Brandon masih saja memandangi wanita yang duduk dihadapannnya kini tanpa sekalipun berkedip. Astaga.. Apa dia Angelku?? Apa dia yang hadir dalam mimpiku selama ini?? tapi entah kenapa Hatiku berkata lain?? Pikirnya kemudian.
“Maaf Pak Brandon, Apa nggak diminum kopinya.?” Tanya Anisha dengan lembut tak lupa dengan senyuman mempesonanya.
Senyuman itu berbeda... Pikir Brandon lagi.
“Ohh iya, Maaf, Saya terlalu kaget.” Kata Brandon sambil menyeruput Black Coffe pesanannya. Yaa.. mereka kini ada disebuah Cofeeshop tak tauh dari rumah sakit tempat Anisha bekerja.
“Ngomong-ngomong, Ada yang bisa saya bantu? Kenapa Pak Brandon mencari saya?” tanya Anisha langsung pada inti permasalahannya. Siang itu, Anisha sedikit terkejut saat mendapat telepon dari seorang yang tidak di kenal bernama Brandon. Brandon ingin mengajak Anisha bertemu, namun tentu saja Anisha menolaknya, tapi ketika Brandon berkata jika ini ada hubungannya dengan Alisha adik kembarnya, Akhirnya Anisha menerima ajakan Brandon untuk bertemu dengannya.
“Panggil saja, Brand. Saya tidak setua itu.” Kata Brandon sambil tersenyum. Astaga.. Berbicara dengan Anisha bahkan lebih mudah dibandingkan dengan berbicara dengan Alisha, kembarannya.
“Oke Brand, Apa kita pernah mengenal sebelumnya? Kenapa Kamu mencari saya?”
“Begini,” Brandon menarik napas panjang dan memulai aksinya. “Saya bingung harus mulai bercerita dari mana. Sebenarya saya mencari seseorang yang tidak saya kenal.”
Anisha tertawa lebar. “Bagaimana mungkin kamu mencari orang yang tidak kamu kenal?”
“Emm.. Saya mempunyai mimpi aneh, Dan mimpi itu terjadi sejak lima tahun yang lalu setelah saya bangkit dari Koma hingga sekarang. Dan dalam mimpi itu saya melihat Kamu.. Emmm maksud Saya Alisha..”
“Kamu yakin itu Alisha??”
Brandon menunduk dan menggeleng. “Sungguh, ini benar-benar membuatku Gila, Bagaimana mungkin kalian bisa ada dua??”
“Memangnya seperti apa wanita dalam mimpi Kamu itu??”
“Secara Fisik dan sikap, Dia seperti Kamu, Tapi... Aku merasa ada yang salah disini. Aku merasa.....”
“Jika Alisha lah wanita itu, benar bukan??” Brandon menatap Anisha dengan tajam lalu menganggukkan kepalanya. Yaaa tanpa di suruh entah kenapa Hati Brandon sudah memilih Alisha, padahal ssecara fisik jelas Alisha sangat berbeda dengan Angel dalam mimpinya.
“Apa yang akan kamu lakukan jika Alisha benar-benar wanita dalam mimpi kamu??” tanya Anisha secara langsung.
“Saya akan menikahinya.” Jawab Brandon dengan cepat dan tegas. Namun jawaban itu mampu membuat Anisha menyunggingkan senyumannya.
***
Alisha sedang melingkuk-lingkukkan tubuhnya. Kakinya menari dengan berjinjit-jinjit. Memakai Rok pendek yang mengembang dengan bulu-bulu Angsa sebagai hiasan di kepalanya. Hari ini dia menjadi seorang putri angsa putih di atas panggung. Melangkah kesana kemari memperlihatkan lekukan indah dari tubuhnya.. tarianya terlihat beritu Harmoni dengan musik yang mengiringinya..
Ohh Balet... Adalah tarian yang sangat di gemarinya sejak SMA... sejak sang Kakak ingin Supaya Alisha menggantikan dirinya menari Balet karena terhalang oleh sesuatu.
