Share

67. Merasakanmu

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-26 15:59:24

Sudah lebih dari beberapa hari sejak kejadian di studio, tapi bagi Liora tak ada tanda-tanda bahwa Kayden akan mengajaknya bicara.

‘Tidak apa-apa,’ pikir Liora setiap kali Kayden tak peduli dengan apakah ia masih hidup ataukah sudah mati di dalam rumahnya.

Karena dengan terjadinya perang dingin, akan meminimalisir pertengkaran mereka.

Sore ini, Liora sangat bosan dengan tak adanya kegiatan.

Setelah duduk cukup lama di ruang makan, Liora memberanikan diri untuk mengirim pesan pada Kayden.

[Saya ingin makan käsespätzle, bolehkah saya membuatnya?]

‘Izin dulu agar saat Kayden pulang nanti dia tidak memintaku menyingkirkan makanannya,’ batin Liora sembari meletakkan ponselnya ke atas meja untuk meraih potongan apel yang diberikan oleh Annie.

Kurang dari satu menit, pesan balasan dari Kayden datang.

Anehnya, itu bukan sebuah larangan.

Melainkan [Iya.]

Dengan imbuhan [Buat lebih banyak, aku ingin mencobanya juga.]

“Uhukk—“ Liora tersedak sewaktu membaca itu. Ia hampir saja menelan apel itu t
Almiftiafay

done 3 bab, kalau banyak yang komen Thor akan tambahin 1 lagi nanti malam 😁

| 14
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Eva
Aduh aduh..bikin melting nih, Liora pasti dag dig dug tuh. Bolehin dong Liora, kan die bapaknya. Semakin hari semakin hangat es nya wkwk
goodnovel comment avatar
Titi Luaha
ohhh si key key udh leleh es batunya...... mkch thourrr... sehat sll dn semangattt tuk upnyaa......
goodnovel comment avatar
Adilah Ismail
es nya semakin meleleh,lagi thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    68. Sentuhan Hangat

    Untuk beberapa saat bibir Liora terasa membeku. ‘Menyentuh perutku dia bilang?’ tanyanya dalam diam, tak mempercayai bahwa kalimat itu diucapkan oleh Kayden, pria dingin tak punya hati yang kerap kali disebut Liora sebagai ‘iblis’.Jika Liora menolak, bukankah artinya ia yang bersikap tidak baik?Bagaimanapun, Kayden adalah ayah bayi yang dikandungnya.Ah—atau bolehkah Liora menyebutnya sebagai ... ‘anak kita’?“B-boleh,” jawab Liora dengan gugup meski ia tak yakin anggukan samarnya dapat dilihat oleh Kayden.Pria itu mendekat, menggeser tubuhnya agar tak begitu renggang dengan Liora.Liora menahan napasnya saat tangan besar Kayden menyingkap perlahan selimut yang menutupi separuh bagian tubuhnya sehingga gaun tidur yang ia kenakan sekarang tampak jelas.Telapak besar itu singgah di perutnya yang mendadak didatangi ribuan kupu-kupu. Darahnya berdesir, ia berdebar, di antara semua kontak fisiknya dengan Kayden, baru kali ini rasanya sangat hangat.Liora mencuri pandang pada Kayden, pri

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-27
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    69. Wanita Bergaun Byzantium Gelap

    “Kamu menangis?” tanya Kayden begitu melihat pipi Liora basah oleh air mata.Liora dengan gegas menghapusnya, memindah pandangannya dari Kayden saat pria itu kembali bertanya, “Kamu sungguh terbebani dengan bayiku?”“Tidak—“ sangkal Liora. “Saya menangis bukan karena itu.”“Lalu?”“Karena itu kalimat Anda yang terdengar paling manusiawi selama saya hidup di sini.”Kayden tertegun mendengar kalimat Liora. Sedang gadis itu tak peduli apakah Kayden akan tersinggung dengan menyebutnya ‘manusiawi’ karena memang sebelum-sebelumnya ia tidak bersikap seperti itu.Jika sampai Kayden bertanya memangnya kalimat seperti apa yang dikatakannya sampai Liora tidak menganggapnya sebagai manusia, ia sudah siap merangkumnya.Tapi pria itu terlihat tak begitu ingin menanggapinya. Wajahnya berpaling dengan enggan, tangannya menarik selimut sembari memiringkan tubuhnya untuk memunggungi Liora."Tidurlah," katanya. "Jangan begadang, nanti kamu darah tinggi."Liora mendengus, lalu mengikuti Kayden berbaring

