Share

Bab 5

Author: Rara Qumaira
last update Last Updated: 2025-01-13 16:01:41

BAB 5

PERTEMUAN TAK TERDUGA

Lisa melajukan motornya dengan tenang. Sebelum tiba di rumah, dia menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan rumah dan beberapa macam camilan. Setelah selesai, dia pun segera meluncur ke rumahnya. Tanpa dia sadari, sebuah mobil mengikutinya dan berhenti tidak jauh dari rumahnya.

“Lisa!” Sebuah seruan dari arah depan rumah, mengalihkan perhatian Lisa yang hendak masuk ke dalam rumah usai memarkirkan motornya. Merasa familiar dengan suara tersebut, Lisa pun segera berbalik. Mata Lisa membeliak menatap sosok yang tengah berdiri di depannya tersebut.

Tubuh Lisa membeku seketika. Untuk beberapa lama, Lisa hanya terpaku di tempatnya seraya menatap wanita paruh baya yang tengah melangkah menghampirinya tersebut.

“Jadi ini benar kamu?” ujar wanita paruh baya tersebut. Sebuah pertanyaan yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena dia sendiri sudah mendapatkannya. Wanita paruh baya tersebut menatap Lisa dari atas hingga kebawah, memindainya beberapa lama, lalu tersenyum sinis melihat penampilan wanita di hadapannya tersebut.

“Untuk apa kamu kembali kesini? Bukankah kamu sudah pindah ke luar kota?” tanya wanita paruh baya tersebut.

“Kota ini milik umum, jika Nyonya lupa. Jadi, siapapun boleh tinggal dan menetap disini,” sahut Lisa setelah berhasil menguasai keadaan.

“Benar, tapi tidak untuk kamu. Sudah benar kamu menghilang selama ini, untuk apa kamu kembali lagi? Jangan bilang kamu berniat menggoda putraku lagi karena saya tidak akan membiarkannya,” ancam wanita paruh baya yang tidak lain adalah mantan mertua Lisa tersebut.

“Nyonya Arum tidak perlu khawatir. Sedikit pun saya tidak punya keinginan untuk kembali pada putra Anda. Hubungan kami sudah selesai sejak lama,” sahut Lisa dengan mantap.

“Siapa tahu kan? Melihat penampilanmu saja, saya bisa tahu kondisi ekonomimu,” ujar Ibu Farhan seraya tersenyum sinis.

Lisa menatap wanita paruh baya di hadapannya dengan intens. Tak ada gurat kemarahan sama sekali meskipun dia telah direndahkan oleh mantan mertuanya tersebut.

“Saya memang miskin, tapi saya masih punya harga diri. Saya tidak akan memungut kembali barang yang sudah saya buang,” ujar Lisa dengan tegas.

“Kau buang? Aku rasa justru putraku yang sudah membuangmu dan memilih calon istri yang sepadan dengan keluarga kami,” ujar Ibu Farhan dengan pongahnya.

“Tapi tidak masalah kamu mau bicara apa. Yang jelas saya pegang ucapanmu dan ingatlah satu hal, saya akan tetap mengawasimu. Jika sampai ketahuan kamu menggoda putraku, saya tidak segan-segan menghancurkan hidupmu, ingat itu.” Usai mengatakan hal tersebut, mantan mertua Lisa segera melangkah meninggalkan rumah Lisa.

“Mama!” Baru saja mobil yang ditumpangi mantan mertuanya meluncur, seorang bocah kecil berlari menghambur dan memeluk Lisa dari belakang. Lisa yang tidak siap, hampir saja terjatuh.

“Sayang … kamu mengagetkan mama!” ujar Lisa seraya berjongkok mensejajarkan tinggi tubuh mereka.

“Habisnya aku tungguin Mama lama sekali gak masuk-masuk.”

“Maaf ya, Sayang … tadi masih ngobrol sama orang,” sahut Lisa.

“Siapa, Ma? Mana orangnya?” tanya bocah gembul tersebut lagi.

“Em … hanya orang lewat. Orangnya sudah pergi juga. Ayo kita masuk!” Lisa segera meraup tubuh bocah gembul tersebut ke dalam gendongannya, lalu melangkah ke dalam rumah.

