Share

4. Menggodanya

Author: Rossy Dildara
last update Last Updated: 2024-10-19 08:12:32

Setelah puas menciumiku tanpa ampun, bahkan hampir membuatku kehabisan oksigen, kini bibir Kak Calvin turun ke leher.

"Aahhhh!!" Aku terkejut, apa yang dia lakukan? Lidah, dia menyesap leherku sambil memainkan lidahnya dan itu sangat menggelitik hingga membuat seluruh tubuhku meremang.

Bahkan dapat kurasakan seluruh bulu romaku berdiri tegak.

Tapi, aku ingat bahwa aku belum mandi tadi sore. Pasti leher dan tubuhku ini beraroma kecut dan terasa asem, bisa-bisa Kak Calvin mual.

"Huuuekk!!"

Nah benar 'kan, baru saja aku menebak dan sekarang Kak Calvin terlihat seperti ingin muntah.

Aktivitas itu terhenti sejenak, tapi kulihat Kak Calvin tengah sibuk melepaskan jas dan kemejanya.

Ini kesempatan emas untukku supaya terlepas darinya, karena kalau sampai aku ketahuan Nona Agnes, bisa-bisa aku habis olehnya.

Setelah mengeluarkan tenaga dalam, akhirnya aku berhasil mendorong tubuhnya untuk menyingkir dari tubuhku. Kak Calvin terjungkal dari kasur dan langsung merintih kesakitan, karena sempat kudengar bokongnya cukup keras menghantam lantai.

"Aaaww!"

"Maafkan aku, Kak." Aku segera turun dari kasur, kemudian berlari ke arah pintu. Tapi sialnya aku justru tersandung kaki sendiri, ceroboh sekali aku ini.

Bruukkk!

"Aaawww!!" Aku terjatuh dengan posisi tengkurap, kedua gunung kembarku terasa sakit sekali terhantam lantai. Untung tidak meletus.

"Mau ke mana, Sayang?" Kulihat Kak Calvin mengesot menghampiriku sembari membuka celananya.

Gila, apa-apaan dia? Kenapa dia menunjukkan kejantanannya yang sebelumnya sama sekali tak kuingat bagaimana bentuknya.

"Astaghfirullah, Kakak!" Aku langsung menutup mata, karena merasa terkejut dan malu sendiri.

Tapi aneh sekali, mengapa Kak Calvin bertingkah mesuum begini?? Apakah dia lupa, kalau kita berdua sudah bercerai? Aaah tapi tidak mungkin, kita saja bercerai sudah lama. Pastilah dia ingat.

Tiba-tiba, dapat kurasakan celana berpinggang kolorku tertarik begitu cepat. Pasti itu ulah Kak Calvin.

Dan benar saja, saat aku membuka mata dia justru sudah kembali berada di atas tubuhku.

"Kakak! Lepaskan aku, Kak! Istighfar, Kak! Apa yang Kakak lakukan salah!!" Aku sudah histeris sendiri, merasakan kejantanannya sudah menempel pada bokongku. Rasanya hangat, namun sukses membuat seluruh tubuhku gemetar.

Ya Allah, apa jangan-jangan Kak Calvin akan memperkosaku?

Tidak! Ini tidak boleh sampai terjadi, aku tidak mau ya, Allah.

Berusaha aku memberontak, tapi posisiku yang tengkurap dan tertindih di bawah seperti ini benar-benar menyulitkanku untuk bergerak.

Krrreettt...

Astaga celana dallam berendam kesayanganku dirobek olehnya. Benda tumpul itu pun kini seakan mencari-cari lubang untuk bisa masuk. Kak Calvin terus menerus menekannya.

"Nona Agnes, to —aaahh!" Aku merasa tak sanggup melanjutkan, di mana benda tumpul itu akhirnya berhasil menembus dan memenuhi tubuh bagian bawahku.

Kak Calvin melenguh dengan desaahan yang nyaring, sementara gerakan naik-turun bokongnya menghadirkan sensasi yang tak terduga. Aku merasakan rasa perih dan sesak yang membuatku meringis ingin menangis.

Aneh, padahal ini bukan hal yang pertama bagiku, bahkan aku sendiri sudah pernah melahirkan dengan jalur normal.

Namun, seiring berlalunya waktu, rasa perih itu mulai mereda, dan dengan tiba-tiba, berubah menjadi gelombang kenikmatan yang mengalir dalam diriku.

