Kenan : bisakah kita bertemu? Aku hanya ingin menjelaskan semuanya agar hubungan kita tetap baik-baik saja. Maafkan aku karena sudah egois dan selalu memaksa kamu sayang tapi kamu harus tahu kalau Kenan benar-benar mencintai Kayla dan tidak pernah mendua.
Zura yang membaca pesan dari Kenan tentu bimbang, apakah dia harus menemui Kenan? Dan mereka menjalani hubungan kembali seperti semula? Kenan : aku mohon, aku selalu merasa bersalah. Zura yakin, dia harus menemui Kenan untuk meminta penjelasan atas semua ini dan alasan kenapa Kenan pergi begitu saja dengan sebuah pesan 'jaga diri dan jaga hati kamu' setelah itu nomor Kenan tidak aktif. Zura berpacaran dengan Kenan berumur 19 tahun dan Keenan berumur 20 tahun. Mereka bertemu karena acara camping yang diadakan oleh pihak kampus kebetulan mereka berdua satu kampus namun beda jurusan. Mereka berdua berjanji akan lulus bareng-bareng namun semua hanya khayalan semata karena Kenan pergi meninggalkan dirinya. Tentu, Zura menjalani hari-hari dengan berat. Dia selalu berharap kalau Kenan akan kembali namun setelah tiga tahun Kenan benar-benar kembali. Saat itu ia benar-benar putus asa dan berniat harus melupakan Kenan dan benar disaat ia sudah ingin melupakan Kenan, Kenan datang dan kembali. Memang pantas disebut syalan! Tapi cinta sih. Zura : aku akan tunggu kamu di taman komplek, dan jelaskan semua tanpa harus ditutup-tutupi dengan kebohongan lagi. Kenan : aku tunggu sayang, hati-hati yah, I love youu "Ck, dasar buaya! Sejak kapan dia bisa berkata-kata manis? Dulu aja aku yang selalu menggoda sedangkan dirinya tersenyum malu-malu." Lirih Zura yang pipinya sudah bersemu merah persis seperti tomat yang sudah matang, untung nggak busuk. Di taman, Zura dan Kenan hanya memandang satu sama lain, mereka berdua sedang dilanda gugup maksimal. Bayangkan selama tiga tahun tidak bertemu dan disaat bertemu seperti orang asing karena tanpa komunikasi satu sama lain. "K-kamu semakin cantik," puji Kenan dengan gugup. "Kamu juga, semakin jelek!" Jawab Zura, bukannya marah Kenan malah terkekeh dan mengusap kepala Zura. Kepala yang diusap jantung yang berantakan. Mantan benar-benar sangat meresahkan jiwa dan raga. "Maafin aku karena telah meninggalkan kamu tanpa kabar." Zura menoleh dan mengangguk pelan, apalagi yang dipermasalahkan toh sudah terjadi dan terlewati bukan? Kita juga tidak boleh melawan takdir yang sudah ditetapkan. Cukup berdoa dan yakin, semua akan indah pada masanya. "Saat itu aku benar-benar bimbang Kay, disatu sisi aku sangat mencintai kamu dan disatu sisi aku tidak mungkin melawan orang tua 'kan? Yah, mama dan papa bercerai dan aku terpaksa ikut dengan mama dan tinggal di Australia. Bukan sampai disitu saja, aku terkena kanker stadium awal disitu aku benar-benar panik dan pasti bakal buat kamu sedih aku nggak mau ngecewain kamu dan dengan tekad aku harus sembuh melawan penyakit itu..." Sebelum Kenan menyelesaikan perkataannya Zura sudah terisak, "maaf, aku belum bisa jadi yang terbaik dan orang yang selalu ada buat kamu" ujarnya. Kenan langsung menghapus air mata wanita kesayangannya dan memeluk Zura dengan erat seraya mengelus-elus kepala Zura. "Sst, kamu tidak bersalah sayang. Disini aku yang salah dengerin penjelasan aku yah," Zura mengangguk sambil menatap Kenan dengan tatapan iba dan perasaan bersalah. "Alhamdulilah aku sudah benar-benar sembuh, apakah aku bahagia? Aku sangat bahagia karena akan menemui kamu disaat ulang tahun ku yang berumur 23 tahun tapi, kebahagiaan aku tidak berlangsung lama karena ... Mama pergi ia telah tiada karena bunuh diri. Disitu aku langsung putus asa dan nggak tahu lagi harus gimana, apakah aku harus bangkit atau ikut mama. Aku, aku benar-benar hancur Kay" ucapan Kenan berhenti. Dia menatap Zura yang sudah terisak, "tapi aku berusaha bangkit untuk