“Nanti kita main ya, Ma!”

“Iya, Sayang … tapi Mama mandi dulu ya. Sekarang adek main sama Mbak Ria dulu,” ujar Lisa.

“Oke, Ma!” Lisa pun segera menyerahkan putranya pada sag pengasuh, lalu melangkah menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar, Lisa tidak segera membersihkan diri. Dia justru duduk termenung di tepi tempat tidur.

Kejadian hari ini benar-benar mengganggu pikirannya. Mantan suami yang tiba-tiba menjadi atasannya dan tadi tiba-tiba mantan mertuanya muncul di depan rumahnya.

Inilah hal yang paling dia takutkan ketika kembali ke kota ini. Bertemu kembali dengan orang-orang dari masa lalunya membuatnya merasa khawatir rahasia besar yang selama ini dia simpan, akan terbongkar.

Lisa menghembuskan nafas panjang sejenak. Hari ini dia masih beruntung karena tidak melihat putranya. Namun bagaimana jika suatu saat mereka bertemu? Tidak menutup kemungkinan mantan suaminya pun akan melihatnya.

“Tidak. Mereka tidak boleh tahu tentang Davin. Keberadaan Davin akan tetap menjadi rahasia terbesarku dan tidak ada yang boleh mengambilnya,” ujar Lisa pada dirinya sendiri.

****

“Sayang … kok jam segini baru pulang?” tanya Sonya menyambut kedatangan sang suami.

“Iya, tadi ada banyak pekerjaan. Karena ini masih masa peralihan, pasti ada banyak hal yang perlu aku pelajari lagi,” sahut Farhan. Mereka melangkah bersama seraya bergandengan tangan menuju kamar di lantai dua.

“Bagaimana pengalaman pertama jadi CEO?” tanya Sonya penasaran.

“Ya … begitulah. Semakin tinggi jabatan, semakin tinggi juga tanggungjawabnya,” sahut Farhan seraya melepaskan dasi.

“Tidak masalah, yang terpenting kan kamu bisa jadi CEO meskipun hanya di kantor cabang,” ujar Sonya.

“Hm. Aku mandi dulu ya!” Usai berpamitan, Farhan segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Tubuhnya sudah terasa lengket akibat aktivitas seharian.

Saat tengah mengguyur tubuhnya di bawah shower, tiba-tiba ingatannya melayang pada pertemuannya dengan sang mantan istri di kantor tadi.

‘Lisa!’ ujar Farhan dalam hati. Meskipun telah berpisah hampir lima tahun, namun cintanya pada sang mantan istri tak jua lekang. Bayangan manis saat mereka masih bersama, sering menghantui dan berkelebat di pikirannya.

Setelah sekian lama dia berjuang melupakannya dan belajar mencintai sang istri, kini dia tiba-tiba muncul kembali. Entah takdir apa yang membuat mereka kembali bertemu.

‘Lisa, aku harap kamu masih sendiri karena kali ini, aku akan memperjuangkan cintaku. Tidak peduli bagaimana tanggapan Mama, aku tidak mau melepaskan kesempatan ini. Pertemuan kita kembali, aku anggap sebagai sinyal bahwa kita masih berjodoh!’ ujar Farhan lagi dalam hatinya.

Related chapters

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 6

    BAB 6DAVIN ZAIDAN DIRGANTARA“Ma? Mama!” Davin terpaksa meninggikan nada suaranya karena Lisa tidak kunjung menyahut saat dipanggil.Tersentak dengan panggilan Davin, Lisa segera menolehkan kepala menatap putranya yang memiliki wajah tampan mirip seperti ayah kandungnya. “Iya, Sayang? Ada apa, Nak? Anak ganteng mama kenapa nih?” tanya Lisa.Kedua tangannya lalu bergerak mengangkat tubuh Davin untuk duduk di pangkuannya. “Mama kenapa bengong? Ada teman Mama yang nakal lagi, ya?” tanya Davin, dengan tampang polosnya yang menggemaskan. Kedua bola mata bulatnya tampak sangat lucu ketika penasaran.Rupanya Davin masih mengingat tentang apa yang diceritakan oleh Lisa beberapa hari lalu, tentang sahabatnya Sesil yang tanpa sengaja mengerjainya. Lalu, ketika Lisa bengong, Davin justru bertanya padanya sama seperti apa yang bocah kecil itu lakukan barusan.Kemudian Lisa asal menjawab bahwa dia sedang memikirkan teman kantornya yang nakal. Lisa menggeleng, tetapi beberapa detik kemudian dia