Sesak di bawah sana, seolah menjadi pemicu birahi yang memuncak. Sentuhan yang lembut namun penuh gairah, membawaku terbang melayang-layang, menyatukan rasa sakit dan nikmat dalam satu aliran.

Dengan jantung yang berdebar-debar, aku tak sadar terhanyut dalam desaahan yang saling bersahut-sahutan dengan Kak Calvin.

Cahaya lampu yang tiba-tiba meredup, menciptakan atmosfer yang semakin mencekam, namun hal tersebut justru semakin membangkitkan semangat Kak Calvin untuk terus menghujamiku.

Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa segalanya akan berakhir seperti ini. Rasanya benar-benar gila.

Niat jahat untuk menjebak Kak Calvin malah berbalik menimpa diriku, membuatku diperkosa olehnya. Ironisnya, aku justru menikmatinya dan tak ingin semua ini cepat berakhir.

Selama masa pernikahan kami, kami hanya sekali berhubungan badan, dan aku bahkan tidak ingat bagaimana rasanya. Akan tetapi, dengan keanehan yang ada, kali ini aku merasakan kenikmatan yang begitu luar biasa.

Ya Allah... aku memohon ampun-Mu, semua ini adalah kesalahan dan dosaku.

Seharusnya dari awal aku tidak menuruti permintaan yang konyol dari bosku.

Namun, di sisi lain, aku juga takut kehilangan pekerjaan. Mungkin, besok aku akan benar-benar dipecat jika Nona Agnes mengetahui kalau aku dan Kak Calvin telah memadu kasih.

Atau, justru sebentar lagi dia akan memergoki kita berdua.

(Flashback Off)

***

POV Agnes.

"Sial!! Di mana mereka berdua?!" Kubanting kasar hapeku dengan penuh emosi, tapi di atas kasur karena kalau di lantai sayang jika pecah. Itu hape mahal.

Hampir semalaman aku menunggu kedatangan Viona yang membawa Mas Calvin, sampai akhirnya tidak tidur. Namun, kenyataannya, mereka berdua belum juga muncul sampai sekarang. Bahkan sekarang sudah jam 6 pagi.

Ke mana kira-kira Viona membawa pacarku? Bukankah semalam dia mengatakan rencana kita lancar dan sedang menuju ke hotel. Tapi, mengapa mereka berdua belum juga tiba?

"Aaakkhh!!" Kepalaku terasa sakit memikirkannya, ditambah nomor mereka sulit dihubungi.

Mas Calvin tidak aktif, sementara Viona aktif, hanya saja tidak merespon.

Ada apa dengan Viona ini? Aku khawatir obat yang kuberikan kepada Mas Calvin bereaksi kepadanya, bisa-bisa salah sasaran.

"Ahh tapi rasanya nggak mungkin." Aku menggeleng kepala.

Mas Calvin tidak mungkin semudah itu melakukan hubungan badan dengan seseorang yang tidak dia kenal. Karena denganku saja tidak pernah dia mau melakukannya, meski sering aku menggodanya.

Kadang kala aku berpikir, apakah Mas Calvin ini adalah pria normal?

Sebab aneh saja, masa pacaran kami sudah memasuki 2 tahun, ditambah sering LDR lama, tapi jika bertemu—kami paling berpelukan dan sekedar ciuman saja.

Bahkan, rasa-rasanya dia juga belum pernah meremmas dadaku. Padahal sering kali kupamerkan belahan dada yang montok ini di hadapannya, berharap dia naffsu padaku.

Setiap ada waktu bersama, aku juga sering sesekali menyentuh miliknya yang terbungkus di dalam celana. Asli aku juga penasaran dengan bentuknya, tapi, Mas Calvin justru marah dan mengatakan aku tidak sopan.

Aneh banget, kurasa Mas Calvin sedikit gila. Padahal mantan-mantan pacarku saja dulu selalu minta jatah setiap kali bertemu, kalau dia boro-boro.

Itulah sebabnya aku setuju dengan rencana yang diusulkan oleh Daddy. Ya memang pada dasarnya aku ingin cepat dinikahi dan ingin mempunyai suami kaya raya juga tentunya.

Apalagi, bisnis Daddy sedang tidak baik-baik saja sekarang.

Selama ini, memang Mas Calvin sudah membantunya, tapi Daddy merasa masih kurang. Dia berpikir, jika Mas Calvin sudah menjadi menantu, bantuan darinya akan semakin banyak dia dapatkan.

