Zura saat ini lagi menikmati semilir angin dipagi hari. Ia duduk di balkon kamarnya dan menatap lurus ke depan seraya menikmati teh dan menikmati pemandangan yang masih sangat indah. Cuaca dipagi hari belum tercemar dengan polusi-polusi sehingga udaranya masih segar belum ada debu dan asap-asap kendaraan.
Kalau hari libur Zura biasanya memanfaatkan waktu untuk beristirahat tanpa memikirkan pekerjaannya. Penulis memang tidak memerlukan banyak tenaga namun memerlukan pikiran dan imajinasi yang lancar agar tulisan baik sehingga alur cerita nyambung dan seakan-akan nyata dan pembaca bisa merasakannya. Tentang makan malam, Gagal! Kenan tidak bisa karena ada keperluan yang mendesak. Tidak mungkin 'kan Zura memaksakan kehendaknya? Ia juga tidak boleh egois karena Kenan punya kehidupan sendiri dan begitu juga dirinya. Untungnya keluarganya memaklumi karena katanya 'wajar, mungkin memang nak Kenan lagi sibuk atau pasiennya lagi banyak' gitu kata mereka. "Lah, rumah depan udah ada penghuninya kah?" Gumamnya, rumah yang berada didepan rumahnya memang kosong dan mungkin sekarang sudah ada orang yang menempati terbukti banyaknya barang-barang perabotan rumah dan orang-orang yang membantu. Ayah dan abangnya juga tampak disana membantu mengangkat barang-barang. "Zura! Bantuin bunda nak," teriak bunda. "Iyaa bunda." "Bantuin bunda untuk buat teh sekaligus nanti potong-potong kue bolu yah, soalnya 'kan ini udah menjadi tradisi kita kalau ada yang pindahan kita turut membantu dan meringankan beban mereka." Zura mengangguk. Dia langsung mengerjakan perintah dari sang bunda, memang sudah menjadi ciri khas kalau mereka akan memberikan makanan atau menyumbangkan tenaga untuk meringankan beban dan menjalin tali silaturahmi. "Pindahan dari mana bun?" Zura bertanya sambil mengaduk-aduk tehnya. "Katanya dari Semarang. Tapi bunda salut loh sama dia, anak yatim-piatu tapi bisa sukses diusia muda bahkan kata orang-orang dia anaknya pekerja keras. Denger-denger namanya Reza seorang Tentara" jawab sang bunda, Zura hanya mengangguk-angguk saja karena ia pun bingung ingin membalas seperti apa. "Nanti tolong kamu antarkan kesana yah, soalnya bunda masih ada kerjaan lagi" sambung bunda. "Siap ibu negara perintah kamu akan saya laksanakan." Jawab Zura yang mengangkat tangannya membentuk tanda hormat ia juga membuat dirinya setegak mungkin. Bunda yang melihat kelakuan putrinya terkekeh geli. Semua kue dan teh sudah disusun dan siap untuk diantar. Zura pergi mengambil jedai berwarna hitam yang berada dikamar lalu langsung memakainya tak lupa juga memakai cardigan karena baju yang dipakainya berlengan pendek. "Eh, ada neng Zura. Makin geulis pisan euy sampai pangling bibi soalnya sekalinya keluar rumah kayak bidadari keluar dari kayangan." Sapa bibi Marni, dia tinggal di kompleks A sedangkan Zura di kompleks B walaupun mereka berbeda namun silaturahmi tetap terlaksana dengan baik. Selain itu bibi Marni juga masih keluarga kami walaupun keluarga jauh tapi memang cukup dekat karena bibi dengan sikap ramah dan rendah hatinya sehingga orang-orang betah dekat dengannya berlama-lama. "Terima kasih bi, bibi juga makin cantik" puji Zura. Begitulah perempuan kalau ada yang memujinya ia akan memuji kembali ntah kenapa namun memang itu kenyataannya. "Haduh, neng Zura bisa saja bibi jadi salting. Yaudah yuk masuk" Zura mengangguk dan mengikuti bibinya. Dia memang memiliki sifat yang lebih tertutup dibanding keluarganya bahkan, keluar rumah saja kalau ada perlu kalau tidak ada dia lebih memilih dirumah atau dikamar nya daripada diluar. "Ini