Share

Permintaan Axele

Penulis: Cintya Devi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-27 10:56:33

Suara ketukan pintu sudah terdengar. Laudia bergegas membukakan pintu rumahnya. Dan tetap meminta bapaknya untuk menunggu mereka di ruang makan.

"Selamat malam nak. Kamu pasti Laudia ya," ujar Pak Edwin saat melihat ada gadis berpakaian sederhana di hadapannya.

"Iya om. Om temennya bapak ya? Mari om, tante, mas, silahkan masuk. Bapak sudah menunggu di ruang makan. Maaf ya kalau rumahnya kecil dan jelek," jawab Laudia.

"Terima kasih Laudia. Kamu jangan merendah seperti ini. Dulu rumah om jauh lebih tidak layak," ucap Pak Edwin.

Laudia hanya menyunggingkan sedikit senyumannya. Lalu berjalan menuntun tiga tamu penting bapaknya kedalam rumah.

Mata Nyonya Mela mengamati dari ujung rambut hingga ujung kaki Laudia. Dan matanya juga berkelana melihat ke seisi ruangan. Begitu juga Axele, matanya tak beralih memandangi punggung Laudia yang berjalan lebih dulu di hadapannya.

"Cih, apa dia gadis yang mau dijodohkan denganku? Papa ini gimana sih. Gadis buluk dan norak seperti ini dibandingkan dengan Sofia yang model, jelas tidak ada apa apanya," batin Axele kesal.

"Papa ini apa-apaan sih. Axele yang tampan mau disandingkan dengan gadis seperti dia. Arghh, aku tidak  akan pernah menganggap dia menantuku. Jelas dia beruntung mendapatkan anakku Axele, sedangkan Axele bernasib sial harus mempunyai istri yang modelnya seperti dia," geram Nyonya Mela.

Sebenarnya Laudia gadis yang cantiknya natural.

Dia tidak butuh riasan berlebih di wajahnya hanya untuk terlihat mempesona. Cukup dengan bedak saja, Laudia bisa membuat siapapun terpana dengan wajah cantiknya. Sayangnya, Laudia tidak pintar merawat diri dan berpakaian modis. Sehingga Nyonya Mela dan Axele tidak bisa melihat kelebihan dan kecantikan Laudia.

Sesampainya di ruang makan, kedua sahabat itu pun melepas rindu dengan sebuah pelukan. Lalu Pak Edwin memperkenalkan istri dan anaknya pada Pak Widodo dan juga Laudia.

Jantung Laudia tiba tiba berdetak kencang, saat tangan Axele menjabat tangannya. Matanya pun tak pernah berkedip melihat laki laki tampan dan bertubuh atletis dihadapannya. Mungkinkah ini cinta saat pandangan pertama? Entahlah, yang jelas ada perasaan aneh di dalam hati Laudia saat melihat Axele.

Tapi tidak dengan Axele. Dia sama sekali tak menyukai Laudia. Mungkin hanya ada Sofia didalam hatinya. Namun Axele tetap bersikap biasa di depan mereka apalagi papanya.

"Mari silahkan dimakan. Ini semua Laudia yang masak," ucap Pak Widodo.

"Wah Laudia. Kamu ternyata pintar masak juga ya." Pak Edwin melempar pujian pada Laudia dan membuat kedua pipi Laudia langsung memerah.

"Lihat Axele, calon istri kamu jago masak. Kamu pasti akan lebih betah dirumah nantinya," ucap Pak Edwin kembali.

Axele tersenyum getir. Baginya tak penting memiliki istri yang jago masak. Intinya dalam hati Axele hanya terukir nama Sofia. Apalagi Nyonya Mela, ia hanya menganggap ucapan suaminya seperti angin lalu yang tidak penting untuk di dengarkan oleh telinganya.

"Win, katanya kamu memiliki dua putra. Terus mana putra kamu yang satunya?" tanya Pak Widodo yang hanya melihat ada satu orang laki laki yang dibawa sahabatnya. Padahal Pak Edwin bercerita jika dia memiliki dua orang putra.

"Oh Lexio, dia sedang sibuk mengurus skripsi. Jadi dia tidak bisa ikut bersama kami kesini," jawab Pak Edwin.

