Home / Romansa / Love Me Please, My Husband / Rencana Perjodohan

Share

Love Me Please, My Husband
Love Me Please, My Husband
Author: Cintya Devi

Rencana Perjodohan

Author: Cintya Devi
last update Last Updated: 2021-07-27 10:52:11

Claudia Kirana Widodo, gadis berusia 20 tahun yang bekerja sebagai waitres di salah satu restoran ternama. Laudia nama sapaannya, adalah seorang anak tunggal yang harus bekerja keras demi membantu pengobatan sang ayah yang sekarang sering sakit-sakitan semenjak kematian ibunya satu tahun yang lalu.

Laudia begitu sayang dengan ayahnya. Bahkan hampir  tak pernah Laudia menolak apapun keinginan ayahnya.

"Laudia kamu nanti pulang kerja jam berapa?" tanya Pak Widodo saat melihat Laudia tengah bersiap berangkat kerja.

"Sore pak ,paling jam 4 aku udah sampai rumah," jawab Laudia sambil mencium punggung tangan ayahnya.

"Gak lembur kan nak?"

"Enggak pak. Memang ada apa pak?"

"Nanti kamu juga akan tahu."

Laudia memicingkan sebelah matanya. Dirinya begitu penasaran dengan teka teki dari ayahnya barusan. Namun saat melihat jam di dinding, Laudia bergegas pergi bekerja sebelum dia terlambat yang konsekuensinya nanti uang tips bulanannya akan di potong.

"Issh bapak pakai main teka teki silang. Sekarang Laudia pamit kerja dulu ya pak. Assalamualaikum," ucap Laudia.

"Walaikumsalam. Hati hati di jalan Laudia."

"Iya pak," Laudia berteriak dari pintu luar.

Sesaat setelah Laudia pergi, Pak Widodo menghubungi seseorang yang tak lain sahabat semasa sekolahnya dulu.

"Hallo Win, nanti kamu jadi kemari bukan?" ucap Pak Widodo.

"Jadilah Wid. Nanti akan aku ajak istri dan anakku ke rumah kamu."

"Baiklah aku tunggu. Tapi apa kamu yakin ingin menjodohkan anak kita? Kamu tahu kan, aku ini orang gak punya. Gak pantas jika aku berbesanan dengan kamu seorang pengusaha kaya raya."

"Haissh..Kamu bilang apa sih Wid. Kamu lupa ,dulu aku juga orang gak punya. Dan saat aku bisa jajan kamu selalu mentraktirku dan selalu membagi apa yang kamu punya denganku. Aku tal lupa semua itu Wid."

"Tapi Win, kalau anak kamu menolak perjodohan ini bagaimana?"

"Tidak akan. Terus kalau anak kamu yang menolak bagaimana?" tanya Pak Edwin balik.

"Tidak akan juga. Karna Laudia tidak pernah menolak keinginanku."

"Bagus deh kalau begitu. Nanti malam aku ke rumahmu. Aku sudah tidak sabar ingin menikahkan putraku dengan putrimu. Aku yakin Axele akan terpesona dengan kecantikan putrimu Wid."

"Arghh kamu terlalu berlebihan memuji Laudia."

"Apanya yang berlebihan, itu faktanya Wid. Eh sudah dulu ya, aku mau ada meeting bersama klien. Nanti malam kami pasti datang tepat waktu."

"Oke Win aku tunggu kedatangan kalian."

Setelah menutup telpon, Pak Widodo memandang foto Laudia di ponselnya. Ia mengusap usap layar ponselnya sambil menitihkan air mata.

"Bapak harap setelah kamu menikah dengan putranya Edwin, hidup kamu tidak lagi susah nak. Dan kamu tidak perlu bekerja terlalu keras, karna suami kamu pasti akan memenuhi semua kebutuhan kamu. Bapak hanya ingin yang terbaik untuk kamu," batin Pak Widodo.

Di Perusahaan Winsel Aditama Group ..

Pak Edwin masuk ke ruang kerja Axele dan kebetulan disana ia melihat putranya sedang menelpon seseorang.

