Share

Bab 2

Author: Rara Qumaira
last update Last Updated: 2025-01-13 16:00:40

BAB 2

FAKTA YANG TERUNGKAP

"Oke, aku akan mintakan alamatnya. Kamu jangan khawatir, aku pasti akan nemenin kamu!" ujar Dista seraya menggenggam jemari sahabatnya tersebut.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya mereka bisa mendapatkan alamat lokasinya. Tak menunggu lama, mereka pun segera meluncur menuju lokasi.

"Lis, kamu gak papa?" tanya Dista cemas. Lisa hanya bisa menggelengkan kepalanya. Bukan karena hatinya baik-baik saja, namun dia berusaha menguatkan dirinya sebelum semuanya terbukti.

'Semoga dugaanku salah. Tidak mungkin Mas Farhan tega melakukan semua ini,' harap Lisa dalam hati. Meskipun foto yang dilihatnya cukup jelas, namun dia masih berharap jika semua itu tidak benar.

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, mobil yang dikendarai Dista memasuki halaman sebuah rumah yang cukup mewah di sebuah perumahan elite. Dengan hati berdebar, Lisa melangkah masuk.

Perlahan, Lisa memasuki ruangan tempat diadakannya acara. Dari kejauhan, dia bisa melihat sang suami tengah bercengkrama bersama beberapa orang dengan seorang wanita muda yang menggandeng lengannya mesra.

Lisa terpaku di tempatnya. Air mata yang sejak tadi berusaha dia tahan, akhirnya luruh juga. Merasa ada yang memperhatikan, Farhan menoleh seketika.

"Lisa," ujarnya lirih, namun mampu mengalihkan perhatian beberapa orang di sekitarnya. Serempak, mereka menoleh dan menatap Lisa yang masih terpaku di tempatnya.

"Mas, apa maksud semua ini?" tanya Lisa seraya menatap sang suami nanar.

"Li—Lisa, aku bisa jelaskan!" ujar Farhan gugup.

"Tidak perlu, biar Mama yang jelaskan!" sahut mertua Lisa.

"Ma!" seru Farhan. Sayangnya, Arum tak mengindahkan seruan putranya.

"Seperti yang kamu lihat, hari ini putraku bertunangan dengan wanita yang jelas sepadan dengan kami, dan tentu saja tidak mandul seperti kamu," ujar wanita paruh baya tersebut.

"Ma!" seru Farhan frustasi.

"Sayang, tolong jangan dengarkan Mama. Sebaiknya kamu pulang dulu ya, nanti aku nyusul. Aku jelaskan di rumah!" pinta Farhan.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, Farhan. Dia setuju atau tidak, kamu akan tetap menikah dengan Sonya bulan depan," ujar Arum dengan tegas.

"Mas, jadi semua ini benar? Aku benar-benar tidak menyangka kamu tega melakukannya, Mas. Kamu bilang kamu akan setia sama aku, kamu bilang kita akan menghadapi masalah ini sama-sama, tapi mana buktinya? Kamu sudah menghianati aku, Mas," seru Lisa tidak terima.

“Sayang … tolong jangan seperti ini! Malu dilihat orang. Aku janji setelah ini akan segera pulang, kita bicara di rumah ya,” ujar Farhan dengan lembut.

“Dis, tolong ajak Lisa pulang ya!” pinta Farhan dengan tatapan menghiba.

“Jadi ini istrimu yang mandul itu, Mas?” ujar seorang wanita cantik yang sejak tadi bergelayut manja di lengan Farhan.

“Sonya, jaga bicaramu!” ujar Farhan dengan tegas.

“Mas, kamu tega bentak aku demi wanita mandul ini?” ujar Sonya tidak terima.

“Sonya, aku mohon mengertilah!” ujar Farhan frustasi.

“Kamu pergilah dulu, aku harus bicara dengan istriku,” ujar Farhan.

“Gak, aku mau tetap disini. Lagipula, bukankah kita butuh tandatangannya untuk pernikahan kita nantinya? Jadi sekalian saja minta izin,” ujar Sonya dengan pongahnya.

