Saat ini Brandon dan Alisha sudah berada di depan pintu rumah Alisha. Alisha benar-benar tak bisa menahan ke gelisahannyaa, bagaimanaa tidak, ini pertama kalinya Ia mnginjakkan kakinya kembali di depan pintu rumahnya setelah bertahun-tahun lamanya Ia tak pulang ke Rumah.
“Jangan takut, aku bersamamu.” Brandon menggenggam taangan Alisha, sesekali mengecupnya.
Pintu Rumah pun di buka setelah dua kali Brandon membunyikan Bell. tampaklah wajah terkejut dari sosok paruh baya yang berdiri di hadapan mereka berdua.
“Alisha...”
“Mama...” Alisha tak dapat menahan kerinduannya lagi ketika sosok yang di rindukan berada tepat di hadapnnya. Alisha berangsur memeluk wanita di hadapannya tersebut, memeluknya dengan sangat erat sambil sesekali ter isak.
“Ada apa ini??” Suara berat di belakang Mamanya pun menyadarkan Alisha jika sang Papa juga ada di tempat tersebut. Suasana menjadi menegang ketika sosok yang terlihat
Alisha terbangun dari tidurnya yang nyaman ketika matahari ssudah membumbung tinggi. Astaga.. jam berapa ini?? alisha melihat jam di nakas dan Waktu sudah menunjukan pukul sembilan siang. Sial..!! Ia kesiangan.Alisha sontak melompat berdiri dan cepat-cepat masuk ke dalam kamar mandi. Ini Adalah hari pertamanya bangun di dalam rumahnya sendiri setelah bertahun-tahun lamanya meninggalkan rumah. Harusnya Ia bersikap lebih baik, minimal bangun pagi, supaya Sang Mama dan Papanya bisa tau jikaa Ia kini sudah sedikit berubah.Mandi dengan cepat, berganti pakaian dengan cepat dan juga berdandan se rapi mungkin Astaga.. semoga saja Papanya belum beragkat ke kantor. Entah kenapa Alisha sangat ingin sarapan bersama dengan kedua orang tuanya, karena sebenarnya Alisha sangat merindukan momen tersebut.Alisha menurui tangga dan bernafas legaa ketika sang Papa masih di ruang makan dengan kran hariannya, sedangkan Mamanya masih sibuk di dapur entah membuat apa itu. Alisha menu
Bahagia... itulah yang di rasakan Alisha saat ini, terbangun di ranjang empuknya, dengan serangkaian kejadian membahagiakan yang tadi malam di laluinya, mulai dari prosesi lamaran yang lancar hingga sesuatu yang kini melingkar di jari manisnya.Alisha menatap jari jemari tersebut. disana masih melingkar dengan indahnya Cincin pemberian Brandon. Tandda jika kini Ia sudah terikat dengan lelaki tersebut. senyumnyapun mengembang begitu saja saat mengingat bahwa lelaki yang dulu di sebutnya sebagaai lelaki aneh sebentar lagi akan menjadi suaminya.Alisha bergegas untuk segera mandi dan berganti pakaian. Hari ini Brandon akan menjemputnya. Tidak, bukan untuk kencan, melainkan untuk berkunjung ke rumahnya. Brandon berkata jika Mamanya ingin ssekaali mengenal Alisha lebih dekat. Dan Alisha menerima undangan tersebut.Saat mengganti pakaiannya, Aliha mendapaati ponselnya berbunyi. Yaa itu pasti pesan dari Brandon. Lelaki itu tak pernah lupa untk memberi kabar padan
Hari demi hari di lalui Alisha dengan sangat membingungkan. Yaa Alisha kini bahkan semakin bingung dengan perasaannya sendiri. Setiap hari saat bersama dengan Brandon, lelaki itu tak luput dari menyebut nama Angel, Angel dan Angel.. Alisha kini bahkan sangat membenci nama tersebut.Belum lagi Yogie yang masih setia mengganggunya saat bekerja. Yogie bagaikan bensin yang di siramkan pada dirinya yang sudah ber api-api. Setiap hari dengan semangat Yogiee mnceritakan tentang ke gilaan Brandon dengan Angel, Gadis dalam mimpinya tersebut. Yogie bercerita seolah-olah Kezia -Sepupu Yogie sekaligus mantan tunangan Brandon- sangat menderita karena Brandon lebih memilih gadis dalam mimpinya tersebut dari pada wanita nyata yang sudah bertahun-tahun di cintainya.Harusnya Alisha tau jika Ia tak harus mempercayai setiap kata yang keluar dari mulut Yogie, namun tetap saja, kata demi kata tersebut bersarang begitu saja dalam kepala Alisha. Memberikan sedikit demi sedikit kebenci
