แชร์

03

ผู้เขียน: Puspita_Ap
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-01-20 22:38:34

Keesokan harinya

Pagi ini Melody akan menemui Justin di kantor laki-laki tersebut. Ia akan mengatakan padanya jika mereka tetap melanjutkan perjodohan itu. Kedua orang tua Melody membutuhkan bantuan darinya, dan karena hal itu ia akan tetap melanjutkan perjodohan tersebut sekalipun harus mendapat ancaman dari Justin.

Melody mendatangi resepsionis terlebih dulu untuk meminta izin. Ia harap Justin berada di kantor karena mereka perlu bicara. “Pagi! Ada yang bisa saya bantu?” tanya resepsionis tersebut

“Em.. saya ingin bertemu Pak Justin, apa beliau ada di kantor saat ini?”

“Ada. Apa sudah membuat janji?”

“—“ Melody terdiam sejenak. Jika dirinya berkata belum resepsionis itu pasti tidak akan mengizinkannya bertemu dengan Justin, atau bisa saja Justin menolak bertemu dengannya.

“Sudah!”

“Apa ada bukti jika sudah membuat janji dengan Pak Justin?”

Seketika Melody langsung teringat dengan kartu nama milik Justin yang diberikan oleh orang tuanya. Ia bisa menggunakan kartu nama itu sebagai bukti. Melody memberikan kartu nama milik Justin pada resepsionis tersebut, ia harap tidak dipersulit untuk bertemu dengan laki-laki itu.

Resepsionis itu mengangguk sembari tersenyum tipis. “Baiklah, anda bisa menemui Pak Justin! Ruangan Pak Justin di lantai paling atas dan di sana hanya ada ruangan beliau.”

Melody tersenyum lega ketika diizinkan bertemu dengan Justin. “Terima kasih!”

“Sama-sama.”

Melody berjalan menuju ruangan Justin, ia berharap setelah bertemu dengannya laki-laki itu bisa menerima perjodohan mereka. Ia melakukan ini semua demi kedua orang tuanya. Melody tidak ingin perusahaan yang sudah dibangun keluarganya dari nol hancur begitu saja, sebagai seorang anak ia harus berguna bagi keluarganya.

“Huhh,,” Melody menghela nafas kasar ketika berdiri tepat di depan sebuah pintu yang ia yakini ruangan itu milik Justin.

Tok.. tok.. tok

Melody memberanikan mengetuk pintu ruangan tersebut. Jantungnya berdebar kencang. Ia takut dirinya mengganggu waktu Justin dan bisa saja laki-laki itu marah padanya.

Tok.. tok.. tok

Melody kembali mengetuk pintu ruangan Justin karena tidak ada respon sama sekali dari pemilik ruangan. “Justin ada nggak, ya?” gumamnya

“Apa aku langsung membukanya saja?”

Melody memutuskan untuk membuka pintu ruangan Justin karena sejak tadi ia tidak mendapat respon dari laki-laki tersebut. Perlahan Melody mendorong pintu tersebut, dan…

Deg

Tepat di depan matanya saat ini ia melihat Justin tengah berciuman dengan seorang perempuan, yang ia yakini perempuan itu adalah kekasihnya. Dada Melody terasa sesak melihatnya. Selama ini ia selalu menjaga dirinya dari seorang laki-laki, apakah ia harus menikah dengan laki-laki brengsek seperti Justin?

“Justin!” panggil Melody dengan suara begitu lirih

Sontak Justin langsung melepas ciumannya setelah mendengar suara seseorang. Ia terkejut melihat keberadaan Melody di dalam ruangannya. Sejak kapan perempuan itu datang? Justin langsung berdiri, begitupun dengan Marcella.

Marcella Jovanka, kekasih dari Justin Evando Abi putra!

Justin mendekat ke arah Melody dengan tatapan tajam. Ia tidak suka dengan keberadaan perempuan itu, apalagi telah mengganggu aktivitasnya. “Untuk apa lo ke sini?” tanya Justin

“A-aku..”

