Share

Bab13# Diluar Dugaan

Penulis: Blue_Starlight
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-23 11:01:03

Pria berwajah tampan sedang termanggu mengingat kejadian pagi ini. Reaksi Grace sangat di luar dugaan Max. Max mengira Grace akan marah secara brutal, jika Grace mendengar dirinya akan mendekati Freya.

Semua salah! Grace sama sekali tidak bereaksi.

"Bagaimana mungkin dia diam saja saat aku menggertaknya?!" Max merasa ada salah dengan Grace. "Apa aku kurang serius mengatakannya?"

Max terus berpikir, bagaimana cara dia menyingkirkan Grace dari hidupnya. Sesungguhnya, itu hanyalah omong kosong Max untuk menakuti Grace, agar wanita itu menjauhinya.

Namun, apa yang Max lihat? Mengapa wanita itu tidak bereaksi saat dia mengancamnya?

Christ yang melihat Max termenung, merasa heran dengan sang CEO. "Ada masalah apa, Tuan? Nyonya berulah lagi?" tanyanya.

"Tidak. Bukan dia," balas Max menyembunyikan kenyataan, ia segera m
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (75)
goodnovel comment avatar
Ugik Kph
bukankah kamu membenci Grace ya Max, jadi kamu pasti nggak cemburu dong melihat Grace berjabat tangan dengan lelaki lain
goodnovel comment avatar
Serly Wijayanti
nah loh awas max cemburu krna slah paham
goodnovel comment avatar
Attin26
suka banget sama cara Grace, terlihat diam padahal di belakang menikam. good job Grace... ya ampun max melihat pertemuan max dan Grace semoga gak sampe salah paham
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab14# Rasa Cemburu

    Kecemburuan seketika merasuki diri Max. Akan tetapi, pria itu tetap mengingkari rasa yang entah sulit dia ungkapkan. Apakah benar Max cemburu dengan pria yang bersama Grace sekarang? Mata elang itu bak siap memangsa lawan. "Apa yang dia kerjakan di sini?" desisnya. Namun, masih bisa terdengar Christ. "Siapa, Tuan?" tanyanya kemudian mengikuti arah pandangan sang CEO. "Oh... setahu saya pria itu adalah pemilik Golden Brilliance, namanya Tuan Steve. Anda punya kepentingan dengannya?" Christ bahkan tidak paham mengenai pertanyaan Max. Max bukan membahas soal Steve. Tapi, tentang Grace yang berada di tempat yang sama dengan dirinya, terlebih bertemu pria lain. "Cari tahu tentang kerja sama Phoenix dengan Golden Brilliance!" titah Max akhirnya, kemudian membawa langkahnya meninggalkan tempat tersebut. Grace dan Steve setelah itu menghabiskan waktu dengan obrolan santai. Wanita itu kini fokus pada inti yang direncanakannya. Ia tidak ingin semua orang tahu rencananya di balik

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab15# Kekesalan

    "Pria siapa yang kau bicarakan? Kau melihatku, Max?" tanya Grace. Wanita itu berhati-hati mengolah kata-kata, jangan sampai justru dirinya yang terjebak dengan pertanyaan Max dan akhirnya terbongkar apa yang ia rencanakan. "Jangan coba bohong padaku, Grace! Atau ... aku akan lakukan sesuatu. Kau tahu bukan, aku bahkan bisa mendapatkan apa yang orang lain inginkan!" ancam Max. Grace sangat paham jika Max menginginkan sesuatu sangat mudah bagi pria itu. Semudah menjentikkan jarinya! "Dia hanya temanku," ungkap Grace. "Lagipula biasanya kau tidak pernah peduli padaku ...?" Kini Grace yang mencari kebenaran di wajah Max. Pria itu seketika mengalihkan pandangan ke arah lain. Grace menghela napas. "Ya sudah, kalau begitu aku ke kamar. Aku sangat lelah." Wanita itu meninggalkan Max dengan merentangkan dua tangan seraya menguap, seakan ia benar-ben

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab16# Ada Apa Dengan Leon?

