Share

Bab 5

Author: Chelsea
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Malam harinya, di lantai 33 Hotel Santika.

Perjamuan sedang berlangsung, pemandangan malam Kota Yune yang ramai tidak terhalang melalui jendela besar sepanjang dinding.

Diiringi alunan musik piano yang merdu, Janet bersandar malas di depan bar, dia menggoyangkan gelas anggur merah di tangannya karena merasa bosan sambil melihat sekeliling dengan matanya yang menawan.

Mata serakah para pria di ruangan itu terpaku pada tubuhnya, mereka ingin memulai percakapan, tapi tidak berani.

Hari ini dia mengenakan rok tali hitam panjang dengan beberapa lipatan di ujung gaun, memperlihatkan betisnya yang indah.

Rok panjang itu tergantung longgar di tubuhnya, menonjolkan lekuk tubuhnya dengan sempurna. Rambut keritingnya tergerai dan tato kupu-kupu dia terlihat samar, benar-benar memesona.

Ponsel berdering, Janet menunduk, itu pesan teks.

Tarman, "Apakah kamu sudah pergi ke pesta?"

Janet menghela napas dan membalas pesan itu, "Ya."

Tarman menjemputnya tadi malam dan saat dia mabuk, Tarman menipunya untuk menghadiri jamuan makan malam ini dan mengatur kencan buta untuknya.

Masalahnya, dia benar-benar setuju dalam kondisi linglung.

Mabuk mudah membuat orang melakukan kesalahan!

"Janet?" Sebuah kalimat bahasa Indonesia yang terpatah-patah tiba-tiba terdengar.

Janet menoleh dan melihat seorang pria asing tampan berambut pirang dan bermata biru.

Mata pria itu berbinar dan dia berkata dengan heran, "Benar-benar kamu?"

Janet juga agak terkejut, "Yohanes? Kenapa kamu ada di sini?"

Asisten Yohanes mau tidak mau bertanya-tanya, "Pak Yohanes dan Nona Janet saling kenal?"

Janet tersenyum. Lima tahun yang lalu ketika dia bepergian ke luar negeri, Yohanes mengalami kecelakaan dan dia menyelamatkannya.

Asistennya menjelaskan, "Yohanes adalah tamu istimewa pada jamuan makan hari ini. Nona Janet mungkin nggak tahu, tapi dia sekarang menjadi investor hebat di luar negeri."

Janet merasa heran, dia tidak percaya Yohanes begitu hebat.

Lima tahun lalu, dia adalah seorang tunawisma yang bahkan tidak punya rumah dan hanya bisa mengemis di luar.

Yohanes melambaikan tangannya, dengan kerendahan hati dan rasa malu seorang pria dewasa, "Aku nggak sehebat itu, berkat Janet waktu itu ...."

Tanpa Janet, dia mungkin sudah mati di bawah jembatan itu.

"Kenapa kamu datang ke Indonesia kali ini?" Janet bertanya dengan sopan.

Yohanes yang hendak menjawab pun tiba-tiba tersenyum dan menunjuk pria yang masuk sambil berkata dengan riang, "Untuk bekerja sama dengan Pak Alvin."

Janet merasa napasnya sesak saat mendengar panggilan tersebut.

Pak Alvin yang paling berkuasa di Kota Yune hanya Alvin Gunner.

Ketika Janet mendongak dan melihat keluar, dia melihat orang yang paling tidak ingin dia temui, Alvin.

Alvin mengenakan setelan rancangan khusus, sosoknya jangkung dan tegap, bahunya lebar dan pinggangnya kecil, dia memiliki proporsi bodi yang sangat bagus.

Begitu memasuki jamuan makan, dia menjadi fokus semua orang. Banyak orang yang datang mengobrol dengannya untuk menunjukkan keakraban, berharap bisa menjalin hubungan dengan Alvin.

Biarpun usianya masih muda, posisinya di industri ini sangat kuat. Bahkan para senior pun harus hormat memanggilnya Pak Alvin.

Di mata Janet, Alvin sempurna dan tidak bisa ditemukan kekurangan apa pun kecuali Alvin tidak mencintainya.