“Justin siapa perempuan ini?” tanya Marcella dengan tatapan penuh kebencian

Marcella menatap penampilan Melody dari atas sampai bawah. Ia menatapnya dengan tatapan sinis dan penuh kebencian. Ia bertanya-tanya siapa perempuan itu? Dan kenapa bisa masuk ke dalam ruangan kekasihnya begitu saja?

Justin melingkarkan tangannya di pinggang Marcella dengan mesra. Ia ingin menunjukkan pada Melody jika perempuan yang saat ini berdiri di sampingnya adalah kekasihnya.

Justin tersenyum smrik. Ia bisa menebak untuk apa kedatangan Melody ke kantornya. Justin yakin Melody akan membawa kabar baik untuknya. Dia pasti berhasil membatalkan perjodohan itu.

“Justin, kamu belum jawab pertanyaan aku. Siapa dia?” tanya Marcella sembari menunjuk wajah Melody

“Tenang, sayang! Kita dengarkan dia bicara terlebih dulu, ya!”

“Nanti kamu akan tahu siapa dia setelah dia berbicara.” kata Justin

Melody menunduk memainkan jemarinya karena gugup. Tatapan Marcella membuatnya sedikit merasa takut. “Bagaimana? Apa ada kabar baik sehingga membuat lo datang ke kantor saya?” kata Justin

“—“ Melody terdiam sejenak. Ia sedang mengumpulkan keberanian untuk mengatakan pada Justin jika ia akan tetap menerima perjodohan mereka.

Melody mendongak menatap Justin dengan tatapan teduhnya. Dalam hitungan detik Justin sempat terhipnotis dengan tatapan Melody, tapi setelah itu ia langsung tersadar. Justin menatap Melody dengan tatapan dingin dan tajam. Ia menunggu penjelasan darinya, ia berharap Melody membawa kabar baik untuknya.

“Aku ke sini mau bilang kalau aku akan tetap melanjutkan perjodohan kita.”

Deg

“Apa?!” kedua tangan Justin terkepal kuat setelah mendengar pernyataan Melody. Perkataan Melody membuat Justin marah besar. Apa yang ia harapkan tidak sesuai keinginan.

Justin lebih mendekat ke arah Melody lalu mencengkram kuat pergelangan tangan perempuan itu. Tatapan Justin begitu tajam, setajam Burung Elang yang siap menerkam mangsanya. Ternyata Melody berani bermain-main dengannya. Ia sudah mengancamnya untuk menolak perjodohan itu, tapi Melody justru tetap menerimanya.

“Apa lo nggak ingat dengan ancaman saya kemarin, ha?” desis Justin dengan tajam

“Awss.. sakit, Justin! Lepasin tangan aku!”

“Gue nggak peduli. Bagaimanapun caranya lo harus menggagalkan perjodohan itu!”

Melody menggelengkan kepalanya sembari meringis kesakitan. Cengkraman Justin tidak main-main, bahkan pergelangan tangannya terasa begitu sakit dan perih. “Aku tetap melanjutkan perjodohan itu, Justin.”

“Shit!” umpat Justin

Jawaban Melody membuat Marcella marah besar. Sejak tadi ia menahan amarah, dan kali ini ia tidak akan lagi menahannya. Marcella akan memberikan pelajaran pada Melody karena dia telah merebut kekasihnya.

Marcella menarik tangan Melody dengan cukup kasar, hal itu membuat pegangan Justin terlepas begitu saja. Dan…

PLAK

“Aakhh,,” tamparan keras melayang di pipi Melody

Marcella tidak segan-segan menampar pipi Melody karena perempuan itu telah berani merebut kekasihnya. Akan ia berikan pelajaran pada perempuan itu agar dia sadar siapa dirinya telah berani bersaing dengannya.