makanannya dari neng Zura" ujar bibi, semua yang memang sudah lelah dan merasa haus langsung mengambil teh dan kue. Mereka makan sambil berbincang-bincang namun ada yang membuat Zura gagal fokus yaitu seorang pria dengan tatapan yang dingin dan juga tegas. Apa itu aura seorang Tentara? Tegas dan memiliki mata yang tajam. "Terima kasih, maaf telah merepotkan." Ujar Reza yang sekarang sedang menatap Zura, "sama-sama, tidak merepotkan sama sekali asal jangan sering-sering aja." Jawab Zura bercanda. Reza terkekeh, sumpah sih kalau ketawa gitu tambah tampan! Eh, Astaghfirullah! Sadar Zura udah balikan sama Kenan nggak boleh ngelirik-ngelirik lagi ntar iman kamu goyah. "Yaudah aku pamit dulu, semuanya Zura pamit yah, Assalamualaikum." "Waalaikumussalam neng Zura," sahut mereka dengan bersama. "Cantik," lirih Reza yang memandang kepergian Zura. *** Saat ini Zura lagi berbalas pesan dengan pacarnya. Iya, Kenan lapor padanya karena saat ini Kenan berada Di Bali karena ada urusan yang ingin diselesaikan. Zura juga tidak tahu karena ia memang tidak ingin terlalu kepo kalau bukan Kenan sendiri yang cerita. Kenan : kira-kira cocoknya kita nikah tanggal berapa yah? Soalnya Raka udah nggak sabar pengen jadi abang katanya. "Abang-abang, gundul mu! Bilang aja kalau kamu yang ngebet malah bawa-bawa Raka lagi," gumam Zura pada layar ponselnya. Ia yang membaca pesan dari pacarnya agak gimana gitu soalnya ini bukan Kenan yang dulu, dulu ia dingin sedingin es batu sekarang malah gini. Zura : Raka atau kamunya? Kenan yang berada disana terkekeh geli melihat balasan pacarnya. Ia memang suka menggoda Zura karena baginya itu sangat menyenangkan dan bisa menghibur ketika ia lelah karena pekerjaannya. Kenan : berarti, aku ketahuan dong? Hehe (mengirim stiker bom pada pesannya juga disertai emot hati warna merah) "Dih, apaan sih! Apa coba maksudnya ngirim stiker bom terus ada hatinya? Maksudnya hatinya meledak karena terkena bom gitu? Atau apa?" Lirih Zura, baginya Kenan memang benar-benar aneh. Apa mungkin selama Di Australia otaknya terganggu? Zura : apasih, nggak jelas kamu Kenan : kan yang benar-benar jelas itu cinta aku sama kamu (mengirim stiker tangan yang membentuk love) "Benar-benar lagi mabuk ngirim stiker, tapi nggak apa-apa aku suka walaupun rada aneh sih," lirihnya terkekeh kecil. Kenan : boleh vc nggak sih? Aku kangen banget ngeliat muka kamu apalagi kalau salah tingkah sama malu-malu gitu bikin cape aku jadi hilang seketika Zura yang membaca pesan pacarnya langsung mengalihkan pesan ke vc, begitu tersambung ia langsung melihat wajah Kenan yang terlalu dekat. Tidak! Bahkan sangat dekat sekali ke layar ponsel sehingga yang terlihat hanya lobang hidungnya saja. "Ihh, apaan sih kamu! Itu terlalu dekat sayang" ucapan Zura langsung membuat Kenan salah tingkah sekarang wajahnya sudah memerah, ia juga menjauhkan mukanya sehingga wajahnya sekarang sudah terlihat jelas bukan hanya lobang hidung saja. "Ciee ... Salting nih, baru dipanggil sayang udah ketar-ketir gitu nggak jago." Goda Zura, Kenan yang memang sudah tertangkap basah hanya bisa menggaruk kepalanya dan menunjukkan senyum Pepsodent nya. "Bukan nggak jago tapi terkejut" elak Kenan yang malah membuat Zura tertawa kencang. Kenapa pacarnya sangat polos sih? Jadi pengen cubit pipinya Raka, eh, iya dong? "Kamu kok cantik banget sih? Apa kalau malam gini yah keluar gitu aura-auranya." Sekarang gantian Zura yang dibuat salting, walaupun sudah berusaha untuk menahan senyumnya namun tetap saja Kenan tahu kalau pacarnya lagi mode malu-malu. "Baru dibilang