Share

Bab. 38. Emosi yang Tak Tertahan

“I-ibu?” Ia tergagap-gagap mendapati Laksmi ada di depan pintu. “Kak Alvin?” Lanjutnya sambil membuka pintu rumahnya lebar-lebar. “S-silakan masuk.”

“Assalamualaikum,” kata Alvin begitu melangkah maju, masuk dengan diikuti Laksmi di belakangnya.

Arzan menjawab salam sambil menutup pintu. “Kapan datang, Kak?” tanyanya, sedikit merasa kikuk. “Silakan duduk.”

“Tadi pagi, Zan.” Alvin duduk bersila, tegak dengan kedua tangan bertumpu di kedua sisi lututnya. Dia menghirup udara dalam-dalam. Ventilasi udara di rumah kontrakan Nafisa memang kecil. Tak terasa, kalaupun kelebat angin lumayan kencang di luar.

“Oh.” Arzan menyengir, seolah kehabisan bahan obrolan. “Sekeluarga, Kak?”

Alvin mengangguk sebelum akhirnya mengedarkan pandangan. Ia melihat ke sekeliling, tanpa terlalu menunjukkan keingintahuannya tentang seberapa nyaman rumah itu untuk Nafisa.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status