memenuhi telinga Janet.

Janet didorong menjauh tanpa sempat menyentuh pasien itu.

"Tapi, kita nggak bisa menunggu lagi!" Janet mengerutkan kening.

"Walaupun dia akan mati, juga nggak perlu wanita tak berguna sepertimu untuk menyelamatkan dia!"

Suara wanita itu tajam dan bahu Janet didorong.

Walaupun dia akan mati, juga tidak perlu Janet selamatkan.

Kata-kata ini menusuk hati Janet seperti pisau, menyebabkan dia langsung tenang.

Janet terhuyung mundur dua langkah dan kerumunan segera menghentikannya.

Dia melihat wajah-wajah bermusuhan itu, hatinya mati rasa.

Tak berguna?

Wanita cantik tanpa kemampuan?

Saat tumbuh dewasa, kapan keterampilan medisnya dipertanyakan orang?

Dia hanya tidak tampil di depan umum selama tiga tahun, kenapa reputasinya menjadi begitu buruk?

"Aku seorang dokter, aku saja!"

Suara ini sangat tegas dan menarik perhatian semua orang dalam sekejap.

Itu tidak lain adalah Quinn.

Kerumunan di sekitar langsung heboh, "Itu Nona Quinn! Pak Lagos bisa diselamatkan, dia ahli bedah jantung!"

"Sungguh luar biasa, Nona Quinn bersedia membantu di saat kritis! Persis seperti yang diberitakan di berita, dia adalah wanita cantik berhati baik!"

Quinn seperti dokter ajaib yang dikirim dari surga, seluruh tubuhnya dipenuhi aura dan sekelompok orang langsung menjunjungnya.

Sebagai perbandingan, tindakan Janet yang terburu-buru tidak ada gunanya. Sebaliknya, dia malah dicerca orang, semua orang berteriak dan mengutuknya.

Quinn berjongkok di samping Pak Lagos dan mengambil pil penyelamat jantung yang bekerja cepat di sakunya lalu memerintahkan, "Tolong bubar, jangan terlalu dekat."

"Apakah keluarga pasien ada di sini? Riwayat kesehatan apa lagi yang dimiliki pasien selain penyakit jantung?" Quinn bertanya pada berkeliling, tapi tidak ada yang menjawab.

"Asisten Pak Lagos baru saja pergi karena ada urusan, ponselnya nggak bisa dihubungi!"

Quinn tidak peduli lagi, dia memberikan pil penyelamat jantung itu kepada Pak Lagos dan melakukan resusitasi jantung.

Banyak orang terkenal yang datang ke jamuan makan hari ini. Acara seperti ini adalah kesempatan sempurna bagi Quinn untuk memamerkan kemampuannya.

Dia harus membuktikan kepada Keluarga Gunner bahwa dia tidak kalah dari Janet dan dia harus menikah dengan Alvin.

Waktu berlalu dan semua orang menjadi cemas.

Kening Alvin semakin berkerut, tidak tahu dia mengkhawatirkan Pak Lagos atau Quinn.

Saat semua orang menahan napas, seseorang berseru, "Dia bergerak! Dia bergerak!"

Pria itu menggerakkan jarinya beberapa kali dan perlahan membuka matanya, wajahnya masih pucat.

Quinn bertanya pelan, "Pak Lagos, bagaimana kondisimu? Apakah kamu merasa lebih nyaman?"

Pria itu mengerutkan kening dan menutupi dadanya dengan satu tangan.

Quinn segera berkata, "Ambulans akan segera tiba, kamu aman sekarang!"

Begitu dia selesai berbicara, terdengar tepuk tangan meriah di tempat tersebut, diikuti dengan pujian.

"Ambulans belum datang. Aku nggak berani membayangkannya kalau nggak ada Nona Quinn!"

"Nona Quinn benar-benar luar biasa, nggak seperti orang tertentu ...."

"Dia berasal dari keluarga medis, tapi masuk universitas lewat kenalan. Beraninya dia mengobati Pak Lagos dalam keadaan seperti ini, dia nggak tahu betapa payahnya dia!"

Pak Lagos menutup matanya dengan lemah dan menggerakkan mulutnya, dia tidak mampu berbicara.

Quinn berasumsi bahwa jantung dia belum sepenuhnya normal sehingga tidak memperhatikan.

Dia berdiri, menatap mata kagum semua orang, lalu menatap Alvin.