Brandon menghempaskn tubuhnya di Sofa ruang tamu miliknya. Sesekali Ia memijit pelipisnya, Kepalanya sedikit pening meemikirkan tingkah Alisha, apa yang di lakukan wanita itu?? Kenapa Dia berubah seperti itu??Tak lama, Nessa pu datang menghampiri Putera sulungnya tersebut. melihat wajah Brandon yang terlihat sedikit frustasi, Agaknya Nessa tau itu karena apaa, pasti karena Alisha. Nessa tadi bahkan merasakan ketegangan saat berada di dalam mobi dengan Brandon dan Alisha. Mereka pasti memiliki masalah, Pikir Nessa kemudian.“Brand.. Kamu sudah pulang Nak..”Brandon segera duduk lalu mengangguk lemah. “Iya Ma.. aku Capek makanya langsung pulang dan ngak berhenti di rumah Alisha.”Nessa menggelengkan kepalanya dan tersenyum. “Tidak, Bukan karena kamu capek, tapi karena kalian ada masalah kan??”Brandon mengangguk lemah. “Aku bingung apa yang terjadi dengannya Ma.. Dia aneh, marah-marah nggak jelas
Ini sudah berhari-hari semenjal Alisha dan Brandon berpisah di depan rumah Alisha. Brandon sudah menghubungi Alisha berkali-kali tapi tetap saja wanita itu tidak mau mengangkat telepon dari Brandon.Brandon juga sudah berusaha menemuinya berkali-kali tapi Alisha selalu saja menghindarinya.Sedangkan Alisha sendiri, entahlah.. perasaannya masih tak menentu. Sebenarnya ia sangat merindukan Brandon, tapi di sisi lain, dirinya takut jika Brandon masih saja menghubung-hubungkannya dengan Angel.Saat ini Alisha masih sibuk dengan pekerjaannya. Membersihkan setiap sudut-sudut dari tempat kerjanya tersebut. Si Yogie, masih saja mengganggunya. Membuatnya semakin Ragu dengan Brandon. Dan membuatnya kesal dengan dirinya sendiri, kenapa juga Ia mau mendengarkan ucapan Yogie.??“Al.. Ayolah.. aku sudah menunggumu, jadi please, kita pulang bersama yaa..” Ajak Yogie lagi yang masih setia menempel di belakangnya.“Aku tidak menyuruhmu untuk menungguku.&r
Didepan sebuah cermin besar, Alisha menatap bayangannya sambil menghela nafas panjang. Ayo Al.. Kamu pasti bisa, kamu pasti bisa... kata-kata tersebut selalu di rapalkannya dalam hati sebelum melakukan tarian Balet.Setelah memejamkan mata dan berdoa, Alisha pun akhirnya melakukan tarian tersebut dengan sangat cantik dan indah. Tak ada satu kekuranganpun dalam gerakannya kaki-kakinya melangkah dengan sempurnya, lompatan-lompatan itu terlihat begitu menawan dan sangat indah.. hingga ketika musik terhenti, Alisha mendengar sebuah tepuk tangan datang dari dekat pintu keluar ruangan tersebut.Itu Anisha.. Kakak kembarnya..“Bagus sekali Al.. kamu memiliki kemajuan yang pesat.”“Kak Nisha kapan kemari??” Alisha meraih sebuah handuk kecil dan sebotol minuman yang berada di bangku di ujung ruangan.“Sejak tadi, saat kamu baru mulai menari. Aku benar-benar nggak nyangka, kamu yang sedikit jauh dari kata feminim ternyata
Alisha tak berhenti menangis saat Ia membantu para suster mendorong ranjang yang di baringi oleh Brandon menuju ke IGD. Sepanjang perjalanan tadi, alisha tak berhenti merutuki dirinya sendiri.Bodoh.. Bodoh.. Brandon saja mengenalimu, Kenapa kau tak dapat mengenalinya Al..???Selalu saja kata itu yang berputar-putar dalam benaknya.“Brand.. Please.. buka lagi matamu..” Alisha menangis sambil memohon kepada Brandon. Ahh lelaki ini benar-benar membuatnya takut. Seribu kali lipat lebih takut dari pada Lima tahun yang lalu.Akhirnya sampailah mereka di depan IGD. Alisha di haruskan menunggu di luar. Sebenarnya Ia tak ingin meninggalkan Brandon. Ya tuhan.. bagaimana mungkin ini terjadi untuk yang kedua kalinya dan semua itu karena kecerobohannya. Semoga saja tak terjadi apa-apa dengan Brandonnya kali ini.Alisha mengeluarkan ponsel Brandon yang sejak tadi sudah di genggamnya. Mencari-cari kontak keluarganya untuk segera di hubungi. Bagaimana
“Aku.. Aku Alisha.. Aku Angel Kamu..”“Angel?? Siapa Angel??”Ekspresi Alisha benar-benar seperti orang yang sedang Shock, Wajahnya memucat, Bibirnya terasa kering, Kakinya terasa gemetar. Brandon melupakannya, Brandon benar-benar tak ingat tentangnya, apa Brandon Amnesia?? Lalu bagaimana hubungan mereka selanjutnya?? Mengingat Itu kepala Alisha terasa pening, bayangannya mengabur dan Ia tak ingat apa-apa lagi.Nessa berteriak saat melihat tubuh Alisha tersungkur ke lantai, Gadis itu pingsan. Pun dengan dhanni dan Aaron, semua berlari ke arah Alisha.Dan Brandon pun juga..“Al...” Panggil Brandon dengan nada khawatirnya.Ia kemudian memangku kepala Alisha dan menepuk-nepuk pipinya. Brandon kini bahkan tak menghiraukan sakit yang Ia rasakan di kepala dan nyeri-nyeri di sekujur tubuhnya. Ia bahkan sudah melepas paksa jarum infus yang tadi berada di punggung tangan kirinya karena sangat khawatir dengan keadaa