ホーム / Romansa / MAHAR 2 JUTA / Part 1 Mahar 2 Juta

共有

MAHAR 2 JUTA
MAHAR 2 JUTA
著者: Lubalubb

Part 1 Mahar 2 Juta

著者: Lubalubb
last update 最終更新日: 2024-10-17 14:54:18

Bersama kiai Dahlan, Ayman datang dengan semangat kerumah calon istrinya. Malam itu pun, Ayman di sambut oleh keluarga besar Maisya. Tak hanya Ayman, Maisya juga terlihat menyembunyikan kebahagiaannya di balik senyum malu-malunya. 

Dari pihak Ayman, mahar yang akan di berikan sebesar 2 juta. Namun keluarga Maisya juga ternyata sudah membuat keputusan, kalau maharnya harus berupa uang yang jumlahnya 100 juta beserta seserahannya. Ayman juga harus menyanggupi uang bulanan 10 juta dan perawatan untuk Maisya. 

Ibu Tutik, ibunya Maisya hanya memandang Ayman dengan sinis. Sejak awal kedatangan Ayman, Tutik tak ikut semringah menyambut calon menantunya itu. Padahal dia baru pertama kali bertemu sejak kepulangannya dari merantau di luar negri. 

"Bukankah dulu Maisya tak mematok banyaknya mahar? Kenapa baru di tentukan sekarang Maisya?" tanya Ayman. 

"Dulu memang dia tak menentukan tapi sekarang berbeda. Pihak perempuan harus mendapatkan banyak mahar dari lelaki," jawab ibu Tutik sembari mengacungkan tangannya dan menegaskan keputusannya. 

"Kenapa harus 100 juta Bu? Bukankah sebaik-baiknya perempuan adalah yang tak memperberatkan calon suaminya untuk pemberian mahar?" kata kiai Dahlan.

"Benar! Namun itu hanya untuk lelaki dengan perkerjaan bergaji pasti. Jika mahar kepada perempuan banyak, maka keberuntungan dan keberkahan akan selalu menyertai langkah sang suami," terang ibu Tutik. 

Ayman terdiam sembari memikirkan jalan terbaik untuk pernikahannya. Mahar bukanlah masalah, namun ada hal lain yang dia masih tak tahu apa yang sebenarnya di sembunyikan oleh calon mertaunya tersebut. Ayman sesekali juga memandang Maisya, dia berharap bisa mengetahui jawabannya dari calon istrinya tersebut. 

Maisya yang merasa di tatap dengan mata elang Ayman hanya bisa menundukkan kepala. Dia tak ingin salah memberi jawaban, apalagi dia juga sangat mengetahui karakter gurunya itu. Bisa melihat kebohongan dan jawaban dari seseorang hanya lewat manik matanya saja. 

Maisya gugup, dia juga mencengkeram jemari ibunya untuk menetralisir kegelisahan yang di sembunyikannya. Sang ibu masih dengan tatapan sinis kepada semua orang. Padahal kiai Dahlan sudah bernegosiasi sedari tadi. 

"Bagaimana kalau mahar menjadi 5 juta beserta seserahanya dan semua persiapan menjadi tanggung jawab saya?" ungkap Ayman pada akhirnya. 

"Tidak bisa, namun jika kamu ingin menanggung semua persiapan kami silahkan. Mahar tetap 100 juta beserta seserahan dan uang bulanan 10 juta beserta perawatan kesalonnya." 

"Saya ingin mendengar jawaban dari Maisya," ujar Ayman.

"Kenapa? Kamu tak percaya kalau ini kemauannya juga?" ibu Tutik menyahut, membuat semua orang kembali terdiam.

"Bu, apa yang di minta Ustadz Ayman tak salah. Dia hanya ingin mendengarkan langsung dari Maisya," kata Maisya.

"Sudah, sekarang bagaimana denganmu Nak Maisya? Mau mahar berapa?" tanya kiai Dahlan.

"Kiai tidak boleh memaksa anak saya seperti itu. Hanya saya yang boleh menindas anak saya saja, kalian ini hanya orang lain." Jawaban ibu Tutik sontak membuat beberapa orang menahan malu termasuk Ayah Maisya. 