“Benar yang dikatakan oleh Sonya. Lisa, Farhan butuh tanda tangan izinmu untuk menikah lagi. Jadi, Mama harap kamu tidak mempersulitnya,” ujar Arum.

“Ma, aku bisa bicara sendiri dengan Lisa,”ujar Farhan yang mulai frustasi.

“Kami harus memastikan kalau dia setuju dengan pernikahan kita,” sahut Sonya.

“Cukup!” seru Lisa. Dia benar-benar geram mendengar perdebatan mereka.

“Mas, ini tidak benar kan?’ tanya Lisa lirih.

“Sayang … maafkan aku! Aku terpaksa melakukannya,” sahut Farhan. Lisa membekap mulutnya seketika. Tangis yang sedari tadi berusaha dia tahan, kini mulai pecah. Tubuhnya limbung hingga terduduk di lantai.

“Sayang!” seru Farhan berusaha menahan tubuh sang istri, namun dengan tegas Lisa menghempaskan tangannya.

“Tega kamu, Mas. Aku benar-benar kecewa sama kamu!” ujar Lisa seraya tergugu.

“Sayang, ini semua demi kebaikan kita. Lagipula, saat kami nanti punya anak, anak itu nanti juga akan menjadi anak kamu juga. Kita akan merawatnya sama-sama,” ujar Farhan dengan lembut. Spontan, Lisa menggelengkan kepalanya.

“Sayang … aku mohon, izinkan aku menikah lagi, demi kebaikan kita semua!” pinta Farhan.

“Demi kebaikan kita? Tidak, Mas. Itu hanya demi kebaikanmu dan mamamu saja,” sahut Lisa tidak terima.

“Sudahlah, tidak perlu banyak bicara. Kamu harus mengizinkan Farhan menikah lagi kalau tidak mau diceraikan,” cecar Arum. Perlahan, Lisa menghapus air matanya dengan kasar, lalu bangkit dari posisinya, kemudia menatap sang suami dengan tatapan menghunus.

“Lebih aku diceraikan dari pada dimadu,” ujar Lisa tegas.

“Sayang, jangan bicara seperti itu,” sahut Farhan.

“Ceraikan aku, Mas. Setelah ini, kamu bebas menikah dengan siapapun,” ujar Lisa.

“Sayang!” seru Farhan tidak terima.

“Farhan, cepat jatuhkan talak pada wanita mandul ini. Mama tidak terima jika sampai pernikahanmu dengan Sonya sampai gagal,” ujar Arum. Farhan terpaku di tempatnya. Di tatapnya sang istri dengan lembut dan menghiba, memohon dengan tatapannya agar dia membatalkan permintaannya.

“Mas, cepat jatuhkan talak, biar urusannya cepat selesai,” sahut Sonya. Farhan menghembuskan nafas panjang beberapa kali sebelum mengatakan kalimatnya.

“Sayang … tolong cabut permintaanmu. Ayo kita besarkan anak kami sama-sama,” pinta Farhan sekali lagi.

“Gak, Mas. Aku tidak mau dimadu. Kamu harus memilih salah satu di antara kami,” sahut Lisa dengan tegas. Dia berusaha menahan air matanya agar tidak kembali terjatuh dan menetes.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 3

    BAB 3TALAK“Lisa Anindya Yudhistira, dengan ini aku jatuhkan talak padamu. Mulai hari ini, kamu bukan istriku lagi,” ujar Farhan. Tanpa sadar, setitik air mata menetes di pipinya.“Terima kasih, Mas. Semoga kalian bahagia!” Usai mengatakan hal itu, Lisa segera berbalik dan meninggalkan tempat tersebut.Sesampainya di mobil Dista, tangis yang sejak tadi berusaha dia tahan, kini kembali pecah. Tanpa berkata apa-apa, Dista membawa sahabatnya tersebut ke dalam pelukannya. Dia sadar, saat ini sahabatnya tidak butuh kata-kata manis untuk menenangkan dirinya. Yang dia butuhkan hanyalah bahu untuk bersandar.“Sudah agak enakan?” tanya Dista tiga puluh menit kemudian setelah Lisa melepaskan pelukannya. Dengan sisa-sisa isak tangisnya, Lisa pun menganggukkan kepalanya.“Apa rencanamu sekarang?” tanya Dista.“Aku akan pergi, Dis,” ujar Lisa lirih.“Kemana?”“Entahlah, yang jelas aku ingin menjauh dari tempat ini,” sahut Lisa seraya menerawang.“Oke, sebagai langkah pertama, aku akan nemenin ka