“PEREMPUAN NGGAK TAHU DIRI!” bentak Marcella

“LO UDAH REBUT KEKASIH GUE!”

“Dan seenak jidat lo tetap mau menikah dengan kekasih gue, iya?!”

“MURAHAN!”

“Hiks,,” isak tangis Melody

Melody hanya bisa diam dengan bercucuran air mata. Ia takut melihat kemarahan Marcella. Ia tidak berani melawan karena dirinya bersalah. Sebagai sesama perempuan Melody bisa merasakan sakit hati Marcella karena ia telah merebut kekasihnya. Jika bukan karena terpaksa ia tidak akan melakukan hal ini.

“Gue mau lo harus batalin perjodohan itu bagaimanapun caranya!”

“Hikss.. maaf! Aku nggak bisa membatalkan perjodohan itu.” suara Melody terdengar bergetar karena tangisnya.

“LO…” Marcella mengangkat tangannya bersiap kembali menampar pipi Melody, tapi sebelum hal itu terjadi Justin lebih dulu menahannya.

“Tahan, sayang!” kata Justin

“Lepasin tangan aku! Kenapa kamu menahanku untuk tidak menamparnya, ha?”

Marcella semakin marah dan terbakar api cemburu melihat Justin melarangnya untuk kembali menampar Marcella. Justin menarik Marcella ke dalam pelukannya. Ia mengelus punggung kekasihnya berharap dengan hal itu Marcella bisa lebih tenang.

Justin tidak ingin Marcella kembali menampar Melody karena hal itu bisa menjadi masalah besar untuknya. Wajah Melody bisa lebam akibat tamparan kekasihnya.

“Tenang, ya! Aku harap kamu bisa mengontrol amarah kamu.” bisiknya dengan lembut

“Tapi dia telah merebut kamu dari aku, Justin!”

“Enggak! Sampai kapanpun aku tetap menjadi milik kamu.”

“Aku harap kamu bisa mengerti kenapa aku menghalangi kamu untuk menyakitinya. Hal itu bisa membuat kita dalam masalah besar, sayang.” kata Justin

Marcella melepas pelukannya. Ia kembali menatap ke arah Melody dengan tatapan tajam. Kali ini ia akan mengalah, tapi tidak untuk hari esok. Akan ia pastikan hidup Melody akan menderita setelah menikah dengan kekasihnya. Dia harus menerima akibat dari perbuatannya.

“Gue nggak akan tinggal diam melihat lo merebut kekasih gue.”

“Gue akan pastikan hidup lo nggak akan tenang setelah menikah dengan Justin!” desis Marcella

Melody hanya mampu terdiam. Ia terlalu takut untuk membuka suara. Ia tetap dengan keputusannya untuk melanjutkan perjodohan itu. Melody tidak mempunyai pilihan lain, karena hanya dirinya yang menjadi harapan terakhir kedua orang tuanya.

“Silahkan lakukan apa yang ingin kalian lakukan padaku, karena hal itu tidak akan membuatku berubah pikiran.” kata Melody dalam hati

“Pernikahan itu akan saya buat penderitaan yang tidak akan pernah kamu bayangkan sebelumnya.” batin Justin berucap

~•~

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • MENANTU PILIHAN MAMA   04

    Beberapa hari kemudian Tepat di hari ini acara pernikahan Melody dengan Justin akan dilaksanakan. Hari bahagia yang ditunggu-tunggu oleh kedua keluarga, tapi tidak bagi sang pengantin. Melody dan Justin terpaksa menikah karena kedua orang tua. Keadaan yang membuat Melody terpaksa menerima perjodohan itu sekalipun Justin telah memiliki seorang kekasih. Melody merasa telah menjadi perempuan yang paling jahat karena merebut kekasih perempuan lain. Ia tidak bisa membayangkan rasa sakitnya seperti apa jika ia berada di posisi Marcella. Bohong, jika Melody baik-baik saja. Ia merasa sangat bersalah karena telah merebut Justin dari Marcella. “Maafin aku! Aku tidak bermaksud merebut Justin darimu.” batinnya berucap Make up Melody sudah selesai sejak beberapa menit yang lalu. Ia terlihat semakin cantik dengan make up tipis di wajahnya. Namun sayang, yang seharusnya menjadi hari bahagia justru menjadi hari duka bagi Melody. Melody duduk di depan cermin dengan tatapan kosong. Air matanya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-05
  • MENANTU PILIHAN MAMA   01