"Kalau kamu gak mampu, kenapa mau menikah? Kumpulkan dulu uangmu, diminta mahar segitu saja banyak alasan," papar ibu Tutik, "Saya sedari dulu selalu memanjakan anak saya. Jadi saya tak mau salah memilih menantu dan berujung hidup anak saya menderita kekurangan nafkah." 

Mata elang Ayman beradu dengan manik hitam kiai dahlan. Seolah mereka berbicara dan meminta persetujuan. Ayman kembali menatap Maisya, dari sana ada gurat yang tak bisa di gambarkan. 

"Jika Ibu meminta mahar yang lebih dari 5 juta, insyaAllah saya akan memambahinya beserta seserahannya dan semua biaya keperluannya. Tapi jika Ibu meminta 100 juta, mohon maaf saya keberatan." 

"Kamu mau memberikan mahar berapa?"

"Untuk itu, saya belum memastikan. Yang pasti saya akan memberikan yang terbaik untuk putri Ibu karena dia juga akan menjadi tanggung jawab saya nantinya," pungkas Ayman.

Senyum Maisya kembali terukir, dia tampak bahagia mendapat keputusan yang membuat hatinya gelisah sejak tadi. Tak bisa di pungkiri, perempuan yang sebentar lagi akan melepas masa lajangnya itu juga menyimpan rasa pada sang guru. Dia ingin membuktikan kepada temannya, bahwa dialah pemenang pemikat hati ustadz muda idola para santriwati.

Berbanding terbalik dengan yang di rasakan Ayman. Keraguannya tak bisa di ungkapkannya. Kebimbangan dan ketakutan mulai diarasakannya. Restu dan semuanya sudah di kantongi. Lalu apalagi? 

Kiai Dahlan yang menangkap kegelisahan di wajah anak didiknya tersebut berusaha menenangkannya. Mengelus tangan ayman, agar dia bisa lebih fokus dan tak mudah memutuskan perkara dengan luapan emosi. Bertahun-tahun ikut bersamanya, tentu kiai Dahlan sudah hafal karakter ayman.

"Kalau dikiranya permasalahan mahar ini sudah selasai saya dan Pak Kiaii mau pamit undur diri," pamit Ayman sopan.

"Silahkan! Kalau ada kabar lanjutan nanti saya kabari kamu lagi," jawab ibu Tutik angkuh.

Merasa tak ada lagi yang ingin di bicarakan, Ayman pun mengajak kiai Dahlan untuk segera pergi. Gurat capek dan kecewanya tak bisa di sembunyikan lagi. Bahkan Ayman tak berniat memandang calon istrinya itu ketika dia hendak pulang. 

Mobil Ayman sudah berjalan dan Ayman benar-benar tak lagi menoleh ke arah Maisya. Maisya yang merasa di acuhkan oleh Ayman itu langsung memasuki kamarnya. Ibunya memanggil-manggil juga tak di gubrisnya. Hatinya hancur, perasaannya kalut. Kekhawatiran akan hal buruk semakin menghantui fikirannya. 

Setelah sampai di Pesantren, Ayman langsung pamit pada kiai Dahlan untuk kembali ke kamarnya. Begitu pula kiai Dahlan yang tubuh senjanya kini tak se energik dulu. Ayman termenung dalam diam, bayangan akan semua hal seakan hadir di depan matanya. Meski sulit, Ayman tetap ingin meringankan kepalanya. Dia berusaha tertidur dan melupakan semua ketidakpastian masa depannya nanti.

                           *****

Keesokan harinya, Ayman menjalani aktifitas seperti biasa. Mengisi kelas sesuai jadwal dan membimbing beberapa siswa siswi yang akan dikirim untuk mengikuti perlombaan. Ayman berusaha meredam kekalutan yang menghantuinya dengan menyibukkan diri. Hingga sebuah pesan yang ingin di hindarinya masuk. 