Mata Alvin lembut, itu merupakan pengakuan besar baginya.

Janet diam, dia tidak peduli dengan sanjungan mereka pada Quinn dan penghinaan mereka pada dirinya.

Di mana pun ada orang, di situ ada masalah. Keluarga Lark juga merupakan salah satu dari Empat Keluarga Besar, pasti ada orang yang ingin menjilat mereka.

Lagi pula, apa yang mereka katakan tentang masuk fakultas kedokteran melalui kenalan memang benar.

Tapi ....

Janet memandang Quinn, matanya semakin dingin.

Apakah orang yang masuk lewat kenalan itu benar-benar Janet?

Mata Quinn menatap Janet dengan sekilas, dia berkata dengan sedikit merasa bersalah, "Terima kasih atas pengakuan kalian terhadapku. Faktanya, Janet juga sangat hebat."

"Dia? Kalau aku seorang pasien, aku nggak akan mempercayakan diriku padanya!"

"Dengar itu pemikiran Nona Quinn, aku lebih menyukai Nona Quinn!"

"Nona Quinn, boleh minta informasi kontak kamu?"

Alvin yang terdiam pun tiba-tiba berbicara dengan nada dingin, "Jangan mencoba mengincar pacarku."

Orang-orang di sekitar saling memandang dan tersenyum, "Lihat itu, Pak Alvin melindunginya."

Quinn tersipu sejenak dan dengan malu-malu berkata, "Alvin ...."

Alvin mengacak-acak rambutnya dengan tatapan lembut.

Mata Janet berangsur-angsur meredup, lalu dia menunduk dan merasa sesak dadanya.

Dia tidak sedih dipertanyakan dan diserang oleh mereka.

Tapi, Alvin berulang kali mengakui Quinn sebagai wanita Alvin di hadapannya, itu lebih sengsara daripada membunuhnya.

Dia tidak berani membayangkan betapa mesranya mereka berdua di luar.

Quinn tersenyum tipis, biarpun biasanya dia menarik perhatian karena statusnya sebagai nona Keluarga Lark.

Tapi, hari ini perasaan saat dia menjadi pusat perhatian berkat kemampuan sendiri sangatlah berbeda.

Saat bersama Janet sebelumnya, Janet selalu mencuri perhatian. Dia selalu menjadi pajangan yang digunakan untuk memperindah Janet.

Waktunya benar-benar berbeda sekarang.

Quinn akan menyambut era kejayaannya!

Quinn memandang Janet, dengan sedikit kekejaman yang tak terlihat di matanya.

Dia akan merampas semuanya dari Janet!

Di bawah pujian silih berganti, Pak Lagos yang sudah membaik tiba-tiba mulai kejang.

"Ih! Sepertinya ada yang nggak beres dengan Pak Lagos! Nona Quinn, lihat dia!"

Mata semua orang kembali tertuju pada Pak Lagos. Bukan hanya ada yang salah dengan dia, dia bahkan tampak lebih buruk daripada saat pingsan tadi!

Quinn segera melangkah maju, napas Pak Lagos jelas terlihat sesak.

Eh ....

Quinn tiba-tiba merasa bingung. Apakah ini komplikasi jantung? Atau dia sedang mengalami masalah pernapasan?

"Apa yang kamu makan tadi?" Quinn bertanya pada Pak Lagos.

Pria itu menutupi lehernya dengan satu tangan, dengan ekspresi kesakitan di wajahnya.

Quinn tidak mengerti, jadi dia terus memeriksa, dia panik dan kehilangan ketenangan.

Manajer lobi berteriak, "Ada kecelakaan mobil di jembatan, ambulans nggak bisa lewat! Kita antar Pak Lagos ke rumah sakit!"

Janet mendongak dan melihat kondisi Pak Lagos, lalu melihat jam.

Dia menarik seorang pelayan yang lewat dan meminjam pena yang ada di dadanya.

"Nona Quinn, kamu bisa atau nggak?" Seseorang bertanya pada Quinn.

Quinn mendongak dan menemukan orang-orang di sekitarnya masih memandangnya dengan kagum.

Pada saat ini, biarpun tidak mampu, dia harus memaksakan diri.

"Biar aku periksa lagi." Dia jelas-jelas gugup dan kata-katanya bergetar.

Biarpun seorang ahli bedah jantung, dia mengakui bahwa beberapa tahun terakhir ini pikirannya tertuju pada Alvin, dia sama sekali tidak belajar dengan giat.