    Last Updated : 2025-01-13
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 4

    BAB 4RAHASIA TERSEMBUNYI“Dari mana?” tanya Sesil, rekan kerja Lisa satu ruangan.“Dari toilet,” sahut Lisa seraya menjatuhkan bobotnya di kursi.“Kamu habis nangis? Kok sembab gitu?” tanya Sesil penuh selidik.“Masak sih?” tanya Lisa panik. Spontan dia segera membuka tasnya dan mengambil cermin mini yang biasa dia bawa. Sesil terkekeh geli melihat kepanikan sahabatnya tersebut.“Ish, kamu ini. Ngagetin aja!” protes Lisa seraya mengerucutkan bibirnya. Bukannya merasa bersalah, Sesil justru semakin terbahak melihat kekesalan sahabatnya tersebut.“Ayo, yang lain udah jalan tuh!” ajak Sesil.“Kemana?” tanya Lisa heran.“Lha, kamu gak lihat pengumuman di grup?” tanya Sesil balik. Spontan, Lisa menggelengkan kepalanya lengkap dengan ekspresi bengongnya.“Ya Tuhan … Lisa sayang, punya ponsel itu dibuka ya. Jangan dianggurin doang. Heran deh, kamu ini manusia zaman kapan sih? Kayak gak ada butuh-butuhnya sama ponsel,” cerocos sahabat Lisa tersebut. Hampir setiap ada pengumuman, Lisa selalu

    Last Updated : 2025-01-13
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 5

    BAB 5PERTEMUAN TAK TERDUGALisa melajukan motornya dengan tenang. Sebelum tiba di rumah, dia menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan rumah dan beberapa macam camilan. Setelah selesai, dia pun segera meluncur ke rumahnya. Tanpa dia sadari, sebuah mobil mengikutinya dan berhenti tidak jauh dari rumahnya.“Lisa!” Sebuah seruan dari arah depan rumah, mengalihkan perhatian Lisa yang hendak masuk ke dalam rumah usai memarkirkan motornya. Merasa familiar dengan suara tersebut, Lisa pun segera berbalik. Mata Lisa membeliak menatap sosok yang tengah berdiri di depannya tersebut.Tubuh Lisa membeku seketika. Untuk beberapa lama, Lisa hanya terpaku di tempatnya seraya menatap wanita paruh baya yang tengah melangkah menghampirinya tersebut.“Jadi ini benar kamu?” ujar wanita paruh baya tersebut. Sebuah pertanyaan yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena dia sendiri sudah mendapatkannya. Wanita paruh baya tersebut menatap Lisa dari atas hingga kebawah, memindainya beberapa lama, lalu

    Last Updated : 2025-01-13
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 6

    BAB 6DAVIN ZAIDAN DIRGANTARA“Ma? Mama!” Davin terpaksa meninggikan nada suaranya karena Lisa tidak kunjung menyahut saat dipanggil.Tersentak dengan panggilan Davin, Lisa segera menolehkan kepala menatap putranya yang memiliki wajah tampan mirip seperti ayah kandungnya. “Iya, Sayang? Ada apa, Nak? Anak ganteng mama kenapa nih?” tanya Lisa.Kedua tangannya lalu bergerak mengangkat tubuh Davin untuk duduk di pangkuannya. “Mama kenapa bengong? Ada teman Mama yang nakal lagi, ya?” tanya Davin, dengan tampang polosnya yang menggemaskan. Kedua bola mata bulatnya tampak sangat lucu ketika penasaran.Rupanya Davin masih mengingat tentang apa yang diceritakan oleh Lisa beberapa hari lalu, tentang sahabatnya Sesil yang tanpa sengaja mengerjainya. Lalu, ketika Lisa bengong, Davin justru bertanya padanya sama seperti apa yang bocah kecil itu lakukan barusan.Kemudian Lisa asal menjawab bahwa dia sedang memikirkan teman kantornya yang nakal. Lisa menggeleng, tetapi beberapa detik kemudian dia

