Share

Teramat Sangat Cinta

86

"Ken. Ken!" seruan seseorang yang diiringi tepukan di pipi dan lengan membuatku terbangun. "Kamu mimpi buruk kayaknya," sambungnya yang akhirnya kukenali sebagai Ijan.

"Astagfirullah," ucapku sambil mengusap bagian tengah tubuh beberapa kali.

"Mimpi apa, sih? Sampai teriak-teriak gitu?"

"Dicium Tante."

"Tante yang mana?"

"Pemilik salon tuh."

Ijan cengengesan, kemudian tergelak. Tak peduli aku bersungut-sungut karena mimpi itu seolah-olah nyata. Ijan baru berhenti tertawa setelah aku memukuli lengannya sambil menggerutu.

Matahari sore menggantikan siang. Aku meminta bantuan Ijan untuk diantarkan ke kamar mandi. Berbeda dengan tadi pagi, kini aku tidak menggigil dan bisa membersihkan tubuh lebih teliti walaupun tangan kiri masih terpasang infus.

Setelah mengenakan celana dalam dan celana pendek, aku memanggil Ijan yang segera memasuki bilik termenung. Dia membantuku menggunakan kemeja dengan hati-hati agar tidak menyentuh jarum infus. Setelahnya, aku berdiri dan melangkah pel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status