    Grace berjalan menuju mobilnya yang berada di depan lobi hendak ke rumah orang tuanya. Dalam perjalanan menuju keluarga Malay, Agatha menghubungi Grace yang sedang mengemudi. Melalui telepon yang terhubung dengan mobil, Grace menerima panggilan itu. "Hallo, Tha." "Grace, kita mau adain pesta. Kau pasti ikutan, kan?" tanya Agatha pada ujung panggilan. "Dalam rangka apa? Tidak biasanya kalian adakan party tanpa ada hari spesial." "Yaelah, sudah biasa dari dulu kali Grace, kita selalu party. Kau saja yang seperti baru datang dari planet Mars," sahut Agatha terbahak. "Bisa saja kau!" seru Grace ikut tertawa. "Gimana, kau ikut, kan? Nanti aku infoin Celin." Agatha menunggu jawaban. Grace berpikir sejenak kemudian mengangguk. Tidak ada salahnya ia ikut bergabung. "Oke, aku ikut." "Yes, deal!" sorak gadis itu bersamaan dengan Grace mengakhiri panggilan. Se

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab17# Jaga Rahasiaku

    Di negara lain, ruang kamar inap rumah sakit terbesar di kota Jerman. Seorang wanita baru saja menekan tombol darurat setelah melihat keadaan Leon yang mengalami kesulitan pernafasan. Ia menekan tombol itu karena merasa takut terjadi sesuatu pada anak tersebut. Selain Brian dokter spesialis yang menangani Leon, Stella adalah wanita yang dipercaya Grace untuk menjaga Leon selama dirinya tidak ada di negara tersebut. Maka dari itu, Stella sangat khawatir dengan keadaan anak laki-laki yang sudah dianggapnya seperti keponakannya. "Apa yang terjadi, Stella?" tanya Brian tergopoh membuka pintu lebar masuk ke ruang rawat. Brian dibantu dua orang perawat langsung memeriksa keadaan Leon, anak tersebut mengalami Hipoksia Anemia, kondisi yang terjadi karena kurangnya oksigen dalam sel dan jaringan tubuh, sehingga mengganggu sistem pernapasan di saat tidur. Pria itu menarik masker oksigen kemudian memasangkannya de

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab18# Sial

    Setelah mengungkap keberadaan Leon, Arthur kini juga mengetahui rahasia Grace. Dengan begitu, Grace merasa sedikit lega karena Grace yakin Arthur bisa dipercaya untuk menjaga rahasianya. Pria itu juga bersedia membantu jika Grace membutuhkan bantuan. Usai merapikan dan memoles wajahnya dengan make up tipis, Grace kini sedang perjalanan menuju ke rumah Max. Sepanjang perjalanan itu, Grace menghubungi sang suami. "Kemana sih dia?!" omel Grace dengan fokus mengemudi. Panggilan yang tidak terjawab itu membuat Grace merasa kesal, karena menduga Max sengaja melakukannya. "Awas saja jika dia benar mengabaikan teleponku!" Grace harus melewati jalan lururs yang berliku dengan pemandangan kanan kirinya pohon cemara. Lampu penerangan jalan pun tidak berfungsi dengan baik, sehingga Grace tidak melihat jika ada lubang di tengah jalan, lantas terjadi guncangan kecil yang mengakibatkan mobil itu sedikit oleng hingga turun ke bahu jalan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab19# Guyuran Shower

    Tidak ada jawaban dari Max, ia hanya mengucapkan satu kata yang membuat Grace sangat kesal. "Ayo, pulang!" Grace bersedekap dada. "Jika kau datang hanya untuk membuatku marah, lebih baik tidak usah datang, Max! Lebih baik aku seperti gelandangan di tepi jalan! Kenapa kau melarang Steve mengantarku?! Wanita itu masih mengomel dan berteriak di bahu jalan, hingga ia menjadi bahan tontonan para pengguna jalan lainnya. "Jika kau tidak punya malu, silahkan lakukan saja seperti itu terus. Tapi, aku tidak suka pria itu berada di dekatmu!" "Kenapa?!" jerit Grace semakin murka. "Kenapa kau melarangku sedangkan kau tidak ingin menyentuhku!" Ocehan Grace hampir membuat Max malu, ia mengusap wajahnya kasar. Suara Grace sangat lantang, hingga membuat para pejalan kaki tersenyum mendengarnya. "Kau?! tunjuk Max kemudian menurunkan tangannya, lalu mengga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab20# Dua Pria Misterius

