Share

Bertemu Lagi

“Dara, tahu nggak sih yang tinggal depan unit kamu itu....”

“Depan unit aku? Itu kan kosong? Mana ada orang yang tinggal disana? Apa sudah ada orangnya?”

Lita mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Dara, tapi dirinya yakin jika pria itu keluar dari sana dengan wanita tua dan mereka berciuman.

“Dar, kalau kamu lihat ada cowok ciuman sama cewek tua gitu pandangan kamu gimana?” tanya Lita penasaran.

“Dia suka sama cewek yang lebih tua, bisa jadi cewek yang masih muda itu merepotkan. Memang kenapa?” Dara memberikan tatapan penuh selidik.

“Cuman tanya aja,” jawab Lita sambil menggelengkan kepalanya.

Lita malah berpikir jika cowok itu pria panggilan, tapi tidak mungkin ketika melihat wajahnya. Pria itu memiliki wajah yang biasa-biasa saja, biasanya pria panggilan itu wajah dan bodynya bisa langsung terlihat dari tatapan biasa, tapi pria itu sama sekali tidak.

“Kamu keterima di event organizer?” tanya Dara membuyarkan lamunan Lita.

“Ya, besok sudah mulai kerja.”

“Bakal sibuk nanti? Nanti nggak ada yang datang ke tempatku tanpa sebab. Kamu tinggal disini nantinya?”

“Ya, disuruh tinggal disana biar mudah pengawasannya.”

“Berarti nggak bisa seenaknya, apalagi bawa cowok.”

Lita langsung mencibir kalimat Dara “Cowok dari mana? Kanua tahu sendiri kalau aku sudah putus lama karena di selingkuhi.”

“Apartemennya besar, enak. Beda sama tempatku yang cuman unit kecil.” Dara mengalihkan pembicaraan.

“Mau tinggal bareng?” Dara langsung menggelengkan kepalanya “Dasar! Biar kamu bisa bebas sama Tomi, kan?”

“Itu tahu.” Dara tersenyum lebar “Kamu nggak mau buka hati sama cowok lain?”

Lita menggelengkan kepalanya “Nggak, aku mau menikmati waktu dengan mencari uang. Kamu tidur sini aja, udah malam.”

Dara menatap jam yang ada di tangannya dan langsung menggelengkan kepalanya “Aku balik aja, belum terlalu malam. Kota besar nggak ada jam malamnya.”

Mengantarkan Dara sampai depan pintu, setidaknya Lita berada di apartemen yang memiliki tingkat keamanan tinggi. Alasan yang diberikan pada orang tuanya ketika meminta ijin mandiri dengan tinggal sendiri, sang kakak ipar langsung meminta dirinya tinggal di apartemen yang dulu di tempatinya sebelum menikah dengan sang kakak.

“Aku harus tidur, besok kegiatan pasti banyak apalagi kerja di event organizer.”

Lita tahu bekerja di tempat itu pasti bakal sibuk, apalagi dirinya di bagian perencanaan yang artinya harus membuat konsep acara agar disetujui klien. Hembusan napas panjang dikeluarkan, setelah lulus untuk mendapatkan pekerjaan sangat tidak mudah, walaupun sebenarnya tawaran dari kakak iparnya sudah diberikan tetap saja Lita tidak mau menerima dengan alasan keluarga dan harus melalui beberapa seleksi. Menunggu itu maka Lita memutuskan bekerja di event organizer untuk menambah pengalaman bekerja.

Kondisi tubuhnya yang segar setelah tidur dengan cukup, menyiapkan semua yang diperlukan untuk bekerja. Menyemangati dirinya sebelum melangkahkan kakinya keluar, sarapan ala kadar dilakukannya agar menghemat waktu. Perjalanan dari apartemen menuju tempat kerjanya tidak memakan waktu lama, kondisi jalan yang lengang membuat Lita bisa sampai dengan cepat menggunakan mobilnya.

Memasuki kantornya yang masih sepi, beberapa orang saja yang sudah datang. Menunggu sampai diajak masuk kedalam sambil menatap sekitar, pemandangan yang sama ketika dirinya melakukan interview beberapa waktu lalu. Seorang wanita mendekatinya, Lita tahu dia yang tidak lain adalah Cindy.

“Arlita atau dipanggil Lita, langsung ke ruangan aja. Teman-teman yang lain belum pada datang, bentar lagi juga datang.”

“Siapa dia, Cin?”