"Eh iya Laudia. Kamu kuliah dimana?" Nyonya Mela tiba tiba mulai bersuara, setelah sedari tadi dia hanya menyimak pembicaraan suaminya.

"Laudia gak kuliah tan, tapi kerja."

Deg...

Nyonya Mela langsung meletakan sendok dan garpu nya dan menatap mata Laudia tajam.

"Gak kuliah? Kerja? Memang kamu kerja dimana" tanya Nyonya Mela sinis.

"Emm.. Laudia kerja di restoran tan."

"Restoran? bagian apa?"

"Waitress."

Uhukk..Uhukkk...

Nyonya Mela langsung mengambil gelas berisi air disampingnya sambil mencoba mengatur nafas. Rasanya Nyonya Mela ingin menyiram air ke wajah suaminya. Biar suaminya sadar dan membatalkan perjodohan gila ini. Dia semakin tidak rela jika putra sulungnya mendapat istri seorang pelayan restoran.

"Jadi kamu kerja bagian waitress?" Axele langsung menyela pembicaraan. Ia tahu jika saat ini mamanya sedang emosi dan dia tidak mau mendengar keributan lagi antara mama dan papanya.

"Iya mas. Memang kenapa? Yang penting kerjanya halal kan?" Laudia mendesis kesal. Apa ada yang salah dengan pekerjaannya sekarang. Ia tahu raut kekecewaan di wajah Axele dan Nyonya Mela. Tapi Laudia tidak peduli. Daripada melacur,pikirnya.

"Iya. Gak papa kok." Axele mencoba tersenyum walau sebenarnya hatinya semakin kecewa pada papanya yang lebih memilih Laudia daripada Sofia.

"Hmm, tapi jika kamu menikah dengan Axele kamu harus berhenti bekerja. Karena saya jujur keberatan memiliki menantu seorang pelayan," sahut Nyonya Mela.

Pak Edwin langsung memberikan tatapan tajam ke arah istrinya. Ia merasa tidak enak pada sahabatnya dan juga Laudia dengan perkataan istrinya yang dia pikir menyinggung hati mereka.

"Mah..," seru Pak Edwin.

"Loh pah. Kenapa? Apa aku salah meminta itu pada Laudia? Ingat pah, Axele calon penerusmu. Jadi dia pasti sanggup untuk memberi nafkah pada Laudia. Bukannya kewajiban seorang istri itu juga berada di rumah dan suaminya yang bekerja. Bukan begitu Pak Widodo?" ucap Nyonya Mela.

"Iya benar kata istri kamu Win. Tentu, jika Laudia sudah menikah nanti dia akan keluar dari pekerjaannya dan mengurus nak Axele. Iya kan Laudia?" kata Pak Widodo.

Laudia menganggukkan kepalanya. "Iya pak."

Kini kedua keluarga itu mulai membahas rencana pernikahan putra dan putri mereka. Dan dari kesepakatan yang diambil bersama, dua minggu lagi Axele akan meminang Laudia.

Jujur dari lubuk hatinya yang paling dalam, Axele merasa keberatan. Axele juga bingung, apa yang mau dia katakan pada Sofia. Tapi ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa dan Axele hanya bisa menuruti keinginan papanya untuk segera menikahi Laudia.

"Lihat saja Laudia, aku akan buat kamu menderita dalam pernikahan kita. Dan aku jamin tidak lama,kamu akan meminta cerai dari aku," batin Axele sambil tersenyum sinis ke arah Laudia.

Tapi Laudia salah mengartikan senyuma dari bibir Axele. Ia kira Axele merasakan hal yang sama ia rasakan saat ini.

"Mas Axele, kamu terlihat semakin tampan jika tersenyum seperti ini. Aku gak menyangka ternyata bapak memang memilihkan jodoh yang terbaik buat aku," ucap Laudia dalam hati.

Di sela sela pembahasan pernikahan, Axele kembali bersuara.

"Pah,mah,om, dan Laudia apa boleh Axele meminta sesuatu?" tanya Axele.

"Apa nak Axele?" ucap Pak Widodo. Sedangkan Pak Edwin dan Nyonya Mela langsung menatap Axele bingung.