    Ada debaran jantung yang semakin berdetak cepat. Tangan Max refleks meraih pinggang Grace semakin mendekatkan dengan tubuhnya, sontak membuat satu tangan Grace terlepas dari kalungan pundak pria itu. Renda putih yang terdapat pada baju tidur nan tipis itu juga mulai luruh dari pundak Grace, menampakkan sebagian dada wanita itu terlihat samar-samar. Max mengamati itu semua. Rasanya ia ingin melepaskan baju tipis Grace sekarang, menuruti apa yang instingnya katakan. Satu tangannya mengikuti nalurinya, meraih belakang tengkuk Grace, menatapnya lekat. Tanpa adanya suara, hanya dengan sentuhan keduanya saling memberi isyarat. "Ah..." Satu leguhan panjang baru saja keluar dari bibir tipis Grace saat tangan Max yang berada di pinggangnya, mulai menyentuh bagian belakang bongkahan kenyal milik wanita itu. Keduanya masih menyelami pikiran masing-masing. Max merasakan sesuatu yang berbeda. Sekian tahun tidak mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab21# Benarkah Sama?

    Firasatnya mengatakan ada yang salah saat mendengar dua orang pria menyebut nama Grace, Brian langsung berjalan cepat menuju ke kamar Leon dirawat. Dengan napas terengah, Brian membuka pintu kamar inap VVIP. Saat itu juga Brian terperanjat melihat kamar Leon kosong, ia hanya menemukan ruang hampa, tidak melihat anak itu di ranjang. "Kemana dia?" Brian masuk lebih dalam dan mencari ke setiap ruangan. Ia hanya melihat dua ponsel di atas meja samping brankar. Kamar inap VVIP tersebut memiliki ukuran yang lebih luas dengan fasilitas lebih lengkap, Grace tentu akan memberikan yang terbaik demi kesembuhan sang anak. Wanita itu tidak ingin Leon merasa seperti di rumah sakit, sehingga bangsal itu di lengkapi dengan peralatan yang persis kamar anak pada umumnya, ada buku-buku bacaan dan mainan. Hanya saja di samping tempat tidurnya, terdapat alat kedokteran yang tidak bisa jauh dari ranjang anak itu. "Argh... dimana kamu, Leon...!" Br

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26

Bab terbaru

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab196# Aku di Tinggal Lagi?

    Akhirnya Anna memutuskan ikut bersama Chelsea ke kota. Meskipun terbesit keraguan sesaat Anna merepotkan, Chelsea adan Grace tidak henti merayu hingga gadis itu turut serta. Mereka pun bersiap kembali ke kota setelah memasukkan beberapa tas Anna ke bagasi belakang. Setelah Anna masuk ke dalam mobil, kini gantian Grace dan Chealsea yang masuk ke kursi tengah. "Hei, kenapa kamu duduk di situ?" tegur Max menaikkan dua alis, menatap bingung pada Chelsea. Chelsea justru hanya meringis tersenyum, mengabaikan larangan Max, "Hehehe ... Sementara, kamu duduk di depan bersama Kenan ya, Max ... Please ...!" pinta Chelsea mengatupkan kedua telapak tangan. Melihat wajah sang adik, Max hanya bisa menghela berat. Tidak merespon, namun wajahnya yang ditekuk terlihat sekali bila pria itu sedang kesal. Kenan melirik sekilas, dan memastikan ketiga wanita di kursi penumpang sudah aman. Perlahan roda ban mulai menggilas jalanan a

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab195# Anna ke Kota

    Setelah membuat minuman untuk para tamunya, Kenan dan Anna tidak mendapati mereka semua di ruang tamu. Kenan lalu pergi mencari keberadaan Chelsea. Pria itu samar-samar mendengar percakapan antara Chelsea dengan sang kakak. Hatinya terasa sakit, melihat keduanya terlibat percekcokan, dengan Chelsea yang terisak di sana. "Sampai kapanpun aku tidak akan merestui hubungan itu, Chelsea!" tegas Max menatap tajam.Sesaat Kenan menjauhi keduanya, tidak ingin terlihat menguping percakapan tersebut, lantas ia beralih mencari Anna yang justru sedang mengetuk pintu kamar mandi."Anda baik-baik saja, Nyonya?" Kenan justru lebih terkejut mendapati istri sang majikan sedang berada di dalam mandi dalam keadaan pucat.Padahal, beberapa jam yang lalu, Grace tampak ceria lebih dari siapapun di antaranya. Hal itu semakin membuat Kenan penasaran."Hm, aku baik-baik saja, Ken. Hanya ..." Grace tidak melanjutkan ucapannya, terdengar semakin lir

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab194# Dia Tidak Pantas Untukmu!

