Share

POV Asih – keinginan Fatin

"Fatin kan, anak baek budi. Pasti mau minta maaf. Bunda kan, sering bilang. Kalau kita salah, kita harus berani minta maaf." 

"Tapi … Farel duluan Bun. Dia ambil kotak mainan Fatin. Fatin gak boleh main, Fatin kesel, jadi Fatin timpuk," katanya sambil menangis. 

"Tante Ira, dorong Fatin Bun huhuhuhu." Dadaku bergemuruh mendengarnya. 

Aku mendekapnya erat, kuelus lembut rambutnya yang sudah panjang. Bunda tau Nak, bagaimana rasanya. Mataku berkaca-kaca, cepat kuhapus buliran itu, jangan sampai terjatuh di depan si Nini pelet. Aku sudah bersumpah dengan diriku sendiri. Tak akan mengeluarkan air mata di depannya maupun mas Pur. 

Aku tak ingin terlihat lemah, di hadapan mereka. Cukup mereka me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status