Ekspresi manjanya terlihat begitu saja saat dirinya menari Balet.. Balet membuatnya berbeda dengan sosok yang selama ini dia bangun.. Balet membuatnya memiliki dunia tersendiri, dimana tidak ada orang yang akan membedakannya dengan sang kakak..
Alisha masih melanjutkan tariannya hingga sang pemain musik berhenti. Napasnya tersenggal-senggal, tapi dirinya masih menyempatkan diri untuk membungkuk pada para penonton.
Penonton?? Saat Alisha mengangkat wajahnya, hanya ada satu penonton di depan panggung besar tersebut, penonton tersebut tersenyum dengan mata berkilat penuh kekaguman dan juga tepuk tangan untuknya. Dia adalah lelaki itu, Brandon. Lelaki aneh yang selalu menyebutnya Angel.
Alisha ternganga mendapati Brandon yang kini sudah di hadapannya dan melihat semua tariannya. Astaga.. ini pasti akan sangat menggelikan bagi lelaki itu. Alisha ingin segera pergi dari panggung aneh itu, tapi nyatanya, tangan Brandon sudah lebih dulu meraih tangannya.
“Mau kemana??” Tanya Brandon dengan suara berat nan parau.
“Aku Harus pergi.” Kata Alisha dengan gugup.
“Kamu malu?? Kenapa Malu??”
“Tidak, aku tidak Malu..”
Brandon lalu mengangkat Dagu alisha.. “Alisha... Aku mencintaimu...” kata Brandon sambil mendekatkan wajahnya, lalu bibir merekapun akhirnya saling bertemu, saling bertautan seakan-akan tak bisa dipisakhan..
Alisha terjatuh dari ranjang mungilnya ketika Jam Weekernya berbunyi keras tanda jika dirinya harus segera bangun dari mimpi indah yang sedang di alaminya. Mimpi..?? Ahh sial.. kenapa dirinya bisa bermimpi aneh seperti itu?? Dengan lelaki itu???
Ah yaa Brandon... kenapa Dirinya jadi memikirkan Brandon?? Sejak awal bertemu di Bus tersebut, Alisha memang merasa ada yang aneh dari lelaki tersebut. Lelaki itu sangat mempengaruhinya, membuat jantungnya tak berhenti berdegup kencang.
Wajah tampan, perawakan yang gagah, penampilan yang menawan, suara beratnya, dan juga aroma tubuhnya benar-benar bisa di sebut dalam satu kata yaitu Sempurna.
Semua yang ada dalam diri lelaki tersebut adalah Sempurna. Mana mungkin Alisha dapat menghindari kenyataan tersebut. hanya satu Hal yang membuat Alisha enggan berdekatan dengan Brandon. Brandon selalu menyebutnya dengan nama lain, Angel.
Bisa saja Angel adalah istri Brandon yang sudah meninggal dan mirip dengannya dan Brandon ingin dirinya menjadi pengganti istrinya tersebut, atau bisa jadi Angel dalah Kakak kembarannya yang bagaikan malaikat tersebut.
Alisha benar-benar sangat tidak suka jika dirinya dilihat sebagai sosok lain, seperti keluarganya yang selalu menekannya hingga dirinya memilih untuk kabur dari rumah.
Alisha mengusap wajahnya dengan frustasi. Kenapa dirinya bisa memimpikan Brandon?? Dan laki-laki itu, Kemana dia?? Apa benar jika dia sudah menemukan Sosol Angel dalam diri Kakak kembarannya tersebut?? Ahhhh mengingat itu entah kenapa Alisha ingin marah.
Alisha bergegas mandi lalu berganti pakaian. Saat dirinnya sedang menyisir rambut, Ponselnya berbunyi. Dan terpampang jelas nama sang Kakak kembarannya tersebut.
“Iya Kak?”
“Al.. bisa makan siang bareng?”
“Dimana Kak? Aku nggak bisa lama tapi.”
“Oohh tenang saja, Di tempat biasa yaa.. Ada yang mau Aku kenalin sama kamu.”