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-27
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    70. Liora Baldwin, Kau Bukan Hanya Pemanis

    'Liora Baldwin?' ulangnya dalam hati.Dari sudut matanya, Liora bisa melihat Evan yang tersenyum, senyum yang aneh seakan ini adalah pemandangan yang langka yang pernah diabadikan oleh matanya.Meski dikatakan dengan sedikit lebih lembut, tapi tetap saja Kayden dan mata serigalanya itu tak berubah.Liora berpikir, 'Apa mungkin nanti kalau bayinya lahir dia juga akan memerintah anaknya seperti dia memerintahku?'Singkat, kejam dan keras hati begitu?"Haruskah aku menunggumu sampai tujuh kali reinkarnasi?"Kalimat Kayden menarik kesadaran Liora. Ia mendorong napasnya, meski enggan ... bukankah Liora tak memiliki pilihan lain? Akhirnya ia melingkarkan tangannya ke lengan Kayden.Mereka berjalan beriringan untuk keluar dari ruangan itu.Evan membukakan pintu untuk mereka berdua. Bukan pintu tempat Liora masuk tapi pintu lainnya yang saat mereka melewatinya, hall tempat dilangsungkannya acara terlihat."Wah ...."Suara hadirin yang sudah lebih dulu di sana saling bersahutan saat melihat k

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-27
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    71. Bibir Di Dagu, Tangan Di Bahu

    'Apa yang akan dilakukan Kayden nanti saat sudah sampai rumah?' tanya Liora dalam hati, menggerutu seperginya ia dari ruangan di dalam hall menuju ke parkiran. 'Apa dia benar-benar menganggap aku memulai pertengkaran dengan mantan pacarnya?'"Kakiku rasanya seperti akan lepas."Ia menunduk, memperhatikan kakinya dan heels yang dikenakannya.Meski ini bukan heels dengan hak tinggi, tapi malam ini rasanya sangat sakit di kakinya. Sepertinya heels-nya kekecilan. Kayden memberinya heels yang salah ukuran.Ia terus berjalan untuk menemukan sedan milik Kayden yang ia tahu terparkir di blok VIP, berbeda dengan mobil milik para tamu undangan.Menjumpai lambang flying lady di bagian depannya, Liora bisa memastikan bahwa itu adalah sedan milik Kayden—barangkali yang paling mahal daripada semua sedan yang terparkir di tempat itu.Saat ia mendekat, kaca mobilnya terbuka, Kayden lebih dulu ada di dalam sana dan meminta Liora untuk masuk."Masuk!"Tanpa ada jawaban yang keluar dari bibir Liora. Ia

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-27
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    1. Skandal Perselingkuhan

    [Aktor Naik Daun Adrian Davis Berselingkuh dengan Adik Tiri Pacarnya, Foto-foto Panas Mereka Tersebar!][Puluhan Project Film dengan Aktor Adrian Davis Terancam Batal! Imbas Perselingkuhan?]Lewat ponselnya, Liora bisa membaca berita itu menyeruak memenuhi layar.Semakin malam, beritanya justru semakin ramai. Puluhan hingga ratusan judul membanjiri dunia maya.Di dalam sebuah bar, Liora duduk tanpa gairah. Sepasang matanya menatap penuh kebencian pada ponselnya yang ada di atas meja yang menunjukkan bahwa Adrian—pria dalam berita itu yang tak lain adalah mantan pacarnya—tengah menghubunginya.Saat Liora menerima panggilan tersebut, suara Adrian lantang menyentak dari seberang sana.“Katakan pada semua orang kalau aku tidak berselingkuh, Liora!”Seruannya membuat Liora dengan segera menjauhkan benda pipih itu dari samping telinga.“Kamu tuli? Kenapa tidak menjawab?!” hardik Adrian sekali lagi. “Kamu pikir akan aman setelah memperlakukan aku seperti ini? Tunggu saja, aku akan membalasmu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    2. Dalam Dekapan Panasmu

