Share

Bab 68

"Maaf ya, Ibu-ibu. Saya nggak pernah pamer sama Aura. Juga nggak pernah nuduh Mbak Nesha dengan sebutan pelakor andai dia nggak memulai duluan," ucapku.

"Maksudnya apa, Bu Nining?" tanya Bu Wina.

"Awal saya kembali ke sini, setelah tinggal di kampung kurang lebih enam bulan, dia di rumah saya bahkan memanggilkan Mas Andra dengan sebutan Papa, pada Aura. Bu Wina, seandainya apa yang menimpa saya ini, menimpa pada Bu Wina, memang baka diam saja?" tanyaku.

"Iya juga sih," jawabnya, yang lain pun ikutan berbisik.

"Ya kalau saya sih biasa saja, Bu Nining. Namanya juga anak-anak," jawab Bu Isah.

Aku mendelik, lalu mendekat ke arahnya yang sibuk memilih kangkung. Apa katanya? Biasa aja? Namanya anak-anak? Wah, salah pemikiran kalau begini.

"Jadi begini ya, Bu Isah. Apa Ibu Isah lupa, dengan status sendiri? Bu Isah ini kan janda. Jadi mungkin bisa memaklumi, seandainya sudah punya suami lagi, apa yakin masih bisa bersikap biasa saja?" tanyaku sambil meremas terong yang tengah kupegang.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status