Alisha membersihkan setiap sudut tempat kerjanya. Ini sudah hampir jam tiga dini hari. Dan dirinya masih bergelut dengan pekerjaan sialannya ini. Ahh sial..!!! jika dirinya dulu menuruti apa kata orang tuanya, mungkin saat ini ia sedang tidur lelap di kamar mewahnya.
Alisha mengenyahkan pikiran-pikiran tersebut dari otaknya. Bagaimanapun nasi sudah menjadi bubur, dia harus tetap bertahan hidup tanpa keluarganya lagi.
Tiba-tiba bayangan akan diri Brandon mencuat begitu saja dalam otaknya. Brandon... Aahh kenapa bisa lelaki itu? Dan ada apa dengan dia tadi?? Menyebalkan sekali, Marah-marah tidak jelas. Apa memang sebenarnya orang itu pemarah?? Yaa mungkin saja.
Alisha masih saja konsentrasi dengan pekerjaanya hingga ia tak menyadari jika ada dua orang lelaki yang sedang memandanginya.
“Heii.. belum selesai?” Ahh suara itu adalah suara Aaron, orang yang hari ini menjadi salah satu orang menyebalkan untuknya.
“Kamu ngapain sih disini?
Alisha membenarkan riasannya di sebuah toilet di area Pom Bensin. Sial.!! Brandon benar-benar keterlaluan, menciumnya membabi buta hingga riasannya kacau. Untung saja Ia masih bisa membenarkan riasannya tadi.Alisha keluar dari dalam toilet dan mendapati Brandon menunggunya di luar mobilnya. Alisha menatap Brandon dengan tatapan tak terbacanya. Lelaki itu tampak gagah dengan Tuxedonya, menundukkan kepalanya dan mengetuk-ngetukkan kakinya di tanah. Perasaan Alisha entah kenapa tiba-tiba bercampur aduk tak karuan. Pada saat bersamaan Brandon menatap ke arah Alisha, tatapan yang sulit di artikan.“Haii... Sudah selesai?” Tanya Brandon dengan kecanggungan yang menyelimuti di antara mereka.“He emm..” Hanya itu jawaban Alisha sambil menunduk. Entah kenapa Brandon lagi-lagi mempengaruhinya..“Ayo kita beangkat. Kita sudah hampir terlambat.”Alisha hanya mengangguk, dan kembali masuk kedalam mobil Brandon.
lisha membuka matanya sedikit demi sedikit saat kesadaran mulai merenggutnya. Yang di rasakannya pertama adalah kepala yang berdenyut, dan badan yang pegal-pegal. Astaga.. apa benar tadi malam dirinya mabuk? Jika benar semoga saja Ia tidak meracau seperti orang Gila.Saat Alisha membuka matanya dengan sempurnya, ia mengernyit mendapati dirinya bukan berada di kamar tidurnya yang nyaman melainkan berada di dalam sebuah mobil. Pantas saja jika badanya pegal-pegal semua.Alisha menatap telapak tangannya yang kini ternyata sedang di genggam erat oleh Brandon. Lelaki itu juga tertidur di kursi di balik kemudi mobilnya. Tidur dengan pulas, Dan tampan. Ya.. Lelaki itu terlihat begitu tampan dan sedikit polos saat matanya terpejam. Tak ada kerutan di dahinya seperti biasanya. Brandon terlihat begitu damai.Tiba-tiba mata Brandon terbuka, Dan Alisha sedikit terkejut saat Ia kepergok sedang mengawasi wajah Brandon. Alisha mempalingkan wajahnya karena malu, Wajahnya memera
Alisha menenggelamkan diri kedalam Bathup kamar mandi Brandon yang cukup luas. Luas dan Bersih. Alisha sangat nyaman berada di dalam kamar mandi tersebut, bahkan Alisha melupakan fakta jika kamar mandi tersebut transparan.Dengan memainkan Busa yang ada di dalam Bathup tersebut, Alisha bahkan lupa jika Ia sudah hampir satu jam lamanya berendam dengan air hangat di dalam Bathup Brandon. Akhirnya Alisha berdiri dan mulai menggosok seluruh bagian tubuhnya dengan sesekali bersenandung.“Al... Aku tunggu di balkon.”Suara itu benar-benar mengejutkan Alisha. Alisha baru sadar jika ruang mandi itu transparan, hanya sedikit buram karena uap air dan percikan air yang menempel di dinding kaca tersebut. Ahh Sial..!! Suara Brandon terdengar sangat dekat. Apa Brandon dapat melihat tubuhnya?? Sontak Alisha menutupi bagian tubuhnya dengan kedua tangannya. Sial..!! benar-benar Sial..!!!Akhirnya Alisha mempercepat kegiatan mandinya. Astaga.. bagaimana jika ta