Drringggg!!

Bunyi hape seketika memecah keheningan, buru-buru kuambil kembali benda itu di atas kasur.

Related chapters

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   5. Kakak memperk*saku

    Bunyi hape seketika memecah keheningan, buru-buru kuambil kembali benda itu di atas kasur. Berharap Viona yang menghubungi, tapi ternyata Daddyku yang bernama—Erick. "Halo, Dad," ucapku yang baru saja mengangkat panggilan. "Halo, bagaimana? Kamu udah berhasil tidur dengan Calvin, kan?" "Belum, Dad." "Kok bisa belum? Bukannya semalam kamu bilang, kamu sudah reservasi hotel buat menjebak Calvin, ya?" "Iya. Tapi itu dia ... kan semalam aku meminta bantuan Viona, dia sendiri bilang rencana kita lancar dan sedang menuju hotel, tapi anehnya, sampai sekarang belum sampai juga, Dad," jawabku bingung. "Salah alamat nggak kamunya? Kan kamu tau sendiri bagaimana Viona, dia kadang agak begoo." "Bener kok, Dad," jawabku dengan yakin. "Sekarang udah dihubungi apa belum? Coba ditelepon Viona." "Udah dari tadi, tapi enggak diangkat-angkat. Nomor Mas Calvin juga nggak aktif, Dad." "Ya udah, sekarang kamu pergi aja ke rumah Calvin. Tunggu dia sampai pulang, nanti habis itu kamu tanya deh ...

    Last Updated : 2024-10-19
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   6. Mencari Ayah

    "Iya, Kak. Aku sungguh-sungguh!" Tanpa banyak berpikir, aku langsung menjawabnya dengan mantap. Kupikir ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. "Baiklah." Kak Calvin langsung memundurkan langkah, menjauh dariku lalu memakai kembali jas biru navy-nya. Namun, kulihat wajahnya menjadi masam sekarang. Ada apa lagi dengannya? Kenapa seolah-olah jawaban yang aku berikan terdengar tidak mengenakan untuknya? Apa memang ini merugikannya? Padahal 'kan tidak, karena jelas-jelas aku yang telah diperkosa di sini. Kak Calvin ini benar-benar aneh sekali. Aku jadi bingung sendiri. "Aku minta maaf ya, Kak." Bingung ingin berbuat apa, jadi kuputuskan untuk meminta maaf saja. "Ngapain minta maaf, kan sudah jelas kamu korban di sini," sahut Kak Calvin dengan ketus, tanpa menatapku dia berjalan ke arah pintu. Handle pintu itu sudah dia pegang, dapat kulihat tubuhnya dari belakang. Namun, gerakan tangannya tiba-tiba terhenti. "Aku mau pulang. Kamu cepat pakai pakaianmu lalu segera pulang, karen

    Last Updated : 2024-11-08
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   7. Ingin cari m*ti

    "Di mana Kenzie, Vio?" tanya Papa yang berlari mendekatiku, tangan kanannya masih memegang inti tubuh. "Kenzie ... dia hilang, Pa. Nggak tau ke mana," jawabku dengan suara penuh frustrasi. Rasanya hatiku hancur, ingin rasanya menangis. "Kok bisa hilang sih? Gimana ceritanya?" Papa langsung berlari mencari, dan aku segera menyusulnya, berharap dapat menemukan Kenzie dengan segera. Semoga Kenzie ditemukan dalam keadaan selamat. *** Pov Calvin. Aku benar-benar kecewa dengan jawaban Viona, karena dengan mudahnya dia mengatakan ingin berdamai denganku, setelah apa yang telah terjadi di antara kita. Apakah dia sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan suaminya, jika hal ini diketahui? Viona, kukira kamu sudah berubah sekarang. Tapi nyatanya, kamu masih sama seperti dulu. Masih suka menyakiti hati suamimu. Padahal, bukankah kamu sendiri yang bilang, bahwa rasa cintamu terhadap Yogi begitu dalam hingga kamu tidak pernah bisa menerima pernikahan kita? Tak pernah mau mencoba menc

    Last Updated : 2024-11-09
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   8. Om akan membantumu

