"Hubby, kok jam segini sudah pulang? Apa kau baik-baik saja?" tanya Julia Ang ketika menyambut suaminya di dasar anak tangga mansion house mewah di Queens. Joshua berdecak kesal seraya menjawab, "Hari ini aku menyerahkan jabatan presdir mall ke Jason. Itu syarat bantuan darinya untuk mengatasi kekacauan yang terjadi sejak sebulan lalu, kau tahu sendiri 'kan?" Dia naik ke lantai dua menuju ke kamar induk sembari merangkul bahu Julia Ang."Ohh, Jason ada di New York? Berarti kamu bertemu dengan Eva Xin lagi, apa tidak terjadi sesuatu—" Julia Ang menggantung kalimat pertanyaannya."Wanita sombong itu sungguh menyebalkan, aku heran kenapa dulu sempat berpacaran lama dengannya! Dia pamer kemesraan dengan adik kembarku di meja makan kemarin siang. Sudahlah, jangan tanya lagi tentang dia atau Jason, aku malas membicarakan mereka!" cerocos Joshua bernada kesal. Dia membaringkan istrinya ke atas ranjang dan mulai melucuti kancing baju khusus kehamilan satu per satu."Apa kau ingin melakukanny
"Julius, ini gawat! Bagaimana bisa mall milik Grup Cheng Yi East Star sudah dibuka lagi? Tadi mobilku lewat di depan sana dan pengunjung membludak ingin masuk ke mall mereka. Huhh, sialan!" umpat Welson Liu dongkol karena mall miliknya kalah saing. Dia tak mengerti kenapa situasi berbalik 180°, terlalu luar biasa rasanya.Asisten Welson Liu itu sudah gerak cepat memata-matai mall milik Joshua Cheng ketika lampu mall mulai menyala di seberang jalan tempat kerjanya. Julius Ma segera menjawab pertanyaan bosnya, "Saya sudah mengirim anak buah untuk menyelidiki perbaikan mall di seberang mall Grup Liu Dao, Tuan Muda Welson. Ternyata ada perubahan jabatan CEO, Tuan Muda Joshua Cheng kini tak menjabat sebagai Presdir lagi digantikan oleh Jason Cheng."Alis Welson Liu tertaut sengit seraya berpikir, 'Hmm ... sehebat itukah adik kembar Joshua? Dahulu pun aku menukar kamar pengantin dan Jason berhasil mendapatkan Eva Xin dengan mudah.' Dia pun berkata, "Julius, aku ingin berkunjung ke kantor me
"Permisi, Miss. Kami ingin mencari Mister Joshua Cheng!" ujar seorang polisi NYPD berpakaian seragam resmi sambil menunjukkan identitas bersama lencana letnan di tangannya ke sekretaris baru Joshua yang bernama Vivian Feng.Wanita muda berdarah oriental itu beranjak bangkit dari kursi dan menjawab, "Saya tanyakan dulu ke beliau, Sir—""Ini adalah penjemputan tersangka. Menghalangi tugas kami sama juga melawan hukum, Miss. Jangan berbelit-belit, katakan saja bos Anda ada atau tidak di ruangannya?" desak Letnan Bryan Landon mencegat langkah Vivian Feng.Sekretaris Joshua mengangguk dengan mata terbelalak, jantungnya berdetak kencang. Dia masih pegawai yang baru sebulan terakhir ini bergabung di perusahaan Grup Cheng Yi East Star. Letnan Bryan Landon segera mengetok pintu ruangan kerja wakil presdir lalu membuka sendiri pintu tersebut. Di dalam ruangan, Joshua terkejut dan agak bengong melihat semua petugas berseragam NYPD. Mereka berenam melangkah maju hingga ke depan meja Joshua Cheng
"Tolong Anda jangan asal menerobos masuk, Sir!" Sekretaris Welson Liu menahan badan kekar Joshua Cheng yang menyeruduk bersikeras masuk ke ruangan presdir. "Minggir kau! Urusan ini sudah tak bisa ditunda, jangan halangi aku atau kutembak kepalamu, hahh!" sembur Joshua galak seraya menepis ke samping Harold Zimmerman hingga terhuyung-huyung nyaris menyosor lantai.Pintu ruangan presdir menjeblak terbuka lebar. Di atas sofa Welson Liu yang setengah telanjang menindih wanita yang tak asing di mata Joshua. "Nah, bagus sekali kelakuan kalian! Seharusnya aku melaporkan tindakan asusila dan perselingkuhan istri ketigaku ke polisi. Sekarang katakan apa mau kalian?!" teriak Joshua temperamental menunjuk-nunjuk pasangan yang tengah berasik masyuk di sofa kantor presdir Grup Liu Dao.Brenda Yin segera menutupi tubuhnya dengan jas milik Welson Liu. Dia tersipu malu karena kelakuan rendahannya menjadi tontonan gratis para pengawal Joshua Cheng. Sementara itu Welson Liu mengenakan pakaiannya sat