"Nanti aku telpon lagi ya baby," lirih Axele pelan lalu dengan segera ia mematikan panggilannya dengan Sofia, pacarnya.

Axele bergegas berdiri. Menghampiri papanya yang baru saja melangkah masuk kedalam ruang kerjanya.

"Ada apa pah ,kok tumben sampai datang kemari. Kenapa gak minta Axele untuk ke ruang kerja papa?" tanya Axele.

"Duduklah Xel, ada yang ingin papa bicarakan sama kamu."

Axele mengeryitkan dahinya sambil menaikkan satu alisnya. "Bicara soal apa pah?" Axele mulai penasaran. Papanya yang memasang wajah serius, membuat Axele malah bingung sendiri.

"Duduk dulu lah Xel. Masak mau bicara sambil berdiri?" titah Pak Edwin.

"Iya pah."

Sesaat kemudian Axele duduk disamping papanya. Mulutnya masih tertutup rapat, tak berani mendesak papanya untuk memulai pembicaraan.

Pak Edwin menyilakan sebelah kakinya ke atas dengan tangan mengelus elus dagunya.

"Xel, tahun ini usia kamu berapa?"

"Masuk 29 pah."

Pak Edwin hanya manggut manggut. "Kamu anak nomor berapa?"

"Satu lah lah. Kan anak papa cuma ada dua. Axele dan Lexio. Ada apa sih pah ,kok malah muter muter gini. Langsung aja deh ke intinya," sewot Axele. Dia sudah tahu, pasti papanya akan menanyakan tentang rencana pernikahannya.

Pak Edwin kembali mengangguk-anggukan kepalanya. "Xel, papa ingin kamu menikah."

Axele mendengus kesal. Tebakannya benar kan, jika papanya akan menanyakan hal itu kembali.

"Pah, tapi kan Axele dan Sofia..," belum sempat Axele memberi penjelasan, papanya langsung memberi pernyataan.

"Papa akan menjodohkan kamu dengan anak sahabat papa."

Duerr...

Axele seperti tersambar petir di siang bolong. Tentu ,dengan tegas Axele langsung menolak rencana papanya. Pertama ini sudah tahun milenial, bukan lagi Siti Nurbaya. Gak jaman lagi buat jodoh jodohan. Kedua, Axele sudah punya Sofia. Mana bisa ia meninggalkan Sofia begitu saja. Mendapatkannya saja butuh waktu berapa tahun, dan sekarang dia harus melepaskannya begitu saja. Oh tentu tidak bisa. Pikirnya.

"Gak pah, Axele gak mau. Lagian Axele sudah punya Sofia," bentak Axele.

Plokk...Plokk..Plokkk..

"Cih, Sofia?" Pak Edwin memasang senyuman masam kearah Axele, lalu kembali melanjutkan ucapannya.

"Berani kamu menolak keinginan papamu Axele?" ucapnya.

"Ya tentu pah. Karna Axele bukan lagi anak kecil yang masih bisa papa atur."

"Oh jadi kamu sudah merasa dewasa?" Pak Edwin menatap sinis putranya dengan sedikit senyum getir ia pasang di bibirnya.

"Ya jelaslah. Umur Axele hampir 29. Itu tandanya Axele sudah cukup dewasa untuk menentukan apa yang baik untuk Axele dan apa yang tidak," jawab Axele ketus.

"Oke ,no problem. Jika itu mau kamu, biar nanti Lexio yang menggantikan perjodohan dengan anak sahabat papa. Tapi jangan salahkan papa jika hanya ada nama Lexio di dalam hak waris nantinya."

Glek...

Nafas Axele mulai naik turun. Tangannya juga mengepal. Amarah pada papanya semakin meluap. Papanya selalu begini, tak pernah bisa berubah. Ketika ia menginginkan sesuatu, pasti itu harus tercapai.

"Papa rasa sudah tidak ada yang perlu papa bicarakan dengan kamu disini. Nanti papa akan telpon Lexio jika sudah pulang dari kampus. Dan papa akan minta dia untuk menikah dengan anak sahabat papa itu," ucap Pak Edwin.