Alisha mengangkat sebelah alisnya. “Siapa?”
“Tunanganku.”
Deggg... Entah kenapa Hati Alisha seakan dipukul oleh martil. Perasaan itu selalu muncul, perasaan iri akan diri sang kakak kembarnya karena selalu sempurna, Hidupnya selalu mudah, tidak seperti dirinya kini yang masih luntang-lantung, jangankan tunangan, pacar saja mungkin tidak punya.
“Baiklah, tapi tidak lama yaa...” Kata Alisha yang sudah dengan Mood buruknya.
“Okay...”
Alisha menghela napas panjang saat telepon sudah di tutup. Kini bebannya bertambah satu lagi. Kakaknya akan segera menikah, tentu saja itu akan menyusahkan dirinya. Bagaimana tidak. Tidak cukupkah selama ini dirinya kalah dengan karir dan kesempurnaan kakak kembarnya tersebut?? kini dirinya harus dihadapkan oleh sebuah kenyataan jika Harus melihat kakaknya menikah terlebih dulu saat dirinya sama sekali tidak memiliki calon pacar atau apapun itu.
Alisha melanjutkan mendandani diri seadanya. Toh tidak akan ada yang melihatnya saat dirinya berdiri di sebelah Kakak sempurnanya tersebut.
***
Menunggu dengan segelas jus jeruk dan juga makanan pembuka lainnya yang tertata rapi di atas meja adalah hal yang paling menyenangkan untuk Alisha. Kali ini Kakaknya itu pasti akan menteraktirnya jadi dirinya tidak perlu Khawatir harus makan banyak dan makan enak disini.
“Haii Al.. sudah menunggu lama?” Suara itu memaksa Alisha mengangkat kepala dan memandang Kakak cantik yang berada di hadapannya tersebut.
Anisha yang memang pada dasarnya lembut langsung memberdirikan adiknya yang masih ternganga dan memeluknya erat-erat penuh dengan kerinduan.
“Kak... Ke.. Kenapa.. Kamu sama Dia??” tanya Alisha terpatah-patah saat melihat sosok tinggi yang berdiri tepat dibelakang kakaknya tersebut, sosok yang tadi pagi mampir dalam mimpinya, Brandon.
“Ohh yaa.. kenalkan Dia Brandon, Tunanganku.” Kata Anisha penuh dengan senyuman sambil memperlihatkan jari manisnya yang dilingkari oleh Emas berwarna putih dengan berlian sebagai matanya.
Alisha ternganga mendapati kenyataan itu. Bagaimana bisa?? Bagaimana Mungkin?? Apa Kakaknya adalah Sosok angel yang dicari Brandon selama ini?? Kenapa seperti ini?? Entah kenapa Alisha merasakan hatinya pilu. Dan matanya mulai berkaca-kaca.
“Kamu nangis Al??” tanya Anisha yang langsung di balas pelukan dari Alisha.
“Aku menangis bahagia Kak..” Jawab Alisha berbohong. Tidak perasaannya tidak Bahagia, tapi Alisha juga tidak tau kenapa dirinya saat ini menangis???