"Jika menikah nanti, Axele ingin ajak Laudia tinggal bersama di apartemenku. Karena jika kita sudah menikah, Axele ingin menjaga privasi rumah tangga Axele dan Laudia nantinya."

Jedeerr..

Mata Laudia langsung membelalak. Apa bisa ia meninggalkan bapaknya yang sakit-sakitan sendirian di rumah. Ingin rasanya Laudia menolak keinginan calon suaminya. Tapi saat menoleh ke samping, ia melihat bapaknya sudah manggut-manggut seakan mengabulkan permintaan Axele.

"Iya nak Axele. Bapak gak keberatan. Memang lebih baik jika kalian sudah menikah kalian tinggal tidak bersama orang tua. Bapak senang jalan pikiran Nak Axele yang dewasa ini," ujar Pak Widodo.

"Terima kasih pak."

"Tapi pak, Laudia gak bisa biarin bapak tinggal sendirian. Mending bapak ikut Laudia aja ya pak ya," sahut Laudia.

Ucapan Laudia membuat Axele semakin kesal. Belum jadi istri aja sudah memberontak dan mengambil keputusan sendiri. Axele berharap semoga bapak mertuanya itu akan menolak keinginan Laudia.

Beruntung apa yang diharapkan Axele terwujud. Pak Widodo tetap menggelengkan kepalanya sambil menggenggam tangan Laudia.

"Tidak Laudia. Bapak akan tetap tinggal di sini. Lagipula kamu bisa kapan pun menengok bapak di rumah," ucap Pak Widodo.

"Iya Laudia. Benar kata bapak. Kapan pun kamu mau, kamu bisa mengunjungi bapak setiap waktu," imbuh Axele.

"Mama setuju. Kalian memang lebih baik tinggal terpisah dari kami. Dan saya minta kamu menurut dengan kemauan Axele. Dia kan calon suami kamu,dan kamu calon istrinya. Jadi kamu wajib menuruti perintahnya. Bukan begitu Pak Widodo?" ucapan Nyonya Sarah semakin membuat Laudia tidak bisa berkata apa apa.

"Baiklah. Laudia akan mengikuti apa kemauan Mas Axele. Dan aku janji pak, setiap hari aku akan selalu mengunjungi bapak," ucap Laudia.

"Iya nak. Kapan pun kamu kesini, pintu rumah bapak akan selalu terbuka lebar kamu," jawab Pak Widodo yang disambut pelukan dari Laudia.

Bab terkait

  • Love Me Please, My Husband   Ada Aku Disini

    Sepulang dari rumah Pak Widodo, sama sekali tak ada pembicaraan antara Pak Edwin, Nyonya Mela dan Axele. Pak Edwin sengaja tidak memilih diam, karena ia tahu jika istri dan putranya masih kesal dengan keputusan yang ia ambil untuk mempercepat pernikahan.Setibanya di rumah, Axele langsung masuk ke dalam kamar. Padahal Lexio yang sedang berada di teras hendak menggoda kakaknya. Melihat ketegangan di wajah Axele, mama dan papanya, Lexio pun mengurungkan niatnya dan pergi menyusul ke kamar kakaknya.Tok..tok..tok.."Siapa?" ucap Axele."Aku kak," jawab Lexio."Masuk aja, gak aku kunci."Lexio lalu masuk ke kamar Axele setelah mendapat persetujuan dario pemilik kamar. Lexio dapat melihat kekecewaan dan kekesalan di wajah kakaknya yang sedang duduk di samping ranjang sambil menangkup wajah dengan kedua tangannya.Lexio lalu berbaring di atas ranjang kakaknya dengan tangan yang ia tindihi kepala sambil melihat dinding atap kamar.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Love Me Please, My Husband   Keterlaluan