cantik udah nahan senyum gitu, tapi, nggak apa-apa juga sih daripada nahan berak ntar malah jadi penyakit bagus nahan senyum kan?" Senyum Zura luntur seketika setelah mendengar ucapan dari Kenan. Sudah dipastikan kalau Kenan berada didekatnya pasti mendapatkan tepukan karena ngomong suka asal. "Jorok!" Kenan yang sudah berhasil membuat Zura kesal malah tertawa terpingkal-pingkal dengan memegang perutnya baginya sangat lucu kalau melihat wajah masam Zura apalagi dengan mata yang melotot. Bukannya takut ia malah semakin gemas. "Aku matiin nih kalau kamu masih tertawa!" Ancam Zura yang langsung membuat Kenan seketika berhenti tertawa walaupun ia tampak sedang berusaha menahan tawanya. Sangat nyebelin bukan? Zura masih saja diam dan menatap Kenan dengan tatapan mengintimidasi, "jangan tahan tawa kamu cukup diem! Kalau nggak aku benar-benar matiin." "J-jangan dong, aku masih pengen ngeliat wajah kamu. Jangan dimatiin yah? Please sayang, yah?" Bujuk Kenan. "Hmm," Zura menyahut dengan malas. "Kenan! Kamu kenapa sih ketawa-ketawa gitu udah kayak orang gila aja, anak ki—" Tutt. Panggilan Video call berakhir. Kenan memutuskan panggilan video call nya sepihak setelah suara perempuan asing hadir di pembicaraan mereka berdua. Ralat! Mungkin Zura yang tidak mengenali perempuan itu dan Kenan mengenalinya. Siapakah perempuan tadi? Dan, anak siapa yang dimaksud? "Kenan berselingkuh? Dia sedang bersama perempuan? Dia akan meninggalkan aku lagi dengan janji-janji manis yang hanya diawal?" lirih Zura, banyak pertanyaan yang hadir didalam benaknya. Ia sudah me ncoba untuk berpikir positif namun tidak bisa. BERSAMBUNG. hayoo, apa yang sedang disembunyikan oleh Kenan? ikutin terus cerita akuu yaa teman teman dukung terus cerita ini sampai tuntas.Setelah kejadian yang Kenan memutuskan panggilannya sepihak hingga saat ini dia tidak menghubungi Zura lagi atau menjelaskan dan meyakinkan Zura bahwasanya cuma salah paham dan perempuan itu saudara atau masih kerabat Kenan.Terhitung sudah seminggu ia dibiarkan dengan pikirannya sendiri tanpa tahu kebenarannya. Banyak pertanyaan yang berada di benaknya, apakah ada kebohongan yang Kenan simpan? Dan ada yang belum disampaikan oleh Kenan padanya?"Apa Kenan memang bukan jodoh gue? Mungkin dia cuma singgah sebentar untuk melukai hati yang memang masih terluka dan dibiarkan tambah menganga?" gumamnya sambil menatap rumah Kenan. Rumah itu kosong sama seperti hatinya kosong, punya pacar tapi nggak tahu kejelasannya."Kamu kenal dengan pemilik rumah itu?"Zura tersentak kaget, ia langsung berbalik dan melihat siapa yang berbicara dengannya. "Kenapa menatap saya seperti itu? Emangnya ada yang salah? Saya hanya bertanya apa bertanya juga tidak boleh" tanya Reza. Dia adalah Reza, tetangga baru
"Zura! Lu bener-bener yah. Gua capek nyariin lo kemana-mana kirain lo kabur ternyata ngumpet dibawah kolong kasur, mau lo apaan sih? Sakit nih badan gue digebuk sama bunda lo!"Zura yang mendengar hanya mampu menghela napas dengan panjang. 'bunda gua' katanya? Terus kalau bunda gua dia anaknya siapa? Jelas-jelas bunda kami berdua sama emang dasar abang engga ada akhlak! Punya dua abang, kembar lagi tapi sama-sama tidak menguntungkan sama sekali.Yang satu namanya Azman Syahputra dan yang satu lagi namanya Azam Syahputro. Jangan heran nama mereka yang mirip-mirip. cuma beda satu atau dua huruf saja karena kata bunda dia malas ribet yang penting mereka punya nama. Beda denganku yang spesial katanya karena anak perempuan satu-satunya paling bungsu lagi. Azura Mikayla Syahputri.Keluarga kami memang harus ada kata 'syah' nya kalau kata bunda dan ayah biar serasi. Nama bunda juga Arini Harsyah dan nama ayah Hussein Farsyah. Jangan salah sebut ingat 'Farsyah' bu
