Beranda / Romansa / Man of Love / Jangan Masuk

Share

Jangan Masuk

Penulis: nura0484
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-02 09:30:54

“Ada apa diantara kalian?”

“Kalian lagi debat masalah apa? Konsep? Kenapa kita pada nggak tahu?”

“Bukan deh, lo ketemu mantannya Pras? Terus Pras ngaku lo sebagai ceweknya?”

“Ini lebih masuk akal daripada debat, tapi Pras nggak pernah bawa cewek memang punya?”

“Benar juga, selama ini kita nggak pernah tahu ceweknya Pras. Lita, kasih tahu gimana ceweknya Pras.”

Lita memilih diam mendengar pertanyaan atau perdebatan teman-teman dari tim, keputusannya menjaga jarak dengan Pras sudah dilakukan sejak kemarin tapi tampaknya Pras tidak ingin Lita menjaga jarak dan selalu memberikan pekerjaan yang berkaitan dengan dirinya, padahal bisa meminta teman yang lain melakukannya dan semua itu dilakukan agar Lita tidak jauh dari Pras, tindakan yang membuat siapa saja curiga.

“Lo benar nggak buat salah? Apa lo nolak Pras?”

“Nggak.” Lita berdiri meninggalkan mereka yang masih penasaran.

Rasa kesalnya pada Pras sudah ingin segera dilampiaskan tapi tampaknya tidak akan pernah bisa dilakukan karena sikap Pras berkebalikan dengan dirinya. Pembicaraan tentang mereka tidak berhenti sampai sekarang, hal ini yang semakin membuat Lita kesal dan ingin membuat perhitungan pada pria itu.

“Ya, aku nanti kesana. Sudah lama kita nggak melakukannya, suami kamu kemana? Aman berarti? Bagus kalau begitu, jangan lupa uangnya nanti di transfer.”

Lita menghentikan langkahnya untuk keluar dari kamar mandi saat mendengar suara Pras, membuka pintu perlahan setelah memastikan suara Pras sudah tidak terdengar dan prediksinya salah ketika mendapati Pras masih berada disana sedang mencuci tangan. Mereka saling menatap dan tatapannya terkunci satu sama lain, Lita tidak tahu harus melakukan apa ketika melihat tatapan yang Pras berikan.

“Permisi, mas.” Lita memutuskan untuk keluar dan menjauh.

“Setelah ini kita keluar.”

“Kemana? Memang ada jadwal?” Lita mengerutkan keningnya mencoba mengingat jadwal mereka “Mas nggak lagi buat kita pergi berdua lagi, kan?” Lita memicingkan matanya menatap Pras yang langsung terdiam.

Pras menatap kesal pada Lita yang selalu bisa membantahnya, penolakan pertama yang dilakukan wanita dan wanita ini lebih muda darinya. Lebih menjengkelkan lagi wanita yang menjadi asistennya ini mengetahui rahasianya, lamaran yang dilakukan depan ayahnya tidak berhasil dilakukan dengan mudah.

“Ikut, tidak menerima apapun alasannya.” Pras berkata dengan nada dingin.

Lita menghembuskan napasnya panjang, mengikuti langkah Pras dari belakang dengan menyiapkan segala persiapan mereka. Lita sendiri tidak tahu akan bertemu dengan siapa, tapi yang pasti harus segera menyelesaikan tugasnya dengan cepat agar tidak bertemu atau bersama Pras terlalu lama.

Diam, salah satu hal yang dilakukan Lita saat ini. Bibirnya seakan malas mengeluarkan suara, walaupun hanya bertanya tentang tujuan mereka. Pras sendiri tidak tahu akan membawa Lita kemana, mobilnya berjalan tidak tentu arah dan akhirnya memikirkan membawa Lita ke salah satu cafe yang dilewatinya.

“Ketemu sapa, mas?” tanya Lita menatap cafe yang ada disampingnya “Belum buat materi apapun ini.”

Pras memilih tidak menjawab pertanyaan dengan keluar dari mobil, melihat itu Lita hanya bisa menghembuskan napasnya panjang sebelum akhirnya mengikuti apa yang Pras lakukan. Menunggu kedatangan Lita dengan berhenti di pintu masuk, setelah melihat Lita melangkah mendekat dengan segera mengunci pintu mobilnya dan melanjutkan langkahnya masuk kedalam.