Maisya : Assalamualaikum Ustadz, mohon maaf atas kejadian semalam. Ada pesan dari Ibu, kalau ada waktu longgar Ustadz diminta datang kerumah hari ini. Mengingat acara kita hanya tinggal dua minggu lagi, jadi alangkah baiknya kalau nanti ustadz segera datang kerumah. Ada yang ingin Ibu sampaikan, Wassalamualaikum. 

"Apalagi yang ingin diminta?" lirih Ayman.

"Kenapa Nak?" tanya seseorang yang mengagetkan Ayman. Bahkan Ayman sampai terjungkal kebelakang dan menjadi pusat perhatian beberapa santri yang melihatnya.

"Ya Allah Yai, ngapunten saya kaget," kiai Dahlan hanya tersenyum dan membantu anak didiknya itu berdiri. Dia sangat tahu apa yang sedang dirasakan putra angkatnya itu. 

"Kamu kenapa kog sampai kaget begitu?"

"Maisya meminta saya datang lagi Yai,"

"Habis ashr nanti kita kesana, kosongkan waktumu. Jangan bersedih, semua sudah ada jalannya sendiri."

"Nggih Yai," 

Kedua lelaki beda generasi tersebut pun kembali dengan aktifitasnya, setelah tadi mereka sedikit berbincang. Melihat keakraban guru dan murid tersebut, banyak dari senior maupun junior Ayman yang iri. Namun mereka semua tahu, Ayman memang pantas di anak emaskan oleh sang kiai. Ibarat sebuah berlian, Ayman adalah permata yang berhasil membawa nama pesantren melalangbuana terkenal hingga ke mancanegara.  

Setalah melaksanakan jamah Ashr di masjid Pesantren, Ayman segera bergegas ke ndalem kiai Dahlan. Merasa sudah di tunggu sang kiai, Ayman berjalan sembari memakai jam tangannya. Tanpa disadarinya, ada santri putri yang juga sedang tergesa-gesa berjalan di depannya.

Bruuuaakkh..

Klontang klontang klontang

"Hah, Jantung?"

                                ***

関連チャプター

  • MAHAR 2 JUTA    Part 2 Ditolak

    Setelah jamaah Ashr di masjid Pesantren, Ayman bergegas ke rumah kiai Dahlan. Rasa gugup, kalut, bahagia dan sedih menyelimuti hati dan pikiran Ayman. Hingga tanpa tersadari, dia menabrak seseorang yang berjalan di depannya. BruaaakkKlontang klontang klontang"Hah, jantungku copot!" jerit santriwati tersebut."Maaf Mbak saya gak sengaja," kata Ayman sembari mengatupkan kedua tangannya di depan dada, "Mbak saya di tunggu pak Kiai. Sekali lagi saya mohon maaf dan permisi." Perempuan yang di tabrak Ayman hanya terdiam dan mengangguk saja. Matanya masih terbelalak memandang seseorang yang ada di depannya. Ingin sekali perempuan tersebut memakinya, namun mulutnya seperti terkunci. Melihat pesona fans berat para santri putri dengan sopannya meminta maaf. ***"Tak ingin memperpanjang permasalahan, saya hanya mau mengatakan kalau pernikahan Maisya denganmu saya batalkan," ucap ibu Tutik santai.Semua orang yang berada dalam pertemuan tersebut kaget. Tak terkecua

    最終更新日 : 2024-10-17
  • MAHAR 2 JUTA    Part 3 Pernikahan

    Lantunan sholawat nabi terdengar mengudara di seantero pesantren. Semua santri bergotong royong membersihkan area Pesantren. Dari asrama hingga halaman sampai di kamar mandi. Tak ada tempat secuil pun yang luput dari tangan-tangan sejuk mereka. Lantunan sholawat di alunkan dari saund yang berada di depan madrasah, agar para santri lebih semangat dan gak merasa capek.Hari jumat sangatlah di tunggu-tunggu oleh para santri. Hari dimana mereka bebas dari hafalan, pelajaran maupun kajian. Mereka bisa bersantai menghabiskan waktu senggang dengan berbagai olahraga atau ektrakurikuler lainnya yang mereka sukai.Berbeda dengan para santri lainnya, Ayman malah meringkuk dalam selimut. Pikiran suntuk, hati sedih dan badan yang terlalu capek membuatnya masih ingin tertidur pulas. Dinikmatinya surganya seorang santri ketika sudah bertemu dengan bantal dan selimut. Brakk brakk brakk "Ustadz Ayman!""Ustadz Ayman!""Mas Ayman.""Maaas."Brakk brakk brakkTog tog togSejak pagi beberap asatidz ber

