Home / Romansa / Malam Membara Bersama Pamanmu / 64. Terjebak Di Pemotretan Lingerie

Share

64. Terjebak Di Pemotretan Lingerie

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-04-25 17:45:22

Sekarang Liora tahu mengapa set pemotretan itu terlihat aneh baginya.

Karena saat Liora masuk tadi, sebuah ranjang besar dengan taburan bunga mawar merah disiapkan.

Beberapa model pria dan wanita sudah bersiap di sana dan beberapa dari mereka juga menggunakan kain untuk menutupi tubuh mereka.

Semua itu beralasan, ranjang itu adalah properti yang akan digunakan, seolah mereka adalah pasangan suami-istri.

Selain lingerie, saat Liora mengedarkan pandangannya pada gantungan baju yang ada di sebelah kanannya, beberapa pakaian dalam dan bikini sudah disiapkan.

‘Apa Freya juga tidak tahu soal ini?’ tanya Liora dalam hati, mendorong napasnya yang tiba-tiba terasa sesak.

Tidak mungkin ‘kan temannya itu sengaja membawanya ke sini agar terjebak?

Liora masih mencoba memikirkan hal yang baik pada Freya sebelum ia tak menemukan gadis itu di sudut manapun di dalam studio.

Saat ia keluar dari ruang ganti, Freya lenyap, tak berjejak. Hanya ada fotografer dan orang-orang yang bekerja serta para model y
Almiftiafay

ini bonusnya yaa, apakah masih mau lagi? 😁

| 17
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Ani
lagi ka......
goodnovel comment avatar
Adilah Ismail
emang kerjanya freya atau si Julia...sambung thor
goodnovel comment avatar
Titi Luaha
syukur lg hati legaaa akhirnya ada si kay dtg tepat waktu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    65. Pria Penolong Liora

    Kayden sekilas menoleh ke belakang, menunggu jawaban Liora yang gemetar di tempatnya berdiri. Bukan hanya gemetar karena melihat pandangan Kayden yang seperti akan membunuh apapun, tapi juga karena yang baru dialaminya. Liora berpikir ia akan terjebak di dalam sana dan tak bisa keluar, ditelanjangi paksa, dilecehkan lalu akan habis di tangan Kayden.Tapi takdir masih memberinya belas kasihan dengan menurunkan pertolongan untuknya. Meski ia tak tahu bagaimana caranya Kayden menemukannya di sini, ia sangat berterima kasih untuk itu.“Ah, jadi semua bajingan di sini mengambil peran?” tanya Kayden yang menarik kembali kesadaran Liora. Pria itu memutar kepalanya kembali ke depan.Seorang model pria yang tadi ditampar oleh Liora berseru dari dekat ranjang saat bertanya, “Siapa lagi yang baru datang ini? Sama-sama pengacaunya?”Sepertinya tidak semua orang yang ada di sana mengenali seorang Kayden Baldwin. Itu dibuktikan oleh tanya yang keluar dari bibirnya itu.Tetapi fotografer yang ada

    Last Updated : 2025-04-26
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    66. Detak Liar Di Dada

    “F-Freya,” jawab Liora setelah ia memaksakan dirinya untuk membuka bibir.Setelah jawaban itu, jemari Kayden yang ada di dagunya perlahan mengendur. “S-seperti yang tadi saya katakan pada Anda,” imbuhnya. “Saya bertemu dengan Freya, dia meminta bantuan saya untuk datang ke studio itu.”Dalam hati, Liora dirundung ketakutan setelah jujur akan hal itu. Apa yang akan terjadi pada Freya setelah ini? Jantungnya berdegup seakan besok tak akak berdetak lagi.Liora pun juga cukup bingung dengan tindakan sahabatnya itu yang justru mengumpankan dirinya di dalam situasi yang tidak menguntungkannya.Pemotretan berkonsep lingerie?Kayden menarik tangannya dari dagu Liora. Helaan dalam napas pria itu terlihat saat dadanya berdenyut, “Apa kamu bisu?” tanya Kayden. “Kamu tidak menanyakan dulu pekerjaan macam apa yang dia tawarkan?”“Maaf. Saya tidak tanya karena saya tidak mengira kalau Freya akan meminta saya ke tempat seperti itu. Dia seperti bukan dirinya, Tuan Kayden.”“Bukan dirinya bagaimana?”