    Last Updated : 2025-01-13
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 7

    BAB 7MISI ARUMArum tahu mereka pasti akan mulai mengintimidasinya setelah ini. Tadi saja dipuji ke atas awan, sekarang dijatuhkan ke dasar jurang. “Eh iya, Jelita kan beda dua tahun dengan cucu saya juga, Jeng. Pasti Jeng Ratna senang sekali waktu mengantar Jelita pertama kali masuk sekolah.” Arum hanya diam, tidak menanggapi juga tidak memberikan reaksi. Kalau dia merasa terpancing karena masalah ini, yang ada dia justru mempermalukan diri sendiri. “Bener banget! Kemarin saya nganterin dia sekolah, seru deh! Jeng pada mau lihat nggak foto-fotonya?” sahut Jeng Ratna, salah satu kompor yang suka sekali membuat panas situasi.“Boleh-boleh! Saya mau lihat fotonya Jelita dong, Jeng.”Ratna buru-buru membuka kunci layar ponselnya, mengakses galeri guna memamerkan kelucuan cucu perempuannya. Sementara Arum diam seribu bahasa. “Lihat deh nih. Cantik-cantik ‘kan? Duh, Jelita itu pinter banget, baru masuk sekolah tapi udah punya temen deket lho dia!” serunya heboh.Arum merasakan hawa di

    Last Updated : 2025-01-30
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 8

    Bab 8Monster Mimpi“Nak,” panggil Lisa dengan menatap ke arah meja makan yang kosong. Lisa mengangkat kepala, melihat jam yang sudah menunjukan pukul tujuh. Tidak biasanya Davin belum ada di meja makan jam segini. Dengan risau, Lisa mencoba menemui Davin.Dia mencari putranya ke dalam kamar, menemukan Davin tengah terduduk dengan ekspresi sayu. Matanya terarah kepada pakaian yang masih tergantung rapi dan sudah Lisa siapkan sebelumnya tetapi belum dikenakan oleh Davin.“Nak, kok baju sekolahnya belum dipakai?” tanya Lisa sambil duduk di sebelah Davin, tangannya terangkat untuk mengelus sisi samping kepala anak semata wayangnya.“Davin nggak mau berangkat sekolah, Ma,” ungkap Davin jujur. Jawaban Davin barusan benar-benar di luar dugaan, tidak biasanya Davin bersikap seperti itu.Biasanya setiap pagi justru Davin yang selalu meminta Lisa untuk cepat-cepat mengantarnya ke sekolah. Kini ekspresi wajah Lisa tampak kebingungan. Lisa

    Last Updated : 2025-01-30
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 9

    Bab 9Bertemu Lagi“Davin, ini sahabat mama. Namanya tante Dista. Sini,” ucap Lisa ketika Dista berdiri dan beranjak untuk memeluk Davin sambil mengelus si anak lelaki. “Beneran lho ini, dia gemesin banget. Ganteng! Besarnya pasti jadi idaman.” Dista menoleh ke arah Lisa, melihat sahabatnya yang sudah rapi sebelum melepaskan Davin yang langsung menghambur ke arah Lisa.“Kamu akan berangkat kerja, Lis?”“Iya,” kata Lisa. “Sebenarnya ini sudah terlambat, tapi aku bingung mau kerja atau enggak, karena Davin nggak ada yang jagain di rumah. Pengasuhnya datang saat siang. Nggak mungkin ‘kan aku ninggalin Davin di sini sendiri?” lanjutnya.Dista mengelus perut buncitnya dan Lisa juga menyentuhnya setelah mendapatkan izin dari Dista terlebih dahulu.“Mama, Davin juga mau! Davin mau pegang perut Tante Dista,” kata Davin bersemangat hingga Dista mengangguk bersemangat.“Sini sini. Kamu dulu juga ada di perut mama seperti ini,