    “Apa yang kau lakukan?!” tanya si pemilik mobil, seorang pria yang duduk di kursi penumpang bagian belakang dan terkejut kala Liora masuk ke dalam sana tanpa permisi.Untuk beberapa detik Liora melihatnya termangu—entah untuk apa karena itu tidak penting sekarang!“Tuan—” sebut Liora seraya merapatkan kedua tangannya. “Tolong saya, Tuan, saya mohon ….” pintanya mengiba. “Tolong bawa saya pergi dari sini karena kalau tidak saya akan dibunuh.”Ia menunduk, menggosokkan kedua tangannya di hadapan pria dalam balutan tuxedo-nya yang menatapnya dengan bingung.Pupil Liora bergerak gugup, ia tak tahu kapan ia akan bisa mengulur waktu untuk membujuk pria ini sebelum preman-preman bayaran itu menemukannya.“Bagaimana bisa aku mempercayaimu jika kau saja bau alkohol seperti ini?” tanya pria bersurai hitam rapi dan beraroma bergamot itu.“Apapun akan aku lakukan kalau Tuan bersedia menolongku,” jawab Liora agar ia yakin. “Please ….”Bibirnya tertekuk penuh keputusasaan saat ia melihat pria-pria

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    3. Terbakar Cinta Satu Malam

    Mendengar penuturan pria itu membuat hati Liora tak karuan rasanya. ‘Dia tahu namaku?’ batin Liora penuh tanya. Matanya bergoyang gugup, ia menatap pria gagah dalam balutan tuxedo itu, yang lengannya melingkari pinggangnya dengan erat. Pria itu mengendus wajah Liora, menenggelamkan hidungnya ke telinganya, meninggalkan hangat napasnya yang membuat Liora bereaksi dan merespon.“Kau ingin aku melakukan apa, Liora?” bisiknya kemudian menarik wajahnya dan menatap Liora.Kedipan matanya yang lemah seolah lebih banyak meyakinkan Liora bahwa ia akan melakukan apapun untuknya malam ini.“Peluk aku,” jawab Liora. “Sepertinya tidak akan cukup hanya dengan sebuah pelukan.”Liora bergeming, bibir gadis itu terbungkam rapat saat pria itu menunduk dan memberi kecupan di bibirnya.Sekian detik sentuhan itu seperti telah menghancurkan jarak yang semula memisahkan mereka. Rasanya manis, seolah pria itu membawa serta hatinya dan memberi cinta pada Liora yang baru saja dikhianati.Pria itu menciumny

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    4. Dia? Kayden Baldwin?!

    ‘Astaga! Apa yang terjadi semalam?’ Liora memekik dalam hati.Jeritan tertahan di tenggorokannya saat ia menegakkan punggungnya dan menutup mulutnya dengan sebelah tangannya.Maniknya terasa panas saat ia mengamati Kayden yang masih terlelap di atas ranjang hotel.Tak ada yang melindungi tubuh Liora selain selimut yang saat ini tengah mereka kenakan. Saat Liora memberanikan diri untuk melihat bagian tubuh pria itu—yang tertutup oleh selimut—ia pun memiliki situasi yang tak jauh beda dengan Liora.Dress burgundy yang semalam dikenakannya saat pergi ke bar telah tercecer di lantai. Tertumpuk dengan kemeja, vest, jas dan celana panjang milik Kayden yang tergeletak di sana.Liora mencoba meraba apa yang terjadi semalam. Ia meremas rambutnya saat mendapati ingatan tentang dirinya yang mabuk dan melarikan dari beberapa preman yang mengejarnya setelah membuat kekacauan di bar.Ingatan tentang wajah kebingungan Kayden yang bertanya ‘Apa yang kau lakukan’ saat Liora tiba-tiba masuk ke dalam mo