    Last Updated : 2025-04-26
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    67. Merasakanmu

    Sudah lebih dari beberapa hari sejak kejadian di studio, tapi bagi Liora tak ada tanda-tanda bahwa Kayden akan mengajaknya bicara.‘Tidak apa-apa,’ pikir Liora setiap kali Kayden tak peduli dengan apakah ia masih hidup ataukah sudah mati di dalam rumahnya.Karena dengan terjadinya perang dingin, akan meminimalisir pertengkaran mereka.Sore ini, Liora sangat bosan dengan tak adanya kegiatan.Setelah duduk cukup lama di ruang makan, Liora memberanikan diri untuk mengirim pesan pada Kayden.[Saya ingin makan käsespätzle, bolehkah saya membuatnya?]‘Izin dulu agar saat Kayden pulang nanti dia tidak memintaku menyingkirkan makanannya,’ batin Liora sembari meletakkan ponselnya ke atas meja untuk meraih potongan apel yang diberikan oleh Annie.Kurang dari satu menit, pesan balasan dari Kayden datang.Anehnya, itu bukan sebuah larangan.Melainkan [Iya.]Dengan imbuhan [Buat lebih banyak, aku ingin mencobanya juga.]“Uhukk—“ Liora tersedak sewaktu membaca itu. Ia hampir saja menelan apel itu t

    Last Updated : 2025-04-26
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    1. Skandal Perselingkuhan

    [Aktor Naik Daun Adrian Davis Berselingkuh dengan Adik Tiri Pacarnya, Foto-foto Panas Mereka Tersebar!][Puluhan Project Film dengan Aktor Adrian Davis Terancam Batal! Imbas Perselingkuhan?]Lewat ponselnya, Liora bisa membaca berita itu menyeruak memenuhi layar.Semakin malam, beritanya justru semakin ramai. Puluhan hingga ratusan judul membanjiri dunia maya.Di dalam sebuah bar, Liora duduk tanpa gairah. Sepasang matanya menatap penuh kebencian pada ponselnya yang ada di atas meja yang menunjukkan bahwa Adrian—pria dalam berita itu yang tak lain adalah mantan pacarnya—tengah menghubunginya.Saat Liora menerima panggilan tersebut, suara Adrian lantang menyentak dari seberang sana.“Katakan pada semua orang kalau aku tidak berselingkuh, Liora!”Seruannya membuat Liora dengan segera menjauhkan benda pipih itu dari samping telinga.“Kamu tuli? Kenapa tidak menjawab?!” hardik Adrian sekali lagi. “Kamu pikir akan aman setelah memperlakukan aku seperti ini? Tunggu saja, aku akan membalasmu

    Last Updated : 2025-03-12
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    2. Dalam Dekapan Panasmu

    “Apa yang kau lakukan?!” tanya si pemilik mobil, seorang pria yang duduk di kursi penumpang bagian belakang dan terkejut kala Liora masuk ke dalam sana tanpa permisi.Untuk beberapa detik Liora melihatnya termangu—entah untuk apa karena itu tidak penting sekarang!“Tuan—” sebut Liora seraya merapatkan kedua tangannya. “Tolong saya, Tuan, saya mohon ….” pintanya mengiba. “Tolong bawa saya pergi dari sini karena kalau tidak saya akan dibunuh.”Ia menunduk, menggosokkan kedua tangannya di hadapan pria dalam balutan tuxedo-nya yang menatapnya dengan bingung.Pupil Liora bergerak gugup, ia tak tahu kapan ia akan bisa mengulur waktu untuk membujuk pria ini sebelum preman-preman bayaran itu menemukannya.“Bagaimana bisa aku mempercayaimu jika kau saja bau alkohol seperti ini?” tanya pria bersurai hitam rapi dan beraroma bergamot itu.“Apapun akan aku lakukan kalau Tuan bersedia menolongku,” jawab Liora agar ia yakin. “Please ….”Bibirnya tertekuk penuh keputusasaan saat ia melihat pria-pria