Di sebelahnya berdiri seorang wanita muda berpakaian putih, putri Grup Lark, Quinn.

Keluarga Lark sangat terkemuka dan merupakan salah satu dari Empat Keluarga Besar Kota Yune. Orang tua Quinn sangat menyayangi putri mereka. Quinn memiliki tiga kakak laki-laki dan semua kakaknya sangat menyayangi Quinn.

Janet dan Quinn sudah berteman selama bertahun-tahun, tapi mereka jatuh cinta pada pria yang sama.

Ketika dia tidak bisa mendapatkan cinta, dia juga kehilangan persahabatan.

Dia benar-benar pecundang.

Quinn merangkul lengan Alvin dan keduanya tersenyum satu sama lain, wajah Alvin terlihat melembut.

Kalau menyangkut Quinn, dia selalu bersikap lembut.

Hati Janet tertusuk saat menyaksikan adegan ini.

Setelah bertahun-tahun menikah dengan Alvin, Alvin tidak pernah tersenyum padanya seperti ini.

Sepertinya, pernikahan mereka tidak pernah diakui olehnya.

"Janet, ini Pak Alvin. Dia sangat terkenal. Biar kuperkenalkan padanya." Yohanes menggenggam tangan Janet dan berjalan menuju Alvin.

Janet tertawa, apakah dia masih perlu mengenal Alvin?

Dalam tujuh tahun terakhir, Janet sudah melihat kelembutan dan kehangatannya, sifatnya yang tidak terkendali dan bebas serta kekejaman dan kata-katanya yang kasar.

Dia mengenal Alvin lebih dari siapa pun.

"Hei, Alvin!" panggil Yohanes ke arah Alvin.

Mata Alvin tertuju pada Yohanes, tapi hanya diam sesaat sebelum berpindah ke Janet.

Janet tanpa sadar menatap Alvin.

Secara refleks dia berbalik dan ingin pergi, dia tidak ingin berhadapan dengan Alvin, tapi Yohanes menariknya untuk menemui Alvin.

Alvin menatap gerakan mesra Yohanes yang memegang erat pergelangan tangan Janet dengan tenang.

Janet baru saja mengajukan cerai padanya dan berganti pria setiap hari.

"Janet ternyata juga datang." Quinn terkejut.

"Siapa ini?" Yohanes memandang Quinn dengan heran, "Kudengar Pak Alvin sudah menikah, apakah dia istrimu?"

Mata Janet menjadi suram.

Setelah tiga tahun menikah, dia sang istri bagaikan gelembung, begitu tidak berarti.

Seperti Yohanes, banyak orang yang belum mengetahui bahwa dia adalah istri Alvin, termasuk Alvin sendiri.

Quinn memandang Alvin dengan hati-hati dan merangkul erat lengan Alvin.

Dia terlihat sedikit gugup, seolah sedang menunggu Alvin memberikan identitas padanya.

Alvin memandang Janet dari sudut matanya dan berkata dengan nada dingin, "Hmm."

"Ya ampun, kalian tampan dan cantik, sangat cocok satu sama lain," seru Yohanes sambil menoleh dan bertanya pada Janet sambil tersenyum, "Benar 'kan, Janet?"

Janet mendongak dan menatap mata Alvin yang kelam sambil memegang gelas anggurnya erat-erat.

Di balik penampilannya yang tampak tenang, hati Janet terkoyak parah hingga tidak bisa bernapas.

Dia tidak pernah memperkenalkan Janet kepada siapa pun sebagai istrinya.

Kapan pun dia bertanya alasannya, Alvin selalu menjawab dengan kesal, "Itu hanya sebuah hubungan. Nggak perlu membiarkan seluruh dunia tahu. Itu sangat kekanak-kanakan."

Sekarang kalau dipikir-pikir, bukan tidak perlu, tapi Janet tidak pantas untuk status itu.

Quinn yang mendapat pengakuan Alvin pun terlihat agak malu.

Baru kali ini Alvin mengakui dia sebagai istrinya di depan umum dan yang penting saat ada Janet.

Janet menunduk dan menjawab sambil tersenyum, "Memang pasangan yang cocok."

