Di kamar,
Bohong kalau Zura tidak memikirkan Kenan. Dia selalu memikirkan pria yang masih ia cintai walaupun memberi luka, bahkan walaupun otaknya menolak untuk tidak mendengarkan penjelasan dari Kenan namun hatinya berbeda. Dia ingin mendengar penjelasan dari Kenan. Satu kata yang terpikir di benaknya 'Papa' Apakah benar dia sudah menikah? Kenapa anak itu memanggil Kenan dengan sebutan 'Papa' menyulitkan. {Bisakah kamu menemui saya di taman? Saya akan menjelaskan semuanya, saya menunggu kamu Kayla.} Walaupun nomornya tidak tersimpan dikontak tetapi Zura langsung mengetahui siapa yang mengirim pesan. Setelah sekian lama akhirnya mereka bertemu namun banyak yang ingin ditanyakan Zura kepada Kenan. Haruskah ia menemui pria itu? Tidak! Zura tidak boleh lemah setidaknya dia harus mengetahui seberapa kemampuan Kenan untuk dirinya agar mau bertemu. Dia ingin melihat Kenan berusaha untuk mendapatkan maaf darinya. Zura : aku nggak bisa sudah malam. Tidak sampai berjam-jam pesannya langsung dibaca dan dibalas oleh Kenan. Kenan : kalau pagi, siang atau sore kamu mau? Zura menyeritkan dahi setelah membaca pesan dari Kenan. Sejak kapan ia mengubah 'Saya' menjadi 'Kamu' Zura : belum tahu, kalau mood ku benar-benar baik. Kenan : baiklah, aku akan menunggu. Jangan memikirkan panggilan papa tadi, aku akan menjelaskan semuanya. Apakah Kenan cenayang? Sehingga tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Zura. Sebenarnya ia sangat penasaran namun demi menjalankan misi ia harus menahan semua rasa penasarannya. "Dek turun ini ada makanan yang nggak tahu asal-usulnya. Mana banyak banget lagi, semua makanan kesukaan kamu nih" teriak bang Azam yang bisa kudengar sampai kamar. Bagaimana tidak bang Azam sekalinya berbicara akan bikin rumah menjadi geger karena suara cemprengnya. "Iya bentar, gue turun!" Jawab Zura yang tak kalah teriak. Padahal mereka tinggal di rumah bukan di hutan tetapi malah teriak-teriak kayak Tarzan. Kenan : apakah makanannya sudah sampai? Semoga mood kamu membaik agar aku bisa menjelaskan semuanya dan tidak ada kesalah pahaman antara kita. Dimakan yaa (mengirim emot hati pada pesannya) "Masih manis dan romantis" lirih Zura. "Lo ada cowok yah? Atau punya simpanan? Gilak bener ngirim snack nggak kira-kira udah kayak mau buka toko aja sebanyak ini." cerocos bang Azman. "Apaan sih, kalau ngomong tuh bisa nggak sih disaring gitu atau minimal jangan ngomong kalau sekalinya bicara malah nyakitin dan gak berfaedah sama sekali!" ketus Zura, moodnya benar-benar hancur karena ucapan dari bang Azman. Memang akhir-akhir ini Zura lebih sensitif karena mungkin mau datang bulan atau karena efek berjumpa dengan mantan setelah bertahun-tahun lamanya tidak bertemu dan berkomunikasi. "Baperan amat, gue juga cuma ngomong gitu doang malah marah-marah. Kalau putus cinta jangan melampiaskan sama orang lain dong" ujar Azman menatap adiknya dengan tatapan sengit. Azam yang melihat abang dan adeknya akan bertengkar sebentar lagi langsung menyela, "udah lah, lo juga kayak nggak paham cewe aja. Mungkin Zura lagi banyak pikiran dan lagi menjalani masa haid jadi moodnya agak berantakan." Zura mengangguk dan menjulurkan tangannya, "Zura minta maaf." Azman langsung menerima juluran tangan Zura seraya berkata, "abang juga minta maaf." "Nah, gini dong. Kalau akur-akur 'kan enak yaudah ini snack nya boleh kali