Lita mengalihkan pandangan kearah sumber suara dan seketika membelalakkan matanya, tidak jauh berbeda dengan pria tersebut tapi bisa dengan cepat mengubah ekspresinya. Lita yang melihat itu melakukan hal yang sama, tampaknya mereka harus pura-pura tidak saling tahu.

“Anak baru, Lita panggilannya. Lita, dia ini Pras yang tidak lain adalah ketua tim kelompok sebelah.” Cindy menjelaskan pada Lita.

“Pras?” tanya Lita menatap kearahnya yang langsung mengalihkan pandangan.

“Kalian udah saling kenal?” Cindy menatap mereka berdua bergantian.

“Nggak.” Mereka berdua jawab bersama.

“Apa lo mau ambil dia? Nanti gue cari yang baru buat Teguh.” Cindy menatap Pras yang terdiam “Sebelum gue bawa dia ke Teguh, gue tahu lo butuh tambahan anggota.”

Lita terdiam mendengarnya, menatap Pras yang masih terdiam seakan memikirkan sesuatu. Melihat ekspresi seriusnya membuat Lita hampir tertawa, tidak lama pandangan mereka bertemu, Lita dengan cepat mengalihkan kearah lain.

“Nggak papa kalau gue ambil? Teguh udah tahu?” suara Pras seakan memastikan sesuatu.

“Nggak papa, belum tahu sama sekali. Gue sih udah ada beberapa yang bisa buat Teguh, atau lo mau yang nanti aja?” Cindy menatap Pras yang masih terdiam.

“Gue ambil Lita, lo cari baru buat Teguh. Gue kemarin dikasih event baru, jadi butuh orang.”

“Lita, kamu masuk ke timnya Pras. Jadi selamat bergabung.” Cindy mengulurkan tangan yang langsung disambut Lita.

“Terima kasih, mbak.”

Cindy melepaskan genggaman tangan mereka, mengalihkan pandangan kearah Pras “Urus yang benar, jangan cari perkara.”

“Ayo, masuk.”

Pras mengajak Lita untuk masuk kesalah satu ruangan, lebih tepatnya ruangan yang ada di depannya. Memilih mengikutinya dengan masuk kedalam ruangan, belum ada siapapun didalam dan itu artinya hanya mereka berdua.

“Rendra, tidak ada yang tahu nama itu. Aku harap kamu nggak kasih tahu nama itu.”

Lita mengerutkan keningnya “Kenapa mas kasih tahu nama itu kalau nggak ada yang boleh tahu?”

“Kita ketemu lagi, apa jodoh?” Pras mengalihkan pembicaraan dengan membahas hal lain.

“Jodoh? Nggak deh, mas kan...” Lita menggelengkan kepalanya “Lalu aku manggil mas apa? Nggak mungkin mas, secara disini kayaknya langsung panggil nama.”

“Mas, aku suka kamu panggil itu.” Pras menjawab langsung yang hanya diangguki Lita “Kamu sudah tahu tugasnya apa?”

Lita menggelengkan kepalanya “Kak Cindy belum kasih tahu banyak, cuman diminta untuk menjadi asisten...artinya nanti akan jadi asistennya Mas Rendra?” Lita menutup mulutnya setelah menyadari suatu hal.

“Pagi, bro.”

Suara beberapa orang menyadarkan Lita, menatap sekitar dimana sudah beberapa orang yang datang. Melihat itu membuat Lita tersenyum lebar, semua yang dilakukannya dalam pengamatan Pras. Jantungnya hampir saja berhenti berdetak mendengar panggilan Rendra keluar dari bibirnya, nama yang hanya khusus untuk keluarga dan nantinya akan dipakai untuk orang yang special.

“Siapa dia, Pras? Anak baru? Kok lo nggak bilang mau rekrut anak baru? Cindy mau kasih kejutan kah kita?”

“Berisik kalian semua! Lita, kamu duduk disitu dekat sama aku.”

“Aku? Sejak kapan kita jadi formal begini?” Lita mengerutkan keningnya mendengar nada terkejut dari salah satu mereka.

“Lo maksud gue, panggilan disini nanti non formal dan nggak peduli sama posisinya.” Pras memilih mengalah.

“Ya, mas.” Lita menjawab sopan dan seketika suara heboh terdengar menggoda mereka.

“Udah! Jangan godain lagi, Lita ini akan jadi asisten gue mulai sekarang buat menggantikan Ocha yang sudah dapat pekerjaan lagi.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status