"Di mana Mister Joshua Cheng dirawat, Miss?" tanya Jason di bagian informasi dan resepsionis New York Presbyterian Hospital.Seorang petugas wanita yang berjaga di konter menjawab, "Pasien dirawat di IGD, Sir. Ikuti saja petunjuk lorong sebelah barat gedung utama!"Setelah mengucap terima kasih, Jason bergegas mencari poli IGD rumah sakit high class di New York itu. Dia diikuti selusin pengawal bersetelan jas hitam hingga nampak agak mencolok di pandangan para pengunjung dan karyawan rumah sakit. Namun, Jason merasa pasca penembakan kakak kembarnya, ada baiknya dia waspada dibanding mempedulikan pendapat orang awam.Akhirnya dia menemukan Joshua setelah bertanya ke perawat jaga poli IGD. Kakak kembarnya masih tak sadarkan diri dan dia pun menemui dokter yang merawat Joshua."Sir, kami butuh persetujuan pihak keluarga untuk menjalankan operasi pengambilan peluru dari paru-paru Mister Joshua Cheng. Mohon segera tanda tangani dan diurus administrasi rumah sakitnya agar bisa segera kami k
Wanita hamil besar itu tergopoh-gopoh keluar dari lift dan berjalan cepat menuju poli bedah intensif New York Presbyterian Hospital. Ketika mendengar suaminya tertembak di kantor Welson Liu, dia tak dapat menunggu saja di rumah dicekam rasa kuatir. Sebentar lagi dia akan melahirkan buah hati mereka, sungguh menyedihkan bila bayi itu kehilangan sosok ayahnya. Dengan terisak-isak Julia Ang menghampiri bangku tunggu pasien bedah. Dia melihat Jason Cheng yang seharusnya menjadi adik iparnya dan juga istri palsu alias istri ketiga Joshua duduk bersebelahan menatapnya dengan gundah serta kebingungan.Jason bangkit dari tempat duduknya, lidahnya kelu bahkan untuk membahasakan panggilan untuk wanita hamil itu. Sementara Brenda Yin dengan suara sengau berkata mendahuluinya, "Ohh ... rupanya kau sudah mendengar bahwa suamimu nyaris mati hari ini!""Diam! Aku heran ... kita sama-sama hamil, tapi mungkin hanya anak di kandunganku yang berayahkan Joshua Cheng. Bisa-bisanya kau mengharapkan kemati
"Bagaimana Dok, putra kami?" tanya Tuan Winston Cheng kepada dokter bedah yang menangani operasi Joshua.Semua telinga ikut memerhatikan perkataan sang dokter, "Mister Joshua Cheng sudah berhasil melewati periode yang berbahaya di ruang operasi tadi. Kita tunggu saja sampai siuman. Sementara belum boleh dijenguk di ICU karena harus dijaga kesterilan ruangan terkait yang tertembus peluru adalah paru-parunya!""Baik, terima kasih, Dokter Wallace!" jawab Jason mewakili keluarganya. Ayah Joshua lalu menatap kedua wanita yang sama-sama berstatus sebagai istri putranya tersebut bergantian. "Kalian lebih baik pulang dan beristirahat. Joshua masih tidak bisa dijenguk siapa pun kata dokter tadi. Janin di rahim kalian lebih penting, jangan sampai terjadi hal yang tidak-tidak yang membuat putraku syok!" tutur Tuan Winston Cheng mengutamakan kepentingan Joshua di atas segalanya.Julia Ang dan Brenda Yin tak berani membantah titah Tuan Besar Cheng. Mereka berpamitan kepada papa mama mertua lalu d
"Ukkh!" Joshua menghirup perlahan oksigen yang dialirkan ke masker yang terpasang di wajahnya. Dadanya yang tertembak masih nyeri dan rasanya seperti terbakar di bekas operasi. Dia kembali memutar ingatan di otaknya mengenai kejadian di kantor Welson Liu.'Sialan, lelaki itu apa masih hidup setelah aku menembak balik dia?!' batin Joshua kesal. Di dalam ruang ICU, tempat dia dirawat tak ada orang lain. Dia haus dan ingin minum. Dengan sekuat tenaga, Joshua meraih tombol emergency panggilan perawat jaga. Tak lama setelahnya seorang perawat berkebangsaan Amerika masuk memeriksa kondisinya. "Anda sudah sadar rupanya. Sebentar akan saya panggilkan Dokter Wallace Kirkman!" ujar wanita berseragam putih tersebut sebelum bergegas keluar lagi dari ruang ICU.Hari sudah pukul 07.30 waktu New York, tetapi anggota keluarga Cheng belum ada yang tiba di rumah sakit termasuk Jason. Hal itu dikarenakan semalam Jason pulang nyaris tengah malam setelah mengantarkan Brenda pulang ke kediaman Yin. Dia di