Setelah tiga puluh menit berlalu, Aris rupanya sudah sampai lebih dahulu kemudian tak lama Farhan datang dan masuk ke ruang utama. Situasi terlihat berbeda karena tak biasa cafe itu sepi pengunjung, Farhan melihat sekeliling yang terlihat tidak biasa sedangkan Rana tetap berada di mobil untuk menunggu Farhan.Ketika Farhan melihat sang pemilik cafe, ia menanyakan kenapa dengan memberikan kode gerakan kepala dijawab oleh pemilik cafe kopi itu dengan memasang tulisan Closed di pintu. Wajah Farhan langsung berubah serius karena jelas ini akan berakhir tidak baik-baik saja karena tak akan mungkin Aris membooking tempat ini hanya untuk hal tak penting.Terlihat Aris duduk disudut area belakang, ia duduk dengan membelakangi pintu masuk. Farhan kemudian berjalan menuju meja tersebut."Ada apa kau memanggilku." tanya Farhan datar yang tanpa dipersilahkan ia langsung duduk berhadapan dengan Aris seraya menyalakan rokoknya."Langsung saja, apa maumu.""Mauku? Tentang apa dulu nih, kok tiba-tiba
Terdengar suara pintu kamar apartemen Tomi terbuka, rachel yang ketakutan mengintip dari balik tembok kamar yang dapat langsung melihat ke area ruang tamu, rupanya yang masuk adlaah sang pemilik apartemen. Wajah wanita itu langsung terlihat lega, dengan tersenyum ia berjalan mendekat dan menyapa lelaki itu, namun ia melihat wajah Tomi terlihat sangat kusut dan tidak seperti biasanya."Tom? Kamu ga papa?""Kenapa emangnya?" jawab Tomi singkat dengan nada yang datar."Hmmm..kalau kamu pengen sendirian, ga papa kok. Aku menghindar dulu karena sepertinya kamu sedang tidak ingin di ganggu.""Huffttttt..ga gitu sih, Chel. Aku minta maaf kalau sikapku bikin kamu ga nyaman. Tapi ga gitu maksudku." kata Tomi dengan wajah menyesal dan mendekat ke arah Rachel dan memegang kedua lengan wanita berambut panjang dan cantik itu."Lalu??""Ada hal yang bikin aku ga nyaman aja di sana.""Gina?""Kok kamu tahu sih?""Ya kan kalian satu tim
"Gina??" suara Rachel memecah keadaan, ia terlihat terkejut namun ada satu sisi yang membuatnya merasa menang dari Gina.Tomi yang muai terbangun melihat kearah Gina berdiri, ia cukup terkejut dan merasa bersalah namun Tomi melihat ini sebagai suatu kesempatan dimana Gina pasti akan pergi meninggalkannya karena melihat situasi yang membuat calon tunangannya itu sangat terluka."Tom..kok kamu tega sih sama aku?!! Kenapa kamu berubah!" Gina berteriak sambil terisak.Tomi kemudian berdiri, kebetulan ia hanya bertelanjang dada dan ia sudah mengenakan kembali celananya yang sempat ia tanggalkan. Ia berjalan mendekat ke arah Gina dengan senyum seringai yang memperlihatkan rasa muak akan wanita yang tak diundang itu."Aku tega? Lebih tega mana kamu atau aku? Kamu membuat statement buruk tentang Mamaku..inget Gina.. MAMA KU!!! Kau dengan enaknya menuduh wanita yang melahirkanku dengan mulutmu! Kau melukaiku teramat dalam kau harus tahu itu dan sekarang aku melakukan ini dengan Rachel dan kamu
