Brandon melangkah ke meja makan dengan lesu. Hari ini entah mengapa menjadi hari yang menyebalkan untuknya. Apa karena mimpi aneh itu? Ya tuhan.. Mimpi itu benar-benar seperti nyata baginya.
“Pagi sayang... Kenapa lemas gitu? Mimpi buruk lagi?” Tanya Nessa, Ibunya, yang kini sedang menyiapkan sarapan untuknya.
Brandon hanya menggeleng. Nessa menghampirinya, memeluk kepala Brandon yang kini sedang duduk dihadapannya. Nessa tau jika Brandon memiliki masalah pada tidurnya.
Sejak kecelakaan dan Koma lima tahun yang lalu, Brandon berubah menjadi sosok yang sedikit aneh baginya. Brandon sering melamun bahkan mengigau saat tidur. Wajahnya sering suram, dan sikapnya berubah dingin. Nesa ingin putra pertamanya tersebut kembali seperti semula.
“Aku nggak apa-apa Mah..” Kata Brandon melepaskan pelukannya. Tentu saja, dengan badan tinggi besar dan juga usia tak muda lagi, Brandon cukup malu jika di peluk mamanya seperti saat ini.
“Nggak apa-apa Brand.. Cuma ada Mama disini, kamu cerita saja kalau ada masalah.” Kata Nessa lembut.
“Sepertinya aku memang sudah Gila Mah..” Jawab Brandon kemudian.
Nessa tersenyum. “Mimpi itu lagi?” Tanya Nessa yang hanya di jawab anggukan dengan Brandon. Nessa lalu duduk di kursi sebelah Brandon. “Brand, apa kamu nggak berpikir jika semua ini bukan suatu kebetulan?” Tanya Nessa kemudian.
“Maksud Mama?”
“Begini, Bisa saja Wanita dalam mimpi kamu itu adalah belahan jiwa kamu.”
Kali ini Brandon tersenyum dengan ucapan Nessa. “Mama ngomong apa sih? Belahan Jiwa? Ayolah Mah.. aku bahkan nggak kenal sama Wanita itu.” Kata Brandon lalu menegak susunya hingga tandas. “Dan juga, belum tentu wanita itu nyata.” Tambah Brandon lagi.
Nessa tersenyum dengan pernyataan anaknya. “Lalu kenapa kamu memutuskan pertunangan kamu dengan Kezia hanya karena mimpi aneh itu?”
‘Deggg’
Pertanyaan Nessa benar-benar membuat Brandon terkejut. Selama ini memang tidak ada yang pernah menanyakan kenapa Brandon memutuskan pertunangannya dengan Kezia, Wanita yang menjadi cinta pertamanya tersebut.
Brandon menatap aroji di tangan kirinya. “Aku sepertiya telat Ma... Aku berangkat dulu yaa..” Kata Brandon sambil berdiri seraya menyantap Roti isinya.
Nessa tersenyum, “Kamu selalu menghindari pertanyaan Mama itu Brand.. mana dasi kamu, sini Mama pakaikan.”
Brandon tersenyum saat mendapati Mamanya memasangkan dasi untuknya. Tubuhnya yang tinggi besar itu membuat Nessa terlihat lebih kecil. Ya.. Brandon memang Memiliki 75% Gen Dhanni. Dengan tubuh tinggi besar dan wajah tampan Rupawan dengan Garis Kokoh yang terlihat sangat maskulin. Berbeda dengan Aaron, Aaron mungkin hanya memiliki 50% Gen Dhanni. Wajah tampannya terkesan lebih imut seperti wajah Nessa.
Untuk masalah Sifat, dulu saat kecil Nessa mengira jika Brandon akan jadi Bad Boy seperti ayahnya, Nyatanya tidak. Brandon memiliki sifat yang lembut Seperti Nessa, Lembut setia dan penyayang. Terbukti dengan Brandon hanya mencintai satu orang selama ini, siapa lagi jika bukan Kezia, cinta pertama sekaligus tunangan yang diputuskannya secara sepihak. Sedangkan Aaron, hampir 100% sikapnya sama dengan Dhanni. Sikap bandel dan Bad boynya benar-benar menurun dari Dhanni, hanya saja Aaron bukan type cuek seperti ayahnya. Aaron bahkan menjadi Lelaki yang supel dan gampang bergaul.