Mendengar jawaban tersebut, Alvin mengerutkan kening dan perlahan mengepalkan tangannya yang berada di saku celananya.

Alvin teringat pertama kali Janet mengatakan menyukainya, Janet bersumpah dengan matanya yang ceria, "Aku nggak mengizinkan orang lain mengatakan kamu cocok dengan siapa pun. Hanya aku, Janet, yang layak untuk kamu!"

Sekarang, Janet mengakui sambil tersenyum bahwa dia dan Quinn adalah pasangan yang sempurna.

Dia sangat penurut dan patuh, trik apa yang dia mainkan?

"Alvin, ini temanku, Janet." Yohanes memperkenalkan pada Alvin.

Janet menyembunyikan kepahitannya, lalu mengulurkan tangan kanan dan tersenyum pada Alvin, "Halo, Pak Alvin, aku sudah lama mengagumimu."

Alvin mengamati wajah Janet tanpa ekspresi, lagi-lagi kata "Pak Alvin" yang membuatnya jijik.

Untuk pertama kalinya, dia merasakan kekuatan yang mematikan dari Janet.

Dia tersenyum begitu lembut dan indah, tapi saat menatap Alvin, ada pisau tersembunyi di matanya.

Alvin tidak mengulurkan tangan.

Janet tidak mengambil hati, karena ini bukan pertama kalinya Alvin mengabaikannya. Dalam hati Alvin, dia tidak pernah pantas dihormati.

Yohanes tidak menyadari keanehan suasana tersebut, dia memuji Janet tanpa ragu, "Janet adalah wanita paling baik dan terhebat yang pernah aku temui. Aku sangat mengaguminya."

Apalagi saat menatap Janet, sorot mata Yohanes tidak polos.

Alvin melihat ekspresinya, lalu memandang Janet dan tidak bisa menahan senyum.

Janet menjebak Quinn berulang kali, mendorong Quinn ke dalam kolam renang biarpun tahu Quinn takut air.

Apakah wanita seperti itu baik hati?

Ketika dia teringat Janet bisa memesan kamar dengan seorang pria dengan santai di klub malam, dia tidak memiliki kesan yang baik terhadap Janet.

Merasakan sarkasme di mata Alvin, Janet menarik kembali senyumannya, "Yohanes, Pak Alvin sepertinya nggak terlalu menyukaiku. Kalian mengobrol saja, aku nggak mau mengganggu."

Setelah mengatakan itu, Janet berbalik dan pergi.

Dia berjalan dengan malas dan santai, tato kupu-kupu di punggungnya mulai terlihat, seperti aslinya, tapi itu menyakiti mata Alvin.

Yohanes bercanda, "Seharusnya nggak ada seorang pun di dunia ini yang nggak menyukai Janet 'kan? Kecuali orang tersebut buta."

Alvin, "...."

Janet memiliki kebiasaan menonton berita, terutama tentang Alvin.

Janet pasti sudah melihat berita bahwa dia membawa Quinn ke konferensi peluncuran produk baru pagi ini. Tapi, Janet tidak mengiriminya pesan teks atau menelepon.

Mungkinkah Janet benar-benar bersedia mengalah kali ini?

Quinn memperhatikan Alvin dengan cermat. Dia menemukan bahwa Alvin tampaknya tidak terlalu bahagia setelah Janet mengajukan gugatan cerai.

Quinn mau tidak mau merasa khawatir, apakah Alvin mempunyai perasaan terhadap Janet?

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh di aula, "Gawat, Pak Lagos terkena serangan jantung, dia pingsan!"

