Share

91. Rasa Sayang Yang Berbeda

Fajar menyingsing. Sinarnya agung turun menghantam permukaan bumi. Kicauan khas alam pedesaan kini mulai masuk ke dalam telinga gadis cantik yang baru saja menggeliat kasar seraya menguapkan napasnya. Berakhir pada sebuah decakan lirih selepas menyadari bahwa pagi datang bersama hangatnya mentari yang menyinari. Xena bangkit dari tempat tidurnya. Lamat-lamat pandangan gadis itu mulai kembali menatap langit-langit kamarnya. Hanya ada satu lampu tidur yang menyala terang. Meskipun tersaingi oleh sinar sang surya yang mulai merambah masuk ke dalam kamarnya, namun benda itu masih saja terlihat begitu cantik menyinari ruangan. 

Gadis itu kembali memejamkan rapat matanya. Ia menduga bahwa hari masih pagi. Kiranya jarum jam belum menunjuk ke angka delapan pagi, baginya itu masih terlalu dini untuk memulai aktivitas. Aroma kopi susu kini mulai tercium jelas masuk dan menari-nari di dalam lubang hidungnya. Sigap kembali matanya terbuka. Bersama dengan tubuh rampingnya yang bangkit

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status