Pagi ini Farhan ada janji temu diluar kota dengan kliennya, setelah ia selesai mandi ia mendengar suara notifikasi chat masuk, masih dengan mengenakan handuk putih yang ia lilitkan melingkar di area pinggang Farhan kemudian mengambil ponsel di meja nakas dan melihat rupanya dari Kia sang informan."Tuan, hari ini nyonya Yanti dijemput oleh tuan Aris menuju ke kantornya. Berikut saya kirim foto sebagai bukti." Kia memberikan foto-foto tersebut kepada Farhan.Ketika Farhan melihat foto tersebut rasa kesal dan cemburu kembali membakar hatinya. 'Brengsek!!! Kenapa dia bisa dekat lagi sama Yanti, harusnya sudah tidak ada celah untuk membuat Yanti kesal padanya!!! Arrrgghhhhh!!!' Farhan terlihat sangat kesal, wajahnya yang semula sumringah tiba-tiba berubah dan kehilangan semangat.====Kebersamaan Aris dan Yanti sebelum Kia datangPagi ini Yanti rencana hanya ingin berdiam dikantor, ia berusaha melupakan sejenak semua kekesalannya terhadap para lelaki terutama Aris. Saat ia tengah bersiap
"Kok kamu ga kasih tahu aku sih, Ris?""Trus kalau kamu tahu mau kamu apain? Hubungan kamu sama dia sudah renggang, apa aku tega makin menambah bensin di api yang sedang menyala? Apa kamu mau itu terjadi dan membuat semua makin runyam?"Yanti hanya bisa terdiam dan menatap jalan yang ada dihadapannya sambil menggigit sisi bibirnya tanda bahwa ia sedang berfikir keras."Udahlah, kamu harus berfikir dari sisi positifnya bahwa ia seprotectif itu karena dia sayang sama kamu dan ingin memperhatikanmu.""Memperhatikanku atau ia ingin menghancurkan hubungan kita berharap hubungannya dengan Gina bisa berjalan tanpa hambatan?""Yan, apapun alasannya ingat bahwa ia Tomi..anakmu, jangan terlalu keraslah sama dia? Aku tahu hubungan kalian saat ini sedang tidak baik, aku juga tidak akan bahagia jika berada diposisinya melihat kedekatan kita yang setelah sekian tahun lamanya berakhir namun kembali terjalin sedangkan dia memiliki hubungan dengan anak dari kekasih
Farhan melajukan mobilnya dengan cepat dan mendahului mobil Aris membuat emosi Aris memuncak dan ia mematikan saluran panggilan lelaki yang sedang terang-terangan mendekati kekasihnya itu. Terlihat Farhan tersenyum smirk dibalik kemudinya, ia sangat faham karakter sahabatnya itu dimana ia tidak bisa diam jika ditantang untuk balapan. "Kau terlalu mudah tertebak, Ris. Mau kalah berapa puluh kali lagi sekarang?" kata Farhan dengan wajah penuh kemenangan karena ia bisa membaca bahwa ia akan memenangkan sepersekian detik dari Aris."Brengsek!! Ia sangat tahu celah untuk aku jatuh!!" Aris memukul kemudinya dengan cukup keras membuat Yanti yang ada disampingnya takut."Ris, udahlah ngapain sih kalian?! Berhenti ga!! Ini jalur jalan raya, padat kendaraan!!" Yanti berteriak namun itu tak membuat Aris berhenti. Dengan cepat Yanti mengambil ponselnya dan menelpon Farhan, karena ini hanya bisa berhenti jika salah satunya berhenti."Kamu ngapain??!" tanya Aris membuat kensentrasinya sedikit buy
Jajaran mobil mewah mengantri untuk menurunkan para pengusaha-pengusaha hebat yang berada didalamnya, barisan mobil sport maupun mobil super mewah terlihat lalu Lalang di area parkiran hotel bintang lima bernama Plus Diamond. Malam ini merupakan Reuni Akbar dari SMA internasional yang terkenal dari dulu gudangnya para siswa yang berasal dari keluarga konglomerat, pemilik perusahaan, pengusaha-pengusaha sukses dan juga petinggi negara.“Selamat malam, Nyonya. Silahkan menuju ballroom.” sapa seorang Valley yang membuka pintu mobil Bugatti Chiron.Terlihat wanita cantik keluar dari mobil mewah itu dengan mengenakan black dress dengan belahan dada yang cukup rendah bernama Maheswari Lindaryanti atau biasa dipanggil Yanti. Rambutnya terurai rapi dan mengenakan aksesoris berlian yang tidak berlebihan membuat tampilannya cukup elegan. Tomi, anak semata wayang Yanti yang mengenakan setelan kemeja brand terkenal, mengikuti langkah mamanya dengan gagah.“Yanti, ini benar kamu?” salah satu teman