Axele di buat bingung dengan keadaan ini. Ia tak mau menyakiti hati wanita yang sudah susah payah dapatkan selama ini. Tapi jika ia menolak, sudah di pastikan Axele tidak akan mendapat sepeser pun uang dari papanya. Axele tahu betul gimana sifat papanya. Sekali bilang itu ya itu. Tidak akan pernah dirubah lagi.

"Arghhh..,". Axele mengacak kasar rambutnya. Frustasi sendiri memikirkan permintaan papanya.

"Pah tunggu pah," seru Axele.

Pak Edwin menyunggingkan senyuman liciknya saat memunggungi tubuh Axele. Dan sesaat ia kembali membalikan badan.

"Ada apa Axele?" Pak Edwin menaikkan sebelah alisnya.  Pura pura tidak tahu alasan Axele memanggilnya kembali.

"Oke oke. Axele mau menerima perjodohan ini," ucap Axele terpaksa.

Pak Edwin begitu senang mendengar ucapan Axele. Ia pun langsung memeluk tubuh Axele sambil mengelus elus punggungnya."

Nah, ini baru anak papa. Nanti malam kita ke rumah calon istrimu ya Xel," ucapnya kembali.

"Hmmm. Terserah papalah. Axele nurut," jawab Axele sambil memutar kedua bola matanya.

Related chapters

  • Love Me Please, My Husband   Tidak Setuju

    Langit sudah berubah menjadi gelap. Tapi Laudia masih sibuk memasak di dapur. Memasak lebih banyak dari biasanya, membuat Laudia kewalahan karena tak ada yang membantu dirinya. Semua itu ia lakukan karena bapaknya bilang jika sahabat SMA nya akan datang kerumah mereka bersama dengan istri dan anaknya. "Laudia, kamu belum selesai masak ya?" tanya Pak Widodo sembari menengok makanan apa saja yang sedang di masak oleh putrinya. "Ini hampir selesai pak. Udah bapak duduk di ruang tamu aja ya sambil nungguin temen bapak." "Iya nak," jawab bapak singkat. Saat Pak Widodo hendak melangkah pergi, ia kembali membalikkan badannya. Lalu menatap mata Laudia penuh harap. "Laudia apa boleh bapak minta sesuatu dari kamu?" ucap bapak kembali. Laudia mematikan dulu api yang menyala di kompor. Dan kini ia berdiri menatap nanar mata bapaknya. "Bapak mau minta apa? Aku pasti penuhi permintaan bapak kok." Pak Widodo memegang kedua

    Last Updated : 2021-07-27
  • Love Me Please, My Husband   Permintaan Axele

    Suara ketukan pintu sudah terdengar. Laudia bergegas membukakan pintu rumahnya. Dan tetap meminta bapaknya untuk menunggu mereka di ruang makan."Selamat malam nak. Kamu pasti Laudia ya," ujar Pak Edwin saat melihat ada gadis berpakaian sederhana di hadapannya."Iya om. Om temennya bapak ya? Mari om, tante, mas, silahkan masuk. Bapak sudah menunggu di ruang makan. Maaf ya kalau rumahnya kecil dan jelek," jawab Laudia."Terima kasih Laudia. Kamu jangan merendah seperti ini. Dulu rumah om jauh lebih tidak layak," ucap Pak Edwin.Laudia hanya menyunggingkan sedikit senyumannya. Lalu berjalan menuntun tiga tamu penting bapaknya kedalam rumah.Mata Nyonya Mela mengamati dari ujung rambut hingga ujung kaki Laudia. Dan matanya juga berkelana melihat ke seisi ruangan. Begitu juga Axele, matanya tak beralih memandangi punggung Laudia yang berjalan lebih dulu di hadapannya."Cih, apa dia gadis yang mau dijodohkan denganku? Papa ini gimana sih. Gadis b