    Acara pemakaman nampak haru. Laudia masih enggan untuk diajak pulang. Hampir semua pelayat sudah meninggalkan area pemakaman. Begitu juga dengan Pak Edwin, Nyonya Mela dan Lexio. Hanya tersisa Laudia dan juga Axele.Axele sebenarnya juga sudah mulai kepanasan di sana. Namun Laudia masih saja menangis diatas makam bapaknya. Tiba tiba, handphone Axele berbunyi, dan melihat nama my love di layar."Sofia. Dia pasti sudah marah sama aku. Karena dari kemarin aku tidak menghubunginya. Lebih baik aku angkat sedikit menjauh dari Laudia. Dia baru saja kehilangan bapaknya, dan aku tidak mau menambah kesedihannya," batin Axele."Laudia, aku mau angkat telpon sebentar ya," ucap Axele sembari menepuk bahu Laudia."Iya mas."Axele lalu mengangkat telpon dari kekasihnya setelah posisinya sedikit menjauh dari Laudia. Dan benar dugaannya, Sofia marah besar dengannya. Sofia mengira, jika Axele tengah bersenang-senang dengan istrinya sekarang dan mulai mel

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Love Me Please, My Husband   Pernikahan Apa Ini ?

    30 Menit berlalu. Sambil menunggu Axele, Lexio dan Laudia berbincang-bincang di ruang tamu. Sesekali mereka juga bersandau gurau bersama tanpa ada rasa canggung meski baru beberapa kali bertemu.Ditengah candaan mereka, terdengar ada suara mobil berhenti di depan rumah. Dengan segera Laudia berlari keluar, sesaat saat tahu jika mobil suaminya yang datang."Lexi, sepertinya itu Mas Axele," ucap Laudia."Iya Laudia. Itu mobil Kak Axele.""Yaudah aku keluar dulu ya.""Iya."Laudia langsung menyambut kedatangan Axele yang sedari tadi sudah ia tunggu."Mas, kamu pasti lelah ya? Mau aku buatkan teh hangat dulu?" ucap Laudia."Gak usah. Apa Lexio masih ada di sini?""Masih mas. Dia sedang menunggu kamu di dalam.""Oh," jawab Axele. "Laudia aku bisa minta tolong sama kamu?" ujarnya lagi."Minta tolong apa mas? Mas mau aku siapkan air hangat untuk mandi?""Bukan. Aku minta tolong, jika sampai rumah nanti jang

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28
  • Love Me Please, My Husband   Hadiah Dari Papa

    Mobil Axele mulai memasuki halaman rumah. Dan kedua mata Laudia memandang takjub melihat rumah mewah papa mertuanya."Mas, ini rumah kamu?" ujar Laudia lirih."Iya. Aku tahu kamu pasti kagum dan terkejut bukan melihat rumah papa.""It--itu mas. Aku hanya.."Sambil tertawa, Axele langsung menyela perkataan Laudia."Tidak perlu kamu jawab, aku sudah tahu jawabannya. Dari awal menikah, kamu pasti sudah bahagia bisa bersanding dengan anak pengusaha terkenal dan kaya kayak aku. Sudah ayo turun, dan ingat jangan bilang apapun pada papa dan mama soal Sofia. Kamu mengerti Laudia?"Laudia hanya mengangguk sambil menahan air yang hampir jatuh dari kedua kelopak matanya."Iya mas aku mengerti.""Bagus. Aku senang karena kamu mau mengikuti keinginanku," ucap Axele sambil mengelus-elus pucuk rambut Laudia.Saat Axele keluar, pecah sudah tangis Laudia. Mengapa nasibnya menjadi wanita yang tersakiti. Menikah karena perjodohan, mencinta

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04
  • Love Me Please, My Husband   Wanita Cengeng

    Merasa sudah selesai makan, Axele berpamitan pada keluarganya dan mengajak Laudia untuk masuk ke dalam kamar. Ia merasa sudah lelah bersandiwara di depan papanya."Pah, mah, Axele sama Laudia mau istirahat dulu ya," pamit Axele."Iya Axele, silahkan. Papa juga tahu apa yang sedang ada dalam pikiran kamu. Kamu pasti sudah tidak sabar kan menjalankan kewajiban kamu?" goda Pak Edwin yang hanya di balas oleh senyum masam dari bibir putranya."Pah, Mah, Lexio, Laudia pamit ke kamar dulu ya," sahut Laudia."Iya Laudia," jawab Lexio."Iya nak. Tolong segera kasih papa cucu ya nak," pesan Pak Edwin yang juga hanya di jawab dengan senyuman oleh LaudiaSesampainya di dalam kamar, Axele meluapkan emosinya. Ia membuang seluruh benda yang berada di dekatnya."Arghh..., apa-apaan ini. Aku tidak sudi berangkat bulan madu dengan kamu!!" seru Axcel sambil melempar amplop putih pemberian papanya ke wajah Laudia.Tubuh Laudia mulai gemetar, ia ta

