Share

Bab 69

Jangan terlalu dipikirkan. Jadi, tadi nggak belanja?" tanya Bu Mega.

Aku hanya nyengir, lalu menggeleng. Bu Mega pun ikut menggelengkan kepalanya, kemudian memanggil Desi.

"Belikan daging, kentang, sama cabai di tukang sayur depan, Des."

"Baik, Nyah..."

Setelah kepergian Desi, aku masih duduk di meja makan.

"Oh iya, Bik Minah mau sampai kapan di kampung, Bu?" tanyaku.

"Minggu depan juga balik, katanya. Kamu ketemu waktu itu?"

Aku mengangguk. Bik Minah memang sudah mau sebulan tinggal di kampung, sebab anaknya dilarikan ke rumah sakit. Ia terlibat dengan tawuran dan mengakibatkan luka bacok di punggungnya.

"Semoga anaknya cepat sembuh. Terakhir dengar sih sudah masa pemulihan. Lukanya panjang dan cukup dalam."

"Iya, Nining juga lihat pas lagi di kampung. Tidurnya aja tengkurep. Kadang kalau lagi nggak sadar, suka telentang dan berakhir dengan sakit."

"Itu lah, anak jaman sekarang bukannya cari uang yang benar malah ikutan tawuran begitu."

Aku mengangguk. Jadi teringat dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status