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12

Bab terbaru

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    71. Bibir Di Dagu, Tangan Di Bahu

    'Apa yang akan dilakukan Kayden nanti saat sudah sampai rumah?' tanya Liora dalam hati, menggerutu seperginya ia dari ruangan di dalam hall menuju ke parkiran. 'Apa dia benar-benar menganggap aku memulai pertengkaran dengan mantan pacarnya?'"Kakiku rasanya seperti akan lepas."Ia menunduk, memperhatikan kakinya dan heels yang dikenakannya.Meski ini bukan heels dengan hak tinggi, tapi malam ini rasanya sangat sakit di kakinya. Sepertinya heels-nya kekecilan. Kayden memberinya heels yang salah ukuran.Ia terus berjalan untuk menemukan sedan milik Kayden yang ia tahu terparkir di blok VIP, berbeda dengan mobil milik para tamu undangan.Menjumpai lambang flying lady di bagian depannya, Liora bisa memastikan bahwa itu adalah sedan milik Kayden—barangkali yang paling mahal daripada semua sedan yang terparkir di tempat itu.Saat ia mendekat, kaca mobilnya terbuka, Kayden lebih dulu ada di dalam sana dan meminta Liora untuk masuk."Masuk!"Tanpa ada jawaban yang keluar dari bibir Liora. Ia

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    70. Liora Baldwin, Kau Bukan Hanya Pemanis

    'Liora Baldwin?' ulangnya dalam hati.Dari sudut matanya, Liora bisa melihat Evan yang tersenyum, senyum yang aneh seakan ini adalah pemandangan yang langka yang pernah diabadikan oleh matanya.Meski dikatakan dengan sedikit lebih lembut, tapi tetap saja Kayden dan mata serigalanya itu tak berubah.Liora berpikir, 'Apa mungkin nanti kalau bayinya lahir dia juga akan memerintah anaknya seperti dia memerintahku?'Singkat, kejam dan keras hati begitu?"Haruskah aku menunggumu sampai tujuh kali reinkarnasi?"Kalimat Kayden menarik kesadaran Liora. Ia mendorong napasnya, meski enggan ... bukankah Liora tak memiliki pilihan lain? Akhirnya ia melingkarkan tangannya ke lengan Kayden.Mereka berjalan beriringan untuk keluar dari ruangan itu.Evan membukakan pintu untuk mereka berdua. Bukan pintu tempat Liora masuk tapi pintu lainnya yang saat mereka melewatinya, hall tempat dilangsungkannya acara terlihat."Wah ...."Suara hadirin yang sudah lebih dulu di sana saling bersahutan saat melihat k

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    69. Wanita Bergaun Byzantium Gelap

    “Kamu menangis?” tanya Kayden begitu melihat pipi Liora basah oleh air mata.Liora dengan gegas menghapusnya, memindah pandangannya dari Kayden saat pria itu kembali bertanya, “Kamu sungguh terbebani dengan bayiku?”“Tidak—“ sangkal Liora. “Saya menangis bukan karena itu.”“Lalu?”“Karena itu kalimat Anda yang terdengar paling manusiawi selama saya hidup di sini.”Kayden tertegun mendengar kalimat Liora. Sedang gadis itu tak peduli apakah Kayden akan tersinggung dengan menyebutnya ‘manusiawi’ karena memang sebelum-sebelumnya ia tidak bersikap seperti itu.Jika sampai Kayden bertanya memangnya kalimat seperti apa yang dikatakannya sampai Liora tidak menganggapnya sebagai manusia, ia sudah siap merangkumnya.Tapi pria itu terlihat tak begitu ingin menanggapinya. Wajahnya berpaling dengan enggan, tangannya menarik selimut sembari memiringkan tubuhnya untuk memunggungi Liora."Tidurlah," katanya. "Jangan begadang, nanti kamu darah tinggi."Liora mendengus, lalu mengikuti Kayden berbaring