Malam setelah pertemuan itu, Tomi menceritakan semuanya kepada Yanti, ibunya. Dia cerita tentang ayah Gina yang begitu baik, bahkan sangat ramah kepadanya. Dia lalu memberitahu ibunya bahwa ayah Gina sudah merestuinya. Ketika Tomi ingin menyebut nama ayah Gina, tiba-tiba ponsel Yanti berdering, ada kabar proyek yang harus diselesaikan Yanti besok pagi.“Mama tidur dulu yaa, besok kamu bisa cerita lagi ke Mama. Ini sudah jam sepuluh malam, Mama mau istirahat.” Yanti mengelus rambut anaknya, lalu beranjak ke kamar.Di atas ranjang, Yanti masih memikirkan kejadian reuni kemarin. Dia tidak bisa tidur. Bahkan, baru terlelap sebentar, dia langsung berteriak. Kejadian ini berlangsung selama tiga hari beruntun. Puncaknya adalah ketika Yanti memimpikan bagaimana Aris memaksanya memuaskan hasrat setan yang lama dia pendam.“Ahhh… Ris, hentikan! Jangan memaksaku untuk melakukan lebih dari ini!” Yanti terlihat terdesak disisi dinding kamarnya“Mulutmu menolakku tapi sayangnya tidak dengan tubuhmu,
Farhan melajukan mobilnya dengan cepat dan mendahului mobil Aris membuat emosi Aris memuncak dan ia mematikan saluran panggilan lelaki yang sedang terang-terangan mendekati kekasihnya itu. Terlihat Farhan tersenyum smirk dibalik kemudinya, ia sangat faham karakter sahabatnya itu dimana ia tidak bisa diam jika ditantang untuk balapan. "Kau terlalu mudah tertebak, Ris. Mau kalah berapa puluh kali lagi sekarang?" kata Farhan dengan wajah penuh kemenangan karena ia bisa membaca bahwa ia akan memenangkan sepersekian detik dari Aris."Brengsek!! Ia sangat tahu celah untuk aku jatuh!!" Aris memukul kemudinya dengan cukup keras membuat Yanti yang ada disampingnya takut."Ris, udahlah ngapain sih kalian?! Berhenti ga!! Ini jalur jalan raya, padat kendaraan!!" Yanti berteriak namun itu tak membuat Aris berhenti. Dengan cepat Yanti mengambil ponselnya dan menelpon Farhan, karena ini hanya bisa berhenti jika salah satunya berhenti."Kamu ngapain??!" tanya Aris membuat kensentrasinya sedikit buy
"Kok kamu ga kasih tahu aku sih, Ris?""Trus kalau kamu tahu mau kamu apain? Hubungan kamu sama dia sudah renggang, apa aku tega makin menambah bensin di api yang sedang menyala? Apa kamu mau itu terjadi dan membuat semua makin runyam?"Yanti hanya bisa terdiam dan menatap jalan yang ada dihadapannya sambil menggigit sisi bibirnya tanda bahwa ia sedang berfikir keras."Udahlah, kamu harus berfikir dari sisi positifnya bahwa ia seprotectif itu karena dia sayang sama kamu dan ingin memperhatikanmu.""Memperhatikanku atau ia ingin menghancurkan hubungan kita berharap hubungannya dengan Gina bisa berjalan tanpa hambatan?""Yan, apapun alasannya ingat bahwa ia Tomi..anakmu, jangan terlalu keraslah sama dia? Aku tahu hubungan kalian saat ini sedang tidak baik, aku juga tidak akan bahagia jika berada diposisinya melihat kedekatan kita yang setelah sekian tahun lamanya berakhir namun kembali terjalin sedangkan dia memiliki hubungan dengan anak dari kekasih