    Dengan refleks, aku segera mengerem mobil, berharap agar tidak terlambat untuk menghindari menabraknya. Bruk!!! Suara sesuatu yang jatuh terdengar, dan jantungku berdegup kencang, berharap dengan sungguh-sungguh agar anak kecil itu tidak terluka. Semoga dia baik-baik saja. Dengan rasa panik yang menyergap, aku segera turun dari mobil dan berlari mendekatinya. "Ya Allah, Dek!" seruku dengan suara gemetar, sambil berjongkok di dekat anak yang seperti berusia sekitar 5 tahun itu. Dia duduk dengan keadaan menangis sambil menyentuh lutut kanannya yang berdarah cukup banyak, sepertinya tadi tergores oleh aspal. Hatiku terasa hancur melihatnya. "Huuueeee!! Sakittt!!" tangisnya pecah dengan deraian air mata yang memilukan. Bergegas aku meraih tubuh kecilnya dengan penuh kelembutan, sebab tak tega rasanya karena dia juga cukup kurus. Aku langsung membawanya masuk ke dalam mobil dan mendudukkannya pada kursi di sampingku. "Kita ke rumah sakit ya, jagoan. Kamu tenang dulu, jangan menang

    Last Updated : 2024-11-10
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   9. Cuma pura-pura

    Aku pun membawa Kenzie ke Dokter umum, pihak rumah sakit langsung mengizinkan kami masuk tanpa perlu mengantre. Mungkin simpati pada keadaan Kenzie. Dokter pria mulai memeriksa, saat Kenzie aku baringkan ke tempat tidur. Bocah itu kembali memelukku. Meski tubuhnya kecil, tapi pelukannya cukup membuatku nyaman. Hatiku terasa hangat entah mengapa. "Kenzie takutt!!" "Tidak perlu takut anak ganteng, ini cuma luka ringan kok," sahut Dokter yang berada di dekat kami, yang tampaknya memahami perilaku yang ditunjukkan oleh Kenzie. "Beneran, Dok, cuma luka ringan?" Aku bertanya untuk memastikan. Kuperhatikan juga lutut Kenzie yang mulai dibersihkan oleh seorang suster yang baru saja datang. Dokter mengangguk. "Bener kok, Pak. Cuma tergores aspal, paling 3 hari lukanya akan kering." Jawaban dari Dokter benar-benar membuatku lega. Aku menghela napas, syukurlah kalau memang dia baik-baik saja. Aku sungguh khawatir sebelumnya. "Aaawwwwww peliiihhh!!" jerit Kenzie, yang sontak membuatku ter

    Last Updated : 2024-11-11
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   10. Biarkan dia bahagia

    (POV Viona)Ya Allah ... Aku benar-benar tidak bisa tenang karena anak semata wayangku belum ditemukan. Ini sudah mau gelap.Kuperhatikan jam dinding yang menempel di depan pintu kamarku, di sana menunjukkan pukul 6 sore dan baru saja kudengar kumandang adzan magrib.Aku duduk di sofa ruang tengah, menunggu Papa yang belum pulang dengan perasaan campuran antara kegelisahan dan kekhawatiran.Setelah tadi kehilangan jejak Kenzie, Papa memutuskan untuk pergi ke kantor polisi untuk melakukan pelaporan.Sementara aku, diminta untuk tidak ikut karena Papa juga berpesan untuk menghubungi para orang tua dari teman-teman sekolah Kenzie, karena barangkali dia pergi ke sana. Karena bisa saja Kenzie meminta bantuan teman-temannya untuk mau diajak pergi mencari Ayahnya.Namun, setelah kucoba hubungi semuanya, sampai dengan guru TK-nya juga, ternyata tak satu pun ada yang mengatakan melihat Kenzie.Ya Allah, ke mana perginya anakku? Kenapa Kenzie nekat banget. Diluar sana 'kan bahaya, Nak. Kalau ka

    Last Updated : 2024-12-02
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   11. Ada tuyul

    (POV Calvin)Dengan banyaknya pekerjaan, aku terpaksa harus lembur hingga jam 6 malam. Namun, di tengah kesibukan di kantor, pikiranku terus menerus melayang pada Kenzie. Apa yang sedang dilakukannya saat ini? Sudahkah dia makan dan mandi? Aku telah memberikan instruksi kepada satpam dan Bibi di rumah untuk merawat Kenzie dengan baik, memastikan bahwa dia mendapatkan segala yang dibutuhkannya, namun juga menjaga agar tidak memberinya kesempatan untuk kabur. Aku khawatir bahwa Kenzie mungkin memiliki niat untuk mengambil sesuatu yang berharga dan menyelinap pergi. Sebelum sampai rumah, aku sempat singgah ke toko mainan dan membelikan Kenzie sebuah mainan. Aku teringat akan kata-kata Kenzie yang menyebut bahwa hampir setiap hari, setelah pulang kerja, Bundanya selalu membawakan mainan untuknya.Aku berharap, dengan membelikan mainan ini, dia jadi teringat Bundanya. Dan aku bisa membujuknya untuk pulang ke rumah. "Eh ... Pak Cal

