Share

Bab. 31. Bersyukur

“Ash-shalaatu khairum minan-nauum ....”

Suara azan subuh menggema. Membuat Nafisa terbangun lebih dulu dari seluruh penghuni kediaman Mariam. Dia mengerjap-ngerjapkan mata perlahan sebelum mengusap wajah. Diliriknya lelaki tampan yang masih terlelap, selengkung tanpa pewarna itu pun menyungging tipis memperhatikan raut wajah suaminya.

“Kamu pasti capek, A.”

Nafisa mengusap lembut rambut suaminya itu, lalu beranjak duduk dan hendak bersandar barang sebentar dengan diganjal bantal. Ia merentangkan kedua tangan ke atas, sambil meluruskan kaki untuk meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

“Alhamdullilah, Ya Rabb. Sebab Engkau masih memberiku hidup sampai sekarang,” gumamnya seraya menyingkap selimut tebal yang membungkus tubuh separuh telanjangnya. Lalu, ia pun turun dan memakai pakaiannya yang berserakan di lantai sebelum berjalan menuju lemari di samping pintu. Ia harus segera mandi, ada sesuatu yang harus ditunjukkann

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status