“Mas pernah kesini?” tanya Lita tepat ketika mereka sudah duduk sesuai arahan dari pegawai cafe.

“Nggak juga,” jawab Pras sebenarnya.

“Mas, belum bilang kita mau ketemu siapa?” tanya Lita lagi.

Pras sedikit berterima kasih dengan kedatangan pegawai cafe yang bertanya tentang pesanan mereka, membuka buku menu sambil menunggu Lita yang pesan terlebih dahulu, tapi tampaknya akan lama dengan cepat Pras langsung memesan untuk dirinya yang diikuti Lita setelahnya. Tatapan mereka bertemu dan seketika jantung Pras berdetak kencang, hal yang tidak pernah dirasakan pada wanita lain.

“Mas, jadi kita ketemu siapa? Biar bisa buat presentasinya.”

“Aku mau membahas tentang apa yang kamu dengar tadi,” ucap Pras langsung.

“Tenang saja, rahasia aman. Aku nggak akan buka ke orang-orang kantor apalagi ayahnya mas. Lagian nggak ada gunanya kasih tahu perbuatan mas ke orang lain, nggak ada untungnya.” Lita menenangkan Pras.

“Rencana lamaran tetap berjalan.” Pras tetap membahas tentang lamaran.

“Mana ada? Selesaikan dulu masa lalu mas baru melamar.” Lita menggelengkan kepalanya.

“Memang kamu mau kalau masa lalu selesai?” tanya Pras penuh harap.

“Nggak!” Pras membelalakkan matanya “Apa yang mas lakukan itu pastinya bukan hanya ciuman yang aku lihat waktu di pertemuan pertama kita di Bali, pertemuan kedua mas keluar dari apartemen dengan kondisi wanitanya menggunakan pakaian seksi, aku bukan orang polos dan bodoh yang tidak tahu apapun.”

“Aku bersih, aku rutin melakukan pemeriksaan.” Pras membela dirinya.

Lita tersenyum, bibirnya tertutup saat pegawai cafe mengantarkan pesanan mereka. Menatap pesanan yang ada diatas meja seketika jiwa mengabadikan sesuatu hadir, Lita mengambil ponselnya dan langsung mengambil beberapa gambar dari menu yang dipesannya.

“Nggak sekalian punya aku di foto?” Lita menggelengkan kepalanya “Mau aku yang fotoin?”

“Nggak usah, mas. Selamat makan.”

Pras menghembuskan napasnya perlahan melihat bagaimana santainya Lita, jika boleh jujur saat ini perasaannya tidak tenang. Pengakuan didepan ayahnya yang mengakui Lita sebagai kekasih dan keinginan ayahnya agar segera menikah, tidak hanya itu membuat Lita bisa kerjasama sangat sulit. Pras tidak pernah kesulitan jika berhubungan dengan pekerjaan, tapi jika berhubungan dengan pribadi sangat tidak mudah.

“Kamu pernah datang kesini?” tanya Pras penasaran saat melihat Lita makan dengan sangat lahap.

“Pernah, cafe ini punya salah satu pegawai hotel.”

“Hotel? Hotel apa?” tanya Pras penasaran.

“Lita, kamu disini juga?”

“Tama?” Lita terkejut melihat keberadaan Tama “Ngapain disini?”

“Biasa disuruh belajar tentang cafe, kamu?”

“Temani bos makan,” jawab Lita dengan suara pelan.

Pras melihat interaksi mereka berdua dengan tangannya yang menggenggam erat, perasaan tidak nyaman hadir melihat pemandangan itu. Mereka berdua tidak memiliki hubungan lebih, jawaban Lita memang benar jika dirinya adalah bos atau atasannya saat bekerja. Mereka berdua tertawa tanpa ada niat dari Lita memperkenalkan mereka, hembusan kasar dikeluarkan pelan agar mereka tidak tahu.

“Siapa tadi?” tanya Pras bertepatan dengan Tama yang pergi.