    最終更新日 : 2024-10-17
  • MAHAR 2 JUTA    Part 4 Menantu Idaman

    Tak mengenal satu sama lain, Ayman dan Diajeng saling diam. Pernikahan mereka adalah keinginan banyak orang, namun tidak dengan Ayman. Meski sudah tak begitu terfikirkan oleh Maisya, Ayman sebenarnya ingin lebih fokus pada pengiriman peserta perwakilan lomba bulan depan. Namun pada kenyataannya semua hanya keinginan belaka.Ayman tak tahu harus berbuat apa. Banyaknya tamu di kediaman kiai Dahlan membuatnya masih terselamatkan. Entahlah, dia akan seecepatnya membuka hatinya lagi atau malah sebaliknya. Diajeng mengerti, Ayman sangat terpaksa menikah dengannya. Bahkan Ayman seakan enggan duduk bersampingan dengannya. Ayman juga langsung menjauhi Diajeng, ketika penghulu telah berpamitan pulang. Senyum semringah Ayman pun hanya karena ada Omanya yang terlihat bahagia. Diajeng merasa bersalah dan tak ingin berada di posisinya seperti saat ini."Ajak istrimu ke kamar yang tadi Nak," bisik Oma."Gak mau. Ngapain Oma!"gerutu Ayman tak kalah lirihnya.Oma Maimunah tertawa, dia hanya ingin men

    最終更新日 : 2024-10-17
  • MAHAR 2 JUTA    Part 5 Gaji UMR

    Hari semakin malam, para tamu juga sudah pulang. Tersisakan opa oma Ayman yang memang memutuskan untuk bermalam di pesantren. Sedangkan Diajeng pun memilih untuk kembali ke asramanya. Meski ning Maya sudah memintanya agar tidur bersamanya di ndalem, Diajeng masih dengan pendiriannya, apalagi suaminya tak ada ucapan apapun kepadanya.Kiai Dahlan tak bisa memaksakan kehendak Ayman. Omanya yang sesama perempuan dengan Diajeng hanya mengomel sepanjang waktu. Namun Ayman tak menghiraukan itu. Dia hanya ingin menenangkan hatinya sendiri tanpa ada seseorang di sampingnya. Diajeng tak pernah putus dari doanya, berharap Ayman segera membuka perasaannya. Berada dalam satu atap yang sama dan menjadi keluarga kecil bahagia. Tuhan itu maha adil, garis yang di rencanakanya lebih indah dari keinginan makhluknya."Eh, Ustadz Ayman jadi menikah sama Maisya itu kan sih Jeng?" tanya salah satu teman sekamar Diajeng. Diajeng menggeleng, hatinya sakit. Meski tak ada santri yang mengetahui pernikahannya

    最終更新日 : 2024-10-17
  • MAHAR 2 JUTA    Part 6 Diajeng

    Diajeng, gadis manis itu terlahir dari rahim permpuan bernama Anjani. Ayahnya bernama Bayung Prasetyo, pemilik usaha laundry terbesar di kotanya. Meski terkenal dari keluarga kaya raya, Diajeng selalu di ajarkan oleh orang tuanya untuk selalu merendahkan hatinya. Jika pun berteman, orang tuanya selalu berpesan agar tak membeda-bedakan semua temannya, baik kaya atau miskin. Diajeng bukan tipe perempuan berkulit putih, tinggi semampai. Dia bertubuh kecil sedikit gemuk, wajahnya manis tak membuat mata bosan memandang. Hal tersebut menurun dari ayahnya, yang memang terlahir dari keluarga berkulit sawo matang. Teman kecil Diajeng adalah Maisya. Rumah mereka juga berhadapan. Maisya kecil tak pernah mempunyai teman. Ibunya yang sombong dan suka marah teriak-teriak, mambuat teman-teman Maisya menjauhinya. Berbeda dengan Diajeng, dia selalu mengajak Maisya bermain, agar Maisya bisa merasakan masih mempunyai teman.Sejak kecil Diajeng sudah di karuniai otak cemerlang. Karep kali dia mengikuti