    Last Updated : 2025-01-13
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 7

    BAB 7MISI ARUMArum tahu mereka pasti akan mulai mengintimidasinya setelah ini. Tadi saja dipuji ke atas awan, sekarang dijatuhkan ke dasar jurang. “Eh iya, Jelita kan beda dua tahun dengan cucu saya juga, Jeng. Pasti Jeng Ratna senang sekali waktu mengantar Jelita pertama kali masuk sekolah.” Arum hanya diam, tidak menanggapi juga tidak memberikan reaksi. Kalau dia merasa terpancing karena masalah ini, yang ada dia justru mempermalukan diri sendiri. “Bener banget! Kemarin saya nganterin dia sekolah, seru deh! Jeng pada mau lihat nggak foto-fotonya?” sahut Jeng Ratna, salah satu kompor yang suka sekali membuat panas situasi.“Boleh-boleh! Saya mau lihat fotonya Jelita dong, Jeng.”Ratna buru-buru membuka kunci layar ponselnya, mengakses galeri guna memamerkan kelucuan cucu perempuannya. Sementara Arum diam seribu bahasa. “Lihat deh nih. Cantik-cantik ‘kan? Duh, Jelita itu pinter banget, baru masuk sekolah tapi udah punya temen deket lho dia!” serunya heboh.Arum merasakan hawa di

    Last Updated : 2025-01-30
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 8

    Bab 8Monster Mimpi“Nak,” panggil Lisa dengan menatap ke arah meja makan yang kosong. Lisa mengangkat kepala, melihat jam yang sudah menunjukan pukul tujuh. Tidak biasanya Davin belum ada di meja makan jam segini. Dengan risau, Lisa mencoba menemui Davin.Dia mencari putranya ke dalam kamar, menemukan Davin tengah terduduk dengan ekspresi sayu. Matanya terarah kepada pakaian yang masih tergantung rapi dan sudah Lisa siapkan sebelumnya tetapi belum dikenakan oleh Davin.“Nak, kok baju sekolahnya belum dipakai?” tanya Lisa sambil duduk di sebelah Davin, tangannya terangkat untuk mengelus sisi samping kepala anak semata wayangnya.“Davin nggak mau berangkat sekolah, Ma,” ungkap Davin jujur. Jawaban Davin barusan benar-benar di luar dugaan, tidak biasanya Davin bersikap seperti itu.Biasanya setiap pagi justru Davin yang selalu meminta Lisa untuk cepat-cepat mengantarnya ke sekolah. Kini ekspresi wajah Lisa tampak kebingungan. Lisa

    Last Updated : 2025-01-30
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 9

    Bab 9Bertemu Lagi“Davin, ini sahabat mama. Namanya tante Dista. Sini,” ucap Lisa ketika Dista berdiri dan beranjak untuk memeluk Davin sambil mengelus si anak lelaki. “Beneran lho ini, dia gemesin banget. Ganteng! Besarnya pasti jadi idaman.” Dista menoleh ke arah Lisa, melihat sahabatnya yang sudah rapi sebelum melepaskan Davin yang langsung menghambur ke arah Lisa.“Kamu akan berangkat kerja, Lis?”“Iya,” kata Lisa. “Sebenarnya ini sudah terlambat, tapi aku bingung mau kerja atau enggak, karena Davin nggak ada yang jagain di rumah. Pengasuhnya datang saat siang. Nggak mungkin ‘kan aku ninggalin Davin di sini sendiri?” lanjutnya.Dista mengelus perut buncitnya dan Lisa juga menyentuhnya setelah mendapatkan izin dari Dista terlebih dahulu.“Mama, Davin juga mau! Davin mau pegang perut Tante Dista,” kata Davin bersemangat hingga Dista mengangguk bersemangat.“Sini sini. Kamu dulu juga ada di perut mama seperti ini,

