Share

Bab. 28. Rindu

“Apabila sesuatu yang kau senangi tidak terjadi. Maka, senangilah apa yang terjadi.” –Ali bin Abi Thalib.

***

“Neng, kapan datang? Emang ibu ngasih izin? Terus, ke sini sama siapa?” cecarnya dengan serentetan pertanyaan, begitu menoleh dan mendapati Nafisa di Belakangnya. Membuat Nafisa yang sedari tadi berdiri itu tersenyum sambil melangkah maju.

Arzan menyapu wajahnya sekali lagi. Lalu melirik jam, waktu sudah menunjukkan pukul enam pas.

“Kira-setengah enam, A.” Nafisa duduk di sisi ranjang, disusul Arzan setelah mengangkat dan melipat sajadahnya. “Soal ibu, ya gitu. Tapi, kan Neng istri Aa. Masa nggak boleh datang ke sini? Neng nekat aja, terus naik ojek.”

“Loh? Hm. Iya juga, sih.” Arzan menyengir, lalu menyimpan lipatan sajadah di sisi ranjang yang lain. “Tapi, kenapa nggak langsung masuk ke sini? Tadi, Aa hampir kesiangan.”

“Lah. Neng langsung ke kamar ibu, dong. Kan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status