    Last Updated : 2025-03-12
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    3. Terbakar Cinta Satu Malam

    Mendengar penuturan pria itu membuat hati Liora tak karuan rasanya. ‘Dia tahu namaku?’ batin Liora penuh tanya. Matanya bergoyang gugup, ia menatap pria gagah dalam balutan tuxedo itu, yang lengannya melingkari pinggangnya dengan erat. Pria itu mengendus wajah Liora, menenggelamkan hidungnya ke telinganya, meninggalkan hangat napasnya yang membuat Liora bereaksi dan merespon.“Kau ingin aku melakukan apa, Liora?” bisiknya kemudian menarik wajahnya dan menatap Liora.Kedipan matanya yang lemah seolah lebih banyak meyakinkan Liora bahwa ia akan melakukan apapun untuknya malam ini.“Peluk aku,” jawab Liora. “Sepertinya tidak akan cukup hanya dengan sebuah pelukan.”Liora bergeming, bibir gadis itu terbungkam rapat saat pria itu menunduk dan memberi kecupan di bibirnya.Sekian detik sentuhan itu seperti telah menghancurkan jarak yang semula memisahkan mereka. Rasanya manis, seolah pria itu membawa serta hatinya dan memberi cinta pada Liora yang baru saja dikhianati.Pria itu menciumny

    Last Updated : 2025-03-12
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    4. Dia? Kayden Baldwin?!

    ‘Astaga! Apa yang terjadi semalam?’ Liora memekik dalam hati.Jeritan tertahan di tenggorokannya saat ia menegakkan punggungnya dan menutup mulutnya dengan sebelah tangannya.Maniknya terasa panas saat ia mengamati Kayden yang masih terlelap di atas ranjang hotel.Tak ada yang melindungi tubuh Liora selain selimut yang saat ini tengah mereka kenakan. Saat Liora memberanikan diri untuk melihat bagian tubuh pria itu—yang tertutup oleh selimut—ia pun memiliki situasi yang tak jauh beda dengan Liora.Dress burgundy yang semalam dikenakannya saat pergi ke bar telah tercecer di lantai. Tertumpuk dengan kemeja, vest, jas dan celana panjang milik Kayden yang tergeletak di sana.Liora mencoba meraba apa yang terjadi semalam. Ia meremas rambutnya saat mendapati ingatan tentang dirinya yang mabuk dan melarikan dari beberapa preman yang mengejarnya setelah membuat kekacauan di bar.Ingatan tentang wajah kebingungan Kayden yang bertanya ‘Apa yang kau lakukan’ saat Liora tiba-tiba masuk ke dalam mo

    Last Updated : 2025-03-12
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    5. Bukan Pertemuan Yang Diinginkan

    ‘K-kenapa Kayden yang duduk di sana?’ batin Liora penuh rasa terkejut.Sebab seharusnya yang ada di kursi Presdir itu adalah Kakeknya Adrian, yang meski tak bisa dipungkiri beliau adalah ayahnya Kayden, Tuan Owen.Meski Kayden terlihat sangat mempesona dan cocok duduk di balik meja Presdir, tapi bukan pertemuan seperti ini yang Liora inginkan.Sekarang ia tahu dari mana wangi tak asing yang baru saja dihidunya itu. Dari tubuh Kayden, wangi bergamot pria itu.‘Bagaimana aku harus menghadapinya sekarang?’ gumamnya dalam hati, resah.Liora sejenak berdiri membeku di dekat pintu masuk, benaknya meminta agar sebaiknya ia mundur saja dan pergi dari sini. Tetapi sebelum sempat ia merencanakan hal itu lebih jauh, suara Kayden terdengar membalas sapaannya.“Selamat pagi, silakan duduk,” katanya. “Bukankah kamu ingin bertemu dan bicara denganku?”Liora memandang Freya yang mengisyaratkan agar ia duduk berseberangan meja dengan Kayden. Langkah kakinya yang semula percaya diri kini mendadak kebas