“Teman,” jawab Lita yang meyakinkan jika mereka berdua adalah teman, mereka tidak memiliki hubungan apapun sama sekali kecuali saudara yang saling menikah.

“Kalian dekat? Pacaran?” tanya Pras penasaran.

“Bukan urusan mas.” Lita menjawab sambil lalu.

Pras menghembuskan napasnya panjang “Kamu nggak lupa kalau...”

“Ayah mas yang tahu hubungan kita, bukan banyak orang.” Lita memotong kalimat Pras yang sudah dihafal luar kepala.

“Aku memang serius sama kamu, apa nggak boleh?”

“Aku sudah kasih jawabannya, mas.” Lita tampak lelah menjawab Pras yang berputar di itu-itu saja.

“Selesaikan makanmu, kita langsung balik.”

“Jangan terlalu jauh masuk dalam kehidupanku.”

Bab terkait

  • Man of Love   Pria Online

    “Ngapain sih? Daritadi diajak bicara fokus di laptop aja, lagi deadline? Memang mau ada cerita baru lagi?”“Bentar! Aku fokus ini dulu.” Lita menatap malas pada Dara yang masih fokus pada laptopnya, kedatangannya memang tanpa direncanakan sama sekali. Bisa saja memang meminta Dara datang ke tempatnya, tapi sahabatnya bilang tidak bisa kemana-mana dan hasilnya Lita yang mendatangi tempatnya dengan beberapa kemungkinan bertemu Pras.“Jadi pria yang kita lihat ciuman itu di Bali atasanmu?” Lita menganggukkan kepalanya “Ngakuin kamu sebagai calon istrinya?” Lita kembali menganggukkan kepalanya “Kamu bilang pernah lihat dia depan sini? Tinggal depan sini keluar sama wanita berbeda dan tampak usianya lebih tua, benar?” Lita lagi-lagi menganggukkan kepalanya “Aku nggak pernah lihat penghuni depan.”Lita mengangkat bahunya “Apa dia cowok panggilan?”“Kenapa kamu penasaran? Kamu suka sama dia?”“Ih...ogah! Kamu itu tanya kaya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Man of Love   Sikap Aneh

    “Lit, mending istirahat dulu sana. Lo belum makan daritadi, kan?”“Nggak papa, mas.” “Jangan, nanti kalau lo tumbang bisa berabe semuanya. Pekerjaan kita masih panjang, jadi kalau ada waktu buat makan buruan lakuin jangan ditunda.”“Belum lapar, mas.” Lita tetap dengan pendiriannya.“Bukan masalah lapar atau nggak, tapi waktu. Kerjasamanya biar berjalan lancar, jangan ngikutin diri sendiri.” Fadil sudah mulai kesal mendenhar jawaban Lita.Malas mendengarkan suara mereka yang meminta dirinya untuk makan padahal belum terlalu merasakan lapar sama sekali, kondisinya saat ini memastikan acara yang mereka buat berjalan dengan lancar. Melibatkan banyak pihak dan menggunakan banyak tenaga untuk interaksi dengan mereka semua yang berada di acara, posisi Lita sendiri adalah asisten Pras yang artinya harus memastikan semua pada tempatnya agar Pras bisa sedikit santai bekerja.“Baru makan?”Lita menganggukkan kepalan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Man of Love   Bukti Bermain

    “Kedua orang tua aku tahu kamu sebagai calon istri.” Pras mengatakannya setelah pembicaraan dengan sang mama selesai.“Hanya orang tua mas dan jangan membuat ini kesebar, aku nggak akan diam saja dengan semua yang mas lakukan.” “Maksudmu?” “Aku akan membuka semua wanita itu.”Pras mengangkat sudut bibirnya “Kamu nggak ada bukti.”Lita memaki didalam hati, jelas saja dirinya tidak memiliki bukti. Perbuatan Pras tidak akan membuat Lita mengambil gambar dihadapannya langsung, mengalihkan pandangan kearah samping tanpa ada niatan berbicara kembali dengan Pras yang sudah merusak moodnya dari awal masuk kerja. Harapan Lita bekerja dalam suasana nyaman dan tenang sebelum memulai tesnya di perusahaan besar H&D Group.Pertemuan yang sangat tidak di prediksi, bahkan Pras juga sama terkejutnya dengan dirinya. Kedatangan mamanya membuat Pras mau tidak mau menjawab dengan lagi-lagi mengenalkan Lita sebagai kekasihnya, Pras tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Man of Love   Berkurang Satu