    Terlihat keluarga harmonis sedang berkumpul di salah satu ruangan dengan aktivitas masing-masing. Riza dan Rani saling menatap, moment yang tepat untuk memberitahu Justin tentang pertemuannya dengan seseorang. “Justin!” panggil Riza “Hm,” Justin hanya bergumam tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel yang ia pegang “Papa mau bicara!” “Bicara aja.” “Taruh ponsel kamu dan dengarkan Papa bicara sampai selesai!” Justin menghela nafas kasar. Ia menaruh ponselnya di atas meja lalu beralih menatap ke arah kedua orang tuanya. Justin menunggu apa yang ingin Ayahnya bicarakan. “Papa mau bicara soal apa?” “Nanti malam ikut Papa!” “Ke mana?” “Papa akan melakukan sebuah pertemuan dengan rekan kerja Papa, Papa harap kamu bisa ikut.” “Tumben ajak Justin?” “Di sana nanti akan ada obrolan penting dengan rekan kerja Papa. Bisa ikut?” Justin menganggukkan kepalanya. “Justin akan ikut.” Riza dan Rani tersenyum mendengar jawaban Justin. Tidak ada rasa curiga sedikitpun yang dir

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-15
  • MENANTU PILIHAN MAMA   02

    Justin tidak bisa berbuat apa-apa karena Ayahnya telah mengancam akan mengambil semua asset yang beliau berikan padanya jika ia tidak mau menerima perjodohan itu. Justin tidak bisa berbuat apa-apa selain menerimanya. “Ekhm, boleh saya bicara berdua dengan Melody?” tanya Justin pada keluarganya Mereka semua tersenyum tanpa rasa curiga. Mereka berpikir Justin mengajak Melody bicara untuk saling mengenal lebih dalam, tapi bukan itu yang akan Justin lakukan. Justin akan meminta pada Melody untuk menolak perjodohan itu dan masalahnya akan selesai. “Silahkan!” kata Ardan Melody mengikuti langkah Justin dari belakang sembari menunduk. Jantungnya berdebar kencang, takut Justin akan melakukan sesuatu padanya. Justin menghentikan langkahnya sembari menatap ke arah depan. Tatapannya terlihat begitu dingin dan tajam. Justin telah memastikan tidak ada orang yang akan mendengar pembicaraan mereka. Melody tetap diam sembari menunduk. Ia berdiri tepat di belakang tubuh Justin menunggu

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-20

บทล่าสุด

  • MENANTU PILIHAN MAMA   04

    Beberapa hari kemudian Tepat di hari ini acara pernikahan Melody dengan Justin akan dilaksanakan. Hari bahagia yang ditunggu-tunggu oleh kedua keluarga, tapi tidak bagi sang pengantin. Melody dan Justin terpaksa menikah karena kedua orang tua. Keadaan yang membuat Melody terpaksa menerima perjodohan itu sekalipun Justin telah memiliki seorang kekasih. Melody merasa telah menjadi perempuan yang paling jahat karena merebut kekasih perempuan lain. Ia tidak bisa membayangkan rasa sakitnya seperti apa jika ia berada di posisi Marcella. Bohong, jika Melody baik-baik saja. Ia merasa sangat bersalah karena telah merebut Justin dari Marcella. “Maafin aku! Aku tidak bermaksud merebut Justin darimu.” batinnya berucap Make up Melody sudah selesai sejak beberapa menit yang lalu. Ia terlihat semakin cantik dengan make up tipis di wajahnya. Namun sayang, yang seharusnya menjadi hari bahagia justru menjadi hari duka bagi Melody. Melody duduk di depan cermin dengan tatapan kosong. Air matanya