Pagi ini Farhan ada janji temu diluar kota dengan kliennya, setelah ia selesai mandi ia mendengar suara notifikasi chat masuk, masih dengan mengenakan handuk putih yang ia lilitkan melingkar di area pinggang Farhan kemudian mengambil ponsel di meja nakas dan melihat rupanya dari Kia sang informan."Tuan, hari ini nyonya Yanti dijemput oleh tuan Aris menuju ke kantornya. Berikut saya kirim foto sebagai bukti." Kia memberikan foto-foto tersebut kepada Farhan.Ketika Farhan melihat foto tersebut rasa kesal dan cemburu kembali membakar hatinya. 'Brengsek!!! Kenapa dia bisa dekat lagi sama Yanti, harusnya sudah tidak ada celah untuk membuat Yanti kesal padanya!!! Arrrgghhhhh!!!' Farhan terlihat sangat kesal, wajahnya yang semula sumringah tiba-tiba berubah dan kehilangan semangat.====Kebersamaan Aris dan Yanti sebelum Kia datangPagi ini Yanti rencana hanya ingin berdiam dikantor, ia berusaha melupakan sejenak semua kekesalannya terhadap para lelaki terutama Aris. Saat ia tengah bersiap
"Gina??" suara Rachel memecah keadaan, ia terlihat terkejut namun ada satu sisi yang membuatnya merasa menang dari Gina.Tomi yang muai terbangun melihat kearah Gina berdiri, ia cukup terkejut dan merasa bersalah namun Tomi melihat ini sebagai suatu kesempatan dimana Gina pasti akan pergi meninggalkannya karena melihat situasi yang membuat calon tunangannya itu sangat terluka."Tom..kok kamu tega sih sama aku?!! Kenapa kamu berubah!" Gina berteriak sambil terisak.Tomi kemudian berdiri, kebetulan ia hanya bertelanjang dada dan ia sudah mengenakan kembali celananya yang sempat ia tanggalkan. Ia berjalan mendekat ke arah Gina dengan senyum seringai yang memperlihatkan rasa muak akan wanita yang tak diundang itu."Aku tega? Lebih tega mana kamu atau aku? Kamu membuat statement buruk tentang Mamaku..inget Gina.. MAMA KU!!! Kau dengan enaknya menuduh wanita yang melahirkanku dengan mulutmu! Kau melukaiku teramat dalam kau harus tahu itu dan sekarang aku melakukan ini dengan Rachel dan kamu
Terdengar suara pintu kamar apartemen Tomi terbuka, rachel yang ketakutan mengintip dari balik tembok kamar yang dapat langsung melihat ke area ruang tamu, rupanya yang masuk adlaah sang pemilik apartemen. Wajah wanita itu langsung terlihat lega, dengan tersenyum ia berjalan mendekat dan menyapa lelaki itu, namun ia melihat wajah Tomi terlihat sangat kusut dan tidak seperti biasanya."Tom? Kamu ga papa?""Kenapa emangnya?" jawab Tomi singkat dengan nada yang datar."Hmmm..kalau kamu pengen sendirian, ga papa kok. Aku menghindar dulu karena sepertinya kamu sedang tidak ingin di ganggu.""Huffttttt..ga gitu sih, Chel. Aku minta maaf kalau sikapku bikin kamu ga nyaman. Tapi ga gitu maksudku." kata Tomi dengan wajah menyesal dan mendekat ke arah Rachel dan memegang kedua lengan wanita berambut panjang dan cantik itu."Lalu??""Ada hal yang bikin aku ga nyaman aja di sana.""Gina?""Kok kamu tahu sih?""Ya kan kalian satu tim
Setelah tiga puluh menit berlalu, Aris rupanya sudah sampai lebih dahulu kemudian tak lama Farhan datang dan masuk ke ruang utama. Situasi terlihat berbeda karena tak biasa cafe itu sepi pengunjung, Farhan melihat sekeliling yang terlihat tidak biasa sedangkan Rana tetap berada di mobil untuk menunggu Farhan.Ketika Farhan melihat sang pemilik cafe, ia menanyakan kenapa dengan memberikan kode gerakan kepala dijawab oleh pemilik cafe kopi itu dengan memasang tulisan Closed di pintu. Wajah Farhan langsung berubah serius karena jelas ini akan berakhir tidak baik-baik saja karena tak akan mungkin Aris membooking tempat ini hanya untuk hal tak penting.Terlihat Aris duduk disudut area belakang, ia duduk dengan membelakangi pintu masuk. Farhan kemudian berjalan menuju meja tersebut."Ada apa kau memanggilku." tanya Farhan datar yang tanpa dipersilahkan ia langsung duduk berhadapan dengan Aris seraya menyalakan rokoknya."Langsung saja, apa maumu.""Mauku? Tentang apa dulu nih, kok tiba-tiba