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    68. Sentuhan Hangat

    Untuk beberapa saat bibir Liora terasa membeku. ‘Menyentuh perutku dia bilang?’ tanyanya dalam diam, tak mempercayai bahwa kalimat itu diucapkan oleh Kayden, pria dingin tak punya hati yang kerap kali disebut Liora sebagai ‘iblis’.Jika Liora menolak, bukankah artinya ia yang bersikap tidak baik?Bagaimanapun, Kayden adalah ayah bayi yang dikandungnya.Ah—atau bolehkah Liora menyebutnya sebagai ... ‘anak kita’?“B-boleh,” jawab Liora dengan gugup meski ia tak yakin anggukan samarnya dapat dilihat oleh Kayden.Pria itu mendekat, menggeser tubuhnya agar tak begitu renggang dengan Liora.Liora menahan napasnya saat tangan besar Kayden menyingkap perlahan selimut yang menutupi separuh bagian tubuhnya sehingga gaun tidur yang ia kenakan sekarang tampak jelas.Telapak besar itu singgah di perutnya yang mendadak didatangi ribuan kupu-kupu. Darahnya berdesir, ia berdebar, di antara semua kontak fisiknya dengan Kayden, baru kali ini rasanya sangat hangat.Liora mencuri pandang pada Kayden, pri

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    67. Merasakanmu

    Sudah lebih dari beberapa hari sejak kejadian di studio, tapi bagi Liora tak ada tanda-tanda bahwa Kayden akan mengajaknya bicara.‘Tidak apa-apa,’ pikir Liora setiap kali Kayden tak peduli dengan apakah ia masih hidup ataukah sudah mati di dalam rumahnya.Karena dengan terjadinya perang dingin, akan meminimalisir pertengkaran mereka.Sore ini, Liora sangat bosan dengan tak adanya kegiatan.Setelah duduk cukup lama di ruang makan, Liora memberanikan diri untuk mengirim pesan pada Kayden.[Saya ingin makan käsespätzle, bolehkah saya membuatnya?]‘Izin dulu agar saat Kayden pulang nanti dia tidak memintaku menyingkirkan makanannya,’ batin Liora sembari meletakkan ponselnya ke atas meja untuk meraih potongan apel yang diberikan oleh Annie.Kurang dari satu menit, pesan balasan dari Kayden datang.Anehnya, itu bukan sebuah larangan.Melainkan [Iya.]Dengan imbuhan [Buat lebih banyak, aku ingin mencobanya juga.]“Uhukk—“ Liora tersedak sewaktu membaca itu. Ia hampir saja menelan apel itu t

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    66. Detak Liar Di Dada

    “F-Freya,” jawab Liora setelah ia memaksakan dirinya untuk membuka bibir.Setelah jawaban itu, jemari Kayden yang ada di dagunya perlahan mengendur. “S-seperti yang tadi saya katakan pada Anda,” imbuhnya. “Saya bertemu dengan Freya, dia meminta bantuan saya untuk datang ke studio itu.”Dalam hati, Liora dirundung ketakutan setelah jujur akan hal itu. Apa yang akan terjadi pada Freya setelah ini? Jantungnya berdegup seakan besok tak akak berdetak lagi.Liora pun juga cukup bingung dengan tindakan sahabatnya itu yang justru mengumpankan dirinya di dalam situasi yang tidak menguntungkannya.Pemotretan berkonsep lingerie?Kayden menarik tangannya dari dagu Liora. Helaan dalam napas pria itu terlihat saat dadanya berdenyut, “Apa kamu bisu?” tanya Kayden. “Kamu tidak menanyakan dulu pekerjaan macam apa yang dia tawarkan?”“Maaf. Saya tidak tanya karena saya tidak mengira kalau Freya akan meminta saya ke tempat seperti itu. Dia seperti bukan dirinya, Tuan Kayden.”“Bukan dirinya bagaimana?”