Related chapters

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 6

    Aula menjadi kacau, orang-orang meletakkan gelas anggur mereka dan berkumpul untuk mencari tahu."Sudah panggil ambulans?""Kapan ambulans bisa datang? Kalau terjadi sesuatu pada Pak Lagos di sini, Keluarga Hans nggak akan ampuni kita!"Janet mendongak dan melihat pria berusia sekitar lima puluh tahun itu terbaring di lantai dengan wajah pucat.Janet melihat jam. Butuh waktu lima belas menit berkendara dari tempat itu ke rumah sakit kota dan saat itu macet.Kalau menunggu ambulans datang, mungkin akan terlambat.Tak ada pengurus hotel yang datang untuk menyelesaikan masalah tersebut. Melihat kondisi pria tersebut semakin parah, Janet yang mempelajari medis sejak kecil pun merasa khawatir.Janet mengerutkan kening dan melangkah maju, "Biar kulihat."Mata sekelompok orang itu langsung tertuju pada Janet."Bisakah kamu rawat? Nggak ada yang nggak tahu Keluarga Colia adalah keluarga medis, tapi hanya kamu yang nggak mempelajari keterampilan medis apa pun!"Tidak tahu siapa yang berbicara,

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 7

    Itu tidak lain adalah Janet!Quinn terjatuh ke lantai, Alvin segera melangkah maju untuk memapahnya.Janet berlutut, dia segera melepaskan ikatan dasi Pak Lagos dengan jari-jarinya yang ramping dan indah lalu membuangnya ke samping.Quinn menggelengkan kepalanya ke arah Alvin. Dia memandang Janet sambil mengerutkan kening dan bertanya, "Janet, apa yang kamu lakukan? Apa kamu bisa obati?"Orang-orang di sekitar juga tercengang."Nona Quinn bahkan nggak bisa obati. Bagaimana dia sebagai pecundang bisa obati?""Terhadap orang sopan seperti Pak Lagos, dia ternyata membuka kancing baju Pak Lagos di tempat seperti ini. Apa sebenarnya yang dipikirkan Janet?"Mendengar semua orang mulai memarahi Janet, Quinn mengerucutkan bibirnya dan berkata dengan lembut, "Jangan karena semua orang mengkritik kamu lalu kamu ingin pamer.""Janet, semua orang di Keluarga Colia memanjakanmu, tapi sekarang bukan waktunya kamu bermain-main di rumah, kalau dia meninggal ...." Quinn menjadi semakin cemas saat berbi

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 8

    Pria itu kaget dan berkata dengan cepat, "Aku, aku hanya bercanda, apakah kamu menganggapnya serius?""Kuanggap serius, kenapa nggak? Aku adalah orang yang sangat serius sejak kecil." Janet mengambil gelas anggur di sampingnya dan menyesap anggur.Teringat Alvin yang melindungi Quinn, menggendong Quinn dan segala hal yang Alvin lakukan pada Quinn, dia merasa marah dan kesal.Apakah dia memang lebih buruk dari Quinn? Apa kekurangan dia?Kenapa Alvin selalu menganggapnya sebagai duri?"Janet, kenapa kamu begitu picik? Pantas saja Alvin nggak menyukaimu!"Janet mendongak, menyebut Alvin seolah menyentuh luka dia.Bagaimana mungkin mereka berani mengkritik dia picik?Kalau saja dia tidak bisa menyelamatkan Pak Lagos tadi, ucapan mereka akan berbeda!Kalau dia memohon pada mereka untuk melepaskan dia, apakah mereka bersedia?Tidak akan, mereka hanya akan menginjak-injak martabatnya dengan lebih gila lagi dan mendorongnya ke dalam jurang!Kalau begitu, kenapa bilang dia picik?Janet membanti

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 9

    Jantung Janet tiba-tiba berdetak kencang dan pupil matanya menyusut tajam. Dia tidak percaya kata-kata itu keluar dari mulut Alvin.Bukankah dia tidak pernah mengakui pernikahan mereka?Alvin melihat keterkejutan di mata Janet dan merasa kesal.Kenapa Janet begitu terkejut ketika dia mengatakan dia adalah suami Janet?Yohanes menunjuk mereka berdua dengan raut wajah bertanya-tanya, "Kalian adalah suami istri?"Janet langsung menatap Yohanes, dia menyesal sudah menipu Yohanes.Yohanes memandang mereka berdua, matanya yang besar dipenuhi keanehan dan kekecewaan. Dia merasa sedang dipermainkan oleh kedua orang itu dan tidak mendapatkan rasa hormat yang pantas.Tapi, untuk Janet, dia punya motif egois."Janet, aku sangat mengagumimu. Aku nggak akan bertanya tentang urusanmu. Kalau kamu membutuhkan bantuanku, aku bersedia."Dia sangat tulus.Ketulusan inilah yang membuat Janet semakin merasa bersalah.Selain keluarganya, sepertinya dia sudah lama tidak diperhatikan seperti ini oleh siapa pu

