Share

Bab. 23. Tertekan

Arzan sampai di halaman rumah Laksmi. Langkahnya lambat begitu turun dari motor yang diparkirkan terlebih dulu di samping teras. Raut wajah yang biasa semeringah tampak sedikit masam dengan pakaian kusut tak beraturan.

Diketuknya pintu rumah berbahan kayu jati berkualitas tinggi itu sambil mengucap salam, lalu dijawab salam oleh Laksmi yang langsung membuka pintu. “Eh, Jang Arzan. Sok, kaleubeut,” titahnya sambil bergeser, memberi lebih banyak ruang untuk Arzan.

Arzan yang tak kuat menahan lelah pun mengangguk, lalu melangkah masuk tanpa sepatah kata. Ia ingin segera mandi dan salat sebelum beristirahat, melepas penat setelah seharian bekerja dengan jumlah pelanggan jauh lebih banyak dari kemarin. Namun, begitu tangannya mendorong pintu kamar, ia berlonjak kaget.

“Neng!” serunya sambil berjalan, setengah melompat saking takutnya kalau terjadi apa-apa pada Nafisa.

Diraihnya kepala Nafisa sebelum ia letakkan di kedua paha. “Nen

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status