"Bagaimana, Hubby? Kulihat tadi kalian seperti bertengkar di dalam ruang ICU," tanya Eva Xin ketika suaminya keluar dari ruang perawatan Joshua.Jason menghela napas panjang, dia merangkul istrinya untuk duduk di bangku lorong poli ICU. "Eva, aku ingin membuat reservasi ruangan di restoran Golden Lantern cabang China Town untuk lusa. Sebentar lagi akan kutemui Tuan Muda Liu untuk mengundangnya bertemu dengan Joshua ditemani aku di restoran keluarga Xin!" ujar Jason tanpa mengeluhkan sikap Joshua yang sulit tadi."Ohh, baiklah. Aku bisa menyampaikannya ke manager restoran. Apa hanya kalian bertiga saja atau ada orang lain yang ikut hadir dalam pertemuan itu?" tanya Eva Xin memastikan sebelum meneruskan reservasi tempat itu ke manager Golden Lantern Restaurant."Sebaiknya kami bertiga saja agar lebih fokus dengan poin penting pertemuan itu. Ini berkaitan dengan kakak ipar, Brenda Yin. Dia seharusnya ikut hadir, tetapi aku yakin dia justru memperkeruh suasana bila diundang juga. Biarlah
Sesuai rencana Jason, ketiga pria itu menghadiri pertemuan di Golden Lantern Restaurant untuk membicarakan keputusan akhir hubungan rumit antara Joshua-Brenda-Welson. "Mari ikut saya, Tuan-tuan. Master Jason sudah menunggu di Paviliun Pohon Willow!" ujar seorang waiter yang menyambut kedatangan Joshua dan Welson Liu yang bersamaan di restoran keluarga Xin.Kedua pria yang masih berseteru itu saling mendiamkan satu sama lain hingga mereka sampai di sebuah ruangan yang menghadap ke kolam ikan Koi. Suasana ruangan sejuk dan nyaman dengan suara gemericik air yang dipadu sayup-sayup alunan musik instrumental tradisional Timur."Ohh, kalian datang bersamaan. Silakan duduk, Joshua, Tuan Muda Liu!" sambut Jason dengan ramah. Eva Xin tersenyum sopan lalu mohon diri untuk menyiapkan hidangan yang telah dipesan oleh Jason.Diam-diam Joshua mengikuti kepergian wanita itu dari ekor matanya. Tempat ini membuatnya terkenang masa-masa indah dahulu bersama Eva Xin. Dadanya sesak oleh perasaan sentime
"Tolong semuanya tenang. Ini hanya pertengkaran kecil, ayo kita teruskan makan siangnya!" bujuk Jason dengan perasaan bersalah. Seharusnya tadi dia tidak menyinggung persoalan di masa lalu.Welson Liu dibantu bangkit berdiri oleh asistennya, dia lalu menjawab, "Kau yang membuat segalanya kacau, Jason!" "Maafkan aku, Tuan Muda Liu. Aku kelepasan bicara, sebenarnya aku telah cukup lama mengetahui fakta tersebut dari anak buahku. Duduklah dahulu, Joshua, Welson!" Jason kembali duduk di bantal alasnya.Kedua pria lainnya melempar tatapan saling bunuh yang berbahaya padahal baik Joshua maupun Welson Liu baru saja menjalani operasi pengangkatan peluru. Akhirnya, Jason angkat bicara menenangkan mereka. Namun, Joshua menuntut penjelasan dari Welson Liu mengenai kejadian tragis pernikahannya yang pertama bersama Eva Xin. Dia masih terobsesi memiliki mantan istrinya itu dan kesal karena rivalnya yang menjebak sehingga Jason menjalani malam pertama bersama Eva Xin lalu membawanya kabur ke Pula
Pasangan kekasih gelap yang belum memiliki hubungan sah di mata hukum itu naik lift menuju ke lantai teratas gedung pencakar langit hunian mewah milik Grup Liu Dao. "TING." Pintu lift terbuka otomatis lalu Welson Liu menggandeng tangan Brenda Yin untuk mengikutinya menuju ke unit penthouse nomor dua."Duduklah di sofa, kita akan membicarakan semua pengaturan terbaik untuk kita berdua dan anak di kandunganmu, Brenda!" ujar Welson dengan nada tenang berwibawa. Wanita berambut panjang sepinggang itu berdehem lalu menjawab, "Baiklah. Apa Joshua setuju mengakhiri hubungan kami, Welson?""Iya, dia menganggap pernikahannya dengan Julia Ang jauh lebih berharga, dia memang tidak mencintaimu sedikit pun. Lupakan saja Joshua dan ayo mulai lembaran baru bersamaku. Jadi apa kamu mau mendengarkan saran dariku?" ujar Welson Liu menatap pujaan hatinya.Brenda Yin mengangguk lalu mendengarkan perkataan pria itu mengenai rencana untuk dijalani bersama-sama. "Kita akan langsung menikah di balai kota