    最終更新日 : 2024-11-05
  • MAHAR 2 JUTA    Part 7 Hadiah Untuk Ibu Mertua

    "Assalamualaikum halo Bu Anjani, ini Ayman sama Diajeng sudah dapat rumah yang akan di tempati. Nanti alamatnya saya kirimkan saja, tapi Bu Anjani kalau kesini jangan malam ya. Kasihan pengantin baru, keganggu. Ya sudah mau ngabarin itu saja, Assalamualaikum."Diajeng tersipu malu sedangkan Ayman menatap Oma Maimunah sengit. Mereka bertiga tak mengikuti opa yang mengelilingi rumah. Kejahilan oma pada cucunya tersebut membuat oma terlihat lebih sehat dan bahagia. "Acara kamu bagaimana Nak, jangan sampai kamu membuang uang di vendor sia-sia.""Tidak boleh di batalkan oleh Pak Kiai Opa," jawab Ayman lesu."Ya berarti hari itu kamu nikah secara negara dengan Diajeng. Mbak-Mbakmu juga sudah booking mua dan baju keluarga," sahut Oma."Itu sih emang Mbak Nana dan Mbak Lala aja yang emang suka heboh. Tapi boleh juga lah ide oma," kata Ayman. "Oke, semua biar di urus Mbakmu saja. Kasih tahu semuanya, pihak besan biar nanti di urus Mbakmu juga." Pungkas opa sembari memainkan ponsel yang ada d

    最終更新日 : 2024-11-06
  • MAHAR 2 JUTA    Part 8 Memasak

    Kangen? Iya. Sebagai perempuan yang memang telah lama memendam perasaannya kepada suami, Diajeng seringkali memimpikan kebersamaannya berdua. Mereka yang hanya berada satu atap ketika hari libur pesantren saja, membuat Diajeng masih ingin berlama-lama bersama suami. Namun Diajeng tak pernah protes, dia tetap menikmati semua keputusan suaminya. Resepsi memang sengaja di undur oleh kedua belah pihak. Mereka tak ingin membuat acara hanya sekedar selesai dan puas saja. Mereka ingin memberikan kesan tersendiri yang bisa di kenang seumur hidup oleh sepasang pengantinnya. Di pesantren, para santri hanya mengetahui bahwa Ayman selalu memperhatikan Diajeng. Mereka beranggapan bahwa Ayman menyukai Diajeng. Isu tersebut sudah menyebar dan hanya di tanggapi dengan senyuman oleh Diajeng. Diajeng bahagia ketika dia menjadi pusat gunjingan para santri perihal Ayman. Dia juga selalu mengaminkan ketika ada yang mendoakan supaya mereka berjodoh. Bagi teman Diajeng, Ayman memang lebih cocok dengan di

    最終更新日 : 2024-11-07
  • MAHAR 2 JUTA    part 9 Hamil

    Maisya tak bisa lagi menopang badannya untuk berdiri. Meski ibu mertua sudah memanggilnya bolak balik, Maisya juga tak menyahutinya. Tubuhnya menggigil dan mulutnya seolah terkunci, matanya tertutup dan hanya meneteskan air mata. Bu Dini, atau yang lebih terkenal dengan sebutan Bu camat itu menghampiri Maisya di kamarnya. Bu Dini memeriksa semua tubuh Maisya dan dibuat kaget ketika mendapati menantunya tersebut demam tinggi. Tanpa menunggu siapapun lagi, Bu Dini bergegas menghubungi dokter keluarganya. "Maaf Bu, saya lagi dinas keluar kota."Balasan yang membuat Bu Dini lemas. Namun dia langsung berlari meminta bantuan pada tetangganya untuk membawa menantunya itu ke rumah sakit. Meski ragu, Bu Dini tetap mengetuk pintu rumah tetangganya. Betapa kagetnya Bu Dini, saat Diajeng yang membuka pintu. Lalu lebih terkejut lagi, ketika Ayman menyusul keluar. Walaupun sedikit sungkan, Bu Dini tetap pada tujuannya. "Maaf Nak Diajeng, saya ingin meminta bantuan. Tolong bantu angkat Maisya ke