“Papa kapan pulang Mah?” Tanya Brandon kemudian.
Saat ini Dhanni memang sedang keluar negeri, tepatnya mengunjungi putra keduanya yang sedang menimba ilmu di Harvard university.
“Mungkin akhir minggu ini. mungkin bersama dengan Aaron.”
“Jadi Bocah tengil itu juga akan pulang.”
“Dia adikmu Brand..”
“Yaaa aku tau Ma..” kata Brandon sambil tersenyum.
“Brand.. kamu sudah Dua puluh delapan tahun, Apa nggak kepengen Nikah.? Mama juga pengen punya teman di rumah ini.”
“Memangnya aku nggak cukup jadi teman Mama.?”
“Kalau kamu mau jadi perempuan, mama nggak keberatan.” Dan keduaanya pun tertawa bersama. “Nahh sudah selesai, anak Mama sudah ganteng.”
“Ok.. aku berangkat yaa Ma..” Kata Brandon sambil mencium tangan Mamanya.
Nessa menatap punggung puteranya yang semakin menjauh. Tak terasa sudah Dua puluh delapan tahun dirinya membesarkan puteranya tersebut. banyak masa-masa indah yang mereka lalui bersama, dengan Dhanni suaminya dan juga Aaron putera keduanya, ahh Aaron... sudah lebih dari enam tahun dirinya berpisah dengan Putera keduanya terebut. Aaron si anak bandel entah kenapa bisa meminta untuk kuliah di luar negeri, mengharuskannya hidup sendiri disana. Nessa menggelengkan kepalanya menepis semua kenangan tersebut. ahh paling tidak beberapa hari lagi mereka akan berkumpul bersama kembali.
***
Hari ini Brandon benar-benar disibukkan oleh banyak Hal, mulai dari kerja sama dengan perusahaan baru hingga rapat dengan para pemegang saham lainnya. Kepalanya berdenyut karena beban pikiran yang seakan tidak ada habisnya. Belum lagi ayahnya yang sudah selama seminggu terakhir ini berada di luar negeri mengunjungi Aaron, adiknya.
Intercom berbunyi dari Sekertaris pribadinya.
“Ada apa feby?” tanya Brandon setelah mengangkat teleponnya.
“Pak, ada Nona Kezia disini Pak, beliau ingin bertemu Bapak.”
Ahhh kezia lagi.. entah sejak kapan dirinya menjadi sangat malas bertemu dengan Kezia. Padahal wanita itu adalah wanita yang sangat dicintainya, cinta pertamanya.
Kezia merupakan wanita cantik yang berasal dari kalangan berada. Mereka bertemu saat pertama kali Kezia sekolah di SMA yang sama dengan Brandon. Brandon yang saat itu sudah menyukai Kezia akhirnya memutuskan untuk mengejar Kezia. Percintaan mereka berjalan mulus tanpa halangan apapun hingga Brandon memutuskan untuk Bertunangan dengan Kezia satu tahun sebelum dirinya mengalami kecelakaan.
Anenya, setelah kecelakaan itu, tak ada lagi Nama Kezia dihatinya. Bayang-bayang wajah sang kekasih itu pun seakan lenyap digantikan oleh bayang-bayang wajah asing yang kini sudah akrab dalam ingatannya. Siapa lagi jika bukan Angel. Wanita yang setiap malam menghiasi mimpi-mimpi Brandon tersebut itu pun mampu menghapus bayang-bayang Kezia.
“Baiklah, Suruh dia masuk.” Kata Brandon dengan sedikit malas.