kamu. Aku nggak mau ngecewain kamu berulang-ulang kali." Sambungnya. "Soal anak kecil laki-laki yang memanggil papa itu adalah anak yang aku asuh untuk menghilangkan stres karena disaat itu aku kesepian Kay, belum saatnya aku menemui kamu. Aku harus memperbaiki diri agar kamu nyaman disisi aku dan tidak akan berpaling. Namanya Raka Farnino dia juga punya kisah yang kelam, ia menjadi anak yatim-piatu saat Raka masih bayi makanya dia memanggil aku dengan sebutan 'papa' nah sekarang mamanya sudah ketemu." Ucapan terakhir Kenan bikin Zura menjadi salah tingkah. Ia berusaha menahan senyumnya agar tidak terlihat baper karena ucapan dari Kenan. "Sekarang sudah lega? Apakah kita kembali seperti semula?" Tanya Kenan, Zura tampak berpikir sejenak lalu tersenyum hangat, "lanjut, mau?" Jawabnya yang langsung diangguki dengan cepat. "Tentu mau sayang. Terima kasih, hanya kamu dan tetap kamu pemenang dari segalanya. Berarti kita resmi jadian kembali? Aku pacar kamu 'kan?" "Iya, Kenan!" "Jangan nama aku dong, 'kan aku lebih tua dari kamu. Panggil aku Mas Kenan" "Iya, Mas Kenan." "Jadi, Raka dimana kok nggak kamu ajak?" Tanya Zura yang menoleh kesana kemari untuk mencari keberadaan Raka, bocah laki-laki yang sangat menggemaskan. "Ntar kalau aku ajak kamu malah nangis terus nggak mau dengerin penjelasan aku jadinya dia aku titipin deh, ini hanya kita berdua saja." Benar juga yang dikatakan oleh Kenan pasti Zura akan misuh-misuh sendiri karena belum tahu kebenaran yang sesungguhnya. "Jadi, kamu titipin kemana?" "Calon mama mertua, aku juga udah izin sama mereka untuk bawa kamu ke taman." "Lah, kok bisa?" Kaget Zura. Dia memang tidak menyadari kedatangan Kenan dan adanya Raka dirumahnya bahkan dia saja tidak melihat Raka. "Ya biasalah, orang Raka nya lagi dibawa keluar sama bang Azam makanya kamu tidak tahu kalau dia ada dirumah neneknya." Mampus! Berarti semua anggota keluarga nya mengetahui hubungannya dengan Kenan? Huft, habis ini dicecar pertanyaan. Dia belum siap untuk menjawab semuanya namun, sepertinya mau tidak mau dia memang harus menjelaskan semuanya. *** "Sejak kapan kamu Kenal sama dokter Kenan? Kok abang baru tahu kalau dia itu pacar kamu," "Walaupun kaget tapi bunda bahagia, kamu udah berapa lama jadian sama nak Kenan? Bunda penasaran ceritakan dong lika-liku perjalanan hubungan kalian dari awal kenal. Kamu diem-diem aja stel orang jomblo" "Ciee ... Punya pacar tapi privasi, ciee ..." Begitulah pertanyaan sekaligus ejekan saat Zura Sampai di kediamannya. Baru sampai depan pintu saja sudah dicecar banyak pertanyaan, gimana kalau dia udah duduk? Pastinya makin banyak. "Nanti yah, Zura ceritakan semuanya," putusnya. "Yaudah deh, ntar dokter Kenan kita undang aja makan malam sekalian pengenalan antara calon mantu dan adik ipar. Setuju?" Usul bunda yang langsung diangguki oleh si kembar. Sementara Zura? Dia hanya pasrah saja. Nggak ya nggak, iya yah iya dia sedang mode netral. "Tapi, emangnya kamu sudah mengenal keluarganya atau memang dia benar-benar keluarga dari yang baik-baik 'kan? Abang hanya khawatir saja kalau ia melukai hati kamu." Jujur Azam benar-benar khawatir kalau adiknya salah memilih pasangan baginya mengenal satu sama lain itu penting apalagi restu dari keluarga, itu sangat penting! Dia tidak mau kalau adiknya memilih dengan asal-asalan dengan alasan 'aku cinta dia' yah, bagi dirinya cinta memang bukan segalanya tapi dengan cinta bisa menyempurnakan suatu hubungan. Cinta juga harus ada pengorbanan, uang, tanggung jawab, kasih sayang, dan rasa kepercayaan juga kepedulian. Itu namanya benar-benar dinamakan cinta. Kalau cuma bekal cinta tetapi tidak ada rasa tanggung jawab sama saja kebohongan. "Zura sudah kenal dengan keluarganya Mas Kenan. Abang jangan khawatir cukup percaya dengan Zura kalau tidak baik-baik saja mungkin