Quinn menduga Pak Lagos makan sesuatu dan tersedak.

Tapi, dia tidak berani bertindak dengan gegabah. Begitu sesuatu terjadi pada Pak Lagos di tangannya, masa depan dia akan hancur.

Dia tidak bisa mempertaruhkan reputasinya.

Tepat ketika suasana sedang mencekam, Quinn tiba-tiba ditabrak menjauh.

Suara wanita yang dingin terdengar, "Minggir!"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sunarti Al Hidayah Palebon
lanjutkan dong keren ini penasaran bener... ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 7

    Itu tidak lain adalah Janet!Quinn terjatuh ke lantai, Alvin segera melangkah maju untuk memapahnya.Janet berlutut, dia segera melepaskan ikatan dasi Pak Lagos dengan jari-jarinya yang ramping dan indah lalu membuangnya ke samping.Quinn menggelengkan kepalanya ke arah Alvin. Dia memandang Janet sambil mengerutkan kening dan bertanya, "Janet, apa yang kamu lakukan? Apa kamu bisa obati?"Orang-orang di sekitar juga tercengang."Nona Quinn bahkan nggak bisa obati. Bagaimana dia sebagai pecundang bisa obati?""Terhadap orang sopan seperti Pak Lagos, dia ternyata membuka kancing baju Pak Lagos di tempat seperti ini. Apa sebenarnya yang dipikirkan Janet?"Mendengar semua orang mulai memarahi Janet, Quinn mengerucutkan bibirnya dan berkata dengan lembut, "Jangan karena semua orang mengkritik kamu lalu kamu ingin pamer.""Janet, semua orang di Keluarga Colia memanjakanmu, tapi sekarang bukan waktunya kamu bermain-main di rumah, kalau dia meninggal ...." Quinn menjadi semakin cemas saat berbi

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 8

    Pria itu kaget dan berkata dengan cepat, "Aku, aku hanya bercanda, apakah kamu menganggapnya serius?""Kuanggap serius, kenapa nggak? Aku adalah orang yang sangat serius sejak kecil." Janet mengambil gelas anggur di sampingnya dan menyesap anggur.Teringat Alvin yang melindungi Quinn, menggendong Quinn dan segala hal yang Alvin lakukan pada Quinn, dia merasa marah dan kesal.Apakah dia memang lebih buruk dari Quinn? Apa kekurangan dia?Kenapa Alvin selalu menganggapnya sebagai duri?"Janet, kenapa kamu begitu picik? Pantas saja Alvin nggak menyukaimu!"Janet mendongak, menyebut Alvin seolah menyentuh luka dia.Bagaimana mungkin mereka berani mengkritik dia picik?Kalau saja dia tidak bisa menyelamatkan Pak Lagos tadi, ucapan mereka akan berbeda!Kalau dia memohon pada mereka untuk melepaskan dia, apakah mereka bersedia?Tidak akan, mereka hanya akan menginjak-injak martabatnya dengan lebih gila lagi dan mendorongnya ke dalam jurang!Kalau begitu, kenapa bilang dia picik?Janet membanti

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 9

    Jantung Janet tiba-tiba berdetak kencang dan pupil matanya menyusut tajam. Dia tidak percaya kata-kata itu keluar dari mulut Alvin.Bukankah dia tidak pernah mengakui pernikahan mereka?Alvin melihat keterkejutan di mata Janet dan merasa kesal.Kenapa Janet begitu terkejut ketika dia mengatakan dia adalah suami Janet?Yohanes menunjuk mereka berdua dengan raut wajah bertanya-tanya, "Kalian adalah suami istri?"Janet langsung menatap Yohanes, dia menyesal sudah menipu Yohanes.Yohanes memandang mereka berdua, matanya yang besar dipenuhi keanehan dan kekecewaan. Dia merasa sedang dipermainkan oleh kedua orang itu dan tidak mendapatkan rasa hormat yang pantas.Tapi, untuk Janet, dia punya motif egois."Janet, aku sangat mengagumimu. Aku nggak akan bertanya tentang urusanmu. Kalau kamu membutuhkan bantuanku, aku bersedia."Dia sangat tulus.Ketulusan inilah yang membuat Janet semakin merasa bersalah.Selain keluarganya, sepertinya dia sudah lama tidak diperhatikan seperti ini oleh siapa pu