    Last Updated : 2021-07-27
  • Love Me Please, My Husband   Ada Aku Disini

    Sepulang dari rumah Pak Widodo, sama sekali tak ada pembicaraan antara Pak Edwin, Nyonya Mela dan Axele. Pak Edwin sengaja tidak memilih diam, karena ia tahu jika istri dan putranya masih kesal dengan keputusan yang ia ambil untuk mempercepat pernikahan.Setibanya di rumah, Axele langsung masuk ke dalam kamar. Padahal Lexio yang sedang berada di teras hendak menggoda kakaknya. Melihat ketegangan di wajah Axele, mama dan papanya, Lexio pun mengurungkan niatnya dan pergi menyusul ke kamar kakaknya.Tok..tok..tok.."Siapa?" ucap Axele."Aku kak," jawab Lexio."Masuk aja, gak aku kunci."Lexio lalu masuk ke kamar Axele setelah mendapat persetujuan dario pemilik kamar. Lexio dapat melihat kekecewaan dan kekesalan di wajah kakaknya yang sedang duduk di samping ranjang sambil menangkup wajah dengan kedua tangannya.Lexio lalu berbaring di atas ranjang kakaknya dengan tangan yang ia tindihi kepala sambil melihat dinding atap kamar.

    Last Updated : 2021-07-27
  • Love Me Please, My Husband   Keterlaluan

    Acara pemakaman nampak haru. Laudia masih enggan untuk diajak pulang. Hampir semua pelayat sudah meninggalkan area pemakaman. Begitu juga dengan Pak Edwin, Nyonya Mela dan Lexio. Hanya tersisa Laudia dan juga Axele.Axele sebenarnya juga sudah mulai kepanasan di sana. Namun Laudia masih saja menangis diatas makam bapaknya. Tiba tiba, handphone Axele berbunyi, dan melihat nama my love di layar."Sofia. Dia pasti sudah marah sama aku. Karena dari kemarin aku tidak menghubunginya. Lebih baik aku angkat sedikit menjauh dari Laudia. Dia baru saja kehilangan bapaknya, dan aku tidak mau menambah kesedihannya," batin Axele."Laudia, aku mau angkat telpon sebentar ya," ucap Axele sembari menepuk bahu Laudia."Iya mas."Axele lalu mengangkat telpon dari kekasihnya setelah posisinya sedikit menjauh dari Laudia. Dan benar dugaannya, Sofia marah besar dengannya. Sofia mengira, jika Axele tengah bersenang-senang dengan istrinya sekarang dan mulai mel

    Last Updated : 2021-07-27
  • Love Me Please, My Husband   Pernikahan Apa Ini ?

    30 Menit berlalu. Sambil menunggu Axele, Lexio dan Laudia berbincang-bincang di ruang tamu. Sesekali mereka juga bersandau gurau bersama tanpa ada rasa canggung meski baru beberapa kali bertemu.Ditengah candaan mereka, terdengar ada suara mobil berhenti di depan rumah. Dengan segera Laudia berlari keluar, sesaat saat tahu jika mobil suaminya yang datang."Lexi, sepertinya itu Mas Axele," ucap Laudia."Iya Laudia. Itu mobil Kak Axele.""Yaudah aku keluar dulu ya.""Iya."Laudia langsung menyambut kedatangan Axele yang sedari tadi sudah ia tunggu."Mas, kamu pasti lelah ya? Mau aku buatkan teh hangat dulu?" ucap Laudia."Gak usah. Apa Lexio masih ada di sini?""Masih mas. Dia sedang menunggu kamu di dalam.""Oh," jawab Axele. "Laudia aku bisa minta tolong sama kamu?" ujarnya lagi."Minta tolong apa mas? Mas mau aku siapkan air hangat untuk mandi?""Bukan. Aku minta tolong, jika sampai rumah nanti jang