    Last Updated : 2024-12-03
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   12. Siap menikah

    "Kenzie bukan tuyul!!" seru Kenzie menyahuti ucapan Ayah, membuat pria itu tampak terkejut.Ada apa dengan Ayah ini? Bisa-bisanya anak orang dia katai tuyul. Atau paling hanya bercanda saja, ya? Lagian kepala Kenzie juga tidak botak, tidak persis seperti tuyul pada umumnya."Kenzie bukan tuyul, Ayah. Dia anak manusia," sahutku."Tapi dia anak siapa? Kok ada di rumahmu? Jangan bilang kamu dan pacarmu ...." Ayah menahan ucapannya sambil menatap tajam mataku. Ah dia ini, pasti sudah berpikir yang tidak-tidak."Ayah jangan berpikir yang enggak-enggak, biar aku jelaskan. Tapi kita keluar dulu, biar enak ngomongnya." Aku menarik tangan Ayah untuk bersama-sama keluar dari kamar, supaya lebih leluasa bicara."Jangan bohong ya, Cal. Ayah paling tidak suka dengan orang yang suka berbohong." Ayah memperingatiku.Padahal siapa juga yang mau berbohong padanya."Aku tidak berbohong, Ayah. Dan Kenzie itu bukan siapa-siapanya aku. Aku n

    Last Updated : 2024-12-04

Latest chapter

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   47. Dia yang memperkosamu!

    POV Viona. Hari sudah mulai sore dan aku sudah merasa sedikit lebih baik. Rasanya ingin segera pulang, tapi dokter dan suster melarang dengan tegas. Aku juga mencoba menelepon Papa, namun tak ada tanggapan sedikit pun. Rasa bingung dan kecemasan mulai menyelimuti pikiranku. Aku bertanya-tanya, kemana Papa pergi saat mengetahui bahwa aku hamil. Apakah dia sedang mencari solusi? Atau mungkin dia sedang berusaha menenangkan diri? Aku tak tahu, dan ketidakpastian itu membuatku semakin gelisah. Ceklek~ Bunyi pintu kamar rawat terbuka, aku yang tengah duduk selonjoran di atas tempat tidur langsung menoleh. Sontak mataku membulat saat melihat Papa datang bersama Kak Calvin dan Ayah Andre. Jantungku berdebar kencang, seolah-olah ingin melompat keluar dari dadaku. Apa yang sedang terjadi? Kenapa Papa membawa mereka berdua? Apakah mereka datang untuk menanyakan tentang keham

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   46. Batalkan pernikahanmu

    Setelah tiba di rumah Papa Tatang, aku melihat pintu rumahnya terbuka lebar. Mobil Papa Tatang juga terparkir di halaman.Dengan hati-hati, langkahku menghampiri pintu. Meskipun pintu sudah terbuka, tapi aku tidak ingin terlihat tidak sopan dengan langsung masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu.Namun, sebelum aku sempat mengetuk, tangan ini terhenti di udara dan kata-kata salam tercekat di bibirku. Papa Tatang sudah duduk di sofa single ruang tengah, dengan tatapan tajam yang menghunus ke arahku."Pa, aku-""Langsung masuk saja," potong Papa dengan cepat, tanpa menyela tatapannya yang menembus.Rasa takut menyelinap di dalam diriku, mengapa aku tiba-tiba merasa cemas di depan mantan mertuaku ini? Apa yang terjadi pada Papa Tatang? Kenapa sikapnya begitu aneh hari ini, seakan bukan dirinya?Mungkin Papa kesurupan? Pikiran itu melintas, membuatku ragu apakah aku harus memanggil seorang Ustad lebih dulu?"Kenapa masih berdir

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   45. Hanya mempermainkannya