    “Kita harus mengakhiri hubungan ini.”“Suami sudah tahu?” “Kamu kaya biasa saja hubungan kita berakhir, kamu melakukannya tanpa perasaan? Padahal aku sudah memberikan semuanya.”Pras hanya bisa diam, wanita dengan segala pikirannya yang membuat pusing. Mereka sudah membuat perjanjian jika tidak melibatkan perasaan, sekarang malah bertanya tentang hal itu. Saat melakukannya jelas tidak ada perasaan didalamnya, semua yang Pras lakukan demi kepuasan sang wanita dan imbalan yang didapat.“Kamu benar akan mengakhiri hubungan kita?”“Bukannya kamu yang bilang? Lagian perjanjian kita adalah apabila suami tahu secara otomatis kegiatan kita terhenti, jadi suami sudah tahu dan artinya memang berakhir.”Pras hanya diam menatap wanita dihadapannya, wanita yang pernah menjadi dosennya dan juga yang mendesahkan namanya diatas ranjang. Membayangkan perpisahan mereka seketika satu beban telah terangkat dengan mudah, tidak perlu menc

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Man of Love   Emosi dalam Proyek

    “Lita kemana?” “Mas Pras belum dikabari? Ada di group sih, dia ijin datang terlambat.” Pras mengeluarkan ponselnya dan mendapati pesan dari Lita yang mengatakan datang terlambat, mengerutkan keningnya membaca pesan Lita. Menarik ingatan di pertemuan terakhirnya di cafe bersama kakaknya yang tidak lain mantan dosennya, hembusan napas panjang dimana tampaknya jalan mendapatkan gadis itu tidak mudah. Pras menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa berpikir tentang gadis tersebut yang hanya diakui sebagai kekasih. Pras tidak mungkin menyukai gadis itu dengan mudah, pembawaan santainya membuat Pras semakin masuk dalam pesonanya. “Mas, laporannya diminta sekarang. Lita sudah kerjain, kan?” suara Andre membuyarkan lamunan Pras “Kenapa lo, mas?” “Nggak papa, Lita udah kerjain nanti gue kirim by email. Konsep acara rumah sakit yang tiga bulan lagi gimana?” Pras mengalihkan perhatian Andre yang mengikuti langkahnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Man of Love   Penolakan

    “Akhirnya kamu jatuh cinta juga.”“Sialan!” Pras menatap malas pada sahabatnya, Bram. Pertemuan mereka di coffee shop untuk menceritakan apa yang ada dalam pikiran Pras beberapa hari ini, melepaskan semuanya yang terasa menyesakkan dada. Gadis yang sudah merusak dunia Pras yang selama ini baik-baik saja, gadis ini juga yang membuat Pras tidak memiliki gairah berhubungan intim dengan wanita tua.“Dia nolak kamu?” “Ya, dia selalu jaga jarak setiap aku deketin. Dia yang lihat aku ciuman sama Tita pas di Bali dan...nggak penting.” Bram memicingkan matanya “Kamu ada wanita lain? Mau sampai kapan berhenti? Kalau kamu serius sama Lita mending kamu akhiri semuanya.” “Aku sudah berakhir sama Tita,” ucap Pras yang mengejutkan Bram “Nggak usah tahu jelas ceritanya bagaimana.” Pras melanjutkan ketika Bram akan membuka mulutnya.“Jangan bilang waktu mama kamu bilang kamu punya kekasih itu Lita? Kamu sudah melamar di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Man of Love   Permintaan Sia-sia