    Last Updated : 2025-01-30
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 10

    BAB 10 KETAKUTAN LISA “Loh Jeng. Salah bagaimana? Kamu ini ya Jeng, kalau nelepon orang pagi-pagi jangan pakai emosi dong, Jeng Arum,” kata Ratna mengingatkan sementara Arum kesal bukan main. “Sekarang jawab aku, Jeng Ratna. Informasi kamu salah atau benar? Ini aku lagi di sekolah TK nya Jelita. Bocah itu enggak ada! Kamu pasti bohong, ‘kan? Kamu bikin waktu ku sia-sia banget di sini, Jeng!” Ratna yang tidak suka dituduh oleh Arum kemudian emosinya ikut bergejolak. Apalagi, Arum tidak hanya sekali mengatainya berbohong. “Jeng, mana mungkin aku bohong ke kamu? Kemarin, foto yang aku kasih lihat ‘kan kelihatan logo sekolahnya. Kamu cocokkan saja. Memang aku anak jaman sekarang yang ngerti edit-edit?” “Benar juga. ‘Kan, kamu sudah tua,” cibir Arum, lupa dengan usianya yang sepantaran dengan Jeng Ratna dan sekarang sudah jadi nenek-nenek. “Loh, ka

    Last Updated : 2025-01-31

Latest chapter

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 128

    Bab 128Tubuh Najwa menegang, tetapi bukan karena ketakutan. Ada sesuatu yang asing menjalar di dalam dirinya. Sensasi yang membuatnya bingung.Tangan Farhan yang semula hanya mengusap pipinya, kini bergerak turun, meremas gundukan kenyal dengan lembut. Tanpa sadar, Najwa mendesis lirih.Merasa mendapat respon, Farhan semakin intens melancarkan serangannya. Sementara itu, Najwa semakin tak dapat mengendalikan diri merasakan sensasi baru yang terasa candu.Tiba-tiba, Farhan mengehentikan aksinya. Ditatapnya gadis di bawahnya dengan intens. Sementara itu, Najwa balik menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya."Wa, bolehkah?" tanya Farhan dengan suara berat. Untuk sesaat, Najwa meragu. Meskipun belum berpengalaman, namun dia paham arah pembicaraan pria di hadapannya tersebut.Beberapa saat kemudian, Najwa menganggukkan kepalanya. Akhirnya, Farhan kembali melancarkan aksinya dengan lembut dan hati-hati. Dia paham betul jika ini pengalaman pertama bagi wanita di hadapannya tersebut.Aksi

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 127

    BAB 127PERASAAN YANG TAK TERDUGASesampainya di apartemen, Najwa segera masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan sedikit lebih keras dari biasanya. Ia berjalan menuju ranjangnya, lalu duduk di tepinya dengan wajah kesal. Pikirannya masih dipenuhi dengan kejadian di kafe tadi.Bayangan Farhan bersama wanita lain terus mengusik benaknya. Tatapan mata wanita itu, senyum genitnya, cara dia menyentuh lengan Farhan, semua itu membuat dadanya terasa sesak.Najwa menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. Namun, perasaan aneh yang menggelayuti hatinya tak kunjung pergi.Tak lama kemudian, suara ketukan pelan terdengar dari balik pintu.Tok tok tok...."Najwa?"Najwa mendongak sejenak, mengenali suara itu. Namun, alih-alih menjawab, ia malah memalingkan wajahnya.Farhan, yang tak mendapat respons, akhirnya memutuskan untuk masuk. Dengan langkah perlahan, ia menghampiri gadis itu hingga hanya berjarak dua jengkal."Kamu kenapa?" tanyanya tenang.Najwa tetap tak melihat ke arahny