    Last Updated : 2025-01-30
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 10

    BAB 10 KETAKUTAN LISA “Loh Jeng. Salah bagaimana? Kamu ini ya Jeng, kalau nelepon orang pagi-pagi jangan pakai emosi dong, Jeng Arum,” kata Ratna mengingatkan sementara Arum kesal bukan main. “Sekarang jawab aku, Jeng Ratna. Informasi kamu salah atau benar? Ini aku lagi di sekolah TK nya Jelita. Bocah itu enggak ada! Kamu pasti bohong, ‘kan? Kamu bikin waktu ku sia-sia banget di sini, Jeng!” Ratna yang tidak suka dituduh oleh Arum kemudian emosinya ikut bergejolak. Apalagi, Arum tidak hanya sekali mengatainya berbohong. “Jeng, mana mungkin aku bohong ke kamu? Kemarin, foto yang aku kasih lihat ‘kan kelihatan logo sekolahnya. Kamu cocokkan saja. Memang aku anak jaman sekarang yang ngerti edit-edit?” “Benar juga. ‘Kan, kamu sudah tua,” cibir Arum, lupa dengan usianya yang sepantaran dengan Jeng Ratna dan sekarang sudah jadi nenek-nenek. “Loh, ka

    Last Updated : 2025-01-31
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 1

    BAB 1TUNTUTAN MERTUA“Bagaimana hasilnya?” cecar Arum. Dengan ragu, Lisa menggelengkan kepalanya lemah. Arum, mertua Lisa, mendengus dengan kesal.“Ma, ini bukan salah Lisa. Bukankah dokter mengatakan kami sama-sama subur dan tidak ada masalah?” ujar Farhan membela sang istri.“Mana buktinya? Bahkan hingga tiga tahun usia pernikahan, kalian belum bisa memberi mama cucu,” sentak wanita paruh baya tersebut.“Ma, tolong beri kami waktu lagi,” pinta Farhan. Sementara itu, Lisa hanya bisa menundukkan wajahnya. “Ini sudah tiga tahun, Farhan. Mau berapa lama lagi mama harus menunggu? Sampai mati?” sentak wanita paruh baya tersebut.“Ma, jangan bicara seperti itu,” ujar Farhan mengingatkan.Arum kembali menghembuskan nafas kasar, lalu menatap Lisa dengan sengit.“Lisa, Mama beri kamu waktu tiga bulan. Jika dalam tiga bulan kamu belum hamil juga, kamu harus merelakan Farhan menikah lagi,” ujar Arum.“Ma!” seru Farhan. Dia tidak menyangka mamanya akan berkata seperti itu pada istri yang sang

    Last Updated : 2025-01-13
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 2

    BAB 2FAKTA YANG TERUNGKAP"Oke, aku akan mintakan alamatnya. Kamu jangan khawatir, aku pasti akan nemenin kamu!" ujar Dista seraya menggenggam jemari sahabatnya tersebut.Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya mereka bisa mendapatkan alamat lokasinya. Tak menunggu lama, mereka pun segera meluncur menuju lokasi."Lis, kamu gak papa?" tanya Dista cemas. Lisa hanya bisa menggelengkan kepalanya. Bukan karena hatinya baik-baik saja, namun dia berusaha menguatkan dirinya sebelum semuanya terbukti. 'Semoga dugaanku salah. Tidak mungkin Mas Farhan tega melakukan semua ini,' harap Lisa dalam hati. Meskipun foto yang dilihatnya cukup jelas, namun dia masih berharap jika semua itu tidak benar.Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, mobil yang dikendarai Dista memasuki halaman sebuah rumah yang cukup mewah di sebuah perumahan elite. Dengan hati berdebar, Lisa melangkah masuk.Perlahan, Lisa memasuki ruangan tempat diadakannya acara. Dari kejauhan, dia bisa melihat sang suami tengah berc

    Last Updated : 2025-01-13
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 3