    Last Updated : 2021-07-28
  • Love Me Please, My Husband   Hadiah Dari Papa

    Mobil Axele mulai memasuki halaman rumah. Dan kedua mata Laudia memandang takjub melihat rumah mewah papa mertuanya."Mas, ini rumah kamu?" ujar Laudia lirih."Iya. Aku tahu kamu pasti kagum dan terkejut bukan melihat rumah papa.""It--itu mas. Aku hanya.."Sambil tertawa, Axele langsung menyela perkataan Laudia."Tidak perlu kamu jawab, aku sudah tahu jawabannya. Dari awal menikah, kamu pasti sudah bahagia bisa bersanding dengan anak pengusaha terkenal dan kaya kayak aku. Sudah ayo turun, dan ingat jangan bilang apapun pada papa dan mama soal Sofia. Kamu mengerti Laudia?"Laudia hanya mengangguk sambil menahan air yang hampir jatuh dari kedua kelopak matanya."Iya mas aku mengerti.""Bagus. Aku senang karena kamu mau mengikuti keinginanku," ucap Axele sambil mengelus-elus pucuk rambut Laudia.Saat Axele keluar, pecah sudah tangis Laudia. Mengapa nasibnya menjadi wanita yang tersakiti. Menikah karena perjodohan, mencinta

    Last Updated : 2021-08-04
  • Love Me Please, My Husband   Wanita Cengeng

    Merasa sudah selesai makan, Axele berpamitan pada keluarganya dan mengajak Laudia untuk masuk ke dalam kamar. Ia merasa sudah lelah bersandiwara di depan papanya."Pah, mah, Axele sama Laudia mau istirahat dulu ya," pamit Axele."Iya Axele, silahkan. Papa juga tahu apa yang sedang ada dalam pikiran kamu. Kamu pasti sudah tidak sabar kan menjalankan kewajiban kamu?" goda Pak Edwin yang hanya di balas oleh senyum masam dari bibir putranya."Pah, Mah, Lexio, Laudia pamit ke kamar dulu ya," sahut Laudia."Iya Laudia," jawab Lexio."Iya nak. Tolong segera kasih papa cucu ya nak," pesan Pak Edwin yang juga hanya di jawab dengan senyuman oleh LaudiaSesampainya di dalam kamar, Axele meluapkan emosinya. Ia membuang seluruh benda yang berada di dekatnya."Arghh..., apa-apaan ini. Aku tidak sudi berangkat bulan madu dengan kamu!!" seru Axcel sambil melempar amplop putih pemberian papanya ke wajah Laudia.Tubuh Laudia mulai gemetar, ia ta

    Last Updated : 2021-09-13

Latest chapter

  • Love Me Please, My Husband   Wanita Cengeng

    Merasa sudah selesai makan, Axele berpamitan pada keluarganya dan mengajak Laudia untuk masuk ke dalam kamar. Ia merasa sudah lelah bersandiwara di depan papanya."Pah, mah, Axele sama Laudia mau istirahat dulu ya," pamit Axele."Iya Axele, silahkan. Papa juga tahu apa yang sedang ada dalam pikiran kamu. Kamu pasti sudah tidak sabar kan menjalankan kewajiban kamu?" goda Pak Edwin yang hanya di balas oleh senyum masam dari bibir putranya."Pah, Mah, Lexio, Laudia pamit ke kamar dulu ya," sahut Laudia."Iya Laudia," jawab Lexio."Iya nak. Tolong segera kasih papa cucu ya nak," pesan Pak Edwin yang juga hanya di jawab dengan senyuman oleh LaudiaSesampainya di dalam kamar, Axele meluapkan emosinya. Ia membuang seluruh benda yang berada di dekatnya."Arghh..., apa-apaan ini. Aku tidak sudi berangkat bulan madu dengan kamu!!" seru Axcel sambil melempar amplop putih pemberian papanya ke wajah Laudia.Tubuh Laudia mulai gemetar, ia ta