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 10

    Alvin sangat terkejut dengan jawaban Janet.Dia memiliki hubungan terbaik dengan neneknya, neneknya menyayanginya seolah-olah dia adalah cucu kandungnya.Setiap kali Alvin melakukan kesalahan kecil, Nenek akan langsung membela dia. Nenek bahkan pergi ke perusahaan beberapa kali untuk memarahinya dengan sengit!Dia bilang dia tidak akan pergi ke pesta ulang tahun Nenek? Tentu saja Alvin tidak percaya."Janet, kejadian mendorong Quinn ke kolam renang sudah berakhir." Dia sedikit mengernyit, tapi nadanya masih bisa diterima."Apa maksudmu dengan sudah berakhir? Sudah berakhir, bukankah itu berarti memang akulah yang dorong dia?" Janet segera membalas.Alvin tidak ingin terlalu memikirkan masalah ini. Matanya penuh kekesalan, "Bisa tolong jangan membuat masalah?"Janet menatapnya dengan kecewa.Alvin masih berpikir bahwa dia sedang merajuk.Janet menundukkan kepalanya, tersenyum tak berdaya dan berkata dengan nada mencela diri sendiri, "Selama bertahun-tahun aku menikah denganmu, selain na

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 11

    Di vila, Janet datang untuk mengambil cincin itu.Dia memasukkan kata sandi dan menunggu pintu terbuka, tapi dia mendengar suara mekanis, kata sandinya salah.Janet mendongak dan melirik ke pintu unit untuk memastikan bahwa itu adalah vila Alvin.Dia memasukkan kata sandi lagi, tapi tetap saja salah.Apakah kata sandi telah diubah?Saat ketiga kalinya kata sandi dinyatakan salah, sidik jari tidak bisa digunakan dan kunci elektronik mengirimkan alarm, Janet mengkonfirmasi tebakannya, kata sandi sudah diubah.Alvin memang Alvin, dia beraksi cepat.Betapa bencinya Alvin pada dia, betapa Alvin tidak ingin dia muncul di sini lagi?Dia baru pergi selama dua hari dan Alvin sudah mengganti kata sandinya.Janet mengeluarkan ponselnya dan hendak menelepon Alvin.Pintu tiba-tiba terbuka dan suara familier terdengar dari dalam, "Janet?"Janet berbalik dan melihat Quinn yang mengenakan kemeja putih pria. Saat melihat ke bawah, kaki bagian bawahnya telanjang, mulus dan ramping.Pipi Quinn saat ini m

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 12

    Janet menyaksikan Alvin meraih pergelangan tangan Quinn dan meninggalkannya.Perasaan terjatuh dan tidak berbobot sangat jelas, hati dia langsung dipenuhi keputusasaan.Alvin tidak pernah memilih dia, biar hanya satu kali pun, biarpun dia juga berada dalam bahaya."Janet!" Quinn berseru dengan berpura-pura baik.Janet berhenti di sudut tangga, dia merasa tercekik oleh rasa sakit di tubuh dan jantungnya.Dia perlahan mengangkat kepalanya, dia melihat Alvin dan Quinn memandangnya dari atas.Rasa malu, putus asa dan penderitaan tidak cukup untuk menggambarkan suasana hatinya saat ini.Tangganya tidak tinggi, dia tidak akan jatuh hingga mati. Tapi, itu menghancurkan seluruh ketegaran dia.Alvin menatap Janet, matanya penuh rasa jijik dan tidak bisa menahan untuk tidak memaki, "Kamu dorong Quinn ke kolam renang beberapa hari yang lalu, kesehatannya belum pulih sepenuhnya. Kamu memukulnya lagi hari ini dan mencoba untuk mendorongnya jatuh dari tangga. Janet, kamu sangat kejam!"Mata Janet be