Di kamar,Bohong kalau Zura tidak memikirkan Kenan. Dia selalu memikirkan pria yang masih ia cintai walaupun memberi luka, bahkan walaupun otaknya menolak untuk tidak mendengarkan penjelasan dari Kenan namun hatinya berbeda. Dia ingin mendengar penjelasan dari Kenan.Satu kata yang terpikir di benaknya 'Papa' Apakah benar dia sudah menikah? Kenapa anak itu memanggil Kenan dengan sebutan 'Papa' menyulitkan.{Bisakah kamu menemui saya di taman? Saya akan menjelaskan semuanya, saya menunggu kamu Kayla.}Walaupun nomornya tidak tersimpan dikontak tetapi Zura langsung mengetahui siapa yang mengirim pesan. Setelah sekian lama akhirnya mereka bertemu namun banyak yang ingin ditanyakan Zura kepada Kenan.Haruskah ia menemui pria itu? Tidak! Zura tidak boleh lemah setidaknya dia harus mengetahui seberapa kemampuan Kenan untuk dirinya agar mau bertemu. Dia ingin melihat Kenan berusaha untuk mendapatkan maaf darinya.Zura : aku nggak bisa sudah malam.Tidak sampai berjam-jam pesannya langsung di
Kenan : bisakah kita bertemu? Aku hanya ingin menjelaskan semuanya agar hubungan kita tetap baik-baik saja. Maafkan aku karena sudah egois dan selalu memaksa kamu sayang tapi kamu harus tahu kalau Kenan benar-benar mencintai Kayla dan tidak pernah mendua.Zura yang membaca pesan dari Kenan tentu bimbang, apakah dia harus menemui Kenan? Dan mereka menjalani hubungan kembali seperti semula?Kenan : aku mohon, aku selalu merasa bersalah.Zura yakin, dia harus menemui Kenan untuk meminta penjelasan atas semua ini dan alasan kenapa Kenan pergi begitu saja dengan sebuah pesan 'jaga diri dan jaga hati kamu' setelah itu nomor Kenan tidak aktif.Zura berpacaran dengan Kenan berumur 19 tahun dan Keenan berumur 20 tahun. Mereka bertemu karena acara camping yang diadakan oleh pihak kampus kebetulan mereka berdua satu kampus namun beda jurusan. Mereka berdua berjanji akan lulus bareng-bareng namun semua hanya khayalan semata karena Kenan pergi meninggalkan dirinya.Tentu, Zura menjalani hari-hari
Setelah kejadian yang Kenan memutuskan panggilannya sepihak hingga saat ini dia tidak menghubungi Zura lagi atau menjelaskan dan meyakinkan Zura bahwasanya cuma salah paham dan perempuan itu saudara atau masih kerabat Kenan.Terhitung sudah seminggu ia dibiarkan dengan pikirannya sendiri tanpa tahu kebenarannya. Banyak pertanyaan yang berada di benaknya, apakah ada kebohongan yang Kenan simpan? Dan ada yang belum disampaikan oleh Kenan padanya?"Apa Kenan memang bukan jodoh gue? Mungkin dia cuma singgah sebentar untuk melukai hati yang memang masih terluka dan dibiarkan tambah menganga?" gumamnya sambil menatap rumah Kenan. Rumah itu kosong sama seperti hatinya kosong, punya pacar tapi nggak tahu kejelasannya."Kamu kenal dengan pemilik rumah itu?"Zura tersentak kaget, ia langsung berbalik dan melihat siapa yang berbicara dengannya. "Kenapa menatap saya seperti itu? Emangnya ada yang salah? Saya hanya bertanya apa bertanya juga tidak boleh" tanya Reza. Dia adalah Reza, tetangga baru