  • Love Me Please, My Husband   Hadiah Dari Papa

    Mobil Axele mulai memasuki halaman rumah. Dan kedua mata Laudia memandang takjub melihat rumah mewah papa mertuanya."Mas, ini rumah kamu?" ujar Laudia lirih."Iya. Aku tahu kamu pasti kagum dan terkejut bukan melihat rumah papa.""It--itu mas. Aku hanya.."Sambil tertawa, Axele langsung menyela perkataan Laudia."Tidak perlu kamu jawab, aku sudah tahu jawabannya. Dari awal menikah, kamu pasti sudah bahagia bisa bersanding dengan anak pengusaha terkenal dan kaya kayak aku. Sudah ayo turun, dan ingat jangan bilang apapun pada papa dan mama soal Sofia. Kamu mengerti Laudia?"Laudia hanya mengangguk sambil menahan air yang hampir jatuh dari kedua kelopak matanya."Iya mas aku mengerti.""Bagus. Aku senang karena kamu mau mengikuti keinginanku," ucap Axele sambil mengelus-elus pucuk rambut Laudia.Saat Axele keluar, pecah sudah tangis Laudia. Mengapa nasibnya menjadi wanita yang tersakiti. Menikah karena perjodohan, mencinta

  • Love Me Please, My Husband   Pernikahan Apa Ini ?

    30 Menit berlalu. Sambil menunggu Axele, Lexio dan Laudia berbincang-bincang di ruang tamu. Sesekali mereka juga bersandau gurau bersama tanpa ada rasa canggung meski baru beberapa kali bertemu.Ditengah candaan mereka, terdengar ada suara mobil berhenti di depan rumah. Dengan segera Laudia berlari keluar, sesaat saat tahu jika mobil suaminya yang datang."Lexi, sepertinya itu Mas Axele," ucap Laudia."Iya Laudia. Itu mobil Kak Axele.""Yaudah aku keluar dulu ya.""Iya."Laudia langsung menyambut kedatangan Axele yang sedari tadi sudah ia tunggu."Mas, kamu pasti lelah ya? Mau aku buatkan teh hangat dulu?" ucap Laudia."Gak usah. Apa Lexio masih ada di sini?""Masih mas. Dia sedang menunggu kamu di dalam.""Oh," jawab Axele. "Laudia aku bisa minta tolong sama kamu?" ujarnya lagi."Minta tolong apa mas? Mas mau aku siapkan air hangat untuk mandi?""Bukan. Aku minta tolong, jika sampai rumah nanti jang

  • Love Me Please, My Husband   Keterlaluan

    Acara pemakaman nampak haru. Laudia masih enggan untuk diajak pulang. Hampir semua pelayat sudah meninggalkan area pemakaman. Begitu juga dengan Pak Edwin, Nyonya Mela dan Lexio. Hanya tersisa Laudia dan juga Axele.Axele sebenarnya juga sudah mulai kepanasan di sana. Namun Laudia masih saja menangis diatas makam bapaknya. Tiba tiba, handphone Axele berbunyi, dan melihat nama my love di layar."Sofia. Dia pasti sudah marah sama aku. Karena dari kemarin aku tidak menghubunginya. Lebih baik aku angkat sedikit menjauh dari Laudia. Dia baru saja kehilangan bapaknya, dan aku tidak mau menambah kesedihannya," batin Axele."Laudia, aku mau angkat telpon sebentar ya," ucap Axele sembari menepuk bahu Laudia."Iya mas."Axele lalu mengangkat telpon dari kekasihnya setelah posisinya sedikit menjauh dari Laudia. Dan benar dugaannya, Sofia marah besar dengannya. Sofia mengira, jika Axele tengah bersenang-senang dengan istrinya sekarang dan mulai mel

  • Love Me Please, My Husband   Ada Aku Disini

    Sepulang dari rumah Pak Widodo, sama sekali tak ada pembicaraan antara Pak Edwin, Nyonya Mela dan Axele. Pak Edwin sengaja tidak memilih diam, karena ia tahu jika istri dan putranya masih kesal dengan keputusan yang ia ambil untuk mempercepat pernikahan.Setibanya di rumah, Axele langsung masuk ke dalam kamar. Padahal Lexio yang sedang berada di teras hendak menggoda kakaknya. Melihat ketegangan di wajah Axele, mama dan papanya, Lexio pun mengurungkan niatnya dan pergi menyusul ke kamar kakaknya.Tok..tok..tok.."Siapa?" ucap Axele."Aku kak," jawab Lexio."Masuk aja, gak aku kunci."Lexio lalu masuk ke kamar Axele setelah mendapat persetujuan dario pemilik kamar. Lexio dapat melihat kekecewaan dan kekesalan di wajah kakaknya yang sedang duduk di samping ranjang sambil menangkup wajah dengan kedua tangannya.Lexio lalu berbaring di atas ranjang kakaknya dengan tangan yang ia tindihi kepala sambil melihat dinding atap kamar.