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 10

    Alvin sangat terkejut dengan jawaban Janet.Dia memiliki hubungan terbaik dengan neneknya, neneknya menyayanginya seolah-olah dia adalah cucu kandungnya.Setiap kali Alvin melakukan kesalahan kecil, Nenek akan langsung membela dia. Nenek bahkan pergi ke perusahaan beberapa kali untuk memarahinya dengan sengit!Dia bilang dia tidak akan pergi ke pesta ulang tahun Nenek? Tentu saja Alvin tidak percaya."Janet, kejadian mendorong Quinn ke kolam renang sudah berakhir." Dia sedikit mengernyit, tapi nadanya masih bisa diterima."Apa maksudmu dengan sudah berakhir? Sudah berakhir, bukankah itu berarti memang akulah yang dorong dia?" Janet segera membalas.Alvin tidak ingin terlalu memikirkan masalah ini. Matanya penuh kekesalan, "Bisa tolong jangan membuat masalah?"Janet menatapnya dengan kecewa.Alvin masih berpikir bahwa dia sedang merajuk.Janet menundukkan kepalanya, tersenyum tak berdaya dan berkata dengan nada mencela diri sendiri, "Selama bertahun-tahun aku menikah denganmu, selain na

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 11

    Di vila, Janet datang untuk mengambil cincin itu.Dia memasukkan kata sandi dan menunggu pintu terbuka, tapi dia mendengar suara mekanis, kata sandinya salah.Janet mendongak dan melirik ke pintu unit untuk memastikan bahwa itu adalah vila Alvin.Dia memasukkan kata sandi lagi, tapi tetap saja salah.Apakah kata sandi telah diubah?Saat ketiga kalinya kata sandi dinyatakan salah, sidik jari tidak bisa digunakan dan kunci elektronik mengirimkan alarm, Janet mengkonfirmasi tebakannya, kata sandi sudah diubah.Alvin memang Alvin, dia beraksi cepat.Betapa bencinya Alvin pada dia, betapa Alvin tidak ingin dia muncul di sini lagi?Dia baru pergi selama dua hari dan Alvin sudah mengganti kata sandinya.Janet mengeluarkan ponselnya dan hendak menelepon Alvin.Pintu tiba-tiba terbuka dan suara familier terdengar dari dalam, "Janet?"Janet berbalik dan melihat Quinn yang mengenakan kemeja putih pria. Saat melihat ke bawah, kaki bagian bawahnya telanjang, mulus dan ramping.Pipi Quinn saat ini m

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 12

    Janet menyaksikan Alvin meraih pergelangan tangan Quinn dan meninggalkannya.Perasaan terjatuh dan tidak berbobot sangat jelas, hati dia langsung dipenuhi keputusasaan.Alvin tidak pernah memilih dia, biar hanya satu kali pun, biarpun dia juga berada dalam bahaya."Janet!" Quinn berseru dengan berpura-pura baik.Janet berhenti di sudut tangga, dia merasa tercekik oleh rasa sakit di tubuh dan jantungnya.Dia perlahan mengangkat kepalanya, dia melihat Alvin dan Quinn memandangnya dari atas.Rasa malu, putus asa dan penderitaan tidak cukup untuk menggambarkan suasana hatinya saat ini.Tangganya tidak tinggi, dia tidak akan jatuh hingga mati. Tapi, itu menghancurkan seluruh ketegaran dia.Alvin menatap Janet, matanya penuh rasa jijik dan tidak bisa menahan untuk tidak memaki, "Kamu dorong Quinn ke kolam renang beberapa hari yang lalu, kesehatannya belum pulih sepenuhnya. Kamu memukulnya lagi hari ini dan mencoba untuk mendorongnya jatuh dari tangga. Janet, kamu sangat kejam!"Mata Janet be