Alisha benar-benar sangat risih karena harus menemani Yogie malam ini. Lelaki di sebelahnya ini benar-benar menyebalkan. Sejak masuk kerja tadi, Yogie bahkan langsung menghubungi Manager Alisha, meminta supaya Alisha menemaninya semalaman. Dan itu benar-benar menyebalkan untuk Alisha.Moodnya saat ini benar-benar buruk dan Yogie memperparahnya dengan mengajaknya berduaan di dalam sebuah ruangan.“Kamu sepertinya nggak suka.”“Yaa.. aku memang nggak suka.”Yogie tertawa, Alisha benar-benar wanita yang ceplas-ceplos. Dan Yogie semakin tertarik padanya. “Kamu berhutang terimakasih loh sama aku.”Ya, tentu saja, jika tak ada Yogie mungkin saat ini Brandon masih saja mengejarnya. Tapi Alisha memilih diam, bahkan ia tak ingin berterimakasih kepada Yogie.“Kenapa kamu kerja di tempat seperti ini??”“Bukan urusan kamu.”“Tapi aku nggak suka, wanita yang ku
Kegugupan menyelimuti diri Alisha, Gugup, takut bercampur aduk menjadi satu, bagaimana jika nanti kakaknya membencinya?? Bagaimana jika nanti kakaknya tak mau lagi bertemu dengannya? Apa yang haruss ia lakukan?? Pertanyaan-pertanyaan tersebut berputar-putar dalam pikiran Alisha.Akhirnya sampailah mereka pada restoran tempat Brandon dan Anisha memiliki janji temu. Restoan yang sangat mewah dengan interior yang sangat indah dan terasa begitu romantis. Alisha mengedarkan seluruh pandangannya ke penjuru ruangan. Dan di ujung ruangan ada sesosok yang sangat mirip dengannya sosok itu melambaikan tangan dan melemparkan senyuman manisnya terhadap Alisha dan Brandon. Itu Anisha, Saudara kembarnya.Dia tampak begitu menakjubkan, Cantik dan sangat anggun. Bagaimana mungkin Brandon meninggalkan bidadari seperti Kak Nisha hanya demi wanita sepertiku?? Pikir Alisha kala itu.Tapi pikirannya sedikit terusik dengan kehadiran sosok asing di sebelah saudara kembarnya tersbut. Di
Brandon membuka matanya, seketika itu juga senyumannya pun terhias di wajah tampannya. Memeluk wanita yang selama ini hanya dapat di jangkaunya dalam mimpi benar-benar seperti Mimpi indah yang menjadi kenyataan. Brandon semakin mengeratkan pelukannya pada Alisha, menghirup dalam-dalam wangi rambut wanitanya tersebut.Sedangkan Alisha yang masih tertidur pulas, sedikit demi sedikit terganggu oleh apa yang sedang dilakukan Brandon. Akhirnya dengan mata yang masih setenga terbuka, Alisha menatap kearah Lelaki yang sedang memeluknya denga posesif tersebut.“Pagi Sayang.” Sapa Brandon dengan lembut.Sayang?? Astaga.. Alisha bahkan merasa geli dengan panggilan baru yang di berikan Brandon untuknya.“Pagi..” Hanya itu yang di ucapkan Alisha.“Tidur nyenyak??” tanya Brandon dengan nada menggoda.Nyenyak?? Bagaimana mungkin Brandon bertanya tentang hal yang sudah dapat Ia jawab sendiri?? Ya tuhan bahkan Alisha masi
Saat ini Brandon dan Alisha sudah berada di depan pintu rumah Alisha. Alisha benar-benar tak bisa menahan ke gelisahannyaa, bagaimanaa tidak, ini pertama kalinya Ia mnginjakkan kakinya kembali di depan pintu rumahnya setelah bertahun-tahun lamanya Ia tak pulang ke Rumah.“Jangan takut, aku bersamamu.” Brandon menggenggam taangan Alisha, sesekali mengecupnya.Pintu Rumah pun di buka setelah dua kali Brandon membunyikan Bell. tampaklah wajah terkejut dari sosok paruh baya yang berdiri di hadapan mereka berdua.“Alisha...”“Mama...” Alisha tak dapat menahan kerinduannya lagi ketika sosok yang di rindukan berada tepat di hadapnnya. Alisha berangsur memeluk wanita di hadapannya tersebut, memeluknya dengan sangat erat sambil sesekali ter isak.“Ada apa ini??” Suara berat di belakang Mamanya pun menyadarkan Alisha jika sang Papa juga ada di tempat tersebut. Suasana menjadi menegang ketika sosok yang terlihat
Alisha terbangun dari tidurnya yang nyaman ketika matahari ssudah membumbung tinggi. Astaga.. jam berapa ini?? alisha melihat jam di nakas dan Waktu sudah menunjukan pukul sembilan siang. Sial..!! Ia kesiangan.Alisha sontak melompat berdiri dan cepat-cepat masuk ke dalam kamar mandi. Ini Adalah hari pertamanya bangun di dalam rumahnya sendiri setelah bertahun-tahun lamanya meninggalkan rumah. Harusnya Ia bersikap lebih baik, minimal bangun pagi, supaya Sang Mama dan Papanya bisa tau jikaa Ia kini sudah sedikit berubah.Mandi dengan cepat, berganti pakaian dengan cepat dan juga berdandan se rapi mungkin Astaga.. semoga saja Papanya belum beragkat ke kantor. Entah kenapa Alisha sangat ingin sarapan bersama dengan kedua orang tuanya, karena sebenarnya Alisha sangat merindukan momen tersebut.Alisha menurui tangga dan bernafas legaa ketika sang Papa masih di ruang makan dengan kran hariannya, sedangkan Mamanya masih sibuk di dapur entah membuat apa itu. Alisha menu