    "Sudah jelas, Pak, itu semua karena Viona hamil anak Bapak." Yogi menjawab dengan santai.Aneh, bisa sesantai itu dia, bahkan tak ada rasa bersalah sedikitpun terhadapku atau Viona. Padahal karena dialah, rumah tanggaku hancur. Karena dia juga, Viona menjadi perempuan yang bodoh."Hanya karena itu, kamu sampai tidak mau menerimanya?? Berarti kamu tidak benar-benar mencintai Viona, kamu selama ini hanya mempermainkannya." Suara pertanyaanku terdengar tajam, diiringi rasa sakit dan kekecewaan yang mendalam. Aku merasa seperti tertusuk belati, melihat betapa mudahnya Yogi melupakan Viona dan melupakan semua yang telah terjadi."Pak Calvin, saya tidak mau membicarakan hal itu lagi. Itu sudah menjadi masa lalu, dan lagi pula ... saya sudah berumah tangga," jawab Yogi, lalu berbalik dan berjalan pergi.Aku menatap punggungnya yang menjauh, merasakan amarah yang semakin membara.Apa katanya, dia sudah berumah tangga sekarang? Semudah itu? Sementara Viona sendiri-setelah bercerai denganku, di

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   44. Sebuah kecelakaan

    Aku perlahan membuka mata, menatap wajah Papa yang memerah dengan rahang yang mengeras. Rasa sakit di pipi masih terasa, namun rasa sakit di hatiku jauh lebih dalam."Aku salah apa, Pa? Kenapa Papa sampai menamparku begini? Apakah Papa nggak sayang lagi sama aku?"Aku langsung menyentuh pipi, dan tak terasa air mataku jatuh. Aku merasa sedih dan hancur sekali, karena bagiku, satu-satunya orang yang selalu ada di hidupku hanyalah Papa. Tapi mengapa Papa begitu tega padaku?"Kamu yang nggak sayang sama Papa, Vio!! Kamu yang nggak sayang Papa!!" Papa langsung mendekap tubuhku dan menangis tersedu-sedu, dia mengelus rambutku dengan lembut. "Maafkan Papa, karena telah kasar padamu. Tapi Papa sungguh kecewa dengan apa yang terjadi, dan kenapa kamu bisa semurah ini? Kenapa kamu nggak bisa menjaga diri, Vio?"Semurah ini? Menjaga diri?Aku benar-benar menjadi semakin bingung. "Apa maksud Papa?" Suara lemahku terputus-putus, terbebani oleh rasa ke

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   43. Kok pucat sekali wajahmu?

    "Kalau itu adalah solusi untuk menguasai harta Calvin, kenapa tidak?" Daddy tertawa dengan nada jahat, lalu merangkul pundakku. "Akan lebih baik jika keturunan Calvin hanya darimu saja, yang keluar dari rahimmu. Karena harta warisan yang akan diterima oleh anak pertama, terutama seorang laki-laki ... sangatlah besar, Nes.""Tapi bagaimana dengan Viona? Aku khawatir dia akan merebut Mas Calvin dariku, Dad," ujarku dengan suara gemetar dan rasa takut yang semakin menguat."Tidak perlu khawatir tentang Viona. Dia tidak akan mampu merebut Calvin darimu jika kamu berhasil hamil dari Calvin. Jadi ... tetaplah merayu Calvin agar mau tidur denganmu. Tidak perlu menunggu sampai setelah menikah, karena takutnya terlalu lama," kata Daddy dengan suara tegas, kembali memberikanku saran.Aku langsung merenung, mencoba mencerna semua apa yang Daddy katakan.Sejauh ini, semua saran dari Daddy selalu aku lakukan. Meskipun ada sebagian yang gagal, tapi ada juga yan

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   42. Mencelakai Kenzie

    "Jawab saja dulu pertanyaanku," tegasku dengan mantap, mencoba menemukan kejelasan dalam kekacauan yang sedang terjadi.Agnes menggelengkan kepala sambil mendesaah. "Kenzie akan menjadi anakku, Mas. Aku tidak akan meminta hal seperti itu. Mas ini benar-benar aneh," ucapnya dengan nada yang penuh keheranan."Tapi kamu jujur, kan?" tanyaku dengan ragu dan sedikit khawatir."Ya, Mas. Kenapa juga aku harus berbohong. Kita akan menjadi satu keluarga, bukan?" Agnes kembali memeluk tubuhku, menciumi dadaku dengan penuh kasih, mencoba meyakinkanku.Aku menghela nafas dalam, merasa semakin terjebak dalam labirin kebingungan.Apakah Agnes benar-benar berbicara jujur? Siapa sebenarnya yang berbohong? Apakah Viona? Tetapi, apa motifnya untuk berbohong?Atau... apakah semua ini terjadi karena dia ingin rujuk denganku?Akh tidak mungkin! Alasan itu tidak masuk akal jika dia sampai berbohong, apalagi pipi Viona juga lebam.Aku yakin, Viona adalah perempuan baik. Namun, begitu pula dengan Agnes. Dia