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 13

    Gedung Grup Gunner.Begitu Alvin tiba di kantor, Yison menyapanya, "Pak Alvin, Nona Quinn nggak enak badan, dia sudah diantar ke rumah sakit.""Video pengawasan vila yang kamu minta sudah dikirim ke email kamu."Alvin mengiakan, lalu menarik kursi dan duduk. Dia segera membuka kotak surat di komputernya.Saat melihat file video tersebut, entah kenapa, tangannya tiba-tiba berhenti.Suara gemetar Janet terdengar di telinganya."Alvin, sudah berapa kali, kamu hanya memvonisku tanpa menyelidikinya. Apakah kamu takut kekasihmu nggak perhatian seperti yang terlihat atau kamu takut salah menuduhku?"Tangan Alvin mencengkeram mouse dengan erat dan sesaat dia merasa bersalah saat melihat dokumen itu.Apakah dia salah menuduh Janet?Janet begitu jahat sehingga dia bisa melakukan kejahatan apa pun. Dia hanya berpura-pura menyedihkan saja!Memikirkan hal ini, Alvin membuka video tersebut.Dia memilih untuk mempercayai Quinn tanpa syarat.Tapi, setelah melihat videonya, ekspresinya perlahan berubah

Latest chapter

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 100

    "Janet, orang baru di polo kita. Kalian saling berkenalan."Di departemen, Letia menyesap air, meletakkan cangkirnya, lalu menatap Janet.Rambut Janet dijepit. Dia mengenakan kemeja merah muda dan jas putih, terlihat sangat santai dan murni.Semua orang di departemen bertepuk tangan untuk menyambutnya, tapi Zihan meliriknya dan berkata, "Pak Direktur selalu memasukkan vas ke departemen kita. Apakah satu masih belum cukup?"Kata-kata itu terdengar kemudian pintu dibuka dan Quinn berdiri di depan pintu.Zihan melirik Quinn dan mengusap pelipisnya, merasakan sakit kepala yang parah.Tidak masalah kalau ada satu vas, ini datang vas lainnya! Apakah tidak ada kuota dokter di polinya?Janet memandang Quinn dengan tenang. Tapi, saat Quinn tidak begitu ramah papanya."Menurut aturan poli kita, apakah pendatang baru harus mentraktir makan?!" Tiba-tiba seseorang bertanya."Itu harus. Seorang rekan baru datang ke poli. Ayo makan bersama!"Janet mendongak dan melihat semua orang sangat antusias, ja

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 99

    Semua orang mengenakan jas putih dan mereka semua tampak bersemangat. Pemimpinnya adalah seorang wanita berusia tiga puluhan. Dia adalah kepala ahli bedah jantung yang bertugas di Departemen Bedah Jantung Rumah Sakit Dwitama setahun yang lalu. Dia itu dingin dan sangat ahli, dijuluki iblis wanita, Letia Quro.Inilah guru yang selanjutnya akan diikuti Janet.Letia sedang memeriksa rekam medis dan kebetulan melihat Janet. Janet mengangguk, "Dokter Letia."Letia bersenandung dan berkata, "Kamu baru di sini 'kan? Tunggu aku di kantor."Setelah mengatakan itu, dia terus berjalan pergi, tidak ragu sedikit pun.Rombongan besar bergerak maju dan Janet berdiri diam di dinding, memperhatikan semua orang pergi.Beberapa dokter magang di belakang memandang Janet dan berbisik, "Bukankah ini Nona besar Keluarga Colia?""Janet yang satu-satunya payah di Keluarga medis Keluarga Colia, apakah itu dia?""Ya, itu dia. Kudengar dia tak tahu apa-apa .... Dia masuk sekolah kedokteran melalui koneksi dan sek

