"Sssttt..bisa diem ga!?" suara bariton pria itu terdengar tak asing, Yanti kemudian membuka mata dan benar lelaki itu adalah Farhan.
Setelah Yanti tenang Farhan kemudian melepaskan bekapan tangannya dibibir Yanti.
"Kamu apa-apaan sih, Han?! Aku bneran teriak kalo kamu kaya gini!"
"Sana teriak! Biar Santi dan Gina sekalian tahu kamu disini, aku itu bantuin kamu biar mereka ga lihat kamu disini! Dasar bodoh!"
Yanti terlihat kaget mendengar perkataan Farhan barusan.
"Apa?? Mereka disini? Bohong kamu!"
"Ga percaya? Silahkan keluar dan lihat siapa yang duduk bersama Aris disana." kata-kata Farhan terdengar seperti sebuah kata perintah baginya.
Yanti kemudian dengan cepat meninggalkan Farhan ditoilet wanita dan Farhan mengekor setelahnya, saat hendak masuk ke area resto netra Yanti melihat ada Santi dan juga Gina disana dimana mereka duduk bersama dalam satu meja bersama Aris, entah kenapa ada rasa cemburu dihati Yanti, dimana seharusnya ra
Jajaran mobil mewah mengantri untuk menurunkan para pengusaha-pengusaha hebat yang berada didalamnya, barisan mobil sport maupun mobil super mewah terlihat lalu Lalang di area parkiran hotel bintang lima bernama Plus Diamond. Malam ini merupakan Reuni Akbar dari SMA internasional yang terkenal dari dulu gudangnya para siswa yang berasal dari keluarga konglomerat, pemilik perusahaan, pengusaha-pengusaha sukses dan juga petinggi negara.“Selamat malam, Nyonya. Silahkan menuju ballroom.” sapa seorang Valley yang membuka pintu mobil Bugatti Chiron.Terlihat wanita cantik keluar dari mobil mewah itu dengan mengenakan black dress dengan belahan dada yang cukup rendah bernama Maheswari Lindaryanti atau biasa dipanggil Yanti. Rambutnya terurai rapi dan mengenakan aksesoris berlian yang tidak berlebihan membuat tampilannya cukup elegan. Tomi, anak semata wayang Yanti yang mengenakan setelan kemeja brand terkenal, mengikuti langkah mamanya dengan gagah.“Yanti, ini benar kamu?” salah satu teman
Malam setelah pertemuan itu, Tomi menceritakan semuanya kepada Yanti, ibunya. Dia cerita tentang ayah Gina yang begitu baik, bahkan sangat ramah kepadanya. Dia lalu memberitahu ibunya bahwa ayah Gina sudah merestuinya. Ketika Tomi ingin menyebut nama ayah Gina, tiba-tiba ponsel Yanti berdering, ada kabar proyek yang harus diselesaikan Yanti besok pagi.“Mama tidur dulu yaa, besok kamu bisa cerita lagi ke Mama. Ini sudah jam sepuluh malam, Mama mau istirahat.” Yanti mengelus rambut anaknya, lalu beranjak ke kamar.Di atas ranjang, Yanti masih memikirkan kejadian reuni kemarin. Dia tidak bisa tidur. Bahkan, baru terlelap sebentar, dia langsung berteriak. Kejadian ini berlangsung selama tiga hari beruntun. Puncaknya adalah ketika Yanti memimpikan bagaimana Aris memaksanya memuaskan hasrat setan yang lama dia pendam.“Ahhh… Ris, hentikan! Jangan memaksaku untuk melakukan lebih dari ini!” Yanti terlihat terdesak disisi dinding kamarnya“Mulutmu menolakku tapi sayangnya tidak dengan tubuhmu,
Hari ini Yanti memilih untuk seharian dirumah dan tidak ke kantor, Ia meminta asistennya membatalkan semua jadwal hari ini, ia ingin rehat sebentar dari segala rutinitas yang ada.Duduk di teras balkon kamar sembari meminum secangkir kopi, itulah yang dilakukan Yanti pagi ini. Alasan dia tidak pergi ke kantor hanya karena dia trauma dengan ucapan Aris dan semua barang-barang yang dia lihat di kantor. Kata-kata pria itu benar-benar membuatnya tertampar, untuk kesekian kali ia kembali membuat hati mantan kekasihnya itu terluka.Sesaat ia mengingat kejadian masa lalu sewaktu ia duduk dibangku SMA, saat itu ia sempat berpacaran dengan Aris. Aris merupakan pemuda yang tidak hobi menghamburkan uang dengan kekayaan keluarga, penampilannya terlihat biasa saja meski level kekayaan keluarga Aris memang cukup mumpuni tetapi masih 2 level dibawah keluarga Yanti, meski begitu perasaan dan cintanya sempurna untuk Yanti. Ia memiliki Impian yang jelas dan bahkan ia memang berniat serius dengan Yanti.