Zura saat ini lagi menikmati semilir angin dipagi hari. Ia duduk di balkon kamarnya dan menatap lurus ke depan seraya menikmati teh dan menikmati pemandangan yang masih sangat indah. Cuaca dipagi hari belum tercemar dengan polusi-polusi sehingga udaranya masih segar belum ada debu dan asap-asap kendaraan.Kalau hari libur Zura biasanya memanfaatkan waktu untuk beristirahat tanpa memikirkan pekerjaannya. Penulis memang tidak memerlukan banyak tenaga namun memerlukan pikiran dan imajinasi yang lancar agar tulisan baik sehingga alur cerita nyambung dan seakan-akan nyata dan pembaca bisa merasakannya.Tentang makan malam, Gagal! Kenan tidak bisa karena ada keperluan yang mendesak. Tidak mungkin 'kan Zura memaksakan kehendaknya? Ia juga tidak boleh egois karena Kenan punya kehidupan sendiri dan begitu juga dirinya. Untungnya keluarganya memaklumi karena katanya 'wajar, mungkin memang nak Kenan lagi sibuk atau pasiennya lagi banyak' gitu kata mereka."Lah, rumah depan udah ada penghuninya k
Kenan : bisakah kita bertemu? Aku hanya ingin menjelaskan semuanya agar hubungan kita tetap baik-baik saja. Maafkan aku karena sudah egois dan selalu memaksa kamu sayang tapi kamu harus tahu kalau Kenan benar-benar mencintai Kayla dan tidak pernah mendua.Zura yang membaca pesan dari Kenan tentu bimbang, apakah dia harus menemui Kenan? Dan mereka menjalani hubungan kembali seperti semula?Kenan : aku mohon, aku selalu merasa bersalah.Zura yakin, dia harus menemui Kenan untuk meminta penjelasan atas semua ini dan alasan kenapa Kenan pergi begitu saja dengan sebuah pesan 'jaga diri dan jaga hati kamu' setelah itu nomor Kenan tidak aktif.Zura berpacaran dengan Kenan berumur 19 tahun dan Keenan berumur 20 tahun. Mereka bertemu karena acara camping yang diadakan oleh pihak kampus kebetulan mereka berdua satu kampus namun beda jurusan. Mereka berdua berjanji akan lulus bareng-bareng namun semua hanya khayalan semata karena Kenan pergi meninggalkan dirinya.Tentu, Zura menjalani hari-hari
Di kamar,Bohong kalau Zura tidak memikirkan Kenan. Dia selalu memikirkan pria yang masih ia cintai walaupun memberi luka, bahkan walaupun otaknya menolak untuk tidak mendengarkan penjelasan dari Kenan namun hatinya berbeda. Dia ingin mendengar penjelasan dari Kenan.Satu kata yang terpikir di benaknya 'Papa' Apakah benar dia sudah menikah? Kenapa anak itu memanggil Kenan dengan sebutan 'Papa' menyulitkan.{Bisakah kamu menemui saya di taman? Saya akan menjelaskan semuanya, saya menunggu kamu Kayla.}Walaupun nomornya tidak tersimpan dikontak tetapi Zura langsung mengetahui siapa yang mengirim pesan. Setelah sekian lama akhirnya mereka bertemu namun banyak yang ingin ditanyakan Zura kepada Kenan.Haruskah ia menemui pria itu? Tidak! Zura tidak boleh lemah setidaknya dia harus mengetahui seberapa kemampuan Kenan untuk dirinya agar mau bertemu. Dia ingin melihat Kenan berusaha untuk mendapatkan maaf darinya.Zura : aku nggak bisa sudah malam.Tidak sampai berjam-jam pesannya langsung di
"Zura! Lu bener-bener yah. Gua capek nyariin lo kemana-mana kirain lo kabur ternyata ngumpet dibawah kolong kasur, mau lo apaan sih? Sakit nih badan gue digebuk sama bunda lo!"Zura yang mendengar hanya mampu menghela napas dengan panjang. 'bunda gua' katanya? Terus kalau bunda gua dia anaknya siapa? Jelas-jelas bunda kami berdua sama emang dasar abang engga ada akhlak! Punya dua abang, kembar lagi tapi sama-sama tidak menguntungkan sama sekali.Yang satu namanya Azman Syahputra dan yang satu lagi namanya Azam Syahputro. Jangan heran nama mereka yang mirip-mirip. cuma beda satu atau dua huruf saja karena kata bunda dia malas ribet yang penting mereka punya nama. Beda denganku yang spesial katanya karena anak perempuan satu-satunya paling bungsu lagi. Azura Mikayla Syahputri.Keluarga kami memang harus ada kata 'syah' nya kalau kata bunda dan ayah biar serasi. Nama bunda juga Arini Harsyah dan nama ayah Hussein Farsyah. Jangan salah sebut ingat 'Farsyah' bu