dibagi-bagikan sama abang tercinta dan tertampan kamu." "Terserah, mau dimakan juga boleh" Zura menyahut dengan malas. Azman dan Azam langsung tersenyum lebar, lumayan dapat jajan gratis dan tidak boleh disia-siakan nanti mubazir kalau kata bunda. ✯★☆★✯ "Bunda! Liat kemeja hitam ayah ngga bun?" "Dek, kamu ada liat topi abang yang warna putih?" "Bunda, Zura, kalian ada liat kaos kaki Azam nggak? Soalnya Azam lupa taruh dimana takut telat nih." Begitulah seruan kalau dipagi hari. Keluarga Zura akan heboh mencari barang-barang yang hilang dan ujung-ujungnya akan teriak-teriak. Zura dan bunda terpaksa menghentikan kegiatan masaknya untuk membantu tiga lelaki yang kehilangan barang. Padahal kalau bunda dan Zura sudah turun tangan untuk mencari akan ketemu beda dengan mereka yang katanya 'Aku udah cari bun tapi emang nggak ada' "Ini kemeja hitam ayah ada dibalik pintu! Kaos kaki kamu ada dijemuran Azam. Topi kamu ada di meja makan Azman!" Teriak bunda. "Loh, kok bisa ada bun? Padahal tadi ayah cari dibalik pintu nggak ada yang ada hanya handuk." Bunda yang mendengar hanya mendengkus, memang selalu seperti itu pas sudah ketemu pasti bilang 'kok ada bun? Tadi pas dicari nggak ada' alasan yang sangat klasik memang. "Makanya biasakan cari itu pakai mata jangan cuma pakai mulut doang. Nggak ada sedikit langsung teriak-teriak sama kamu kayak si kembar!" 'kan, si kembar lagi yang dibawa-bawa padahal mereka lagi anteng duduk dimeja makan. "Yaudah, maaf bun. Bunda tahu nggak kalau tetangga baru kita itu ternyata dokter loh, semalam ayah ketemu pas lagi dirumah sakit. Udah ganteng, bertanggung jawab satu lagi bun anaknya tuh cekatan banget. Cocok lah untuk jadi menantu kita—" sebelum ayah menyelesaikan perkataannya Azman langsung menyela begitu saja. "Loh, 'kan kami laki-laki ayah ntar jadi gay dong" ujar Azman dengan tampang yang polos. Azam yang melihat itu hanya bisa mencubit paha abangnya, "eh, kalau lo lupa ayah itu punya anak cewe. Lagipula ngapain dijodohin sama lo, emangnya situ belok? Kalau belok sih gapapa tinggal gebet aja tuh suami Mak Erot." "Nah, bunda juga setuju. Jadinya bunda punya menantu kaya raya dan punya sawah dimana-mana. Nggak apa-apa dicoba dulu paling-paling burung perkutut kamu hilang dibikin Mak Erot" oceh bunda. Azman yang membayangkan hanya bergidik ngeri, tidak! Dia masih normal. Kenapa bundanya malah mendukung bukannya melarang. "Kok jadi Zura yang dibawa-bawa?" Tanya Zura yang membawa nasi goreng untuk menjadi sarapan pagi ini. "Gapapa, barangkali memang jodoh kamu. Ayah dan bunda pasti merestui" jawab ayah. "Abang juga setuju," sambung Azam. "Tapi Zura yang belum mau, mantan syalan yang udah berani meninggalkan Zura tanpa kabar tapi sekarang datang lagi dengan tampang tidak berdosa" batin Zura. "Jangan dihayati gitu dong dek," goda Azman seraya menaik turunkan alisnya yang tebal. "Ck, sok tahu!" Ketus Zura, dia berjalan mendekati sang abang dan menarik kuat rambut Azman. "Sakit! Tahu dek, kamu kalau jambak nggak kira-kira" keluh Azman, Zura tidak perduli yang penting ia puas telah membuat abangnya kesakitan. Siapa suruh berani menggoda dirinya? Udahlah kesabarannya hanya setipis tisu dibagi sembilan malah diuji. "Bun, boleh nggak kalau Azam memukul mereka berdua? Dari semalam kerjaannya berdebat mulu capek Azam ngeliat kelakuan mereka." Adu Azam yang langsung diangguki oleh