Pintu gerbang kediaman Yanti kemudian dibuka oleh security yang selalu siap di pos penjagaan rumah Yanti dan tak berselang lama mobil hitam milik Aris melaju perlahan untuk berhenti di area parkir.“Hai, ” sapa Yanti dengan senyumnya yang cantik“Hai, aku tadi hanya berharap security rumahmu tak menganggapku sebagai penguntit dan mengusirku dari depan rumahmu.”“Hahaha, masuk yuk.” Ajak YantiYanti kemudian mempersilahkan Aris masuk ke area sisi kanan kediamannya dimana disitu terdapat rumah khusus yang didesign seperti cottage dengan ruang tamu yang privat dan juga kamar, area itu diperuntukkan untuk keluarga atau rekanan bisnis yang menginap untuk pengerjaan project bisnis yang cukup lama.Aris duduk di sofa dan Yanti di sisi kanannya dengan jarak tak terlampau jauh.“Maaf kalo bikin kamu nunggu lama diluar.” Kata Yanti sebagai pembuka pembicaraan mereka.“Hahah, menunggu kamu itu aku rasa adalah hobiku dari dulu.”“Ris, jangan gitu dong, itu membuatku merasa bersalah.”“Ga usah mer
Keesokan harinya Yanti terbangun dengan kondisi yang tidak biasa, disampingnya ada Aris yang sudah memandangnya dengan senyum yang selalu memikat hatinya. Yanti benar-benar merasa bahagia.“Pagi sayang.” Suara bariton milik Aris membuatnya tersenyum bahagia, ada kekosongan hati yang kini mulai terisi.“Pagi sayang, hmm, aku mau mandi trus bersiap ke kantor.”“Mau aku anterin?”“Hmmm, aku hari ini bakal pergi ke beberapa tempat, jadi lebih baik aku berangkat sendiri aja.”“Aku bisa anter kemanapun kamu mau kok? Ga ada masalah, toh hari ini aku bisa off kan schedule ku.”“Jangan gitu ahh, hmm ntar malem aja kita dinner gimana?”“Ok ide bagus, aku yang pilih tempat ya.”“Up to you.” senyum Yanti mengembang melihat Aris yang begitu bersemangat.Aris kemudian bergegas membersihkan dirinya dikamar mandi dan Yanti kembali ke kamarnya untuk bersiap.Saat yanti kembali ke ruang utama dirumahnya, ia bertemu dengan Tomi.“Ma, sore ini aku pengen kita melamar Gina.”“Hmm, ok Mama akan kosongkan ja
“Yanti?? Jadi Tomi ini anakmu?” tanya Aris.“Iya..dan aku baru tahu tadi pagi kalau Gina ini adalah anakmu, Ris. Aku bener-bener ga tahu, aku minta maaf, Ris. ” Ucap Yanti.“Apa kita sedang reuni kecil disini?” tanya Santi dengan wajah kesal.“Maksudnya apa sih ini? Kok jadi ga enak gini situasinya?” Tomi berusaha memahami kondisi ini tapi masih juga ia belum memahami.“Papa Mama kenal sama Tante Yanti?” tanya Gina bingung.“Papa yang sangat mengenal dia, bukan Mama. Wanita itu mantan Papamu.” jawab Sintia dengan ketus.“Kenapa kamu ga bilang kalau kamu ini anak Yanti, Tom?” tanya Aris.“Aku pikir akan lebih enak kalau kita bisa bertemu sekalian, Om. Saya juga tidak tahu kalau akhirnya seperti ini! Saya juga tidak tahu masa lalu kalian seperti apa.”“Tante..berarti sikap Tante yang berubah tadi siang itu karena ini? Saat itu aku lihat tante terkejut karena aku memperlihatkan foto keluargaku ke Tante..Tante masih ada perasaan sama Papaku?”“Maaf, Gina. Semenjak Tante tahu kamu anaknya A
Plaakkk!!Tamparan keras mendarat sempurna di pipi sebelah kiri Tomi, Yanti seumur hidup tak pernah sekalipun menampar anaknya, namun kali ini emosi Yanti begitu memuncak karena ia tak bisa membalas perkataan anaknya yang memang dirasa benar.Tomi yang syok dengan perlakuan Mamanya lantas pergi begitu saja sambil memegang pipinya yang memerah. Sebenarnya bukan rasa sakit akibat tamparan yang membuatnya kesal namun sikap Mamanya yang tidak bisa ia maafkan."Tomi!" panggil Yanti namun tak digubris oleh Tomi. Anak lelaki satu-satunya terlihat pergi meninggalkannya, Yanti sudah tak bisa berpikir jernih dengan isi kepala yang penuh akhirnya ia memutuskan ajakan rekan-rekan bisnisnya untuk datang arisan malam ini.Ia tidak mengetahui bahwa arisan kali ini cukup liar berbeda dari biasanya, tapi dari undangan yang ia dapatkan Dresscode nuansa merah dan harus tampil se-sexy mungkin, sehingga ia sengaja mengenakan mini dress merah maroon yang slim fit dengan potongan dada rendah agar terlihat
Keduanya saling menatap tajam dengan pikiran berkecamuk di otak mereka."Minggir, Ris. Ini bukan urusanmu, aku muak dengan masalah yang aku hadapi. Harusnya aku tak pernah bertemu dan berhubungan lagi denganmu! Anakku sekarang yang jadi korbannya. Cukup orang tuanya yang ga bisa bersatu jangan anak kita, Ris!""Hmm..maaf menyela, nasib saya gimana nih..jadi melayani tante kah atau harus dibuka satu lagi undiannya untuk gantiin tante?" tanya berondong yang dipilih oleh Yanti."GA USAH!" jawab Yanti lantang"GANTI AJA!" Jawab Aris bersamaan dan langsung memegang pergelangan Yanti dengan paksa dan membawanya keluar.Teman-teman Yanti yang melihat perdebatan mereka berdua terlihat santai dan kembali mengocok arisan karena mereka tidak terlalu peduli dengan urusan orang lain yang terpenting bagi mereka saat ini adalah mendapatkan malam penuh kenikmatan bersama brondong tampan dan kekar.Aris menghentikan langkahnya di tangga darurat yang terletak