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 13

    Gedung Grup Gunner.Begitu Alvin tiba di kantor, Yison menyapanya, "Pak Alvin, Nona Quinn nggak enak badan, dia sudah diantar ke rumah sakit.""Video pengawasan vila yang kamu minta sudah dikirim ke email kamu."Alvin mengiakan, lalu menarik kursi dan duduk. Dia segera membuka kotak surat di komputernya.Saat melihat file video tersebut, entah kenapa, tangannya tiba-tiba berhenti.Suara gemetar Janet terdengar di telinganya."Alvin, sudah berapa kali, kamu hanya memvonisku tanpa menyelidikinya. Apakah kamu takut kekasihmu nggak perhatian seperti yang terlihat atau kamu takut salah menuduhku?"Tangan Alvin mencengkeram mouse dengan erat dan sesaat dia merasa bersalah saat melihat dokumen itu.Apakah dia salah menuduh Janet?Janet begitu jahat sehingga dia bisa melakukan kejahatan apa pun. Dia hanya berpura-pura menyedihkan saja!Memikirkan hal ini, Alvin membuka video tersebut.Dia memilih untuk mempercayai Quinn tanpa syarat.Tapi, setelah melihat videonya, ekspresinya perlahan berubah

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 14

    Malam harinya, di Taman Sinsa.Restoran yang antik, tenang dan elegan.Janet datang terlambat, dia memegang kipas lipat dan mengenakan kebaya berkancing hijau. Dia mendorong pintu ruangan, orang-orang di dalamnya yang sedang minum teh dan mengobrol pun langsung berdiri.Cahaya menyinari tubuhnya dan kulitnya yang mulus sangat menarik. Kebaya dia memiliki belahan yang tinggi, sedangkan kakinya mulus dan ramping.Rambutnya disanggul dengan jepit rambut dan poni menutupi luka di dahinya.Semua orang langsung tercengang."Hei, bukankah ini Nona Janet?" Seorang pria berusia lima puluhan berbicara lebih dulu.Hengky Laskar, sahabat Tarman. Makan malam pribadi hari ini diselenggarakan oleh Hengky dan semua senior terkemuka di dunia bisnis hadir."Nona Janet apa? Ini putri kesayangan Tarman! Luar biasa!" Pria lain mengoreksinya.Janet memandangi ruangan yang penuh dengan orang dan tersenyum tak berdaya.Dia masuk dengan santai, menyapa semua orang satu per satu dan berkata, "Paman, tolong jang

Latest chapter

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 100

    "Janet, orang baru di polo kita. Kalian saling berkenalan."Di departemen, Letia menyesap air, meletakkan cangkirnya, lalu menatap Janet.Rambut Janet dijepit. Dia mengenakan kemeja merah muda dan jas putih, terlihat sangat santai dan murni.Semua orang di departemen bertepuk tangan untuk menyambutnya, tapi Zihan meliriknya dan berkata, "Pak Direktur selalu memasukkan vas ke departemen kita. Apakah satu masih belum cukup?"Kata-kata itu terdengar kemudian pintu dibuka dan Quinn berdiri di depan pintu.Zihan melirik Quinn dan mengusap pelipisnya, merasakan sakit kepala yang parah.Tidak masalah kalau ada satu vas, ini datang vas lainnya! Apakah tidak ada kuota dokter di polinya?Janet memandang Quinn dengan tenang. Tapi, saat Quinn tidak begitu ramah papanya."Menurut aturan poli kita, apakah pendatang baru harus mentraktir makan?!" Tiba-tiba seseorang bertanya."Itu harus. Seorang rekan baru datang ke poli. Ayo makan bersama!"Janet mendongak dan melihat semua orang sangat antusias, ja

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 99

    Semua orang mengenakan jas putih dan mereka semua tampak bersemangat. Pemimpinnya adalah seorang wanita berusia tiga puluhan. Dia adalah kepala ahli bedah jantung yang bertugas di Departemen Bedah Jantung Rumah Sakit Dwitama setahun yang lalu. Dia itu dingin dan sangat ahli, dijuluki iblis wanita, Letia Quro.Inilah guru yang selanjutnya akan diikuti Janet.Letia sedang memeriksa rekam medis dan kebetulan melihat Janet. Janet mengangguk, "Dokter Letia."Letia bersenandung dan berkata, "Kamu baru di sini 'kan? Tunggu aku di kantor."Setelah mengatakan itu, dia terus berjalan pergi, tidak ragu sedikit pun.Rombongan besar bergerak maju dan Janet berdiri diam di dinding, memperhatikan semua orang pergi.Beberapa dokter magang di belakang memandang Janet dan berbisik, "Bukankah ini Nona besar Keluarga Colia?""Janet yang satu-satunya payah di Keluarga medis Keluarga Colia, apakah itu dia?""Ya, itu dia. Kudengar dia tak tahu apa-apa .... Dia masuk sekolah kedokteran melalui koneksi dan sek