ayah dan bunda. "Kalau Azman terserah kamu mau diapain tapi kalau putri kesayangan ayah jangan," "Nah, bunda juga setuju." Azman yang tidak mendapat pembelaan hanya merengut dan komat-kamit seperti baca mantra. Keluarga siapa yang pilih kasih? Saya, saya! Sepertinya Azman harus mencari pacar agar ada yang membela dirinya disaat-saat seperti ini. Eh, kok malah larinya ke pacar? Maklum efek jomblo kelamaan jadinya agak ngeblank. BERSAMBUNG. jangan ada plagiat diantar kita! author tunggu komen komen bawel kaliaannnKenan : bisakah kita bertemu? Aku hanya ingin menjelaskan semuanya agar hubungan kita tetap baik-baik saja. Maafkan aku karena sudah egois dan selalu memaksa kamu sayang tapi kamu harus tahu kalau Kenan benar-benar mencintai Kayla dan tidak pernah mendua.Zura yang membaca pesan dari Kenan tentu bimbang, apakah dia harus menemui Kenan? Dan mereka menjalani hubungan kembali seperti semula?Kenan : aku mohon, aku selalu merasa bersalah.Zura yakin, dia harus menemui Kenan untuk meminta penjelasan atas semua ini dan alasan kenapa Kenan pergi begitu saja dengan sebuah pesan 'jaga diri dan jaga hati kamu' setelah itu nomor Kenan tidak aktif.Zura berpacaran dengan Kenan berumur 19 tahun dan Keenan berumur 20 tahun. Mereka bertemu karena acara camping yang diadakan oleh pihak kampus kebetulan mereka berdua satu kampus namun beda jurusan. Mereka berdua berjanji akan lulus bareng-bareng namun semua hanya khayalan semata karena Kenan pergi meninggalkan dirinya.Tentu, Zura menjalani hari-hari
Zura saat ini lagi menikmati semilir angin dipagi hari. Ia duduk di balkon kamarnya dan menatap lurus ke depan seraya menikmati teh dan menikmati pemandangan yang masih sangat indah. Cuaca dipagi hari belum tercemar dengan polusi-polusi sehingga udaranya masih segar belum ada debu dan asap-asap kendaraan.Kalau hari libur Zura biasanya memanfaatkan waktu untuk beristirahat tanpa memikirkan pekerjaannya. Penulis memang tidak memerlukan banyak tenaga namun memerlukan pikiran dan imajinasi yang lancar agar tulisan baik sehingga alur cerita nyambung dan seakan-akan nyata dan pembaca bisa merasakannya.Tentang makan malam, Gagal! Kenan tidak bisa karena ada keperluan yang mendesak. Tidak mungkin 'kan Zura memaksakan kehendaknya? Ia juga tidak boleh egois karena Kenan punya kehidupan sendiri dan begitu juga dirinya. Untungnya keluarganya memaklumi karena katanya 'wajar, mungkin memang nak Kenan lagi sibuk atau pasiennya lagi banyak' gitu kata mereka."Lah, rumah depan udah ada penghuninya k
Setelah kejadian yang Kenan memutuskan panggilannya sepihak hingga saat ini dia tidak menghubungi Zura lagi atau menjelaskan dan meyakinkan Zura bahwasanya cuma salah paham dan perempuan itu saudara atau masih kerabat Kenan.Terhitung sudah seminggu ia dibiarkan dengan pikirannya sendiri tanpa tahu kebenarannya. Banyak pertanyaan yang berada di benaknya, apakah ada kebohongan yang Kenan simpan? Dan ada yang belum disampaikan oleh Kenan padanya?"Apa Kenan memang bukan jodoh gue? Mungkin dia cuma singgah sebentar untuk melukai hati yang memang masih terluka dan dibiarkan tambah menganga?" gumamnya sambil menatap rumah Kenan. Rumah itu kosong sama seperti hatinya kosong, punya pacar tapi nggak tahu kejelasannya."Kamu kenal dengan pemilik rumah itu?"Zura tersentak kaget, ia langsung berbalik dan melihat siapa yang berbicara dengannya. "Kenapa menatap saya seperti itu? Emangnya ada yang salah? Saya hanya bertanya apa bertanya juga tidak boleh" tanya Reza. Dia adalah Reza, tetangga baru