    Last Updated : 2025-03-12

Latest chapter

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    67. Merasakanmu

    Sudah lebih dari beberapa hari sejak kejadian di studio, tapi bagi Liora tak ada tanda-tanda bahwa Kayden akan mengajaknya bicara.‘Tidak apa-apa,’ pikir Liora setiap kali Kayden tak peduli dengan apakah ia masih hidup ataukah sudah mati di dalam rumahnya.Karena dengan terjadinya perang dingin, akan meminimalisir pertengkaran mereka.Sore ini, Liora sangat bosan dengan tak adanya kegiatan.Setelah duduk cukup lama di ruang makan, Liora memberanikan diri untuk mengirim pesan pada Kayden.[Saya ingin makan käsespätzle, bolehkah saya membuatnya?]‘Izin dulu agar saat Kayden pulang nanti dia tidak memintaku menyingkirkan makanannya,’ batin Liora sembari meletakkan ponselnya ke atas meja untuk meraih potongan apel yang diberikan oleh Annie.Kurang dari satu menit, pesan balasan dari Kayden datang.Anehnya, itu bukan sebuah larangan.Melainkan [Iya.]Dengan imbuhan [Buat lebih banyak, aku ingin mencobanya juga.]“Uhukk—“ Liora tersedak sewaktu membaca itu. Ia hampir saja menelan apel itu t

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    66. Detak Liar Di Dada

    “F-Freya,” jawab Liora setelah ia memaksakan dirinya untuk membuka bibir.Setelah jawaban itu, jemari Kayden yang ada di dagunya perlahan mengendur. “S-seperti yang tadi saya katakan pada Anda,” imbuhnya. “Saya bertemu dengan Freya, dia meminta bantuan saya untuk datang ke studio itu.”Dalam hati, Liora dirundung ketakutan setelah jujur akan hal itu. Apa yang akan terjadi pada Freya setelah ini? Jantungnya berdegup seakan besok tak akak berdetak lagi.Liora pun juga cukup bingung dengan tindakan sahabatnya itu yang justru mengumpankan dirinya di dalam situasi yang tidak menguntungkannya.Pemotretan berkonsep lingerie?Kayden menarik tangannya dari dagu Liora. Helaan dalam napas pria itu terlihat saat dadanya berdenyut, “Apa kamu bisu?” tanya Kayden. “Kamu tidak menanyakan dulu pekerjaan macam apa yang dia tawarkan?”“Maaf. Saya tidak tanya karena saya tidak mengira kalau Freya akan meminta saya ke tempat seperti itu. Dia seperti bukan dirinya, Tuan Kayden.”“Bukan dirinya bagaimana?”

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    65. Pria Penolong Liora

    Kayden sekilas menoleh ke belakang, menunggu jawaban Liora yang gemetar di tempatnya berdiri. Bukan hanya gemetar karena melihat pandangan Kayden yang seperti akan membunuh apapun, tapi juga karena yang baru dialaminya. Liora berpikir ia akan terjebak di dalam sana dan tak bisa keluar, ditelanjangi paksa, dilecehkan lalu akan habis di tangan Kayden.Tapi takdir masih memberinya belas kasihan dengan menurunkan pertolongan untuknya. Meski ia tak tahu bagaimana caranya Kayden menemukannya di sini, ia sangat berterima kasih untuk itu.“Ah, jadi semua bajingan di sini mengambil peran?” tanya Kayden yang menarik kembali kesadaran Liora. Pria itu memutar kepalanya kembali ke depan.Seorang model pria yang tadi ditampar oleh Liora berseru dari dekat ranjang saat bertanya, “Siapa lagi yang baru datang ini? Sama-sama pengacaunya?”Sepertinya tidak semua orang yang ada di sana mengenali seorang Kayden Baldwin. Itu dibuktikan oleh tanya yang keluar dari bibirnya itu.Tetapi fotografer yang ada

