Farhan yang cupu dimana panggilannya kala itu adalah Arhan gelisah menunggu Yanti yang sedang dirawat di klinik kampus. Sedang dua bodyguard berjaga didepan dan dua bodyguard inti berada didalam untuk mengawal. Arhan menanti dengan penuh harap agar wanita yang menyelamatkannya itu baik-baik saja. TAk berselang lama salah satu bodyguard keluar dan meminta lelaki culun itu masuk untuk menemui Yanti.
"Hai." sapa Arhan dengan berhati-hati ketika melihat Yanti tengah tiduran dengan bagian punggung keatas bersandar di dinding.
"Hai." jawab Yanti singkat.
"Hmm..gimana kondisimu? Maaf membuatmu jadi seperti ini."
"Kenapa kamu ga pulang atau setidaknya bersama denganku disini dan mengobati lukamu, wajahmu aja terlihat berantakan sok-sokan mengkhawatirkan orang lain."
Arhan terdiam dan menunduk, ia memainkan jari-jemarinya karena bingung harus menjawab apa. Ia membetulkan kaca matanya tanda bahwa dirinya tengah gugup.
"Kenapa ga jawa
Farhan terlihat sangat menunggu jawaban dari Aris."Han, mesra dan tidak itu tergantung cara pandang aja. Ga usah terlalu kamu ambil pusing, intinya Yanti memang orang yang dekat sama aku. Kami bekerja bersama dan berkegiatan juga sering bersama.""Ohh..begitu, ya udah aku duluan ya, Ris.""Oke bro, take care."Farhan kemudian berjalan menjauh dari Aris dan juga Yanti, namun dalam pikirannya sudah berderet cara bagaimana untuk menyingkirkan Aris dan mendapatkan Yanti dengan caranya.====Tomi mengejar Rachel yang berjalan cepat menuju ke lift, ia melihat Rachel hendak turun dengan cepat juga Tomi menahan pintu dengan tangannya lalu ia masuk ke dalam lift bersama dengan mantan kekasihnya itu yang notabene sekarang menjadi saksi kunci kasus yang ia tangani. Kebetulan lift kosong dan hanya ada mereka berdua."Ngapain kamu ngikutin aku? Aku ga mau dituduh menjai orang ketiga
Tak disangka Rachel menyambut ciuman Tomi, dengan mesra mereka mulai saling mencoba merasakan sensasi yang telah lama hilang, ciuman itu sebenarnya adalah pembuktian keduanya tentang perasaan yang tertahan selama ini, pembuktian atas segala ragu dan tanya yang selama ini mereka pendam dan tutup rapat-rapat dari dunia dan gilanya semesta mempertemukan keduanya saat ini.Ciuman mesra itu makin lama berubah menjadi lebih bernafsu, deru nafas keduanya terdengar saling memburu jari-jemari keduanya saling memeluk dan meraba hingga desir-desir nafsu semakin memuncak perlahan."Chel..kalau ini berjalan berlebihan, apa kau tidak apa-apa?""Selama itu denganmu aku tidak masalah dan tak jadi soal untukku." bisik Rachel tanda lampu hijau menyala terang benderang bagi keduanya untuk melanjutkannya lagi.Dengan gerakan yang cukup cepat Tomi melepas satu persatu pakaian yang menempel ditubuh Rachel, ia sangat terkejut tubuh Rachel penuh dengan bekas pukulan dan si
Gina hari ini hanya tiduran di tempat tidurnya, ia enggan beranjak dan tak ingin bekerja padahal ada banyak jadwal yang menunggunya, hal ini karena pikirannya sedang kacau dan itu semua karena Tomi yang ia lihat sendiri lebih memilih Rachel dari pada dirinya.'Aku kan pacarnya!! Kenapa dia lebih memilih mengejar mantannya?! Oke aku akui aku berlebihan karena menuduh Mamanya ada main sama Papaku tapi kan itu wajar secara pernikahanku gagal juga karena mereka ada hubungan dimasa lalu! Trus kejadian itu akan terulang dengan datangnya mantannya Tomi??? Ga bisa!! Pernikahanku harus terlakana dan wanita itu harus segera pergi!' dengan kesal Gina memukul tepat tidurnya.Tiba-tiba Mamanya mengetuk kamarnya lalu membuka daun pintu setelah sang pemilik kamar mengizinkannya."Kamu kok ga kerja, nak?" tanya Mamanya dengan lembut."Lagi capek aja kok, Ma. Aku cuma pengen istirahat.""Hmm..ya sudah kalau begitu, tapi ada satu hal yang mau Maama ta
Jajaran mobil mewah mengantri untuk menurunkan para pengusaha-pengusaha hebat yang berada didalamnya, barisan mobil sport maupun mobil super mewah terlihat lalu Lalang di area parkiran hotel bintang lima bernama Plus Diamond. Malam ini merupakan Reuni Akbar dari SMA internasional yang terkenal dari dulu gudangnya para siswa yang berasal dari keluarga konglomerat, pemilik perusahaan, pengusaha-pengusaha sukses dan juga petinggi negara.“Selamat malam, Nyonya. Silahkan menuju ballroom.” sapa seorang Valley yang membuka pintu mobil Bugatti Chiron.Terlihat wanita cantik keluar dari mobil mewah itu dengan mengenakan black dress dengan belahan dada yang cukup rendah bernama Maheswari Lindaryanti atau biasa dipanggil Yanti. Rambutnya terurai rapi dan mengenakan aksesoris berlian yang tidak berlebihan membuat tampilannya cukup elegan. Tomi, anak semata wayang Yanti yang mengenakan setelan kemeja brand terkenal, mengikuti langkah mamanya dengan gagah.“Yanti, ini benar kamu?” salah satu teman