    BAB 3TALAK“Lisa Anindya Yudhistira, dengan ini aku jatuhkan talak padamu. Mulai hari ini, kamu bukan istriku lagi,” ujar Farhan. Tanpa sadar, setitik air mata menetes di pipinya.“Terima kasih, Mas. Semoga kalian bahagia!” Usai mengatakan hal itu, Lisa segera berbalik dan meninggalkan tempat tersebut.Sesampainya di mobil Dista, tangis yang sejak tadi berusaha dia tahan, kini kembali pecah. Tanpa berkata apa-apa, Dista membawa sahabatnya tersebut ke dalam pelukannya. Dia sadar, saat ini sahabatnya tidak butuh kata-kata manis untuk menenangkan dirinya. Yang dia butuhkan hanyalah bahu untuk bersandar.“Sudah agak enakan?” tanya Dista tiga puluh menit kemudian setelah Lisa melepaskan pelukannya. Dengan sisa-sisa isak tangisnya, Lisa pun menganggukkan kepalanya.“Apa rencanamu sekarang?” tanya Dista.“Aku akan pergi, Dis,” ujar Lisa lirih.“Kemana?”“Entahlah, yang jelas aku ingin menjauh dari tempat ini,” sahut Lisa seraya menerawang.“Oke, sebagai langkah pertama, aku akan nemenin ka

    Last Updated : 2025-01-13

Latest chapter

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 10

    BAB 10 KETAKUTAN LISA “Loh Jeng. Salah bagaimana? Kamu ini ya Jeng, kalau nelepon orang pagi-pagi jangan pakai emosi dong, Jeng Arum,” kata Ratna mengingatkan sementara Arum kesal bukan main. “Sekarang jawab aku, Jeng Ratna. Informasi kamu salah atau benar? Ini aku lagi di sekolah TK nya Jelita. Bocah itu enggak ada! Kamu pasti bohong, ‘kan? Kamu bikin waktu ku sia-sia banget di sini, Jeng!” Ratna yang tidak suka dituduh oleh Arum kemudian emosinya ikut bergejolak. Apalagi, Arum tidak hanya sekali mengatainya berbohong. “Jeng, mana mungkin aku bohong ke kamu? Kemarin, foto yang aku kasih lihat ‘kan kelihatan logo sekolahnya. Kamu cocokkan saja. Memang aku anak jaman sekarang yang ngerti edit-edit?” “Benar juga. ‘Kan, kamu sudah tua,” cibir Arum, lupa dengan usianya yang sepantaran dengan Jeng Ratna dan sekarang sudah jadi nenek-nenek. “Loh, ka

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 9

    Bab 9Bertemu Lagi“Davin, ini sahabat mama. Namanya tante Dista. Sini,” ucap Lisa ketika Dista berdiri dan beranjak untuk memeluk Davin sambil mengelus si anak lelaki. “Beneran lho ini, dia gemesin banget. Ganteng! Besarnya pasti jadi idaman.” Dista menoleh ke arah Lisa, melihat sahabatnya yang sudah rapi sebelum melepaskan Davin yang langsung menghambur ke arah Lisa.“Kamu akan berangkat kerja, Lis?”“Iya,” kata Lisa. “Sebenarnya ini sudah terlambat, tapi aku bingung mau kerja atau enggak, karena Davin nggak ada yang jagain di rumah. Pengasuhnya datang saat siang. Nggak mungkin ‘kan aku ninggalin Davin di sini sendiri?” lanjutnya.Dista mengelus perut buncitnya dan Lisa juga menyentuhnya setelah mendapatkan izin dari Dista terlebih dahulu.“Mama, Davin juga mau! Davin mau pegang perut Tante Dista,” kata Davin bersemangat hingga Dista mengangguk bersemangat.“Sini sini. Kamu dulu juga ada di perut mama seperti ini,