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    64. Terjebak Di Pemotretan Lingerie

    Sekarang Liora tahu mengapa set pemotretan itu terlihat aneh baginya.Karena saat Liora masuk tadi, sebuah ranjang besar dengan taburan bunga mawar merah disiapkan.Beberapa model pria dan wanita sudah bersiap di sana dan beberapa dari mereka juga menggunakan kain untuk menutupi tubuh mereka.Semua itu beralasan, ranjang itu adalah properti yang akan digunakan, seolah mereka adalah pasangan suami-istri.Selain lingerie, saat Liora mengedarkan pandangannya pada gantungan baju yang ada di sebelah kanannya, beberapa pakaian dalam dan bikini sudah disiapkan.‘Apa Freya juga tidak tahu soal ini?’ tanya Liora dalam hati, mendorong napasnya yang tiba-tiba terasa sesak.Tidak mungkin ‘kan temannya itu sengaja membawanya ke sini agar terjebak?Liora masih mencoba memikirkan hal yang baik pada Freya sebelum ia tak menemukan gadis itu di sudut manapun di dalam studio.Saat ia keluar dari ruang ganti, Freya lenyap, tak berjejak. Hanya ada fotografer dan orang-orang yang bekerja serta para model y

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    63. Dari Leher Hingga Sebatas Paha

    “Apa yang Anda lakukan di sini?” tanya Liora seiring langkah mundurnya, memastikan handuk yang dipakainya itu masih melekat erat di tubuhnya. ‘Sial!’ batin Liora saat ia menyadari bahwa handuk yang dikenakannya sore hari ini bukanlah handuk kimono, melainkan handuk lilit biasa yang melindunginya dari bawah leher hingga sebatas paha. Dan seolah tak terganggu dengan teriakan atau keterkejutan Liora, Kayden masih duduk dengan kaki ditumpuk menyilang di sana. Maniknya yang segelap kemejanya memindai Liora dari bawah hingga ke atas sebelum berhenti pada netranya yang bergoyang gugup. Entah apa arti pandangannya itu. Kayden seperti sedang menikmati apa yang dilihatnya dan malah sengaja membiarkan Liora berdiri kikuk. “Kenapa?” tanya Kayden dengan nada yang datar, tak mempedulikan piasnya wajah Liora menjumpai kemunculannya yang mendadak. “Melihat hantu?” “A-anda membuat saya terkejut,” jawab Liora, kembali mengambil langkah mundur saat Kayden berdiri. “Datang tidak mengetuk pintu, baga

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    62. Dua Pria Kembali Berseteru

    Dari dalam ruang rawatnya, Liora melihat dua pria yang bertemu di luar itu seperti akan mengulangi baku hantam yang mereka lakukan seperti di ruang Presdir. Dan sebelum ada yang terluka—terutama Leo—Liora yang semula hanya berdiri tegang menatap dari jendela kemudian beringsut lari ke sana. Ia membuka pintunya, membuat Leo menoleh lebih dulu sementara Kayden hanya memandangnya melalui sudut mata. Liora memang tak mendengar apa yang sebelumnya mereka perdebatkan, tapi sepertinya itu sesuatu yang sama seperti yang terjadi di dalam ruang Presdir sebab saat Liora membuka pintunya tadi, beberapa kata bernada peringatan dari Kayden masih bisa ia tangkap. “Berhenti mencemaskan istri orang!”—Kurang lebih seperti itu. “Jangan bertengkar,” pinta Liora, menatap dua pria itu bergantian. Yang lebih berapi-api itu adalah Leo, seolah ada bara di matanya saat menatap Kayden dan menyudutkannya hingga nyaris membentur dinding. “Tolong jangan bertengkar,” ulang Liora sekali lagi. Leo mendengus sa