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13
  • Love Me Please, My Husband   Rencana Perjodohan

    Claudia Kirana Widodo, gadis berusia 20 tahun yang bekerja sebagai waitres di salah satu restoran ternama. Laudia nama sapaannya, adalah seorang anak tunggal yang harus bekerja keras demi membantu pengobatan sang ayah yang sekarang sering sakit-sakitan semenjak kematian ibunya satu tahun yang lalu.Laudia begitu sayang dengan ayahnya. Bahkan hampir tak pernah Laudia menolak apapun keinginan ayahnya."Laudia kamu nanti pulang kerja jam berapa?" tanya Pak Widodo saat melihat Laudia tengah bersiap berangkat kerja."Sore pak ,paling jam 4 aku udah sampai rumah," jawab Laudia sambil mencium punggung tangan ayahnya."Gak lembur kan nak?""Enggak pak. Memang ada apa pak?""Nanti kamu juga akan tahu."Laudia memicingkan sebelah matanya. Dirinya begitu penasaran dengan teka teki dari ayahnya barusan. Namun saat melihat jam di dinding, Laudia bergegas pergi bekerja sebelum dia terlambat yang konsekuensinya nanti uang tips bulanannya akan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Love Me Please, My Husband   Tidak Setuju

    Langit sudah berubah menjadi gelap. Tapi Laudia masih sibuk memasak di dapur. Memasak lebih banyak dari biasanya, membuat Laudia kewalahan karena tak ada yang membantu dirinya. Semua itu ia lakukan karena bapaknya bilang jika sahabat SMA nya akan datang kerumah mereka bersama dengan istri dan anaknya. "Laudia, kamu belum selesai masak ya?" tanya Pak Widodo sembari menengok makanan apa saja yang sedang di masak oleh putrinya. "Ini hampir selesai pak. Udah bapak duduk di ruang tamu aja ya sambil nungguin temen bapak." "Iya nak," jawab bapak singkat. Saat Pak Widodo hendak melangkah pergi, ia kembali membalikkan badannya. Lalu menatap mata Laudia penuh harap. "Laudia apa boleh bapak minta sesuatu dari kamu?" ucap bapak kembali. Laudia mematikan dulu api yang menyala di kompor. Dan kini ia berdiri menatap nanar mata bapaknya. "Bapak mau minta apa? Aku pasti penuhi permintaan bapak kok." Pak Widodo memegang kedua

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27

Bab terbaru

  • Love Me Please, My Husband   Wanita Cengeng

    Merasa sudah selesai makan, Axele berpamitan pada keluarganya dan mengajak Laudia untuk masuk ke dalam kamar. Ia merasa sudah lelah bersandiwara di depan papanya."Pah, mah, Axele sama Laudia mau istirahat dulu ya," pamit Axele."Iya Axele, silahkan. Papa juga tahu apa yang sedang ada dalam pikiran kamu. Kamu pasti sudah tidak sabar kan menjalankan kewajiban kamu?" goda Pak Edwin yang hanya di balas oleh senyum masam dari bibir putranya."Pah, Mah, Lexio, Laudia pamit ke kamar dulu ya," sahut Laudia."Iya Laudia," jawab Lexio."Iya nak. Tolong segera kasih papa cucu ya nak," pesan Pak Edwin yang juga hanya di jawab dengan senyuman oleh LaudiaSesampainya di dalam kamar, Axele meluapkan emosinya. Ia membuang seluruh benda yang berada di dekatnya."Arghh..., apa-apaan ini. Aku tidak sudi berangkat bulan madu dengan kamu!!" seru Axcel sambil melempar amplop putih pemberian papanya ke wajah Laudia.Tubuh Laudia mulai gemetar, ia ta