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 98

    "Alvin, Janet?"Suara Quinn tiba-tiba terdengar dari belakang.Janet dan Alvin menoleh bersama. Mereka melihat Quinn mengenakan jas putih dan memegang secangkir kopi di tangannya.Ekspresi wajah Quinn menjadi kaku selama beberapa detik dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggigit bibirnya. Pantas saja dia tidak bisa menghubungi Alvin pagi-pagi. Ternyata dia menemani Janet ke rumah sakit.Apa artinya ini, apakah dia enggan melepaskan mantannya?"Apakah aku mengganggu kalian?" Quinn bertanya dengan getir.Alvin segera menjelaskan kepada Quinn, "Nggak. Ini luka di pesta ulang tahun beberapa hari yang lalu, aku menemaninya mengganti perban."Janet menatap Alvin dan mau tidak mau memarahinya di dalam hatinya sebagai bajingan yang menginjak dua perahu.Quinn tersenyum, jelas merasa tidak senang, tapi tetap tersenyum dan berkata, "Untung Janet membantuku hari itu, kalau nggak ....""Dia berbohong padamu," kata Janet tegas, menyela Quinn.Alvin langsung menatap Janet, matanya sedikit

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 97

    Simon tidak pergi.Semakin Janet menolak, semakin Alvin enggan melepaskannya."Duduklah dengan tenang." Dia mengingatkan dengan dingin, lalu menginjak pedal gas.Mobil sport itu melaju pergi, tampak pamer pada Simon.Janet sangat marah sehingga dia terpaksa mengirimi Simon pesan teks untuk meminta maaf.Simon menjawab dengan sopan, "Nggak apa-apa, aku datang terlambat."Melihat pesan tersebut, Janet semakin merasa bersalah.Simon benar-benar stabil secara emosional dan orang seperti itu sangat cocok menjadi pasangannya.Tapi, hatinya sulit mencintai orang lain.Janet pun melirik ke arah Alvin.Dia mengemudi dengan wajah cemberut. Mungkin karena tatapan Janet sedikit lebih fokus, itu membuatnya menoleh ke arah Janet.Janet segera melihat ke luar jendela, hatinya kacau, ujung jarinya terjalin entah kenapa dan dia ingin rasanya mengikatnya menjadi simpul.Hubungannya dengan Alvin seakan menemui jalan buntu saat ini.Mobil berhenti di depan rumah sakit.Alvin membukakan pintu mobil untukny

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 96

    Janet menatap kosong saat Alvin berjalan mengitari bagian depan mobil dan masuk.Apakah dia mengancam Janet?Bukankah dialah yang khawatir tidak bisa bercerai? Kapan menjadi Janet?Lucu sekali!Simon berdiri di samping mobil, memandang Alvin dengan mata bingung. Setelah beberapa saat, dia bersandar di depan mobil dengan tangan terlipat di dada dan tersenyum tak berdaya.Sebenarnya dia mencintai Janet atau tidak?Janet memandang Alvin di kursi pengemudi dan tahu bahwa bersikap keras tidak akan efektif pada Alvin. Dia berencana menggunakan cara lembut.Jadi, dia mengangkat sudut mulutnya, tersenyum cerah dan berkata dengan wajah serius, "Pak Alvin, aku menghargai kebaikanmu. Tapi, Simon sudah datang, aku nggak bisa membiarkan dia pergi dengan kecewa. Aku malu 'kan?"Alvin mendongak dan menatap mata almond Janet yang indah.Dia paling cantik saat tersenyum, bagaikan angin sepoi-sepoi yang menggelitik hati."Kalau begitu kamu nggak sungkan untuk membiarkan aku pergi dengan frustrasi?" Dia

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 95

    Janet mendongak dan melihat mobil Simon. Simon duduk di dalam mobil dan memperhatikan mereka dengan tenang.Segera, Simon keluar dari mobil dan berjalan menuju mereka.Janet bergerak dua langkah ke samping, menjaga jarak dari Alvin.Gerakan mundur inilah yang membuat hati Alvin sakit."Janet, apa aku terlambat?" tanya Simon bercanda."Nggak." Dia belum terlambat, Alvin yang sampai lebih dulu."Kalau begitu, bolehkah aku menemani kamu ke rumah sakit untuk konsultasi lanjutan?"Janet mengangguk dan berkata dengan tegas, "Oke."Setelah itu, dia hendak mengikuti Simon.Alvin kembali menggenggam pergelangan tangan Janet, kali ini lebih kuat dari sebelumnya.Di bawah pohon beringin, sinar matahari pagi menembus dahan dan menimpa ketiga orang itu samar-samar.Alvin menunduk, memandangi pergelangan tangan Janet yang gemetar dan mau tak mau jakunnya bergulir. Suaranya rendah dan tenang, "Kamu yakin ingin pergi bersamanya?"Janet memandang Alvin.Dia kebetulan mendongak dan mata mereka bertemu.