-TBC-
Brandon menatap Wanita di hadapannya yang sedang berlinang air mata. Perasaan itu kembali muncul.. perasaan saat pertama kali mimpi aneh itu menghampirinya.**“Heii tenang... Bantuan akan segera datang..” Kata seseorang yang samar-samar terlihat dalam matanya. Bayangan itu membelakangi cahaya lampu hingga terlihat seperti seorang malaikat dengan cahaya di belakangnya.“Ya ampun... Aku benar-benar nggak tahan melihat darah kamu..” kata wanita tersebut sambil sesekali memalingkan wajahnya. Brandon merasakan pandanganya mulai mengabur karena sang wanita tersebut semakin tak terlihat.“Heii.. Kumohon, tetap buka matamu... Lihat Aku..” Suara wanita itu bergetar, dia menangis. Siapa wanita ini hingga bisa menagisinya?? Brandon tak bisa memikirkan apa-apa lagi karena semuanya menggelap.Lalu Brandon terbangun dengan keadaan yang lebih baik lagi... keadaan
Alisha terbangun seutuhnya dengan keringat dingin, Jantungnya berdebar lebih cepat, Raut wajahnya menampakan rasa ketakutan yang mendalam. Mimpi apa itu?? Bagaimana mungkin dirinya bermimpi seperti itu.Mimpi itu terasa begitu nyata. Alisha memimpikan sang kakak bersanding dengan bahagia bersama dengan Brandon, Lelaki yang baru di kenalnya. Dan entah kenapa Alisha merasa tidak rela.“Baru bangun Al..? Tuhh sudah di tunggu sama Lelaki kemarin.” Kata Felly yang sudah masuk ke dalam kamarnya.Alisha mengernyit. “Lelaki kemarin?”“Iya.. Lelaki yang dari kemarin ngajakin kamu makan siang terus.”“Ohh.. Brandon.”“Al.. Dia Keren juga loh..”“Sial.. Dia Tunangan Kakak kembarku. Udah sana pergi, Aku mau mandi dulu.”“Huhhh dasar,” Gerutu Felly sambil meninggalkan Alisha.***Alisha keluar dan me
Brandon tidak menghentikan senyumannya setelah mengantar Alisha pulang. Hatinya berbunga-bunga mengingat kejadian demi kejadian yang dia lalui bersama Alisha tadi. Brandon merasa dirinya hidup kembali, Merasa dirinya menemukan udara yang mampu membuatnya selalu bernafas dan hidup.‘Alisha... Angelku...’ Lagi-lagi Saat memikirkan nama tersebut membuat Brandon tersenyum sendiri seperti orang gila.Sampai di rumah, Brandon mendapati Nessa sang Mama sedang sibuk memasak di dapur dengan beberapa pelayan.“Sore Ma..” Sapa Brandon dengan wajah cerianya. “Aaron mana Ma?? Kok sepi.” Brandon mengambil Air di gelas lalu menegaknya hingga tandas.“Aaron Ngumpul sama teman SMA nya, Bulan depan dia kan balik lagi, jadi mungkin dia puas-puasin diri ngumpul sama temannya. Kamu kok tumben sudah pulang.?”“Aku nggak ngantor hari ini Ma..”“Lohh kenapa?”&nb
Alisha benar-benar tidak menyanga jika dirinya akan di olah sedemikian rupa oleh Tante Shasha tersebut. Untuk pertama kalinya, Alisha mengenakan Rok Kembali setelah beberapa tahun yang lalu.. Wajahnyapun di hias, Rambutnya sedikit di sanggul mengingatkan Alisha pada malam itu... Malam dimana dirinya akan melakukan Tari Balet untuk sebuah audisi. Malam dimana dirinya Gagal untuk membuktikan pada orang tuanya dan berakhir menjadi Pecundang yang kehilangan semuanya.“Ada yang kamu pikirkan?” Tanya Shasha yang masih mengolah rambut Alisha.“Tidak Tante.”“Kamu kenal Brandon dari mana? Setau tante, Brandon nggak mudah dekat sama perempuan.”“Eemm ceritanya panjang tante.”“Apa mungkin kamu wanita yang selama ini di mimpikannya?” Pertanyaan Shasha membuat Alisha sedikit terkejut.“Tante tau cerita tentang mimpinya itu??” Tanya Alisha penasaran.“Tentu saja, Kami s