itu yang dinamakan tidak berjodoh. Kita juga tidak boleh memaksakan kehendak bukan?" Azam mengangguk, benar apa yang dikatakan Zura. Dia cukup percaya kepada mereka, kalau Zura terluka dia tinggal mengambil keputusan untuk membuat pacarnya cengap-cengap atau koma dirumah sakit. Sangat simpel bukan? Abang memang memiliki peran penting untuk menjaga bahwasannya adiknya baik-baik saja. "Yasudah, sekarang Zura bantuin bunda masak untuk persiapan nanti malas sekalian jangan lupa kirim pesan ke nak Kenan bahwasanya dia diundang untuk makan malam dirumah calon mertua." Zura yang mendengar hanya terkekeh kecil dia sangat bahagia karena keluarganya menerima Kenan. BERSAMBUNG. gimana? setuju ngeliat mereka berdua balikan? jangan bahagia dulu kalau mereka akan bahagia. Mereka akan diterpa badai dan ombak-ombak.Zura saat ini lagi menikmati semilir angin dipagi hari. Ia duduk di balkon kamarnya dan menatap lurus ke depan seraya menikmati teh dan menikmati pemandangan yang masih sangat indah. Cuaca dipagi hari belum tercemar dengan polusi-polusi sehingga udaranya masih segar belum ada debu dan asap-asap kendaraan.Kalau hari libur Zura biasanya memanfaatkan waktu untuk beristirahat tanpa memikirkan pekerjaannya. Penulis memang tidak memerlukan banyak tenaga namun memerlukan pikiran dan imajinasi yang lancar agar tulisan baik sehingga alur cerita nyambung dan seakan-akan nyata dan pembaca bisa merasakannya.Tentang makan malam, Gagal! Kenan tidak bisa karena ada keperluan yang mendesak. Tidak mungkin 'kan Zura memaksakan kehendaknya? Ia juga tidak boleh egois karena Kenan punya kehidupan sendiri dan begitu juga dirinya. Untungnya keluarganya memaklumi karena katanya 'wajar, mungkin memang nak Kenan lagi sibuk atau pasiennya lagi banyak' gitu kata mereka."Lah, rumah depan udah ada penghuninya k
Setelah kejadian yang Kenan memutuskan panggilannya sepihak hingga saat ini dia tidak menghubungi Zura lagi atau menjelaskan dan meyakinkan Zura bahwasanya cuma salah paham dan perempuan itu saudara atau masih kerabat Kenan.Terhitung sudah seminggu ia dibiarkan dengan pikirannya sendiri tanpa tahu kebenarannya. Banyak pertanyaan yang berada di benaknya, apakah ada kebohongan yang Kenan simpan? Dan ada yang belum disampaikan oleh Kenan padanya?"Apa Kenan memang bukan jodoh gue? Mungkin dia cuma singgah sebentar untuk melukai hati yang memang masih terluka dan dibiarkan tambah menganga?" gumamnya sambil menatap rumah Kenan. Rumah itu kosong sama seperti hatinya kosong, punya pacar tapi nggak tahu kejelasannya."Kamu kenal dengan pemilik rumah itu?"Zura tersentak kaget, ia langsung berbalik dan melihat siapa yang berbicara dengannya. "Kenapa menatap saya seperti itu? Emangnya ada yang salah? Saya hanya bertanya apa bertanya juga tidak boleh" tanya Reza. Dia adalah Reza, tetangga baru
Kenan : maafkan aku sayang, itu nggak seperti apa yang kamu pikirkan. Dia itu sepupu aku iya dia memang ikut aku Di Bali namun, nggak sendiri melainkan berdua bersama suami dan kedua anaknya. Maafin yaa? Zura yang memang sedang menunggu pesan dari Kenan langsung melihat dan membacanya. Apakah ia harus memaafkan Kenan sekali lagi? Dia sangat bimbang karena memang ia sangat mencintai Kenan."Kenapa, dari Dokter gadungan?" Tanya Reza yang berada disamping kanannya. Iya, Reza dan dirinya saat ini berada di cafe untuk membahas tentang misi membongkar kedok obat-obatan yang membuat banyak korban. Tadinya, Zura tidak mau namun, dia dipaksa oleh pria dingin tak punya hati yang tidak lain dan tidak bukan adalah Reza!"Kenapa menatapku seperti itu? 'kan memang benar kalau pacarmu itu Dokter gadungan saya ngga salah bukan?"Zura menganga, dia mengutuk dirinya sendiri kenapa mau-mau aja dipaksa oleh Reza? Sekarang lihatlah gayanya sangat songong. Tampan? Iya. Tapi, ada tengil-tengil nya banyak.