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 98

    "Alvin, Janet?"Suara Quinn tiba-tiba terdengar dari belakang.Janet dan Alvin menoleh bersama. Mereka melihat Quinn mengenakan jas putih dan memegang secangkir kopi di tangannya.Ekspresi wajah Quinn menjadi kaku selama beberapa detik dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggigit bibirnya. Pantas saja dia tidak bisa menghubungi Alvin pagi-pagi. Ternyata dia menemani Janet ke rumah sakit.Apa artinya ini, apakah dia enggan melepaskan mantannya?"Apakah aku mengganggu kalian?" Quinn bertanya dengan getir.Alvin segera menjelaskan kepada Quinn, "Nggak. Ini luka di pesta ulang tahun beberapa hari yang lalu, aku menemaninya mengganti perban."Janet menatap Alvin dan mau tidak mau memarahinya di dalam hatinya sebagai bajingan yang menginjak dua perahu.Quinn tersenyum, jelas merasa tidak senang, tapi tetap tersenyum dan berkata, "Untung Janet membantuku hari itu, kalau nggak ....""Dia berbohong padamu," kata Janet tegas, menyela Quinn.Alvin langsung menatap Janet, matanya sedikit

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 97

    Simon tidak pergi.Semakin Janet menolak, semakin Alvin enggan melepaskannya."Duduklah dengan tenang." Dia mengingatkan dengan dingin, lalu menginjak pedal gas.Mobil sport itu melaju pergi, tampak pamer pada Simon.Janet sangat marah sehingga dia terpaksa mengirimi Simon pesan teks untuk meminta maaf.Simon menjawab dengan sopan, "Nggak apa-apa, aku datang terlambat."Melihat pesan tersebut, Janet semakin merasa bersalah.Simon benar-benar stabil secara emosional dan orang seperti itu sangat cocok menjadi pasangannya.Tapi, hatinya sulit mencintai orang lain.Janet pun melirik ke arah Alvin.Dia mengemudi dengan wajah cemberut. Mungkin karena tatapan Janet sedikit lebih fokus, itu membuatnya menoleh ke arah Janet.Janet segera melihat ke luar jendela, hatinya kacau, ujung jarinya terjalin entah kenapa dan dia ingin rasanya mengikatnya menjadi simpul.Hubungannya dengan Alvin seakan menemui jalan buntu saat ini.Mobil berhenti di depan rumah sakit.Alvin membukakan pintu mobil untukny

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 96

    Janet menatap kosong saat Alvin berjalan mengitari bagian depan mobil dan masuk.Apakah dia mengancam Janet?Bukankah dialah yang khawatir tidak bisa bercerai? Kapan menjadi Janet?Lucu sekali!Simon berdiri di samping mobil, memandang Alvin dengan mata bingung. Setelah beberapa saat, dia bersandar di depan mobil dengan tangan terlipat di dada dan tersenyum tak berdaya.Sebenarnya dia mencintai Janet atau tidak?Janet memandang Alvin di kursi pengemudi dan tahu bahwa bersikap keras tidak akan efektif pada Alvin. Dia berencana menggunakan cara lembut.Jadi, dia mengangkat sudut mulutnya, tersenyum cerah dan berkata dengan wajah serius, "Pak Alvin, aku menghargai kebaikanmu. Tapi, Simon sudah datang, aku nggak bisa membiarkan dia pergi dengan kecewa. Aku malu 'kan?"Alvin mendongak dan menatap mata almond Janet yang indah.Dia paling cantik saat tersenyum, bagaikan angin sepoi-sepoi yang menggelitik hati."Kalau begitu kamu nggak sungkan untuk membiarkan aku pergi dengan frustrasi?" Dia

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 95

    Janet mendongak dan melihat mobil Simon. Simon duduk di dalam mobil dan memperhatikan mereka dengan tenang.Segera, Simon keluar dari mobil dan berjalan menuju mereka.Janet bergerak dua langkah ke samping, menjaga jarak dari Alvin.Gerakan mundur inilah yang membuat hati Alvin sakit."Janet, apa aku terlambat?" tanya Simon bercanda."Nggak." Dia belum terlambat, Alvin yang sampai lebih dulu."Kalau begitu, bolehkah aku menemani kamu ke rumah sakit untuk konsultasi lanjutan?"Janet mengangguk dan berkata dengan tegas, "Oke."Setelah itu, dia hendak mengikuti Simon.Alvin kembali menggenggam pergelangan tangan Janet, kali ini lebih kuat dari sebelumnya.Di bawah pohon beringin, sinar matahari pagi menembus dahan dan menimpa ketiga orang itu samar-samar.Alvin menunduk, memandangi pergelangan tangan Janet yang gemetar dan mau tak mau jakunnya bergulir. Suaranya rendah dan tenang, "Kamu yakin ingin pergi bersamanya?"Janet memandang Alvin.Dia kebetulan mendongak dan mata mereka bertemu.