"Sir, istri Anda harus menjalani sectio cesarean segera. Pendarahannya terlalu hebat akibat kontraksi palsu yang kuat, saya menduga karena tingkat stres yang tinggi. Tim medis kami tidak bisa menjanjikan apakah ibu dan janin selamat semua, tapi akan tetap diusahakan yang terbaik. Tolong tanda tangani surat persetujuan operasi secepatnya, setiap detik amat berharga bagi pasien!" tutur Dokter Vincent Bronson, spesialis obsgyn yang memeriksa kondisi Brenda Yin.Welson Liu dicekam rasa panik, dia hanya bisa menganggukkan kepala lalu berlari ke meja perawat poli IGD New York Presbyterian Hospital untuk menyelesaikan prosedur persetujuan operasi dari pihak keluarga pasien. Sebuah hari bahagia menjadi bencana yang tak terduga. Gaun pengantin putih cantik yang tadi dikenakan Brenda bernoda merah dan teronggok di atas kursi di sudut bilik IGD, tempat dia dirawat sebelum menjalani operasi cesar sebentar lagi."Permisi, Nyonya Brenda Yin. Kami akan memindahkan Anda ke ruang persiapan operasi un
"Eva, kudengar Brenda Yin telah melahirkan bayinya secara prematur karena mengalami perdarahan akut. Bagaimana dengan kandunganmu? Apa belum ada tanda-tanda kontraksi?" tanya Jason seusai makan malam. Dia berjalan menuju ke kamar tidur sembari merangkul Eva Xin.Wanita hamil yang memang telah terlewati beberapa hari HPL-nya itu membelai perut besarnya sambil tersenyum bahagia. "Masih belum terasa kontraksi yang kuat, mungkin ... papanya perlu memberi sedikit bantuan agar si kecil minta keluar!" canda Eva Xin yang sontak mendapat tanggapan tawa renyah suaminya."Hmm, begitukah? Ayo Papa Jason tengok dan ajak dia keluar ya!" sahut Jason seraya menutup pintu kamar tidur. Dia membawa Eva menuju ke ranjang dengan tatapan mesra yang meluluhkan hati kaum Hawa."Hubby, kamu membuatku menjadi wanita paling bahagia sedunia. Aku selalu merasa beruntung ketika malam pertama dahulu Joshua tertukar denganmu!" ujar Eva Xin sembari berbaring menikmati setiap sentuhan penuh cinta dari Jason yang menai
Pintu kamar perawatan Eva Xin terbuka disusul masuknya keluarga Cheng. Kali ini ada yang berbeda karena Julia Ang mendampingi Joshua Cheng menjenguk adik ipar mereka yang baru saja melahirkan pagi tadi."Wah, selamat untuk kelahiran Ryan ya, Eva, Jason!" ucap Julia Ang dengan riang. Sementara janin di perutnya masih belum ada tanda-tanda ingin menyusul kehadiran sepupunya di dunia. Dengan tawa ramah, Eva Xin membalas, "Terima kasih, Kakak Ipar. Bagaimana dengan kehamilanmu? Kapan HPL bayi itu, bukankah usia kehamilan kita berdekatan?" "Iya, entahlah ... mungkin memang belum saatnya saja. Bisa kapan saja karena HPL sudah terlewati lima hari yang lalu, Eva!" jawab Julia Ang dengan keresahan tersirat.Joshua merangkul bahu istrinya yang kini hanya semata wayang tak ada duanya itu, dia menimpali, "Kita sekalian periksa ke dokter spesialis kandungan saja, Jule. Aku ikut gelisah karena takut terjadi apa-apa dengan putra kita di dalam rahimmu!" Istrinya menuruti saran Joshua lalu mengobro
"Hai, Shawn ... apa kabar?" sapa Welson Liu kepada putra kecilnya yang baru kemarin pagi boleh dibawa pulang ke rumah setelah dua bulan lamanya menjalani perawatan di ruang NICU akibat kelahiran prematur.Pria berbadan kekar itu mengenakan piyama warna biru muda karena baru beberapa saat lalu dia bangun tidur. Welson memindahkan Shawn Liu dari kotak tempat tidur bayi ke meja khusus perawatan bayi untuk dimandikan lalu dipijat dengan minyak-minyak herbal serta baby oil kulitnya yang masih berkerut-kerut. Brenda Yin agak takut memandikan putranya karena dia masih belajar dan memang jarang bekerja, ada banyak pelayan yang membantu kebutuhannya di rumah. Dia pun menyiapkan pakaian ganti bayi untuk Shawn yang sedang dimandikan papanya."Kau terampil memandikan bayi, Welson!" puji Brenda Yin kagum melihat suaminya. Telapak tangan Welson Liu memang lebar dan nampak kokoh menyangga kepala serta tubuh putranya.Pria itu terkekeh lalu menjawab, "Harus, aku belajar dari Suster Meredith Bonapart