  • MENANTU PILIHAN MAMA   03

    Keesokan harinya Pagi ini Melody akan menemui Justin di kantor laki-laki tersebut. Ia akan mengatakan padanya jika mereka tetap melanjutkan perjodohan itu. Kedua orang tua Melody membutuhkan bantuan darinya, dan karena hal itu ia akan tetap melanjutkan perjodohan tersebut sekalipun harus mendapat ancaman dari Justin. Melody mendatangi resepsionis terlebih dulu untuk meminta izin. Ia harap Justin berada di kantor karena mereka perlu bicara. “Pagi! Ada yang bisa saya bantu?” tanya resepsionis tersebut “Em.. saya ingin bertemu Pak Justin, apa beliau ada di kantor saat ini?” “Ada. Apa sudah membuat janji?” “—“ Melody terdiam sejenak. Jika dirinya berkata belum resepsionis itu pasti tidak akan mengizinkannya bertemu dengan Justin, atau bisa saja Justin menolak bertemu dengannya. “Sudah!” “Apa ada bukti jika sudah membuat janji dengan Pak Justin?” Seketika Melody langsung teringat dengan kartu nama milik Justin yang diberikan oleh orang tuanya. Ia bisa menggunakan kartu nama itu seb

  • MENANTU PILIHAN MAMA   02

    Justin tidak bisa berbuat apa-apa karena Ayahnya telah mengancam akan mengambil semua asset yang beliau berikan padanya jika ia tidak mau menerima perjodohan itu. Justin tidak bisa berbuat apa-apa selain menerimanya. “Ekhm, boleh saya bicara berdua dengan Melody?” tanya Justin pada keluarganya Mereka semua tersenyum tanpa rasa curiga. Mereka berpikir Justin mengajak Melody bicara untuk saling mengenal lebih dalam, tapi bukan itu yang akan Justin lakukan. Justin akan meminta pada Melody untuk menolak perjodohan itu dan masalahnya akan selesai. “Silahkan!” kata Ardan Melody mengikuti langkah Justin dari belakang sembari menunduk. Jantungnya berdebar kencang, takut Justin akan melakukan sesuatu padanya. Justin menghentikan langkahnya sembari menatap ke arah depan. Tatapannya terlihat begitu dingin dan tajam. Justin telah memastikan tidak ada orang yang akan mendengar pembicaraan mereka. Melody tetap diam sembari menunduk. Ia berdiri tepat di belakang tubuh Justin menunggu

  • MENANTU PILIHAN MAMA   01

    Terlihat keluarga harmonis sedang berkumpul di salah satu ruangan dengan aktivitas masing-masing. Riza dan Rani saling menatap, moment yang tepat untuk memberitahu Justin tentang pertemuannya dengan seseorang. “Justin!” panggil Riza “Hm,” Justin hanya bergumam tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel yang ia pegang “Papa mau bicara!” “Bicara aja.” “Taruh ponsel kamu dan dengarkan Papa bicara sampai selesai!” Justin menghela nafas kasar. Ia menaruh ponselnya di atas meja lalu beralih menatap ke arah kedua orang tuanya. Justin menunggu apa yang ingin Ayahnya bicarakan. “Papa mau bicara soal apa?” “Nanti malam ikut Papa!” “Ke mana?” “Papa akan melakukan sebuah pertemuan dengan rekan kerja Papa, Papa harap kamu bisa ikut.” “Tumben ajak Justin?” “Di sana nanti akan ada obrolan penting dengan rekan kerja Papa. Bisa ikut?” Justin menganggukkan kepalanya. “Justin akan ikut.” Riza dan Rani tersenyum mendengar jawaban Justin. Tidak ada rasa curiga sedikitpun yang dir

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status