Kafe Jomblo,Hari ini Zura dan Farah sahabatnya, sedang berdiskusi mengenai bisnis yang mereka berdua jalani. Mereka memang membuat toko hijab bersama-sama namun, toko mereka sedang dalam masalah karena ada yang korupsi walaupun mereka belum tahu siapa orang itu."Apa, mbak Resa? Dia 'kan kasir bisa saja dia menggelapkan uang secara diam-diam karena saat pertama datang walaupun kita berdua bos dia, mbak Resa tetap bermuka masam tanpa ada ramah-tamah sedikit pun" ujar Farah sambil mengecek ulang data-data kerudung yang sudah laku terjual. Semakin hari kerudung semakin laris namun uang juga seketika raib seketika.Zura terdiam sejenak lalu menghela napas dengan panjang. "Jangan soudzon dulu Farah! Kita hanya perlu menyelidiki dengan ulang dan harus berhati-hati. Ingat, anggap saja pura-pura nggak tahu mengenai masalah korupsi nanti yang ada pelakunya malah menghilangkan bukti-bukti."Farah mengangguk. Lalu, ia beralih mengambil ponselnya dan membuka aplikasi we-a untuk mengecek pesan te
"Zura! Lu bener-bener yah. Gua capek nyariin lo kemana-mana kirain lo kabur ternyata ngumpet dibawah kolong kasur, mau lo apaan sih? Sakit nih badan gue digebuk sama bunda lo!"Zura yang mendengar hanya mampu menghela napas dengan panjang. 'bunda gua' katanya? Terus kalau bunda gua dia anaknya siapa? Jelas-jelas bunda kami berdua sama emang dasar abang engga ada akhlak! Punya dua abang, kembar lagi tapi sama-sama tidak menguntungkan sama sekali.Yang satu namanya Azman Syahputra dan yang satu lagi namanya Azam Syahputro. Jangan heran nama mereka yang mirip-mirip. cuma beda satu atau dua huruf saja karena kata bunda dia malas ribet yang penting mereka punya nama. Beda denganku yang spesial katanya karena anak perempuan satu-satunya paling bungsu lagi. Azura Mikayla Syahputri.Keluarga kami memang harus ada kata 'syah' nya kalau kata bunda dan ayah biar serasi. Nama bunda juga Arini Harsyah dan nama ayah Hussein Farsyah. Jangan salah sebut ingat 'Farsyah' bu
Di kamar,Bohong kalau Zura tidak memikirkan Kenan. Dia selalu memikirkan pria yang masih ia cintai walaupun memberi luka, bahkan walaupun otaknya menolak untuk tidak mendengarkan penjelasan dari Kenan namun hatinya berbeda. Dia ingin mendengar penjelasan dari Kenan.Satu kata yang terpikir di benaknya 'Papa' Apakah benar dia sudah menikah? Kenapa anak itu memanggil Kenan dengan sebutan 'Papa' menyulitkan.{Bisakah kamu menemui saya di taman? Saya akan menjelaskan semuanya, saya menunggu kamu Kayla.}Walaupun nomornya tidak tersimpan dikontak tetapi Zura langsung mengetahui siapa yang mengirim pesan. Setelah sekian lama akhirnya mereka bertemu namun banyak yang ingin ditanyakan Zura kepada Kenan.Haruskah ia menemui pria itu? Tidak! Zura tidak boleh lemah setidaknya dia harus mengetahui seberapa kemampuan Kenan untuk dirinya agar mau bertemu. Dia ingin melihat Kenan berusaha untuk mendapatkan maaf darinya.Zura : aku nggak bisa sudah malam.Tidak sampai berjam-jam pesannya langsung di