    Mendengar celotehan Max yang tidak jelas, membuat Chelsea hampir meradang. Wanita itu ingin rasanya membunuh sang kakak dengan mencekik lehernya.Kenan langsung berusaha mencairkan suasana, mengalihkan perhatian sang kekasih. "Ayo, kita ke rumahku dulu. Pasti adikku senang kalau kalian datang. Di sana banyak hal yang bisa kalian lihat."Mereka pun mulai berjalan kembali ke mobil, dan melanjutkan perjalanan menuju rumah adik Kenan, berharap suasana akan semakin hangat dan ceria seiring berjalannya waktu.Setelah mobil berjalan beberapa saat, mereka sampai di sebuah rumah sederhana namun sangat nyaman, dikelilingi oleh taman yang hijau dan asri."Sudah sampai!" seru Kenan menghentikan mobilnya di halaman depan.Di depan pintu, seorang gadis muda dengan senyum lebar menyambut mereka. Anna, adik Kenan, berdiri di sana dengan wajah ceria, mengenakan gaun sederhana yang tampak pas dengan suasana desa. Begitu melihat Kenan turun dari m

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab193# Kampungan!

    Keesokan pagi, di langit cerah dan angin sepoi-sepoi berhembus, membuat suasana sangat nyaman. Chelsea, Kenan, Grace, dan Max sedang dalam perjalanan menuju kampung halaman Kenan. Mobil yang mereka tumpangi melaju di jalanan bebas hambatan, lalu menuju pedesaan yang tenang. Namun, meskipun perjalanan ini seharusnya menyenangkan, Max tampak tidak terpengaruh oleh suasana ceria di sekitarnya. "Wah, aku tidak sabar nih, tiba di sana. Kampung halaman Kenan pasti indah banget, kan?" seru Chelsea tersenyum lebar, menoleh ke belakang. Grace yang duduk di samping Max pun tak kalah melebarkan senyuman. Ia mengangguk dengan semangat, "Ya, pasti sangat seru! Kenan, kapan terakhir kali kamu ke sana?" Di samping Kenan, Chelsea berbicara riang, sementara Kenan tersenyum kecil menatap jalanan, sesekali mencuri pandang ke Max yang duduk di kursi penumpang dengan wajah datar dan terkesan acuh tak acuh. Kenan tersenyum hangat, "Sudah lama sekali, sih. Tapi saya yakin, Anda pasti suka, Nyonya

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab192# Si Perayu

    Permintaan Chelsea ingin berkenalan dengan adiknya pun langsung dikabulkan oleh Kenan. Sejak pagi, Chelsea sengaja menelpon Grace agar ikut ke kampung halaman Kenan.Awalnya Kenan menolak dengan berasalan canggung terhadap kakak iparnya, terlebih Max. Bukan ia marah karena perlakuan Max kemarin, namun Kenan masih belum terbiasa dengan pria dingin itu. Akan tetapi, Chelsea mengikis keraguan Kenan, jika sang kakak dan istrinya sangatlah baik. "Aku yakin nanti kamu akan terbiasa dengan kehadiran mereka, Ken. Bila kamu tidak mulai dari sekarang, aku rasa akan semakin sulit," bujuk Chelsea meyakinkan.Dengan sedikit keyakinan, Kenan mengangguk lalu tersenyum lirih, "Baiklah, bila itu maumu."Mendengar persetujuan Kenan, Chelsea duduk di sofa sambil memandangi ponselnya. Setelah beberapa saat, dia memutuskan untuk menghubungi Grace, langsung menggapai ponsel dan menelpon kakak iparnya. Dia tahu, mengajak Grace ke kampung halaman Kenan bi