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 126

    Bab 126Rahasia yang TerpendamFarhan menyesap kopinya perlahan, mencoba menyembunyikan kegelisahan yang tiba-tiba merayapi benaknya. Ia menatap David yang duduk di hadapannya, pria itu terlihat tenang, tetapi jelas sedang mengamati setiap gerak-geriknya."Jadi?" David mengangkat alisnya. "Aku hanya ingin memastikan sesuatu, Farhan. Apa hubunganmu dengan Najwa?"Farhan menaruh cangkir kopinya dengan gerakan yang terkendali. "Maaf, tapi itu bukan urusan Anda."David tersenyum tipis. "Sebenarnya, itu urusanku. Najwa adalah anak tiriku sekarang dan aku ingin memastikan dia berada di tangan yang tepat."Farhan tertawa kecil, tetapi tidak ada humor di sana. "Anda tidak perlu khawatir soal itu. Najwa baik-baik saja."David mencondongkan tubuhnya, tatapannya semakin tajam. "Dengar, aku tidak bodoh, Farhan. Fara sudah memberitahuku bahwa mantan suaminya tidak memiliki kerabat. Jadi bagaimana mungkin kau bisa menjadi 'om' bagi Najwa?"Farhan tetap tenang, tetapi jari-jarinya mengepal di bawa

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 125

    Bab 125Kini, setelah bertahun-tahun berlalu, Fara masih dihantui rasa bersalah.Ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju lemari. Dari dalam laci, ia mengeluarkan sebuah kotak kayu kecil yang sudah lama ia simpan. Perlahan, ia membuka tutupnya, memperlihatkan sebuah foto usang, foto dirinya bersama Najwa dan Suratman.Air matanya langsung mengalir. Ia menyusuri wajah kecil Najwa dalam foto itu dengan jemarinya yang bergetar."Najwa, sedikit saja, apakah tidak ada perasaan rindu untuk ibu?"Pertanyaan itu terus mengganggunya sejak pertama kali dia bertemu kembali dengan putrinya. Putri kecilnya yang kini telah beranjak dewasa.***Farhan masih sibuk memeriksa laporan keuangan ketika suara pintu ruang kerjanya terbuka tanpa izin."Farhan!" suara Arum terdengar tajam. Wanita paruh baya itu berjalan masuk dengan wajah kesal.Farhan menutup map di hadapannya dan mengusap wajah dengan lelah. "Ada apa, Ma?""Apa maksudmu bertanya ada apa?" Arum melipat tangan di depan dada. "Uang yan

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 124

    Bab 124SURAT CERAITangannya bergetar saat menatap lembaran itu. Nama Fara tertera jelas di sana. Ia nyaris tidak bisa percaya dengan apa yang ia baca."Ini tidak mungkin. Fara tidak mungkin melakukan ini," gumam Suratman dengan suara bergetar."Sudah cukup. Jangan cari dia lagi. Kalian sudah bukan siapa-siapa."Suratman menatap pria tua itu dengan mata membelalak. "Kenapa? Apa yang terjadi? Apa yang kalian lakukan pada Fara?"Pak Karim tidak menjawab. Ia hanya menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan sebelum akhirnya menutup pintu tanpa sepatah kata lagi.Suratman berdiri di sana, masih memegang surat cerai itu dengan tangan gemetar.Dengan langkah gontai, ia kembali ke rumahnya. Sepanjang jalan, pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan yang tak terjawab. Bagaimana mungkin Fara meninggalkannya begitu saja? Kenapa tanpa penjelasan?Ketika ia tiba di rumah, Najwa berlari menghampirinya. "Ayah! Ibu sudah pulang?"Suratman menatap wajah polos putrinya dan seketika dadanya sesak. I

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 123

    Bab 123SAAT-SAAT TERAKHIRHari demi hari berlalu, dan kondisi Najwa semakin membaik. Warna di wajahnya mulai kembali, senyum kecilnya sudah lebih sering muncul, dan suaranya tak lagi selemah dulu. Fara selalu berada di sampingnya, membacakan cerita sebelum tidur, menyuapinya makan, dan menggenggam tangannya setiap kali Najwa merasa kesakitan.Namun, di balik senyum yang ia tampilkan, ada kesedihan yang semakin dalam. Setiap kali melihat Suratman tertidur di kursi samping ranjang Najwa, Fara ingin menangis. Setiap kali pria itu bangun dan tersenyum padanya, seolah mereka adalah keluarga yang utuh, hatinya semakin hancur.Di saku tasnya, surat panggilan dari pengadilan agama telah berulang kali ia lipat dan sembunyikan. Ia tahu waktunya semakin sedikit. Proses perceraiannya dengan Suratman hampir selesai, dan saat Najwa benar-benar pulih, ia harus pergi.***Suatu sore, ketika Suratman pulang sebentar untuk mengambil beberapa barang di rumah, Fara duduk di samping Najwa yang tengah ter