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 94

    "Alvin, untuk apa kamu datang?" Janet menatap orang di depannya, matanya dipenuhi keraguan.Wajah Alvin tanpa ekspresi, "Kamu nggak menyambutku?"Terlihat dari perubahan ekspresi Janet yang tidak hanya tidak ramah, tapi juga sangat tidak bahagia. Apakah dia kecewa melihat alvin dan bukan melihat Simon?Kali ini, Gania bertanya dari dalam, "Janet, ada apa?""Nggak apa-apa, Simon datang, aku pergi!" kata Janet sambil meraih lengan Alvin dan berjalan keluar.Alvin mengerutkan kening, menatap wajah cantik Janet yang tidak memerah saat berbohong dan bertanya, "Apakah aku Simon?""Kalau kamu nggak takut dipukuli oleh ayahku dengan sapu, katakan saja siapa kamu!" Janet menatap Alvin dengan jijik.Alvin, "...."Tarman memang bisa melakukan hal seperti ini.Janet mendorong Alvin keluar pintu sebelum melepaskannya, "Untuk apa kamu datang lagi?""Sudah tiga hari. Aku antar kamu ke rumah sakit untuk mengganti perban."Dia tidak mengizinkan Simon mengajak Janet mengganti perban.Semua orang di ruma

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 93

    Dia memulai dengan Nenek, mungkin karena gaya praktik medisnya agak mirip dengan Nenek. Bagaimanapun, Janet tumbuh bersama Nenek.Lanah bingung. Murid perempuan?Dia tidak akan pernah menerima murid seumur hidupnya! Satu-satunya yang ingin dia terima adalah Janet, tapi Janet tidak patuh dan tidak mau belajar kedokteran dengannya!Itu benar-benar membuatnya kesal."Lamos, apakah kamu lupa bahwa aku nggak pernah menerima murid?" Lanah bertanya dengan wajah cemberut.Lamos tertegun karena teringat hal ini."Lalu ...." Lamos mengangkat kepalanya dan tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat ke arah Janet."Halo, Paman Lamos." Janet tersenyum dan akhirnya punya peluang menyapa.Lamos memandang Janet. Janet ini ... sangat mirip dengan gadis hari ini.Mungkinkah itu Janet?Biarpun dunia luar menyebut Janet adalah sampah medis. Tapi, dia tahu Janet tidak sederhana!Tapi, suara Janet berbeda dengan suara orang itu. Suara orang itu jelas lebih kasar.Memikirkan hal ini, Lamos mengeluarkan bebe

  • Mantan Istri yang Tak Terjangkau   Bab 92

    "Nggak usah, aku bisa pergi sendiri!" Janet menolak Simon."Lebih baik kutemani, itu saja." Simon menutup telepon tanpa memberi Janet kesempatan lagi untuk menolak.Janet tidak berdaya. Dia meletakkan ponselnya dan menyadari bahwa dia masih ditarik oleh Alvin."Pak Alvin, nggak sopan kalau memegang tanganku lebih lama lagi." Dia mengingatkan Alvin dengan ramah.Mereka mantan istri dan mantan suami, kenapa masih saling pegang sana sini? Apa pantas?Kalau Quinn melihatnya, dia akan menangis lagi dan merasa tidak puas."Apakah kamu benar-benar berencana untuk bersama Simon?" Alvin berkata dengan nada kesal."Urus saja dirimu, kenapa kamu urus aku?" Janet menepis tangan Alvin dengan jijik.Kenapa mantan suaminya begitu bawel?"Janet, dia bukan orang baik!" Alvin mengingatkannya dengan baik.Janet tersenyum, "Aku sudah mencintai pria terjahat di dunia, apa aku perlu khawatir Simon bukan orang baik?"Alvin tersedak.Apakah dia orang paling jahat di dunia?"Urus saja dirimu!" Setelah itu, Jan

DMCA.com Protection Status