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab191# Segenap Jiwa

    Setelah beberapa hari lalu mendapat restu dari sang ayah dan ibu. Kini, Chelsea duduk di kursi dekat jendela, senyum manis terpancar dari wajahnya. Kenan, duduk di hadapan wanita itu, menatapnya penuh perhatian. Hari itu, Chelsea merasa bahagia sekali, karena ada sesuatu yang penting yang ingin ia sampaikan. Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya wanita itu membuka mulut. Suara lembut, nan penuh dengan kebahagiaan pun mulai terdengar. "Ken ... ada hal yang aku ingin bilang. Papi dan mami, mereka merestui hubungan kita," ucap Chelsea dengan binar bahagia. Kenan menoleh terkejut, saat pria itu sedang mengaduk minumannya di dapur, "Benarkah? Wah ... semudah itu Tuan Alex dan Nyonya Felly merestui?" Mendengar ucapan Kenan, Chelsea seketika mencebik. Ia tidak suka mendengar penggilan untuk ayah dan ibunya, seolah ada jurang di antara Kenan dan orang tuanya. "Apa maksud sebutan Tuan dan Nyonya, Ken? Dia calon mertuamu, jadi ... Kamu juga harus mulai terbiasa menyebutnya sama d

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab190# Welcome to Jerman!

    Freya dan Jack berdiri di depan gerbang keberangkatan di bandara Internasional. Keduanya menunggu penerbangan mereka menuju Jerman. Wanita itu tampak tenang, meski suasana dalam hatinya penuh dengan tekad dan amarah. Jack, yang berdiri di sampingnya, lebih banyak diam, memahami bahwa situasi ini sangat serius. Ia tahu bahwa begitu sampai di Jerman, waktu akan sangat terbatas, dan misi mereka harus segera dimulai. Wanita itu melihat jam tangannya. Seolah menghitung detik-detik yang berlalu, lalu menatap Jack dengan tatapan tajam. "Alfonso dan Carlos akan menjemput kita di bandara, bukan? Setelah itu, kita langsung ke rumah sakit. Pokoknya aku tidak mau ada penundaan lagi," ucap Freya dengan tegas. Jack mengangguk memastikan, "Paham, Bos. Mereka pasti sudah siap. Tapi kau yakin untuk bertindak cepat seperti ini?" "Leon harus segera kita lenyapkan lebih dulu, Jack. Aku tidak bisa menunggu lagi, dan aku tidak akan membiarkan siapa pun menghalangi rencana ini! Anak buahmu sudah cu

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab189# Hinaan Freya untuk Jack

    Alfonso dan Carlos harus mengawasi Leon dari jauh, memastikan tidak ada yang melihat. Langkah yang diambil keduanya juga sangat terukur dan hati-hati. Meski pun dalam hati mereka, ada rasa was-was bila tertangkap penjaga."Kita harus hati-hati Carlos, kita belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jangan sampai ada yang curiga," bisik Alfonso mengendap-endap."Hm, kamu benar."Alfonso menajamkan penglihatannya, dengan mata menyipit, "Dan sepertinya ... itu kamar inap Leon, tapi mengapa dia pakai kursi roda?" "Entahlah. Apa mungkin dia sakit?" balas Carlos dengan suara lirih, "Tapi, dia tampak ceria dan lebih tenang. Aku rasa ada sesuatu yang tidak beres ..." sambungnya."Benar katamu. Kita harus cari info lebih banyak," balas Alfonso sembari menunjuk, "Lihat di sana, ada seorang perawat! Ayo, kita mendekat ke ruang itu! Apa ada informasi yang bisa kita dapatkan?"Carlos mengangguk pelan, "Baik. Tapi kita harus cepat, sebelum

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab188# Menyusup ke Rumah Sakit

    Di dalam rumah luas, namun terasa sepi, Freya duduk di ruang kerjanya. Wanita itu menggenggam ponselnya di tangan, kedua fokus pada layar komputer yang menampilkan berbagai data. Namun, entah mengapa pikiran wanita itu bukan pada data yang ia lihat, melainkan isi kepalanya tertuju pada Leon."Argh ...!" Freya tampak frustasi mengacak rambutnya.Ia lantas menekan nomor Jack, seseorang yang ia percayai untuk menyingkirkan Grace dan anaknya. Saat telepon tersambung, suara Jack terdengar dari ujung sana."Jack, ada yang perlu kau lakukan. Aku ingin semua informasi tentang Leon yang ada di rumah sakit Chartie. Alfonso dan Carlos harus mengirimkan data lengkapnya secepatnya!" kata Freya penuh tekad.Jack tersenyum tipis, menarik sudut bibir, "Tentu, Bos Freya, itu sangat mudah. Akan kupastikan mereka mengumpulkan semua yang kamu perlukan.""Bagus. Aku ingin setiap detail, termasuk catatan medis, siapa saja yang mengunjunginya, dan seg

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status