    “Bukannya dia permanen? Aku harus adaptasi lagi? Masa kamu terima kalau cuman sekedar lewat?”“Kamu yang ambil, lagian waktu itu Teguh memang butuh karyawan sementara.” “Terus kenapa kamu tawarin ke aku?” “Kamu yang natap dia tanpa kedip, jadi aku mikirnya ya udah kasih kamu dulu aja dengan harapan siapa tahu dia bisa disini lama, tapi nyatanya tetap sama.” Pras menghela napas kasarnya, marah dengan Cindy jelas tidak mungkin. Mereka semua bekerja sesuai dengan apa yang dikatakan bos besar, perkataannya juga benar tentang Teguh yang membutuhkan sementara, jadi pastinya Lita disiapkan hanya sebentar.“Kamu suka sama dia?” tembak Cindy.Pras memilih tidak menjawab, meninggalkan ruangan Cindy dengan perasaan kesal. Sekarang tidak tahu lagi harus berbuat apa agar Lita tetap bertahan disini, memasuki ruangan dimana timnya sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.“Mas, hasil yang kemarin sudah aku kirim lew

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Man of Love   Lembur

    “Kamu udah bilang kalau lembur?” “Udah, mas.”Lita sebenarnya tidak perlu bilang jika sedang lembur, tapi karena di rumah kedatangan kakak ketiganya secara otomatis ada acara makan-makan atau pertemuan kecil. Pekerjaannya memang tidak bisa ditinggal kali ini, rekan satu timnya sedang sibuk membuat design acara sedangkan dirinya menghitung pengeluaran yang akan mereka keluarkan nantinya.“Sebenarnya kamu tinggal nggak masalah.”Lita menatap Pras dan langsung menggelengkan kepalanya “Aku udah berkali-kali ikut lembur jadi tenang saja, mas.”Hembusan napas panjang dari Pras dapat didengar Lita, mencoba tidak peduli dengan apa yang ada dalam pikiran Pras. Keberadaan Lita sebenarnya tidak terlalu diperlukan, hanya saja beberapa kesempatan pasti membutuhkan dirinya dan tidak hanya itu Lita bisa belajar banyak hal. Kakak iparnya mengatakan jika dirinya harus banyak belajar di tempat ini, tidak menutup kemungkinan nanti di pekerjaan ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10

Bab terbaru

  • Man of Love   Sah

    “Cantik, Pras pasti terpesona.”“Pras atau Rendra sih?” “Pras nama buat teman-temannya, Rendra khusus keluarga.” Lita menjawab Berry yang disampingnya.“Kita manggilnya Pras, Teh.” Laras memberitahu Berry yang menganggukkan kepalanya.“Rombongan pengantin pria sudah datang.” Dona memberitahukan setelah membuka ponselnya.Mendengar informasi jantungnya kembali berdetak kencang, perasaannya sangat tidak menentu. Tepukan di bahu pelan membuyarkan semua pikiran Lita, menatap ketiga kakak iparnya yang tersenyum lebar. Lita hanya bisa membalas dengan senyum lebar, menghilangkan perasaan gugupnya dengan meremas satu sama lain.“Kamu nggak keluar?” tanya Dara yang dijawab Lita dengan gelengan kepalanya.“Nunggu kata sah baru keluar, biar Pras fokus.” Berry memberikan informasi yang diangguki Dara.Ruangan hanya mereka berlima, suara yang mendominasi adalah televisi menampilkan ke

  • Man of Love   Ancaman

    “Kamu tahu kenapa kita ajak ketemuan, kan?” Rendra menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Seno, tatapannya pada ketiga pria yang sedang menatap kearahnya dengan tatapan sama. Rendra sangat tahu apa yang akan mereka bertiga bicarakan, semua pasti berkaitan dengan hubungannya bersama adik mereka yang tidak lain calon istrinya.“Lita nggak tahu kita ketemuan? Kamu nggak kasih tahu, kan?” tanya Hardian yang dijawab Rendra dengan gelengan kepala.“Aku udah bilang kalau dia lembur,” sahut Fandi memutar bola matanya malas “Kamu tahu alasan ini, kan?” “Tahu, Kang.” Rendra menganggukkan kepalanya.“Masih mau lanjut?” tanya Hardian terlebih dahulu.“Mau mundur juga uang udah keluar, jadi apa yakin?” sambung Seno yang diangguki Rendra tanpa ragu “Apa sih yang kamu suka dari Lita? Manja gitu.”“Semua dari Lita, Kang.” Rendra mengatakan tanpa keraguan.“Halah...sekarang aja begini, nanti ka