  • Love Me Please, My Husband   Hadiah Dari Papa

    Mobil Axele mulai memasuki halaman rumah. Dan kedua mata Laudia memandang takjub melihat rumah mewah papa mertuanya."Mas, ini rumah kamu?" ujar Laudia lirih."Iya. Aku tahu kamu pasti kagum dan terkejut bukan melihat rumah papa.""It--itu mas. Aku hanya.."Sambil tertawa, Axele langsung menyela perkataan Laudia."Tidak perlu kamu jawab, aku sudah tahu jawabannya. Dari awal menikah, kamu pasti sudah bahagia bisa bersanding dengan anak pengusaha terkenal dan kaya kayak aku. Sudah ayo turun, dan ingat jangan bilang apapun pada papa dan mama soal Sofia. Kamu mengerti Laudia?"Laudia hanya mengangguk sambil menahan air yang hampir jatuh dari kedua kelopak matanya."Iya mas aku mengerti.""Bagus. Aku senang karena kamu mau mengikuti keinginanku," ucap Axele sambil mengelus-elus pucuk rambut Laudia.Saat Axele keluar, pecah sudah tangis Laudia. Mengapa nasibnya menjadi wanita yang tersakiti. Menikah karena perjodohan, mencinta

  • Love Me Please, My Husband   Pernikahan Apa Ini ?

    30 Menit berlalu. Sambil menunggu Axele, Lexio dan Laudia berbincang-bincang di ruang tamu. Sesekali mereka juga bersandau gurau bersama tanpa ada rasa canggung meski baru beberapa kali bertemu.Ditengah candaan mereka, terdengar ada suara mobil berhenti di depan rumah. Dengan segera Laudia berlari keluar, sesaat saat tahu jika mobil suaminya yang datang."Lexi, sepertinya itu Mas Axele," ucap Laudia."Iya Laudia. Itu mobil Kak Axele.""Yaudah aku keluar dulu ya.""Iya."Laudia langsung menyambut kedatangan Axele yang sedari tadi sudah ia tunggu."Mas, kamu pasti lelah ya? Mau aku buatkan teh hangat dulu?" ucap Laudia."Gak usah. Apa Lexio masih ada di sini?""Masih mas. Dia sedang menunggu kamu di dalam.""Oh," jawab Axele. "Laudia aku bisa minta tolong sama kamu?" ujarnya lagi."Minta tolong apa mas? Mas mau aku siapkan air hangat untuk mandi?""Bukan. Aku minta tolong, jika sampai rumah nanti jang

  • Love Me Please, My Husband   Keterlaluan

    Acara pemakaman nampak haru. Laudia masih enggan untuk diajak pulang. Hampir semua pelayat sudah meninggalkan area pemakaman. Begitu juga dengan Pak Edwin, Nyonya Mela dan Lexio. Hanya tersisa Laudia dan juga Axele.Axele sebenarnya juga sudah mulai kepanasan di sana. Namun Laudia masih saja menangis diatas makam bapaknya. Tiba tiba, handphone Axele berbunyi, dan melihat nama my love di layar."Sofia. Dia pasti sudah marah sama aku. Karena dari kemarin aku tidak menghubunginya. Lebih baik aku angkat sedikit menjauh dari Laudia. Dia baru saja kehilangan bapaknya, dan aku tidak mau menambah kesedihannya," batin Axele."Laudia, aku mau angkat telpon sebentar ya," ucap Axele sembari menepuk bahu Laudia."Iya mas."Axele lalu mengangkat telpon dari kekasihnya setelah posisinya sedikit menjauh dari Laudia. Dan benar dugaannya, Sofia marah besar dengannya. Sofia mengira, jika Axele tengah bersenang-senang dengan istrinya sekarang dan mulai mel

  • Love Me Please, My Husband   Ada Aku Disini

    Sepulang dari rumah Pak Widodo, sama sekali tak ada pembicaraan antara Pak Edwin, Nyonya Mela dan Axele. Pak Edwin sengaja tidak memilih diam, karena ia tahu jika istri dan putranya masih kesal dengan keputusan yang ia ambil untuk mempercepat pernikahan.Setibanya di rumah, Axele langsung masuk ke dalam kamar. Padahal Lexio yang sedang berada di teras hendak menggoda kakaknya. Melihat ketegangan di wajah Axele, mama dan papanya, Lexio pun mengurungkan niatnya dan pergi menyusul ke kamar kakaknya.Tok..tok..tok.."Siapa?" ucap Axele."Aku kak," jawab Lexio."Masuk aja, gak aku kunci."Lexio lalu masuk ke kamar Axele setelah mendapat persetujuan dario pemilik kamar. Lexio dapat melihat kekecewaan dan kekesalan di wajah kakaknya yang sedang duduk di samping ranjang sambil menangkup wajah dengan kedua tangannya.Lexio lalu berbaring di atas ranjang kakaknya dengan tangan yang ia tindihi kepala sambil melihat dinding atap kamar.