Farhan yang berada di lobby hotel sedikit curiga dengan seseorang yang mengikutinya, sudah ia lihat dari ia di bandara singapura sampai ia dihotel ini pria itu kebetulan selalu mengikuti. Farhan kemudian mencoba berjalan ke area lorong samping hotel, dan benar saja lelaki itu mengikutinya. Saat sampai di persimpangan area restoran, Farhan berhenti disisi tembok dan melihat apakah lelaki itu akan terus mengikutinya, dan benar saja tak lama pria itu mengikuti kemana Farhan pergi dan saat lelaki misterius itu melewatinya dengan sigap Farhan melakukan aksinya, bagi dia yang menguasai segala macam bela diri akan mudah baginya untuk melumpuhkan musuh. dengan satu kali gerakan lelaki itu tersungkur jatuh, lalu Farhan mencekiknya dan membangunkannya lalu menahannya ditembok."Kau mau apa? Mengapa kau mengikutiku!! Apa kau ingin mati muda?? Kalau mau akan ku antar kau ke neraka saat ini juga dan aku pastikan akulah satu-satunya orang yang akan kau lihat sebelum kau mati.""Maaf tuan, saya tida
Keesokan paginyaYanti terbangun karena desiran suara air pantai dan angin yang berhembus lembut, ia begitu kelelahan hingga tertidur sangat pulas disana, ia melihat sekeliling dan melihat Farhan sudah tidak ada disampingnya namun ia merasa hangat karena jas milik Farhan melekat menutupi tubuhnya. "Selamat pagi putri tidur.." sapa seorang lelaki yang menemaninya semalaman."Wow..gila ya ternyata selama itu aku tidur, sampe-sampe aku baru pagi ini bangun dan sama sekali ga kebangun padahal ini diluar.""Nahhh..itu dia, aku pikir-pikir kamu ini tidur atau simulasi mati, soalnya ga bangun-bangun." kata Farhan dengan nada bercanda. "Ngaco ihh kamu, aku capek banget jadi aku sampe ga kalau aku tidur disini.""Emang dasar kamunya tukang tidur aja pake nge-les segala. Oiya kamu mandi dulu deh, aku udah open room di hotel, nih kuncinya." kata Farhan seraya memberikan kunci."Itu hotel milik kamu?" tanya Yanti sambil menunjuk hotel bintang lima plus diamond yang tak jauh dari tempatnya berdir
Sesaat sebelum Aris melihat Yanti dan Farhan berduaan dipantai,Aris makan bersama dengan Gina dan juga Santi istrinya dicafe yang harusnya menjadi tempat untuk menghabiskan waktu berdua dengan Yanti. Sebenarnya Aris jengah dengan kondisi ini, ia sebanrnya sedang tidak mau menghabiskan waktu bersama dengan Santi sekalipun ia adalah istrinya."Papa nih pergi terus sampe jarang kasih kabar ke kita, kangen tauuukkk..." kata Gina dengan bersungut-sungut."Ya bukan ga mau ngabari tapi kamu tahu sendiri kan gimana kerjanya Papa dan ngurusin bisnis segitu banyaknya itu harus fokus dan ketika ketemu klien harus fokus juga, ga bisa sambil telpon kamu. Toh Papa juga ga lupa buat pulang." jawab Aris sambil memilih menu makanan tanpa melihat kearah anaknya maupun istrinya yang juga sedang memilih menu makanan."Ya ga gitu juga konsepnya, apa sih susahnya chat aku toh juga ga sampe lima menit kok. Semua tergantung prioritas." Gina mulai meninggi nada bicaranya, namun dengan segera Santi menyenggol