  • Man of Love   Gemas

    “Sudah yakin? Kamu nggak akan menyesal nantinya? Kamu tahu masa lalu Pras, yakin dia benar berubah? Kalau dia nanti balik lagi gimana? Kamu siap?” Lita menatap tidak percaya mendengar pertanyaan Dara, pertanyaan yang keluar setiap kali membahas tentang Rendra dan sudah dijawabnya berulang kali dengan jawaban yang sama, tapi tampaknya sang sahabat memang tidak ingin dirinya menyesal nantinya.“Pertanyaan kamu sudah aku jawab berulang kali, apa nggak bosan? Aku harus yakin kalau dia berubah, lagian taruhannya besar kalau sampai dia nggak berubah dan asal kamu tahu aku bukan wanita lemah.” Lita menatap malas pada Dara, mengatakan tujuannya datang ke tempat sang sahabat “Aku kesini mau minta bantuan.” “Bantuan apa?” tanya Dara penasaran.“Bantu aku menyiapkan proses pernikahan.” Lita menatap penuh harap kearah Dara.“Memang kapan? Masih lama, kan? Kaya diburu apa aja, kebiasaan semua serba dadakan.” Lita menggelengkan

  • Man of Love   Rencana Pernikahan

    “Akhirnya! Kita akan menjadi keluarga.” “Ya, Pak.”“Masa masih panggil begituan? Bentar lagi jadi keluarga loh.” Rendra menatap tidak enak pada Fandi mendengar nada protes dari Berry yang diangguki lainnya, Fandi sendiri memilih diam tidak menghiraukan kalimat godaan tersebut.“Grogi tadi?” tanya Dona yang duduk disamping Fandi, Rendra memilih menganggukkan kepala sambil tersenyum “Aku dengar mau lanjut kuliah? Kerja di rumah sakit juga jadi staf GA, benar?” “Nggak usah tarik dia.” Seno memberikan peringatan.“Aku hanya tanya, Kang. Nggak ada niat begitu.” Dona mengerucutkan bibirnya.“Aku udah punya perjanjian sama Pras, sayang.” Fandi memberikan informasi yang membuat semua tertarik “Masalah kantor lawyer yang aku buat, aku butuh orang yang bisa dipercaya dan karena hubungan Pras dan Lita akhirnya kepikiran itu.”“Lita panggil Rendra, Fandi panggil Pras. Memang nama yang benar siapa? Kita ma

  • Man of Love   Bersyukur

    “Malah ketawa! Aku itu kesal sama papa dan mama yang malah mau ikut campur rencana lamaran, malah hubungi keluarga besar buat datang ke acara lamaran. Aku udah bilang kalau acaranya sederhana.” Rendra melupakan rasa kesal pada kedua orang tuanya “Mama katanya udah hubungi mama kamu?” Lita menghentikan tawanya sambil menganggukkan kepalanya ketika melihat ekspresi Rendra yang mengerucutkan bibirnya “Papanya mas memang benar, aku tahu kalau mas sedang menahan diri selama sama aku. Makasih, sayang sudah bisa bertahan selama ini. Mama memang hubungi mama aku, mereka bicara banyak hal dan kayaknya bakal berubah dalam lamaran besok.” Lita membelai pipi Rendra pelan dengan tatapan lembut sambil menjelaskan apa yang terjadi “Jadi sekarang sudah yakin melamar? Kang Fandi datang jumat malam, aku langsung ke Bandung sama mereka.”“Jadilah, mama udah booking hotel dekat rumah kamu. Mama bilang karena hanya keluarga jadinya nggak enak kalau nggak buka kamar, pantas bookin