Kenan : maafkan aku sayang, itu nggak seperti apa yang kamu pikirkan. Dia itu sepupu aku iya dia memang ikut aku Di Bali namun, nggak sendiri melainkan berdua bersama suami dan kedua anaknya. Maafin yaa? Zura yang memang sedang menunggu pesan dari Kenan langsung melihat dan membacanya. Apakah ia harus memaafkan Kenan sekali lagi? Dia sangat bimbang karena memang ia sangat mencintai Kenan."Kenapa, dari Dokter gadungan?" Tanya Reza yang berada disamping kanannya. Iya, Reza dan dirinya saat ini berada di cafe untuk membahas tentang misi membongkar kedok obat-obatan yang membuat banyak korban. Tadinya, Zura tidak mau namun, dia dipaksa oleh pria dingin tak punya hati yang tidak lain dan tidak bukan adalah Reza!"Kenapa menatapku seperti itu? 'kan memang benar kalau pacarmu itu Dokter gadungan saya ngga salah bukan?"Zura menganga, dia mengutuk dirinya sendiri kenapa mau-mau aja dipaksa oleh Reza? Sekarang lihatlah gayanya sangat songong. Tampan? Iya. Tapi, ada tengil-tengil nya banyak.
Kafe Jomblo,Hari ini Zura dan Farah sahabatnya, sedang berdiskusi mengenai bisnis yang mereka berdua jalani. Mereka memang membuat toko hijab bersama-sama namun, toko mereka sedang dalam masalah karena ada yang korupsi walaupun mereka belum tahu siapa orang itu."Apa, mbak Resa? Dia 'kan kasir bisa saja dia menggelapkan uang secara diam-diam karena saat pertama datang walaupun kita berdua bos dia, mbak Resa tetap bermuka masam tanpa ada ramah-tamah sedikit pun" ujar Farah sambil mengecek ulang data-data kerudung yang sudah laku terjual. Semakin hari kerudung semakin laris namun uang juga seketika raib seketika.Zura terdiam sejenak lalu menghela napas dengan panjang. "Jangan soudzon dulu Farah! Kita hanya perlu menyelidiki dengan ulang dan harus berhati-hati. Ingat, anggap saja pura-pura nggak tahu mengenai masalah korupsi nanti yang ada pelakunya malah menghilangkan bukti-bukti."Farah mengangguk. Lalu, ia beralih mengambil ponselnya dan membuka aplikasi we-a untuk mengecek pesan te
"Zura! Lu bener-bener yah. Gua capek nyariin lo kemana-mana kirain lo kabur ternyata ngumpet dibawah kolong kasur, mau lo apaan sih? Sakit nih badan gue digebuk sama bunda lo!"Zura yang mendengar hanya mampu menghela napas dengan panjang. 'bunda gua' katanya? Terus kalau bunda gua dia anaknya siapa? Jelas-jelas bunda kami berdua sama emang dasar abang engga ada akhlak! Punya dua abang, kembar lagi tapi sama-sama tidak menguntungkan sama sekali.Yang satu namanya Azman Syahputra dan yang satu lagi namanya Azam Syahputro. Jangan heran nama mereka yang mirip-mirip. cuma beda satu atau dua huruf saja karena kata bunda dia malas ribet yang penting mereka punya nama. Beda denganku yang spesial katanya karena anak perempuan satu-satunya paling bungsu lagi. Azura Mikayla Syahputri.Keluarga kami memang harus ada kata 'syah' nya kalau kata bunda dan ayah biar serasi. Nama bunda juga Arini Harsyah dan nama ayah Hussein Farsyah. Jangan salah sebut ingat 'Farsyah' bu