Malam setelah pertemuan itu, Tomi menceritakan semuanya kepada Yanti, ibunya. Dia cerita tentang ayah Gina yang begitu baik, bahkan sangat ramah kepadanya. Dia lalu memberitahu ibunya bahwa ayah Gina sudah merestuinya. Ketika Tomi ingin menyebut nama ayah Gina, tiba-tiba ponsel Yanti berdering, ada kabar proyek yang harus diselesaikan Yanti besok pagi.“Mama tidur dulu yaa, besok kamu bisa cerita lagi ke Mama. Ini sudah jam sepuluh malam, Mama mau istirahat.” Yanti mengelus rambut anaknya, lalu beranjak ke kamar.Di atas ranjang, Yanti masih memikirkan kejadian reuni kemarin. Dia tidak bisa tidur. Bahkan, baru terlelap sebentar, dia langsung berteriak. Kejadian ini berlangsung selama tiga hari beruntun. Puncaknya adalah ketika Yanti memimpikan bagaimana Aris memaksanya memuaskan hasrat setan yang lama dia pendam.“Ahhh… Ris, hentikan! Jangan memaksaku untuk melakukan lebih dari ini!” Yanti terlihat terdesak disisi dinding kamarnya“Mulutmu menolakku tapi sayangnya tidak dengan tubuhmu,
Hari ini Yanti memilih untuk seharian dirumah dan tidak ke kantor, Ia meminta asistennya membatalkan semua jadwal hari ini, ia ingin rehat sebentar dari segala rutinitas yang ada.Duduk di teras balkon kamar sembari meminum secangkir kopi, itulah yang dilakukan Yanti pagi ini. Alasan dia tidak pergi ke kantor hanya karena dia trauma dengan ucapan Aris dan semua barang-barang yang dia lihat di kantor. Kata-kata pria itu benar-benar membuatnya tertampar, untuk kesekian kali ia kembali membuat hati mantan kekasihnya itu terluka.Sesaat ia mengingat kejadian masa lalu sewaktu ia duduk dibangku SMA, saat itu ia sempat berpacaran dengan Aris. Aris merupakan pemuda yang tidak hobi menghamburkan uang dengan kekayaan keluarga, penampilannya terlihat biasa saja meski level kekayaan keluarga Aris memang cukup mumpuni tetapi masih 2 level dibawah keluarga Yanti, meski begitu perasaan dan cintanya sempurna untuk Yanti. Ia memiliki Impian yang jelas dan bahkan ia memang berniat serius dengan Yanti.
Pintu gerbang kediaman Yanti kemudian dibuka oleh security yang selalu siap di pos penjagaan rumah Yanti dan tak berselang lama mobil hitam milik Aris melaju perlahan untuk berhenti di area parkir.“Hai, ” sapa Yanti dengan senyumnya yang cantik“Hai, aku tadi hanya berharap security rumahmu tak menganggapku sebagai penguntit dan mengusirku dari depan rumahmu.”“Hahaha, masuk yuk.” Ajak YantiYanti kemudian mempersilahkan Aris masuk ke area sisi kanan kediamannya dimana disitu terdapat rumah khusus yang didesign seperti cottage dengan ruang tamu yang privat dan juga kamar, area itu diperuntukkan untuk keluarga atau rekanan bisnis yang menginap untuk pengerjaan project bisnis yang cukup lama.Aris duduk di sofa dan Yanti di sisi kanannya dengan jarak tak terlampau jauh.“Maaf kalo bikin kamu nunggu lama diluar.” Kata Yanti sebagai pembuka pembicaraan mereka.“Hahah, menunggu kamu itu aku rasa adalah hobiku dari dulu.”“Ris, jangan gitu dong, itu membuatku merasa bersalah.”“Ga usah mer
Keesokan harinya Yanti terbangun dengan kondisi yang tidak biasa, disampingnya ada Aris yang sudah memandangnya dengan senyum yang selalu memikat hatinya. Yanti benar-benar merasa bahagia.“Pagi sayang.” Suara bariton milik Aris membuatnya tersenyum bahagia, ada kekosongan hati yang kini mulai terisi.“Pagi sayang, hmm, aku mau mandi trus bersiap ke kantor.”“Mau aku anterin?”“Hmmm, aku hari ini bakal pergi ke beberapa tempat, jadi lebih baik aku berangkat sendiri aja.”“Aku bisa anter kemanapun kamu mau kok? Ga ada masalah, toh hari ini aku bisa off kan schedule ku.”“Jangan gitu ahh, hmm ntar malem aja kita dinner gimana?”“Ok ide bagus, aku yang pilih tempat ya.”“Up to you.” senyum Yanti mengembang melihat Aris yang begitu bersemangat.Aris kemudian bergegas membersihkan dirinya dikamar mandi dan Yanti kembali ke kamarnya untuk bersiap.Saat yanti kembali ke ruang utama dirumahnya, ia bertemu dengan Tomi.“Ma, sore ini aku pengen kita melamar Gina.”“Hmm, ok Mama akan kosongkan ja