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    61. Tawaran Yang Menggiurkan

    Jika kemarin Kayden seharian ada di rumah sakit, hari ini pria itu tidak tampak batang hidungnya sejak pagi. Saat Liora membuka mata, Kayden sudah tak terlihat. Tidak ada pesan yang ia tinggalkan selain sebuah paper bag berisikan toast dari brand terkenal yang ada di atas meja. Sewaktu perawat masuk dan memeriksanya, mereka mengatakan bahwa, ‘Seseorang yang diminta Tuan Kayden mengirimkan itu, Nona Liora. Kalau tidak salah namanya Pak Evan.’ Setelah mandi dan berganti pakaian—kali ini ia bisa melakukannya sendiri karena di tangannya tak lagi ada selang infus—Liora mengintip isi paper bag tersebut. Toast, sepertinya menu spesial. Yang saat ia melahapnya, rasanya sangat enak. Setelah beberapa hari tidak berselera makan, dengan toast yang dihabiskannya hingga tak bersisa pagi ini sepertinya ia telah menemukan gairahnya kembali. Ruangan menjadi tenang sejak tak ada Kayden di dalamnya—meski sebelumnya pun seperti itu karena mereka hanya berbincang sesekali. Mendekati sore hari,

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    60. Lebih Mencintai Siapa?

    ‘Apa jawaban Kayden?’ Liora bertanya-tanya dalam hati karena ia tidak mendengar suara pria itu. Pandangannya temaram, telinganya berdengung saat kepalanya bertambah pening. Saat kesadaran seperti hampir hilang, Liora merasakan tubuhnya terangkat teriring suara Kayden yang mengatakan, “Berbaringlah ….” Kayden lah yang mengangkatnya. Tangan besar pria itu merengkuh pinggang Liora dan membuatnya berbaring di atas ranjang rawat. Liora melihat pria itu menekan tombol panggil perawat. Alis lebatnya sedikit berkerut, meski wajahnya tidak menunjukkan banyak perubahan, tapi entah kenapa Liora seperti menjumpai samar kekhawatiran dari sorot matanya. Di belakang Kayden, sosok Julia berdiri terpancang. Tangan gadis itu yang semula menggenggam tangan kiri Kayden pun tidak lagi demikian. Ia di sana, memandang Liora dengan matanya yang berair sebelum kembali memandang Kayden. “Kayden—“ “Aku tidak ada waktu, Julia!” potong Kayden tanpa menoleh ke arahnya. Tangan besar Kayden menarik selimut u

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    59. (Bukan) Wanita Pembawa Sial

    “Kayden!” jerit Nyonya Rose lantang. Liora yang berdiri di dekat Kayden terkejut dibuatnya. Bahunya menjengit, jantungnya seakan lepas. Gema suara Nyonya Rose seperti akan menghabisi apapun yang ada di hadapannya. Entah itu anak lelakinya yang kaku ini, atau bahkan … Liora. Liora satu jarak mundur, menahan napas memandangi muka merah Nyonya Rose. “Kenapa kamu jadi kurang ajar?!” tanya Nyonya Rose, matanya yang ada di bawah alis lebat itu memelotot. Sedang Kayden yang mendengar semua itu seperti sudah terbiasa. Ia masih terus menunjukkan wajah tenangnya saat mendorong napasnya dan mengembalikan tanya itu. “Bukankah dari dulu aku kurang ajar seperti ini?” “Tidak! Liora yang mempengaruhimu untuk menjadi seperti ini!” bantahnya. “Lihat, dia telah memberikan efek yang buruk untukmu! Memang wanita pembawa sial!” “MAMA!” Ketenangan bak bunga teratai yang sedari tadi dimiliki oleh Kayden mendadak lenyap. Sepertinya ia sudah jenuh dengan berbagai kalimatnya yang tak jelas mengarah ke ma

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status