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 94

    "Alvin, untuk apa kamu datang?" Janet menatap orang di depannya, matanya dipenuhi keraguan.Wajah Alvin tanpa ekspresi, "Kamu nggak menyambutku?"Terlihat dari perubahan ekspresi Janet yang tidak hanya tidak ramah, tapi juga sangat tidak bahagia. Apakah dia kecewa melihat alvin dan bukan melihat Simon?Kali ini, Gania bertanya dari dalam, "Janet, ada apa?""Nggak apa-apa, Simon datang, aku pergi!" kata Janet sambil meraih lengan Alvin dan berjalan keluar.Alvin mengerutkan kening, menatap wajah cantik Janet yang tidak memerah saat berbohong dan bertanya, "Apakah aku Simon?""Kalau kamu nggak takut dipukuli oleh ayahku dengan sapu, katakan saja siapa kamu!" Janet menatap Alvin dengan jijik.Alvin, "...."Tarman memang bisa melakukan hal seperti ini.Janet mendorong Alvin keluar pintu sebelum melepaskannya, "Untuk apa kamu datang lagi?""Sudah tiga hari. Aku antar kamu ke rumah sakit untuk mengganti perban."Dia tidak mengizinkan Simon mengajak Janet mengganti perban.Semua orang di ruma

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 93

    Dia memulai dengan Nenek, mungkin karena gaya praktik medisnya agak mirip dengan Nenek. Bagaimanapun, Janet tumbuh bersama Nenek.Lanah bingung. Murid perempuan?Dia tidak akan pernah menerima murid seumur hidupnya! Satu-satunya yang ingin dia terima adalah Janet, tapi Janet tidak patuh dan tidak mau belajar kedokteran dengannya!Itu benar-benar membuatnya kesal."Lamos, apakah kamu lupa bahwa aku nggak pernah menerima murid?" Lanah bertanya dengan wajah cemberut.Lamos tertegun karena teringat hal ini."Lalu ...." Lamos mengangkat kepalanya dan tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat ke arah Janet."Halo, Paman Lamos." Janet tersenyum dan akhirnya punya peluang menyapa.Lamos memandang Janet. Janet ini ... sangat mirip dengan gadis hari ini.Mungkinkah itu Janet?Biarpun dunia luar menyebut Janet adalah sampah medis. Tapi, dia tahu Janet tidak sederhana!Tapi, suara Janet berbeda dengan suara orang itu. Suara orang itu jelas lebih kasar.Memikirkan hal ini, Lamos mengeluarkan bebe

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 92

    "Nggak usah, aku bisa pergi sendiri!" Janet menolak Simon."Lebih baik kutemani, itu saja." Simon menutup telepon tanpa memberi Janet kesempatan lagi untuk menolak.Janet tidak berdaya. Dia meletakkan ponselnya dan menyadari bahwa dia masih ditarik oleh Alvin."Pak Alvin, nggak sopan kalau memegang tanganku lebih lama lagi." Dia mengingatkan Alvin dengan ramah.Mereka mantan istri dan mantan suami, kenapa masih saling pegang sana sini? Apa pantas?Kalau Quinn melihatnya, dia akan menangis lagi dan merasa tidak puas."Apakah kamu benar-benar berencana untuk bersama Simon?" Alvin berkata dengan nada kesal."Urus saja dirimu, kenapa kamu urus aku?" Janet menepis tangan Alvin dengan jijik.Kenapa mantan suaminya begitu bawel?"Janet, dia bukan orang baik!" Alvin mengingatkannya dengan baik.Janet tersenyum, "Aku sudah mencintai pria terjahat di dunia, apa aku perlu khawatir Simon bukan orang baik?"Alvin tersedak.Apakah dia orang paling jahat di dunia?"Urus saja dirimu!" Setelah itu, Jan

DMCA.com Protection Status