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 8

    Bab 8Monster Mimpi“Nak,” panggil Lisa dengan menatap ke arah meja makan yang kosong. Lisa mengangkat kepala, melihat jam yang sudah menunjukan pukul tujuh. Tidak biasanya Davin belum ada di meja makan jam segini. Dengan risau, Lisa mencoba menemui Davin.Dia mencari putranya ke dalam kamar, menemukan Davin tengah terduduk dengan ekspresi sayu. Matanya terarah kepada pakaian yang masih tergantung rapi dan sudah Lisa siapkan sebelumnya tetapi belum dikenakan oleh Davin.“Nak, kok baju sekolahnya belum dipakai?” tanya Lisa sambil duduk di sebelah Davin, tangannya terangkat untuk mengelus sisi samping kepala anak semata wayangnya.“Davin nggak mau berangkat sekolah, Ma,” ungkap Davin jujur. Jawaban Davin barusan benar-benar di luar dugaan, tidak biasanya Davin bersikap seperti itu.Biasanya setiap pagi justru Davin yang selalu meminta Lisa untuk cepat-cepat mengantarnya ke sekolah. Kini ekspresi wajah Lisa tampak kebingungan. Lisa

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 7

    BAB 7MISI ARUMArum tahu mereka pasti akan mulai mengintimidasinya setelah ini. Tadi saja dipuji ke atas awan, sekarang dijatuhkan ke dasar jurang. “Eh iya, Jelita kan beda dua tahun dengan cucu saya juga, Jeng. Pasti Jeng Ratna senang sekali waktu mengantar Jelita pertama kali masuk sekolah.” Arum hanya diam, tidak menanggapi juga tidak memberikan reaksi. Kalau dia merasa terpancing karena masalah ini, yang ada dia justru mempermalukan diri sendiri. “Bener banget! Kemarin saya nganterin dia sekolah, seru deh! Jeng pada mau lihat nggak foto-fotonya?” sahut Jeng Ratna, salah satu kompor yang suka sekali membuat panas situasi.“Boleh-boleh! Saya mau lihat fotonya Jelita dong, Jeng.”Ratna buru-buru membuka kunci layar ponselnya, mengakses galeri guna memamerkan kelucuan cucu perempuannya. Sementara Arum diam seribu bahasa. “Lihat deh nih. Cantik-cantik ‘kan? Duh, Jelita itu pinter banget, baru masuk sekolah tapi udah punya temen deket lho dia!” serunya heboh.Arum merasakan hawa di

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 6

    BAB 6DAVIN ZAIDAN DIRGANTARA“Ma? Mama!” Davin terpaksa meninggikan nada suaranya karena Lisa tidak kunjung menyahut saat dipanggil.Tersentak dengan panggilan Davin, Lisa segera menolehkan kepala menatap putranya yang memiliki wajah tampan mirip seperti ayah kandungnya. “Iya, Sayang? Ada apa, Nak? Anak ganteng mama kenapa nih?” tanya Lisa.Kedua tangannya lalu bergerak mengangkat tubuh Davin untuk duduk di pangkuannya. “Mama kenapa bengong? Ada teman Mama yang nakal lagi, ya?” tanya Davin, dengan tampang polosnya yang menggemaskan. Kedua bola mata bulatnya tampak sangat lucu ketika penasaran.Rupanya Davin masih mengingat tentang apa yang diceritakan oleh Lisa beberapa hari lalu, tentang sahabatnya Sesil yang tanpa sengaja mengerjainya. Lalu, ketika Lisa bengong, Davin justru bertanya padanya sama seperti apa yang bocah kecil itu lakukan barusan.Kemudian Lisa asal menjawab bahwa dia sedang memikirkan teman kantornya yang nakal. Lisa menggeleng, tetapi beberapa detik kemudian dia

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 5

    BAB 5PERTEMUAN TAK TERDUGALisa melajukan motornya dengan tenang. Sebelum tiba di rumah, dia menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan rumah dan beberapa macam camilan. Setelah selesai, dia pun segera meluncur ke rumahnya. Tanpa dia sadari, sebuah mobil mengikutinya dan berhenti tidak jauh dari rumahnya.“Lisa!” Sebuah seruan dari arah depan rumah, mengalihkan perhatian Lisa yang hendak masuk ke dalam rumah usai memarkirkan motornya. Merasa familiar dengan suara tersebut, Lisa pun segera berbalik. Mata Lisa membeliak menatap sosok yang tengah berdiri di depannya tersebut.Tubuh Lisa membeku seketika. Untuk beberapa lama, Lisa hanya terpaku di tempatnya seraya menatap wanita paruh baya yang tengah melangkah menghampirinya tersebut.“Jadi ini benar kamu?” ujar wanita paruh baya tersebut. Sebuah pertanyaan yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena dia sendiri sudah mendapatkannya. Wanita paruh baya tersebut menatap Lisa dari atas hingga kebawah, memindainya beberapa lama, lalu