Tak lama pintu ruangannya terbuka menampilkan sosok cantik nan anggun dengan senyuman semeringahnya. “Siang Brand? Sedang melamunkan Angel?” Tanya Kezia dengan nada sinis.
Yaa ... Kezia masih sangat kesal terhadap Brandon. Bagaimana mungkin Brandon memutuskannya hanya karena seorang gadis tidak nyata yang hanya ditemui Brandon dalam mimpi. Bukankah itu Gila??
“Ada perlu apa kamu kemari?” Brandon tidak mau meladeni kesinisan Kezia.
Kezia menyodorkan sebuah kertas lebih tepatnya sebuah undangan mewah. “Akhir bulan aku tunangan, Ku harap kamu mau datang.”
Brandon terpaku menatap udangan di hadapannya tersebut. “Selamat.” Hanya itu yang dapat di ucapkan Brandon.
“Kalau bisa ajak juga Angelmu itu.” Kali in Kezia berucap sambil tersenyum mengejek.
Brandon tersenyum. “Kamu masih sakit hati karena aku memutuskan pertunangan kita?”
Senyum di wajah Kezia luntur seketika saat Brandon mengucapkan kalimat tersbut. Tentu saja dirinya masih sakit hati. Bagaimana tidak, Brandon lelaki pertamanya dalam segala Hal, dirinya benar-benar sangat mencintai Brandon bahkan hingga kini. Tapi Brandon dengan mudahnya memutuskan hubungan mereka hanya karena Gadis fantasinya belaka.
“Kita sudah putus lama Brand, mana mungkin aku sakit hati terhadapmu.”
Brandon berdiri, mengitari meja kerjanya dan berdiri tepat dihadapan Kezia. “Kamu nggak pandai Berbohong Sayang, aku masih lihat jelas di mata kamu jika kamu masih mencintaiku..” Kata Brandon yang sudah sangat dekat dengan Kezia.
Kezia benar-benar tidak tau harus berbuat apa. Semuanya begitu sesak menghimpitnya. Ada sebuah keinginan untuk mencium Brandon saat ini juga, menyadarkannya jika Angel itu tidak ada, jika hanya ada dirinya dihadapan lelaki tersebut.
“Brand.. Please.. Bilang sama Aku kalau Kamu masih mencintaiku, Aku akan membatalkan semua pertunanganku kalau kamu bilang seperti itu sama Aku.”
Brandon kini sedikit menjauh. “Maaf Zia.. Aku mencintai wanita lain.” Kata Brandon sambil memalingkan wajahnya.
“Kamu gila Brand.. kamu Gila... Wanita itu tidak nyata, Dia hanya fantasi kamu saja Brand..” Kali ini Kezia sudah berteriak karena kesal, sudah lima tahun dan Brandon masih sama, masih mengharapkan wanita yang belum tentu nyata tersebut.
“Walau dia bukan wanita nyata, tapi aku tetap mencintainya, Hati dan pikiranku tidak bisa di bohongi.”
“Kamu akan menyesal Brand.. kamu akan menyesal karena sudah melepaskanku.”
“Maafkan aku Zia, Aku hanya nggak mau Kamu tersakiti Karena perasaanku yang sudah berubah terhadap kamu.”
Kezia menatap Brandon dengan tajam, dengan tatapan penuh luka. Akhirnya dengan kesal Kezia keluar dari ruangan Brandon. Gagal sudah rencananya, sebenarnya Kezia memberikan undangan pertunanganya kali ini kepada Brandon hanya untuk membuat Brandon cemburu dan kembali mengejarnya. Namun ternyata, Brandon masih sama, dia masih berharap dengan Wanita dalam Fantasinya tersebut.
Brandon kembali terduduk di kursi kebesarannya. Memejamkan mata dan mengusap wajahnya dengan Frustasi. ‘Ya... aku memang Gila... Aku gila karena menginginkanmu Angel...’ Rutuknya dalam hati.