  • Love Me Please, My Husband   Permintaan Axele

    Suara ketukan pintu sudah terdengar. Laudia bergegas membukakan pintu rumahnya. Dan tetap meminta bapaknya untuk menunggu mereka di ruang makan."Selamat malam nak. Kamu pasti Laudia ya," ujar Pak Edwin saat melihat ada gadis berpakaian sederhana di hadapannya."Iya om. Om temennya bapak ya? Mari om, tante, mas, silahkan masuk. Bapak sudah menunggu di ruang makan. Maaf ya kalau rumahnya kecil dan jelek," jawab Laudia."Terima kasih Laudia. Kamu jangan merendah seperti ini. Dulu rumah om jauh lebih tidak layak," ucap Pak Edwin.Laudia hanya menyunggingkan sedikit senyumannya. Lalu berjalan menuntun tiga tamu penting bapaknya kedalam rumah.Mata Nyonya Mela mengamati dari ujung rambut hingga ujung kaki Laudia. Dan matanya juga berkelana melihat ke seisi ruangan. Begitu juga Axele, matanya tak beralih memandangi punggung Laudia yang berjalan lebih dulu di hadapannya."Cih, apa dia gadis yang mau dijodohkan denganku? Papa ini gimana sih. Gadis b

  • Love Me Please, My Husband   Tidak Setuju

    Langit sudah berubah menjadi gelap. Tapi Laudia masih sibuk memasak di dapur. Memasak lebih banyak dari biasanya, membuat Laudia kewalahan karena tak ada yang membantu dirinya. Semua itu ia lakukan karena bapaknya bilang jika sahabat SMA nya akan datang kerumah mereka bersama dengan istri dan anaknya. "Laudia, kamu belum selesai masak ya?" tanya Pak Widodo sembari menengok makanan apa saja yang sedang di masak oleh putrinya. "Ini hampir selesai pak. Udah bapak duduk di ruang tamu aja ya sambil nungguin temen bapak." "Iya nak," jawab bapak singkat. Saat Pak Widodo hendak melangkah pergi, ia kembali membalikkan badannya. Lalu menatap mata Laudia penuh harap. "Laudia apa boleh bapak minta sesuatu dari kamu?" ucap bapak kembali. Laudia mematikan dulu api yang menyala di kompor. Dan kini ia berdiri menatap nanar mata bapaknya. "Bapak mau minta apa? Aku pasti penuhi permintaan bapak kok." Pak Widodo memegang kedua

  • Love Me Please, My Husband   Rencana Perjodohan

    Claudia Kirana Widodo, gadis berusia 20 tahun yang bekerja sebagai waitres di salah satu restoran ternama. Laudia nama sapaannya, adalah seorang anak tunggal yang harus bekerja keras demi membantu pengobatan sang ayah yang sekarang sering sakit-sakitan semenjak kematian ibunya satu tahun yang lalu.Laudia begitu sayang dengan ayahnya. Bahkan hampir tak pernah Laudia menolak apapun keinginan ayahnya."Laudia kamu nanti pulang kerja jam berapa?" tanya Pak Widodo saat melihat Laudia tengah bersiap berangkat kerja."Sore pak ,paling jam 4 aku udah sampai rumah," jawab Laudia sambil mencium punggung tangan ayahnya."Gak lembur kan nak?""Enggak pak. Memang ada apa pak?""Nanti kamu juga akan tahu."Laudia memicingkan sebelah matanya. Dirinya begitu penasaran dengan teka teki dari ayahnya barusan. Namun saat melihat jam di dinding, Laudia bergegas pergi bekerja sebelum dia terlambat yang konsekuensinya nanti uang tips bulanannya akan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status