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 4

    BAB 4RAHASIA TERSEMBUNYI“Dari mana?” tanya Sesil, rekan kerja Lisa satu ruangan.“Dari toilet,” sahut Lisa seraya menjatuhkan bobotnya di kursi.“Kamu habis nangis? Kok sembab gitu?” tanya Sesil penuh selidik.“Masak sih?” tanya Lisa panik. Spontan dia segera membuka tasnya dan mengambil cermin mini yang biasa dia bawa. Sesil terkekeh geli melihat kepanikan sahabatnya tersebut.“Ish, kamu ini. Ngagetin aja!” protes Lisa seraya mengerucutkan bibirnya. Bukannya merasa bersalah, Sesil justru semakin terbahak melihat kekesalan sahabatnya tersebut.“Ayo, yang lain udah jalan tuh!” ajak Sesil.“Kemana?” tanya Lisa heran.“Lha, kamu gak lihat pengumuman di grup?” tanya Sesil balik. Spontan, Lisa menggelengkan kepalanya lengkap dengan ekspresi bengongnya.“Ya Tuhan … Lisa sayang, punya ponsel itu dibuka ya. Jangan dianggurin doang. Heran deh, kamu ini manusia zaman kapan sih? Kayak gak ada butuh-butuhnya sama ponsel,” cerocos sahabat Lisa tersebut. Hampir setiap ada pengumuman, Lisa selalu

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 3

    BAB 3TALAK“Lisa Anindya Yudhistira, dengan ini aku jatuhkan talak padamu. Mulai hari ini, kamu bukan istriku lagi,” ujar Farhan. Tanpa sadar, setitik air mata menetes di pipinya.“Terima kasih, Mas. Semoga kalian bahagia!” Usai mengatakan hal itu, Lisa segera berbalik dan meninggalkan tempat tersebut.Sesampainya di mobil Dista, tangis yang sejak tadi berusaha dia tahan, kini kembali pecah. Tanpa berkata apa-apa, Dista membawa sahabatnya tersebut ke dalam pelukannya. Dia sadar, saat ini sahabatnya tidak butuh kata-kata manis untuk menenangkan dirinya. Yang dia butuhkan hanyalah bahu untuk bersandar.“Sudah agak enakan?” tanya Dista tiga puluh menit kemudian setelah Lisa melepaskan pelukannya. Dengan sisa-sisa isak tangisnya, Lisa pun menganggukkan kepalanya.“Apa rencanamu sekarang?” tanya Dista.“Aku akan pergi, Dis,” ujar Lisa lirih.“Kemana?”“Entahlah, yang jelas aku ingin menjauh dari tempat ini,” sahut Lisa seraya menerawang.“Oke, sebagai langkah pertama, aku akan nemenin ka

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 2

    BAB 2FAKTA YANG TERUNGKAP"Oke, aku akan mintakan alamatnya. Kamu jangan khawatir, aku pasti akan nemenin kamu!" ujar Dista seraya menggenggam jemari sahabatnya tersebut.Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya mereka bisa mendapatkan alamat lokasinya. Tak menunggu lama, mereka pun segera meluncur menuju lokasi."Lis, kamu gak papa?" tanya Dista cemas. Lisa hanya bisa menggelengkan kepalanya. Bukan karena hatinya baik-baik saja, namun dia berusaha menguatkan dirinya sebelum semuanya terbukti. 'Semoga dugaanku salah. Tidak mungkin Mas Farhan tega melakukan semua ini,' harap Lisa dalam hati. Meskipun foto yang dilihatnya cukup jelas, namun dia masih berharap jika semua itu tidak benar.Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, mobil yang dikendarai Dista memasuki halaman sebuah rumah yang cukup mewah di sebuah perumahan elite. Dengan hati berdebar, Lisa melangkah masuk.Perlahan, Lisa memasuki ruangan tempat diadakannya acara. Dari kejauhan, dia bisa melihat sang suami tengah berc

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status