Kafe Jomblo,Hari ini Zura dan Farah sahabatnya, sedang berdiskusi mengenai bisnis yang mereka berdua jalani. Mereka memang membuat toko hijab bersama-sama namun, toko mereka sedang dalam masalah karena ada yang korupsi walaupun mereka belum tahu siapa orang itu."Apa, mbak Resa? Dia 'kan kasir bisa saja dia menggelapkan uang secara diam-diam karena saat pertama datang walaupun kita berdua bos dia, mbak Resa tetap bermuka masam tanpa ada ramah-tamah sedikit pun" ujar Farah sambil mengecek ulang data-data kerudung yang sudah laku terjual. Semakin hari kerudung semakin laris namun uang juga seketika raib seketika.Zura terdiam sejenak lalu menghela napas dengan panjang. "Jangan soudzon dulu Farah! Kita hanya perlu menyelidiki dengan ulang dan harus berhati-hati. Ingat, anggap saja pura-pura nggak tahu mengenai masalah korupsi nanti yang ada pelakunya malah menghilangkan bukti-bukti."Farah mengangguk. Lalu, ia beralih mengambil ponselnya dan membuka aplikasi we-a untuk mengecek pesan te
Kenan : maafkan aku sayang, itu nggak seperti apa yang kamu pikirkan. Dia itu sepupu aku iya dia memang ikut aku Di Bali namun, nggak sendiri melainkan berdua bersama suami dan kedua anaknya. Maafin yaa? Zura yang memang sedang menunggu pesan dari Kenan langsung melihat dan membacanya. Apakah ia harus memaafkan Kenan sekali lagi? Dia sangat bimbang karena memang ia sangat mencintai Kenan."Kenapa, dari Dokter gadungan?" Tanya Reza yang berada disamping kanannya. Iya, Reza dan dirinya saat ini berada di cafe untuk membahas tentang misi membongkar kedok obat-obatan yang membuat banyak korban. Tadinya, Zura tidak mau namun, dia dipaksa oleh pria dingin tak punya hati yang tidak lain dan tidak bukan adalah Reza!"Kenapa menatapku seperti itu? 'kan memang benar kalau pacarmu itu Dokter gadungan saya ngga salah bukan?"Zura menganga, dia mengutuk dirinya sendiri kenapa mau-mau aja dipaksa oleh Reza? Sekarang lihatlah gayanya sangat songong. Tampan? Iya. Tapi, ada tengil-tengil nya banyak.
Setelah kejadian yang Kenan memutuskan panggilannya sepihak hingga saat ini dia tidak menghubungi Zura lagi atau menjelaskan dan meyakinkan Zura bahwasanya cuma salah paham dan perempuan itu saudara atau masih kerabat Kenan.Terhitung sudah seminggu ia dibiarkan dengan pikirannya sendiri tanpa tahu kebenarannya. Banyak pertanyaan yang berada di benaknya, apakah ada kebohongan yang Kenan simpan? Dan ada yang belum disampaikan oleh Kenan padanya?"Apa Kenan memang bukan jodoh gue? Mungkin dia cuma singgah sebentar untuk melukai hati yang memang masih terluka dan dibiarkan tambah menganga?" gumamnya sambil menatap rumah Kenan. Rumah itu kosong sama seperti hatinya kosong, punya pacar tapi nggak tahu kejelasannya."Kamu kenal dengan pemilik rumah itu?"Zura tersentak kaget, ia langsung berbalik dan melihat siapa yang berbicara dengannya. "Kenapa menatap saya seperti itu? Emangnya ada yang salah? Saya hanya bertanya apa bertanya juga tidak boleh" tanya Reza. Dia adalah Reza, tetangga baru
Zura saat ini lagi menikmati semilir angin dipagi hari. Ia duduk di balkon kamarnya dan menatap lurus ke depan seraya menikmati teh dan menikmati pemandangan yang masih sangat indah. Cuaca dipagi hari belum tercemar dengan polusi-polusi sehingga udaranya masih segar belum ada debu dan asap-asap kendaraan.Kalau hari libur Zura biasanya memanfaatkan waktu untuk beristirahat tanpa memikirkan pekerjaannya. Penulis memang tidak memerlukan banyak tenaga namun memerlukan pikiran dan imajinasi yang lancar agar tulisan baik sehingga alur cerita nyambung dan seakan-akan nyata dan pembaca bisa merasakannya.Tentang makan malam, Gagal! Kenan tidak bisa karena ada keperluan yang mendesak. Tidak mungkin 'kan Zura memaksakan kehendaknya? Ia juga tidak boleh egois karena Kenan punya kehidupan sendiri dan begitu juga dirinya. Untungnya keluarganya memaklumi karena katanya 'wajar, mungkin memang nak Kenan lagi sibuk atau pasiennya lagi banyak' gitu kata mereka."Lah, rumah depan udah ada penghuninya k