***
Brandon tak berhenti mengumpat kasar ketika dirinya terjebak macet di tengah padatnya lalu lintas kota jakarta sore itu, tentu saja, bukankah ini jam pulang kantor. paginya sudah cukup buruk karena mimpi tersebut, di tambah lagi kedatangan Kezia siang ini, lalu kemacetan yang parah ini membuatnya semakin sesak. Brandon akhirnya menyalakan musik santai di mobilnya, sambil menyandarkan kepalanya.
Angel... ya Tuhan.. apa Kamu benar-benar nyata..?? Lagi-lagi Brandon berangan-angan dengan dengan Angel dalam mimpinya. Brandon lalu menegakkan posisi duduknya kembali ketika Mobil di depannnya mulai sedikit demi sedikit berjalan merayap. Brandon mengarahkan pandangannya kekiri jalan tepat di seberang jalan ada sebuah halte Bus. Disana berdiri beberapa orang yang sedang menunggu Bus, tapi yang menarik hati Brandon adalah seorang gadis dengan celana Jeans penuh dengan Robekan-robekan khas anak muda dipadukan dengan sbuah T-shirt longgar dengan Rambut panjang terurainya. Gadis itu.. Gadis itu..
“Angel...” tanpa sadar Brandon menyebutkan nama tersebut.
Jantung Brandon terasa ingin meledak karena detakannya sangat cepat bahkan suara detakannya hingga terdengar olehnya sendiri. Angel... wanita itu benar-benar nyata.
Brandon ingin keluar tapi sayangnya pintu mobilnya tidak bisa terbuka, akhirnya dia membuka Kap atas mobilnya dan meloncat keluar dari dalam Mobilnya. Persetan jika barang-barangnya yang ada didalam mobil di curi orang, yang jelas dirinya harus segera menghampiri wanita itu.
Brandon sedikit berlarian tidak memperhatikan mobil-mobil yang membunyikan klakson untuknya. Tapi belum sempat dirinya sampai di Halte tersebut, Sebuah Bus sudah berhenti di Halte tersebut tak lama Bus itu kembali berjalan meninggalkan Halte yang sudah Kosong.
“Heii tunggu... Angel...” Teriak Brandon masih dengan berlari menuju Halte Bus tersebut.
Napas Brandon tersenggal-senggal ketika sampai di Halte tersebut dan mendapati Bus yang sudah melaju jauh. “Ahhhh Siall..” Umpat Brandon keras-keras.
Lagi-lagi Brandon meraba dadanya yang terasa sedikit sakit karena detakan yang semakin cepat dan keras. Yaa... Brandon sangat yakin jika itu Angel.. Angelnya.... bahkan Hatinya saja sudah meyakininya, jantungnya sudah mengenalinya. Seulas senyum terukir dari bibir Brandon, setidaknya dia tau jika Angel adalah Wanita nyata, bukan hanya fantasinya belaka..
“Angel... Aku akan menemukanmu...” kata Brandon dengan pasti.
-TBC-
Pagi-lagi Brandon merutuki kebodohannya ketika mengingat kejadian tadi sore. Ahh.. sial.. seharunya dirinya bisa lebih cepat lagi Hingga Angel tidak hilang begitu saja. Brandon memang cukup senang mengetahui jika Angel benar-benar nyata, tapi tetap saja itu tidak mengurangi kekesalannya karena toh mencari seseorang yang tidak di kenalinya di antara ribuan penduduk jakarta sama saja mencari jarum di atas tumpukan Jerami.Brandon mengusap wajahnya dengan kasar. Lagi-lagi bayangan itu menyeruak. Angelnya tampak berbeda. Jika didalam mimpi Angel tampak begitu feminism, maka tadi Sore Angel yang nyata tampak sedikit tomboy jika dilihat dari gaya berpakaiannya. Tapi mereka sama-sama mengirimkan getaran yang aneh. Getaran yang hanya bisa di rasakan saat bertemu dengan sosok tersebut.Brandon yakin seratus persen jika wanita tadi sore adalah Angel dalam mimpinya. Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa Bisa Brandon memimpikan wanita tersebut? bukankah mereka tidak saling kenal?