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 122

    Bab 122TAWARANFara berdiri di depan rumah orang tuanya dengan dada sesak. Tangannya gemetar saat hendak mengetuk pintu. Selama ini, ia sudah dianggap tidak ada oleh keluarganya setelah memutuskan menikah dengan Suratman, seorang pedagang keliling yang menurut mereka tidak pantas untuknya.Namun, sekarang ia tidak punya pilihan lain.Ia mengetuk pintu dengan ragu. Tak lama, suara langkah kaki terdengar dari dalam, lalu pintu terbuka, memperlihatkan wajah sang ibu, Bu Halimah, yang langsung berubah dingin begitu melihatnya."Untuk apa kamu kemari?" suara wanita paruh baya itu terdengar tajam.Fara menggigit bibirnya, menahan air mata yang hampir jatuh."Ma, aku butuh bantuan," suaranya bergetar.Bu Halimah melirik anaknya dari ujung kepala hingga kaki, lalu mendengus. "Jadi sekarang kamu ingat keluarga setelah sekian lama menghilang?"Fara menggeleng cepat. "Aku nggak pernah melupakan papa dan mama. Aku hanya… aku hanya tidak punya keberanian untuk kembali.""Tapi sekarang kamu kembal

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 121

    BAB 121SEPULUH TAHUN YANG LALULangit sore mulai meredup ketika suara tawa anak-anak masih terdengar di gang sempit perkampungan kecil di pinggiran kota. Najwa, bocah perempuan berusia delapan tahun, berlari kecil mengejar bola plastik yang meluncur ke jalan raya. Tanpa sadar, langkah kakinya melampaui batas aman dari gang sempit itu.Tiba-tiba, suara klakson yang keras menggema di udara. Dalam sekejap, tubuh kecil Najwa terpental ke aspal, diikuti oleh jeritan histeris dari anak-anak lain yang menyaksikan kejadian itu. Mobil yang menabraknya melaju kencang tanpa sedikit pun mengurangi kecepatan, menghilang di belokan sebelum ada yang sempat mencatat nomor platnya."Najwa!"Seorang wanita berlari dari dalam rumah, wajahnya pucat pasi saat melihat tubuh kecil putrinya tergeletak tak bergerak di jalan. Darah mengalir dari pelipis dan hidungnya, membentuk genangan kecil di aspal.Orang-orang mulai berdatangan. Beberapa ibu berteriak panik, sementara beberapa bapak berusaha menenangkan i

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 120

    BAB 120KERINDUAN YANG TAK TERPADAMKANFara duduk di sofa ruang keluarga dengan wajah yang dipenuhi kesedihan. Matanya yang sembab menunjukkan bahwa ia sudah menangis cukup lama. Di tangannya, ia menggenggam erat selembar foto lama, foto seorang gadis kecil dengan senyum polos yang begitu dirindukannya.David duduk di sampingnya, tangannya dengan lembut mengusap punggung istrinya, berusaha menenangkan. Namun, Fara tetap terisak, rasa sesak yang menghimpit dadanya tak kunjung mereda."Aku tidak bisa terus seperti ini, Mas. Aku ingin bertemu dengannya. Aku ingin memeluknya setidaknya sekali saja. Aku ingin menebus semua kesalahan yang telah aku buat," ujar Fara dengan suara bergetar.David menarik napas dalam. Ia paham betul bagaimana perasaan istrinya. Setiap malam, ia melihat Fara duduk termenung di depan jendela, matanya menerawang jauh, pikirannya entah ke mana."Sayang, aku mengerti perasaanmu. Tapi kita harus bersabar sedikit lagi. Jangan gegabah, kita harus menunggu waktu yang te

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status