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    65. Pria Penolong Liora

    Kayden sekilas menoleh ke belakang, menunggu jawaban Liora yang gemetar di tempatnya berdiri. Bukan hanya gemetar karena melihat pandangan Kayden yang seperti akan membunuh apapun, tapi juga karena yang baru dialaminya. Liora berpikir ia akan terjebak di dalam sana dan tak bisa keluar, ditelanjangi paksa, dilecehkan lalu akan habis di tangan Kayden.Tapi takdir masih memberinya belas kasihan dengan menurunkan pertolongan untuknya. Meski ia tak tahu bagaimana caranya Kayden menemukannya di sini, ia sangat berterima kasih untuk itu.“Ah, jadi semua bajingan di sini mengambil peran?” tanya Kayden yang menarik kembali kesadaran Liora. Pria itu memutar kepalanya kembali ke depan.Seorang model pria yang tadi ditampar oleh Liora berseru dari dekat ranjang saat bertanya, “Siapa lagi yang baru datang ini? Sama-sama pengacaunya?”Sepertinya tidak semua orang yang ada di sana mengenali seorang Kayden Baldwin. Itu dibuktikan oleh tanya yang keluar dari bibirnya itu.Tetapi fotografer yang ada

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    64. Terjebak Di Pemotretan Lingerie

    Sekarang Liora tahu mengapa set pemotretan itu terlihat aneh baginya.Karena saat Liora masuk tadi, sebuah ranjang besar dengan taburan bunga mawar merah disiapkan.Beberapa model pria dan wanita sudah bersiap di sana dan beberapa dari mereka juga menggunakan kain untuk menutupi tubuh mereka.Semua itu beralasan, ranjang itu adalah properti yang akan digunakan, seolah mereka adalah pasangan suami-istri.Selain lingerie, saat Liora mengedarkan pandangannya pada gantungan baju yang ada di sebelah kanannya, beberapa pakaian dalam dan bikini sudah disiapkan.‘Apa Freya juga tidak tahu soal ini?’ tanya Liora dalam hati, mendorong napasnya yang tiba-tiba terasa sesak.Tidak mungkin ‘kan temannya itu sengaja membawanya ke sini agar terjebak?Liora masih mencoba memikirkan hal yang baik pada Freya sebelum ia tak menemukan gadis itu di sudut manapun di dalam studio.Saat ia keluar dari ruang ganti, Freya lenyap, tak berjejak. Hanya ada fotografer dan orang-orang yang bekerja serta para model y

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    63. Dari Leher Hingga Sebatas Paha

    “Apa yang Anda lakukan di sini?” tanya Liora seiring langkah mundurnya, memastikan handuk yang dipakainya itu masih melekat erat di tubuhnya. ‘Sial!’ batin Liora saat ia menyadari bahwa handuk yang dikenakannya sore hari ini bukanlah handuk kimono, melainkan handuk lilit biasa yang melindunginya dari bawah leher hingga sebatas paha. Dan seolah tak terganggu dengan teriakan atau keterkejutan Liora, Kayden masih duduk dengan kaki ditumpuk menyilang di sana. Maniknya yang segelap kemejanya memindai Liora dari bawah hingga ke atas sebelum berhenti pada netranya yang bergoyang gugup. Entah apa arti pandangannya itu. Kayden seperti sedang menikmati apa yang dilihatnya dan malah sengaja membiarkan Liora berdiri kikuk. “Kenapa?” tanya Kayden dengan nada yang datar, tak mempedulikan piasnya wajah Liora menjumpai kemunculannya yang mendadak. “Melihat hantu?” “A-anda membuat saya terkejut,” jawab Liora, kembali mengambil langkah mundur saat Kayden berdiri. “Datang tidak mengetuk pintu, baga

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status