"Saya Bukan Angel.” Teriakan Alisha masih terngiang di telinga Bradon. Brandon masih saja mengikuti Alisha hingga Alisha tiba di sebuah Pub tempatnya bekerja.“Kamu Mau apa kesini.?” Tanya Brandon sambil menarik tangan Alisha.“Saya mau kerja, memangnya mau apalagi?”“Kamu kerja di tempat seperti ini?”“Memangnya apa urusan Anda, Kita tidak saling kenal.” Kata Alisha sambil berbalik meninggalkan Brandon tapi Brandon lagi-lagi menarik tangan Alisha.“Angel..”“Stop..!!!” Kata Alisha sambil melepaskan tangannya yang di cekal oleh Brandon. “Maaf ya Mas.. Saya Bukan Angel, Saya Alisha, anda mungkin salah orang.” Kata Alisha yang sudah tidak bisa menahan rasa kesalnya lagi.“Enggak, Kamu Angel.”“Dasar Gila.” Kata Alisha lagi sambil berbalik meninggalkan Brandon.“Tunggu..” lagi-lagi Brandon m
“Terima kasih sudah mau ikut.” Kata Brandon yang kini sudah didalam Mobil bersama Alisha di sebelahnya.“Kamu benar-benar punya Mobil, dan ini termasuk mobil Mewah, Lalu kenapa tadi siang kamu naik Bus dan nggak bawa uang..?” Tanya Alisha dengan sedikit Heran.Brandon tersenyum. “Baiklah, mungkin saatnya aku mulai bercerita supaya kamu nggak menghindar dariku terus.”Brandon menghela napas panjang dan mulai bercerita. “Lima tahun yang lalu Aku mengalami kecelakaan, dan terbangun lima hari kemudian di dalam sebuah rumah sakit di singapore. Kamu tau apa nama pertama yang kusebut saat aku bangun.?? Bukan Nama Ayah atau ibuku, Bukan nama Adik atau tunanganku, Melainkan nama asing, Angel.” Kata Brandon sambil mengingat pertama kali dia siuman dari komanya. “Setelah siuman, Semuanya terasa aneh bagiku. Aku merasa kehilangan sesuatu, Setiap malam Aku selalu memimpikan wajah Gadis itu, gadis yang ku sebut dengan Ange
Brandon masih saja memandangi wanita yang duduk dihadapannnya kini tanpa sekalipun berkedip. Astaga.. Apa dia Angelku?? Apa dia yang hadir dalam mimpiku selama ini?? tapi entah kenapa Hatiku berkata lain?? Pikirnya kemudian.“Maaf Pak Brandon, Apa nggak diminum kopinya.?” Tanya Anisha dengan lembut tak lupa dengan senyuman mempesonanya.Senyuman itu berbeda... Pikir Brandon lagi.“Ohh iya, Maaf, Saya terlalu kaget.” Kata Brandon sambil menyeruput Black Coffe pesanannya. Yaa.. mereka kini ada disebuah Cofeeshop tak tauh dari rumah sakit tempat Anisha bekerja.“Ngomong-ngomong, Ada yang bisa saya bantu? Kenapa Pak Brandon mencari saya?” tanya Anisha langsung pada inti permasalahannya. Siang itu, Anisha sedikit terkejut saat mendapat telepon dari seorang yang tidak di kenal bernama Brandon. Brandon ingin mengajak Anisha bertemu, namun tentu saja Anisha menolaknya, tapi ketika Brandon ber