Kafe Jomblo,Hari ini Zura dan Farah sahabatnya, sedang berdiskusi mengenai bisnis yang mereka berdua jalani. Mereka memang membuat toko hijab bersama-sama namun, toko mereka sedang dalam masalah karena ada yang korupsi walaupun mereka belum tahu siapa orang itu."Apa, mbak Resa? Dia 'kan kasir bisa saja dia menggelapkan uang secara diam-diam karena saat pertama datang walaupun kita berdua bos dia, mbak Resa tetap bermuka masam tanpa ada ramah-tamah sedikit pun" ujar Farah sambil mengecek ulang data-data kerudung yang sudah laku terjual. Semakin hari kerudung semakin laris namun uang juga seketika raib seketika.Zura terdiam sejenak lalu menghela napas dengan panjang. "Jangan soudzon dulu Farah! Kita hanya perlu menyelidiki dengan ulang dan harus berhati-hati. Ingat, anggap saja pura-pura nggak tahu mengenai masalah korupsi nanti yang ada pelakunya malah menghilangkan bukti-bukti."Farah mengangguk. Lalu, ia beralih mengambil ponselnya dan membuka aplikasi we-a untuk mengecek pesan te
Kenan : maafkan aku sayang, itu nggak seperti apa yang kamu pikirkan. Dia itu sepupu aku iya dia memang ikut aku Di Bali namun, nggak sendiri melainkan berdua bersama suami dan kedua anaknya. Maafin yaa? Zura yang memang sedang menunggu pesan dari Kenan langsung melihat dan membacanya. Apakah ia harus memaafkan Kenan sekali lagi? Dia sangat bimbang karena memang ia sangat mencintai Kenan."Kenapa, dari Dokter gadungan?" Tanya Reza yang berada disamping kanannya. Iya, Reza dan dirinya saat ini berada di cafe untuk membahas tentang misi membongkar kedok obat-obatan yang membuat banyak korban. Tadinya, Zura tidak mau namun, dia dipaksa oleh pria dingin tak punya hati yang tidak lain dan tidak bukan adalah Reza!"Kenapa menatapku seperti itu? 'kan memang benar kalau pacarmu itu Dokter gadungan saya ngga salah bukan?"Zura menganga, dia mengutuk dirinya sendiri kenapa mau-mau aja dipaksa oleh Reza? Sekarang lihatlah gayanya sangat songong. Tampan? Iya. Tapi, ada tengil-tengil nya banyak.
Setelah kejadian yang Kenan memutuskan panggilannya sepihak hingga saat ini dia tidak menghubungi Zura lagi atau menjelaskan dan meyakinkan Zura bahwasanya cuma salah paham dan perempuan itu saudara atau masih kerabat Kenan.Terhitung sudah seminggu ia dibiarkan dengan pikirannya sendiri tanpa tahu kebenarannya. Banyak pertanyaan yang berada di benaknya, apakah ada kebohongan yang Kenan simpan? Dan ada yang belum disampaikan oleh Kenan padanya?"Apa Kenan memang bukan jodoh gue? Mungkin dia cuma singgah sebentar untuk melukai hati yang memang masih terluka dan dibiarkan tambah menganga?" gumamnya sambil menatap rumah Kenan. Rumah itu kosong sama seperti hatinya kosong, punya pacar tapi nggak tahu kejelasannya."Kamu kenal dengan pemilik rumah itu?"Zura tersentak kaget, ia langsung berbalik dan melihat siapa yang berbicara dengannya. "Kenapa menatap saya seperti itu? Emangnya ada yang salah? Saya hanya bertanya apa bertanya juga tidak boleh" tanya Reza. Dia adalah Reza, tetangga baru
Zura saat ini lagi menikmati semilir angin dipagi hari. Ia duduk di balkon kamarnya dan menatap lurus ke depan seraya menikmati teh dan menikmati pemandangan yang masih sangat indah. Cuaca dipagi hari belum tercemar dengan polusi-polusi sehingga udaranya masih segar belum ada debu dan asap-asap kendaraan.Kalau hari libur Zura biasanya memanfaatkan waktu untuk beristirahat tanpa memikirkan pekerjaannya. Penulis memang tidak memerlukan banyak tenaga namun memerlukan pikiran dan imajinasi yang lancar agar tulisan baik sehingga alur cerita nyambung dan seakan-akan nyata dan pembaca bisa merasakannya.Tentang makan malam, Gagal! Kenan tidak bisa karena ada keperluan yang mendesak. Tidak mungkin 'kan Zura memaksakan kehendaknya? Ia juga tidak boleh egois karena Kenan punya kehidupan sendiri dan begitu juga dirinya. Untungnya keluarganya memaklumi karena katanya 'wajar, mungkin memang nak Kenan lagi sibuk atau pasiennya lagi banyak' gitu kata mereka."Lah, rumah depan udah ada penghuninya k