    最終更新日 : 2024-11-08

最新チャプター

  • MAHAR 2 JUTA    Part 44 Keceplosan

    Maisya bersama suaminya tengah mengantri untuk cek kandungan di rumah sakit terdekat. Mereka sangat bersemangat karena ingin sekali mengetahui perkembangan sang janin di dalam perut. Banyak sekali perubahan yang di rasakan oleh Maisya, walaupun masih dia masih trimester awal.Dokter yang akan menangani maisya masih belum datang. Walaupun mendapatkan nomor antrian pertama, jam terbang sang dokter molor hingga satu jam lebih. Bahkan maaiya sudah berulangkali mengeluh kecapekan duduk. "Makan dulu," ucap Rudi. Dengan senang hati Maisya membuka mulutnya menerima suapan dari suami tercinta. Pasangan yang menjadi pusat perhatian banyak orang karena sifat maisya yang selalu manja pada suaminya. Bahkan ada yang senyum-senyum malu sendiri melihat kelakuan Maisya. "Manis mas, seperti cintamu yang tak pernah pudar untukku." "Dan kamu adalah obatku agar tak sampai menderita diabet." Maisya tertawa mendengar gombalan Rudi yang garing tanpa ekspresi di dalamnya. Sampai mereka tak menyadari kala

  • MAHAR 2 JUTA    Part 43 Perintis

    Siska juga Udin berusaha untuk kabur dari ruangan satpam. Mereka baru akan di lepaskan kalau benar-benar sudah menyadari kesalahannya. Berulangkali baik Siska Maupun Udin ingin memukul satpam yang ada di sana. Sesampainya di depan ruang operasi, Siska dan Udin di kagetkan dengan kedatangan budhe Yeni yang merupakan tetangga sebelah rumahnya. Keduanya menjadi salah tingkah dan sungkan kepada orang yang selama ini selalu menolongnya. Budhe Yeni yang tak menyadari kedatangan pasangan suami istri itu masih tetap mengobrol dengan perempuan muda yang pemikirannya sangat luas nan terbuka. Budhe Yeni menoleh ketika Bu Siska memanggilnya. Diajeng dengan cepat langsung mengabari suaminya kalau kedua orang tua Risma sudah berada di sana. Bagaimanapun mereka, kedua pasangan suami istri itu berhak mengetahui keadaan putrinya. "Budhe Yeni ngapain disini?" tanya Siska basa basi. "Hanya ingin membesuk Risma." Jawab budhe Yeni singkat. "Bagaimana keadaan Risma Sifa?" "Kritis.""Kritis? Ya Allah

  • MAHAR 2 JUTA    Part 42

    Diajeng tengah menjaga Risma di ruang tunggu operasi sendirian. Dr. Mila juga Sifa sedang berganti pakaian dan melaksanakan ibadah. Tiba-tiba seorang perempuan paruh baya datang menghampirinya sambil menangis. "Nak, kamu yang sedang menunggui Risma?" tanya sang ibu. "Saya Ibu Yeni Ibunya Joko Nak, tadi Joko pamit mau membesuk Risma yang mau melahirkan." "Iya Bu, mari silahkan duduk dulu Bu." Diajeng pun mengangsurkan air putih untuk menenangkan Bu Yeni. Terlihat dari penampilannya yang sangat rapi, Bu Yeni bukan dari kalangan biasa. Walaupun Tanpa make up apapun di wajahnya, Bu Yeni masih tampak cantik di usianya yang sudah tak muda lagi."Apakah Joko di dalam Nak?" Diajneg menggeleng dan berkata,"Ibu tenang dulu ya, istirahat dulu disini sama saya." Ibu Yeni sangat cemas akan keadaan sang putra. Bahkan sisa air matanya masih nampak jelas di wajah ayunya. Beberapa kali Bu Yeni menghembuskan nafasnya perlahan dan membaca istighfar. "Bu, kondisi Risma saat ini masih kritis. Dia k