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   41. Ulah Agnes

    Apa katanya?? Pipinya yang merah karena ulah Agnes??Rasa marah dan kecewa seketika menguasai diriku. Jantungku semakin berdebar, tidak terbayangkan Agnes bisa sekejam itu.Tidak masuk akal bagiku, mengapa Agnes begitu kasar terhadap Viona. Viona tidak bersalah dalam situasi ini, dia hanyalah bagian dari masa laluku."Kak ... aku mohon ...." Viona tiba-tiba memegang tanganku dengan kuat, matanya mulai berkaca-kaca. "Jika Kakak benar-benar menyayangi Kenzie, tolong jangan menikahi Nona Agnes. Aku tidak ingin Kenzie memiliki bunda tiri yang tidak menyayanginya, Kak. Dan jika Kakak bersedia dan tidak keberatan ...." Viona menjeda sebentar, lalu menarik napas dalam dan perlahan menghembuskannya."Un-untuk kebaikan kita semua, terutama Kenzie, bagaimana kalau kita ... kita kembali, Kak. Kita ru-rujuk!" Suaranya patah di akhir kalimat, tapi ucapannya membuatku terkejut.Mataku seketika membulat.Apakah aku salah dengar? Rasanya telingaku ini rusak. Bagaimana mungkin, seorang Viona, ingin ru

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   40. Kakak sebaiknya putus saja

    "Begini, Cal. Seperti apa yang pernah Ayah minta padamu ... setelah kamu bertunangan, Ayah mau kamu dan Kenzie melakukan tes DNA ulang bersama Yogi juga," ucap Ayah membuat dahiku seketika berkerut.Aku sedikit heran, kukira tentang apa, ternyata tentang tes DNA ulang. Lagian untuk apa coba, melakukan tes ulang, toh hasilnya juga akan sama. Yang ada buang-buang waktu saja."Bagaimana? Besok ya, Cal, biar Ayah antar. Ayah juga sudah mencari rumah sakit yang paling bagus di Jakarta.""Terserah Ayah, tapi bagaimana dengan Yogi? Memangnya Ayah sudah berhasil menemukannya?" Sejujurnya malas, tapi aku sudah terlanjur setuju dari awal, jadi tidak bisa menolak."Udah, baru tadi pagi Ayah bertemu dengannya. Rupanya dia selama ini bekerja dengan salah satu rekan bisnis Ayah, Cal, dan dia jadi asisten CEO.""Oohhh. Terus ... apa dia setuju, diminta melakukan tes DNA?""Tentu saja dia setuju, kan Ayah yang minta. Besok jam 8 pagi, ya, Ayah akan menjemputmu dan Kenzie. Si Kenzie masih menginap di

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   39. Apakah itu sebuah rahasia?

    Apakah dia mengira aku gila, atau apa? Kalau memang dia berniat untuk memecatku, walaupun sulit, aku akan berusaha menerimanya. Namun, jika diminta untuk menjauhi Kenzie dari Kak Calvin, aku tak bisa melakukannya.Baru kemarin, Kenzie begitu bahagia mendapatkan kehadiran Ayah yang selama ini dia rindukan. Bagaimana ini bisa terjadi, bahwa semua itu bisa direnggut hanya karena permintaan Nona Agnes?Terlihat jelas bahwa Nona Agnes sebenarnya tidak sepenuhnya menerima Kenzie. Maka, apa yang dia katakan kepada Kak Calvin hanyalah dusta belaka."Aku bisa bertindak nekat, jika kau tak menuruti permintaanku, Vio!" ancam Nona Agnes, sebelum pergi dari rumah dengan wajah masam, bahkan membanting pintu dengan keras.Brakkk!!Aku duduk perlahan di sofa, merenung sejenak.Satu hal yang pasti, aku tak akan pernah rela melihat Kenzie kehilangan kebahagiannya lagi setelah begitu lama merindukan sosok Ayahnya. Aku harus mencari cara untuk melindungi Kenzie, walaupun jalan yang harus kutempuh terasa

DMCA.com Protection Status