Brandon menatap Wanita di hadapannya yang sedang berlinang air mata. Perasaan itu kembali muncul.. perasaan saat pertama kali mimpi aneh itu menghampirinya.**“Heii tenang... Bantuan akan segera datang..” Kata seseorang yang samar-samar terlihat dalam matanya. Bayangan itu membelakangi cahaya lampu hingga terlihat seperti seorang malaikat dengan cahaya di belakangnya.“Ya ampun... Aku benar-benar nggak tahan melihat darah kamu..” kata wanita tersebut sambil sesekali memalingkan wajahnya. Brandon merasakan pandanganya mulai mengabur karena sang wanita tersebut semakin tak terlihat.“Heii.. Kumohon, tetap buka matamu... Lihat Aku..” Suara wanita itu bergetar, dia menangis. Siapa wanita ini hingga bisa menagisinya?? Brandon tak bisa memikirkan apa-apa lagi karena semuanya menggelap.Lalu Brandon terbangun dengan keadaan yang lebih baik lagi... keadaan
Alisha terbangun seutuhnya dengan keringat dingin, Jantungnya berdebar lebih cepat, Raut wajahnya menampakan rasa ketakutan yang mendalam. Mimpi apa itu?? Bagaimana mungkin dirinya bermimpi seperti itu.Mimpi itu terasa begitu nyata. Alisha memimpikan sang kakak bersanding dengan bahagia bersama dengan Brandon, Lelaki yang baru di kenalnya. Dan entah kenapa Alisha merasa tidak rela.“Baru bangun Al..? Tuhh sudah di tunggu sama Lelaki kemarin.” Kata Felly yang sudah masuk ke dalam kamarnya.Alisha mengernyit. “Lelaki kemarin?”“Iya.. Lelaki yang dari kemarin ngajakin kamu makan siang terus.”“Ohh.. Brandon.”“Al.. Dia Keren juga loh..”“Sial.. Dia Tunangan Kakak kembarku. Udah sana pergi, Aku mau mandi dulu.”“Huhhh dasar,” Gerutu Felly sambil meninggalkan Alisha.***Alisha keluar dan me
Brandon tidak menghentikan senyumannya setelah mengantar Alisha pulang. Hatinya berbunga-bunga mengingat kejadian demi kejadian yang dia lalui bersama Alisha tadi. Brandon merasa dirinya hidup kembali, Merasa dirinya menemukan udara yang mampu membuatnya selalu bernafas dan hidup.‘Alisha... Angelku...’ Lagi-lagi Saat memikirkan nama tersebut membuat Brandon tersenyum sendiri seperti orang gila.Sampai di rumah, Brandon mendapati Nessa sang Mama sedang sibuk memasak di dapur dengan beberapa pelayan.“Sore Ma..” Sapa Brandon dengan wajah cerianya. “Aaron mana Ma?? Kok sepi.” Brandon mengambil Air di gelas lalu menegaknya hingga tandas.“Aaron Ngumpul sama teman SMA nya, Bulan depan dia kan balik lagi, jadi mungkin dia puas-puasin diri ngumpul sama temannya. Kamu kok tumben sudah pulang.?”“Aku nggak ngantor hari ini Ma..”“Lohh kenapa?”&nb
Alisha benar-benar tidak menyanga jika dirinya akan di olah sedemikian rupa oleh Tante Shasha tersebut. Untuk pertama kalinya, Alisha mengenakan Rok Kembali setelah beberapa tahun yang lalu.. Wajahnyapun di hias, Rambutnya sedikit di sanggul mengingatkan Alisha pada malam itu... Malam dimana dirinya akan melakukan Tari Balet untuk sebuah audisi. Malam dimana dirinya Gagal untuk membuktikan pada orang tuanya dan berakhir menjadi Pecundang yang kehilangan semuanya.“Ada yang kamu pikirkan?” Tanya Shasha yang masih mengolah rambut Alisha.“Tidak Tante.”“Kamu kenal Brandon dari mana? Setau tante, Brandon nggak mudah dekat sama perempuan.”“Eemm ceritanya panjang tante.”“Apa mungkin kamu wanita yang selama ini di mimpikannya?” Pertanyaan Shasha membuat Alisha sedikit terkejut.“Tante tau cerita tentang mimpinya itu??” Tanya Alisha penasaran.“Tentu saja, Kami s