  • Man of Love   Berita Mengejutkan

    “Uang itu uang kamu, mau dipakai apa terserah. Lagian kenapa dulu nggak dipakai? Sekarang terserah mau dipakai buat apa, kami mempersiapkan semua kebutuhan kamu selama kuliah. Papa tahu kalau kamu memang nggak ada minat di kedokteran, tapi bukan berarti kami nggak memberikan kamu uang untuk kuliah. Memang kamu pakai buat apa? Lamaran?.”Rendra menggelengkan kepalanya “Aku mau lanjutin kuliah, pa.”Suasana seketika hening ketika Rendra mengatakan niatnya, melanjutkan kuliah dengan jam kerja yang dirasa sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Mengambil jam kuliah malam, sedangkan paginya akan kerja. Lita sudah tahu dan membantunya memilih kampus, awalnya akan kembali ke kampus lamanya tapi kakak kedua Lita yang tidak lain mantan dosennya memberikan saran kampus lain.“Kamu tetap melamar Lita, kan?” tanya Amelia memecah keheningan.Rendra tersenyum mendengar nada suara sang mama khawatir “Ya, ma. Minggu depan kita lamar Lita, kakaknya bisa

  • Man of Love   Mencintaimu

    “Beneran, mas?” Lita memicingkan matanya menatap Rendra yang duduk dihadapannya, informasi yang diberikan menurut penilaiannya adalah lampu hijau, hanya saja Lita tidak percaya begitu saja apa yang dikatakan pria dihadapannya.“Kamu nggak percaya sama aku?” Rendra menatap penuh selidik.“Bukan nggak percaya, mungkin memang nggak percaya.” Lita memutuskan terus terang “Kang Seno ini termasuk sulit dalam percaya sama orang, pastinya Kang Seno sudah tahu mas bagaimana dari Kang Fandi, walaupun nggak akan percaya penuh. Kang Seno beranggapan apa yang dikatakan orang lain adalah informasi berharga dan akan menjadi penilaian sendiri ketika bertemu nantinya.” Rendra mengangguk menyetujui kalimat yang keluar dari Lita, sepanjang mereka berbicara tadi semua yang dikatakan Lita memang benar adanya. Sebenarnya kalimat terakhir bukan sebuah restu, melainkan keseriusan dirinya dengan Lita dan semua rencana masa depan yang sudah dibuat ketika bertemu

  • Man of Love   Sebelum Sah

    “Kesana sama teteh! Akang mau bicara sama pacarmu, urusan pria.”Lita menghentakkan kakinya menatap tajam pada Seno, kakak pertamanya. Kedatangan tiba-tiba ke apartemen ditambah keinginannya bertemu dengan Rendra, setidaknya tidak mengganggu kegiatan walaupun sekarang sedang weekend. Melihat Rendra yang tampak tenang, walaupun Lita tahu jika kekasihnya dalam keadaan tidak baik-baik saja.“Akang jangan aneh-aneh! Aku kasih tahu papa dan mama!” Lita memberikan ancaman.“Siapa lagi? Fandi dan Hardian? Semua akan dukung aku.” Seno mengatakan dengan sangat santai.“Aku nggak papa,” ucap Rendra menenangkan Lita yang langsung mengalihkan pandangannya.“Mas nggak tahu gimana Kang Seno.” Lita mengerucutkan bibirnya.“Mau ke tempat Berry atau nggak restui hubungan kalian?” Lita membelalakkan matanya menatap tajam Seno “Makanya kalau dibilang nurut, nggak aku apa-apain cowok ini.” Lita menghentakkan kakinya melangkah

  • Man of Love   Perjodohan

    “Segar sekali.” Rendra hanya tersenyum mendengar kalimat rekan kerjanya, Danu. Memilih tidak menghiraukan kalimat godaannya dengan fokus pada pekerjaan. Suasana ruangannya seketika hening, semua sibuk pada pekerjaan masing-masing, bahkan mereka tidak menyadari waktu istirahat jika sang bos menegur mereka bertiga.“Kalian itu memang fokus sekali, sampai-sampai istirahat nggak tahu. Makan siang dimana?” Gani menatap mereka bertiga gantian.Rendra membuka ponselnya dimana Lita sedang istirahat dengan teman-temannya, mungkin lebih baik istirahat di kantin atau keluar dari rumah sakit mencari tempat makan yang enak dan murah. “Pras, kamu mau makan dimana?” suara Danu membuyarkan lamunannya “Pak Gani tanya itu.” “Sekitar sini, Pak.” Rendra menjawab tidak enak.“Kita makan siang bareng, gimana?” ajak Gani menatap mereka bertiga.“Pak, saya ajak anak HRD ya? Rina.” Amel membuka suaranya.“Rina yang jo

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status