  • Love Me Please, My Husband   Permintaan Axele

    Suara ketukan pintu sudah terdengar. Laudia bergegas membukakan pintu rumahnya. Dan tetap meminta bapaknya untuk menunggu mereka di ruang makan."Selamat malam nak. Kamu pasti Laudia ya," ujar Pak Edwin saat melihat ada gadis berpakaian sederhana di hadapannya."Iya om. Om temennya bapak ya? Mari om, tante, mas, silahkan masuk. Bapak sudah menunggu di ruang makan. Maaf ya kalau rumahnya kecil dan jelek," jawab Laudia."Terima kasih Laudia. Kamu jangan merendah seperti ini. Dulu rumah om jauh lebih tidak layak," ucap Pak Edwin.Laudia hanya menyunggingkan sedikit senyumannya. Lalu berjalan menuntun tiga tamu penting bapaknya kedalam rumah.Mata Nyonya Mela mengamati dari ujung rambut hingga ujung kaki Laudia. Dan matanya juga berkelana melihat ke seisi ruangan. Begitu juga Axele, matanya tak beralih memandangi punggung Laudia yang berjalan lebih dulu di hadapannya."Cih, apa dia gadis yang mau dijodohkan denganku? Papa ini gimana sih. Gadis b

  • Love Me Please, My Husband   Tidak Setuju

    Langit sudah berubah menjadi gelap. Tapi Laudia masih sibuk memasak di dapur. Memasak lebih banyak dari biasanya, membuat Laudia kewalahan karena tak ada yang membantu dirinya. Semua itu ia lakukan karena bapaknya bilang jika sahabat SMA nya akan datang kerumah mereka bersama dengan istri dan anaknya. "Laudia, kamu belum selesai masak ya?" tanya Pak Widodo sembari menengok makanan apa saja yang sedang di masak oleh putrinya. "Ini hampir selesai pak. Udah bapak duduk di ruang tamu aja ya sambil nungguin temen bapak." "Iya nak," jawab bapak singkat. Saat Pak Widodo hendak melangkah pergi, ia kembali membalikkan badannya. Lalu menatap mata Laudia penuh harap. "Laudia apa boleh bapak minta sesuatu dari kamu?" ucap bapak kembali. Laudia mematikan dulu api yang menyala di kompor. Dan kini ia berdiri menatap nanar mata bapaknya. "Bapak mau minta apa? Aku pasti penuhi permintaan bapak kok." Pak Widodo memegang kedua

  • Love Me Please, My Husband   Rencana Perjodohan

    Claudia Kirana Widodo, gadis berusia 20 tahun yang bekerja sebagai waitres di salah satu restoran ternama. Laudia nama sapaannya, adalah seorang anak tunggal yang harus bekerja keras demi membantu pengobatan sang ayah yang sekarang sering sakit-sakitan semenjak kematian ibunya satu tahun yang lalu.Laudia begitu sayang dengan ayahnya. Bahkan hampir tak pernah Laudia menolak apapun keinginan ayahnya."Laudia kamu nanti pulang kerja jam berapa?" tanya Pak Widodo saat melihat Laudia tengah bersiap berangkat kerja."Sore pak ,paling jam 4 aku udah sampai rumah," jawab Laudia sambil mencium punggung tangan ayahnya."Gak lembur kan nak?""Enggak pak. Memang ada apa pak?""Nanti kamu juga akan tahu."Laudia memicingkan sebelah matanya. Dirinya begitu penasaran dengan teka teki dari ayahnya barusan. Namun saat melihat jam di dinding, Laudia bergegas pergi bekerja sebelum dia terlambat yang konsekuensinya nanti uang tips bulanannya akan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status