Kenan : bisakah kita bertemu? Aku hanya ingin menjelaskan semuanya agar hubungan kita tetap baik-baik saja. Maafkan aku karena sudah egois dan selalu memaksa kamu sayang tapi kamu harus tahu kalau Kenan benar-benar mencintai Kayla dan tidak pernah mendua.Zura yang membaca pesan dari Kenan tentu bimbang, apakah dia harus menemui Kenan? Dan mereka menjalani hubungan kembali seperti semula?Kenan : aku mohon, aku selalu merasa bersalah.Zura yakin, dia harus menemui Kenan untuk meminta penjelasan atas semua ini dan alasan kenapa Kenan pergi begitu saja dengan sebuah pesan 'jaga diri dan jaga hati kamu' setelah itu nomor Kenan tidak aktif.Zura berpacaran dengan Kenan berumur 19 tahun dan Keenan berumur 20 tahun. Mereka bertemu karena acara camping yang diadakan oleh pihak kampus kebetulan mereka berdua satu kampus namun beda jurusan. Mereka berdua berjanji akan lulus bareng-bareng namun semua hanya khayalan semata karena Kenan pergi meninggalkan dirinya.Tentu, Zura menjalani hari-hari
Di kamar,Bohong kalau Zura tidak memikirkan Kenan. Dia selalu memikirkan pria yang masih ia cintai walaupun memberi luka, bahkan walaupun otaknya menolak untuk tidak mendengarkan penjelasan dari Kenan namun hatinya berbeda. Dia ingin mendengar penjelasan dari Kenan.Satu kata yang terpikir di benaknya 'Papa' Apakah benar dia sudah menikah? Kenapa anak itu memanggil Kenan dengan sebutan 'Papa' menyulitkan.{Bisakah kamu menemui saya di taman? Saya akan menjelaskan semuanya, saya menunggu kamu Kayla.}Walaupun nomornya tidak tersimpan dikontak tetapi Zura langsung mengetahui siapa yang mengirim pesan. Setelah sekian lama akhirnya mereka bertemu namun banyak yang ingin ditanyakan Zura kepada Kenan.Haruskah ia menemui pria itu? Tidak! Zura tidak boleh lemah setidaknya dia harus mengetahui seberapa kemampuan Kenan untuk dirinya agar mau bertemu. Dia ingin melihat Kenan berusaha untuk mendapatkan maaf darinya.Zura : aku nggak bisa sudah malam.Tidak sampai berjam-jam pesannya langsung di
"Zura! Lu bener-bener yah. Gua capek nyariin lo kemana-mana kirain lo kabur ternyata ngumpet dibawah kolong kasur, mau lo apaan sih? Sakit nih badan gue digebuk sama bunda lo!"Zura yang mendengar hanya mampu menghela napas dengan panjang. 'bunda gua' katanya? Terus kalau bunda gua dia anaknya siapa? Jelas-jelas bunda kami berdua sama emang dasar abang engga ada akhlak! Punya dua abang, kembar lagi tapi sama-sama tidak menguntungkan sama sekali.Yang satu namanya Azman Syahputra dan yang satu lagi namanya Azam Syahputro. Jangan heran nama mereka yang mirip-mirip. cuma beda satu atau dua huruf saja karena kata bunda dia malas ribet yang penting mereka punya nama. Beda denganku yang spesial katanya karena anak perempuan satu-satunya paling bungsu lagi. Azura Mikayla Syahputri.Keluarga kami memang harus ada kata 'syah' nya kalau kata bunda dan ayah biar serasi. Nama bunda juga Arini Harsyah dan nama ayah Hussein Farsyah. Jangan salah sebut ingat 'Farsyah' bu