Kenan : bisakah kita bertemu? Aku hanya ingin menjelaskan semuanya agar hubungan kita tetap baik-baik saja. Maafkan aku karena sudah egois dan selalu memaksa kamu sayang tapi kamu harus tahu kalau Kenan benar-benar mencintai Kayla dan tidak pernah mendua.Zura yang membaca pesan dari Kenan tentu bimbang, apakah dia harus menemui Kenan? Dan mereka menjalani hubungan kembali seperti semula?Kenan : aku mohon, aku selalu merasa bersalah.Zura yakin, dia harus menemui Kenan untuk meminta penjelasan atas semua ini dan alasan kenapa Kenan pergi begitu saja dengan sebuah pesan 'jaga diri dan jaga hati kamu' setelah itu nomor Kenan tidak aktif.Zura berpacaran dengan Kenan berumur 19 tahun dan Keenan berumur 20 tahun. Mereka bertemu karena acara camping yang diadakan oleh pihak kampus kebetulan mereka berdua satu kampus namun beda jurusan. Mereka berdua berjanji akan lulus bareng-bareng namun semua hanya khayalan semata karena Kenan pergi meninggalkan dirinya.Tentu, Zura menjalani hari-hari
Di kamar,Bohong kalau Zura tidak memikirkan Kenan. Dia selalu memikirkan pria yang masih ia cintai walaupun memberi luka, bahkan walaupun otaknya menolak untuk tidak mendengarkan penjelasan dari Kenan namun hatinya berbeda. Dia ingin mendengar penjelasan dari Kenan.Satu kata yang terpikir di benaknya 'Papa' Apakah benar dia sudah menikah? Kenapa anak itu memanggil Kenan dengan sebutan 'Papa' menyulitkan.{Bisakah kamu menemui saya di taman? Saya akan menjelaskan semuanya, saya menunggu kamu Kayla.}Walaupun nomornya tidak tersimpan dikontak tetapi Zura langsung mengetahui siapa yang mengirim pesan. Setelah sekian lama akhirnya mereka bertemu namun banyak yang ingin ditanyakan Zura kepada Kenan.Haruskah ia menemui pria itu? Tidak! Zura tidak boleh lemah setidaknya dia harus mengetahui seberapa kemampuan Kenan untuk dirinya agar mau bertemu. Dia ingin melihat Kenan berusaha untuk mendapatkan maaf darinya.Zura : aku nggak bisa sudah malam.Tidak sampai berjam-jam pesannya langsung di
"Zura! Lu bener-bener yah. Gua capek nyariin lo kemana-mana kirain lo kabur ternyata ngumpet dibawah kolong kasur, mau lo apaan sih? Sakit nih badan gue digebuk sama bunda lo!"Zura yang mendengar hanya mampu menghela napas dengan panjang. 'bunda gua' katanya? Terus kalau bunda gua dia anaknya siapa? Jelas-jelas bunda kami berdua sama emang dasar abang engga ada akhlak! Punya dua abang, kembar lagi tapi sama-sama tidak menguntungkan sama sekali.Yang satu namanya Azman Syahputra dan yang satu lagi namanya Azam Syahputro. Jangan heran nama mereka yang mirip-mirip. cuma beda satu atau dua huruf saja karena kata bunda dia malas ribet yang penting mereka punya nama. Beda denganku yang spesial katanya karena anak perempuan satu-satunya paling bungsu lagi. Azura Mikayla Syahputri.Keluarga kami memang harus ada kata 'syah' nya kalau kata bunda dan ayah biar serasi. Nama bunda juga Arini Harsyah dan nama ayah Hussein Farsyah. Jangan salah sebut ingat 'Farsyah' bu