Nessa tidak berhenti memandang wanita cantik yang duduk di sebelah puteranya, Wanita yang beberapa hari ini membuat Puteranya kembali seperti sebelum kecelakaan dulu. Wanita yang yaa mungkin saja menjadi belahan jiwa puteranya tersebut.Ternyata Alisha sangat mudah sekali bergaul dengan keluarga Brandon. Nessa sangat suka type wanita seperti Alisha, bahkan kini Alisha makan dengan tidak sungkan-sungkan Lagi.Aaron juga demikian, Tidak berhenti menatap Alisha. Benarkah wanita ini yang disebut kakaknyaa sebagai Angel?? Jika benar maka kakakyna tersebut tidaklah salah.“Berhenti memandanginya.” Kata Brandon kemudian membuat semua yang di meja makan menoleh kepadanya.“Ada apa Brand?” Tanya Dhanni yang sedikit terkejut saat Brandon tiba-tiba berbicara seperti itu.“Brandon cemburu Pah.. karena aku melirik tunangannya terus.. Hahhaha” kata Aaron sambil tertawa lebar. Sedangkan Alisha sampai tersedak karena ucapan Aaro
Alisha melemparkan diri di ranjang mungilnya. Tidur terlentang menatap ke langit-langit kamarnya. Pikirannya kacau memikirkan perasaan aneh yang merayapi dirinya.Ya Tuhan... Apa yang terjadi dengannya... Bagaimana mungkin Brandon menciumnya secara membabi buta penuh gairah,.? Bagaimana mungkin dia menerima ciuman Brandon tersebut dan membalasnya saat tau bahwa Brandon adalah tunangan Kakak kembarnya??? Ahhh sialll..Alisha mengacak rambutnya frustasi. Harusnya dia sadar bahwa posisinya hanya sebagai pengganti. Tapi apa salah jika dirinya menikmati posisi pengganti itu?? Ahh lagi-lagi Alisha bingung dengan perasaan yang di rasakannya saat ini.***Sudah hampir tengah malam tapi Brandon masih saja duduk santai di sebelah kolam renang. Tangannya membawa segelas anggur, wajahnya tak berhenti menyunggingkan senyuman bahagianya.. Alisha... Angel... Aku akan segera mendapatkanmu apapun yang terjadi..
Alisha membersihkan setiap sudut tempat kerjanya. Ini sudah hampir jam tiga dini hari. Dan dirinya masih bergelut dengan pekerjaan sialannya ini. Ahh sial..!!! jika dirinya dulu menuruti apa kata orang tuanya, mungkin saat ini ia sedang tidur lelap di kamar mewahnya.Alisha mengenyahkan pikiran-pikiran tersebut dari otaknya. Bagaimanapun nasi sudah menjadi bubur, dia harus tetap bertahan hidup tanpa keluarganya lagi.Tiba-tiba bayangan akan diri Brandon mencuat begitu saja dalam otaknya. Brandon... Aahh kenapa bisa lelaki itu? Dan ada apa dengan dia tadi?? Menyebalkan sekali, Marah-marah tidak jelas. Apa memang sebenarnya orang itu pemarah?? Yaa mungkin saja.Alisha masih saja konsentrasi dengan pekerjaanya hingga ia tak menyadari jika ada dua orang lelaki yang sedang memandanginya.“Heii.. belum selesai?” Ahh suara itu adalah suara Aaron, orang yang hari ini menjadi salah satu orang menyebalkan untuknya.“Kamu ngapain sih disini?
Alisha membenarkan riasannya di sebuah toilet di area Pom Bensin. Sial.!! Brandon benar-benar keterlaluan, menciumnya membabi buta hingga riasannya kacau. Untung saja Ia masih bisa membenarkan riasannya tadi.Alisha keluar dari dalam toilet dan mendapati Brandon menunggunya di luar mobilnya. Alisha menatap Brandon dengan tatapan tak terbacanya. Lelaki itu tampak gagah dengan Tuxedonya, menundukkan kepalanya dan mengetuk-ngetukkan kakinya di tanah. Perasaan Alisha entah kenapa tiba-tiba bercampur aduk tak karuan. Pada saat bersamaan Brandon menatap ke arah Alisha, tatapan yang sulit di artikan.“Haii... Sudah selesai?” Tanya Brandon dengan kecanggungan yang menyelimuti di antara mereka.“He emm..” Hanya itu jawaban Alisha sambil menunduk. Entah kenapa Brandon lagi-lagi mempengaruhinya..“Ayo kita beangkat. Kita sudah hampir terlambat.”Alisha hanya mengangguk, dan kembali masuk kedalam mobil Brandon.