  • MAHAR 2 JUTA    part 41 Cerita

    Ayman dan ustadz Faris membawa Joko ke taman rumah sakit. Setelah melaksanakan kewajiban sebagai umat manusia, Ayman juga Faris langsung meluncur ke rumah sakit lagi. Semua keperluan Sifa juga dr Mila telah di siapkan Ning Maya. Di taman hanya ada beberapa orang saja, membuat Ayman juga ustadz Faris merasa lebih nyaman. Bukannya tak tahu kondisi, Ayman juga ustadz Faris langsung menangani kasus Risma hati itu juga. Bagi pengurus pesantren yang sudah hafal dengan peraturan pesantren, melanggar peraturan pesantren sampai hamil dan melahirkan adalah jenis pelanggaran yang paling berat. "Kamu kenapa bisa yakin kalau anak yang di lahirkan oleh Risma itu darah dagingmu?" tanya ustadz Faris mengawali. "Ceritanya sangat panjang Mas," jawab Joko."Kamu ceritakan saja semuanya, karena pengurus pesantren juga merasa di rugikan dengan hal ini." "Maaf Mas, jangan hukum Risma." "Untuk itu kami butuh penjelasannya Joko." Joko menghembuskan nafasnya kasar. Pandangannya lurus ke depan seakan sed

  • MAHAR 2 JUTA    Part 40 Joko

    Pak Udin masih di tahan di pos satpam. Emosinya yang masih naik turun itu terkadang ingin memukul satpam yang tengah berjaga. Entah karena apa beliau seperti itu, padahal dulunya beliau adalah lelaki berhati lembut nan dermawan. Namun kedermawanan yang beliau milikilah awal dari semua bencana yang ada dalam hidupnya. Ayman juga Faris telah kembali ke pesantren. Makanan yang di beli oleh ustadz Faris juga telah di serahkan kepada para perempuan yang masih berjaga di rumah sakit. Mereka sebagai santri yang di naungi oleh sosok pak kiai, sudah seyogyanya untuk mengabarkan perihal masalah apapun yang ada di pesantren. Sesampainya di pesantren, mereka langsung menuju ke ndalem pak kiai. Mereka di sambut dengan wajah sendu pak kiai juga ibunyai. Disana juga sudah ada Ning Maya yang ikut menunggu kedatangan perwakilan pesantren. "Bagaimana Nak? Kenapa santri putri itu bisa pendarahan?" tanya ibu nyai."Sebelumnya kami mohon maaf pak kiai, semua itu diluar kendali pengurus. Risma, perempua

  • MAHAR 2 JUTA    Part 39 Kerusuhan

    Pak Udin ayahnya Sifa membentak anaknya di depan umum. Lelaki yang sebelumnya pernah mencintai anaknya sepenuh hati itu berubah seperti monster mengerikan. Tanpa rasa sungkan ataupun malu dilihat banyak orang, Udin menjambak kerudung putri sulungnya tanpa kasihan. Sifa tersenyum penuh luka. Ayman berusaha melepaskan tangan Udin dan menenangkannya agar bicara baik-baik. Namun Udin seolah kesetanan lalu menampar kedua pipi putrinya sangat keras. Diajeng yang berada di sebelah Sifa pun langsung memeluk sahabatnya. Sakit dan kecewanya sebagai anak ikut di rasakannya oleh Diajeng. Diajeng sesenggukan menenangkan sang sahabat yang terdzolimi oleh orangtuanya sendiri. Dr Mila dengan sigapnya langsung berlari memanggil satpam. Dua satpam yang baru datang pun langsung meringkus Udin dan membawanya keluar. Mereka kembali menjadi pusat perhatian banyak orang, hingga membuat kegaduhan di lobi rumah sakit. "Dia itu anak saya, jadi terserah saya dan itu hak saya." Kata Udin yang berusaha melep

  • MAHAR 2 JUTA    Part 38 Tindakan

    Hujan deras tetap di terobos oleh Rudi, dalam hati dan otaknya hanya terpusatkan akan kegaduhan istrinya. Maisya yang sejak hamil selalu cemburu padanya itu membuat Rudi semakin mencintai istrinya. Gadis yang mampu separuh mencuri separuh hatinya, sampai dia bisa menjadi pemenang hingga menikahinya. Sesampainya di rumah sang istri, Rudi mendapati Maisya sedang makan rujak di temani kedua orangtuanya. Perempuannya itu langsung menyambut suaminya dengan berhambur memeluknya. Lelah seharian dengan pikiran buntunya itu pada akhirnya berbuah kebahagiaan. Rudi bisa tersenyum lega melihat istrinya bermanja lagi kepadanya. Tanpa rasa malu ataupun sungkan, Rudi menggendong istrinya bak anak kecil yang baru bertemu dengan ibunya. Ayah mertuanya hanya terkekeh sedangkan ibu mertuanya tersenyum bahagia. "Assalamualaikum, widiiih. Bayinya mintak nen," celetuk Bagas tiba-tiba, "Kalau lihat yang tadi dan sekarang, jadi bimbang mau nikah.""Hust, mulutnya." "Sono ke kamar," usir Bagas. "Sewot ba

  • MAHAR 2 JUTA    Part 37 Pendarahan

    Sesampainya di rumah sakit terdekat, Diajeng panik sendiri melihat kondisi Risma. Dr Mila belum menjelaskan apapun, Risma yang tampak lemas tak berdaya dan pucat itu membuatnya bingung sendiri. Hanya Sifa saja yang dengan santainya menunggu dokter keluar dari ruang IGD. "Sifa, adik kamu sebenarnya sakit apa? Kog gejalanya seperti orang hamil," celetuk dr Mila."Emang hamil Dok, ya wajar kalau pendarahan. Mungkin mau melahirkan," jawab Sifa."Hamil? Risma hamil? Kamu kog malah membiarkan dia berada di pesantren. Kamu tahu sendiri resiko yang akan di tanggungnya kan," geram dr. Mila."Aku sendiri aja baru tahu pagi tadi dari Diajeng," cicit Sifa."Diajeng," cecar dr. Mila."Ibunya sendiri yang bilang Dok, baru tadi malem. Nanti kita tanyakan dia saja ya Dok," pungkas Diajeng."Saudari Sifa," panggil dokter. "Lah, kenapa harus aku sih Dok." Protes Sifa sambil beranjak dari duduknya. "Maaf Dok, kita perwakilan dari saudari Risma, jadi kalau untuk penjelasannya kita harus tahu semuanya.

  • MAHAR 2 JUTA    Part 36 Merampok Makanan

    Sesampainya di rumah, ibu Tutik di bantu pak supir membawa Maisya yang tengah tidur karena kelelahan. Berulangkali Maisya bergumam ketakutan dalam tidurnya. Ibu Tutik memahami putrinya, hormon seorang ibu hamil yang tak bisa di tebak. Walaupun sedikit kesal dengan tingkah anaknya, namun ibu Tutik juga tak bisa menyalahkannya."Ibuuuu," panggil Maisya. "Kamu sudah bangun," jawab itu Tutik. "Kog sudah di rumah saja Bu, mas Rudi mana? Bu, kalau aku di selingkuhin bagaimana ini huhu," rengek Maisya."Di selingkuhin ya cari laki lain toh Sya. gitu aja dipikirin," sewot ibu Tutik."Tapi Bu…""Kamu mau makan gak? Ibu sudah siapin." ***"Kamu pesan segini banyaknya? Menyala kasirku," gerutu Diajeng."Aku kan pengen nyoba Jeng, kamu gitu banget kalo sama aku. Besok-besok juga kamu gak bakalan khilaf ngebolehin aku pesan sendiri," Sendu Sifa."Ini mah ngrampok namanya," kekeh Diajeng.Sifa memesan 10 menu dan 5 nasi di cafe Diajeng. Tak hanya itu, dia juga memesan

DMCA.com Protection Status