Share

Bab 12

Author: Rara Qumaira
last update Last Updated: 2025-01-31 23:00:32

BAB 12

TERPOJOK

Kebetulan sekali bertemu dengan pria bajingan itu di sini. Padahal baru tadi pagi Dista membatin saat melihat presentase kemiripan wajah Davin dengan Farhan, ayahnya, Dia sudah gatal ingin memaki-maki Farhan, atau bahkan membunuhnya kalau perlu!

Kini, Dista memandang ke arah Farhan dan Davin secara bergantian, tidak akan ada yang mengelak bahwa keduanya adalah pasangan ayah dan anak kandung, karena mereka bagaikan pinang di belah dua kecuali bibir yang sangat sama dengan milik Lisa.

“Oh Tuan Farhan ternyata masih ingat dengan nama saya,” sindirnya telak dengan penuh penekanan dan emosi sementara Davin sekarang bersembunyi tepat dibelakang tubuh Dista, memeluknya kencang-kencang.

“Saya kira Tuan Farhan akan melupakan saya seperti ketika Tuan Farhan lupa bahwa terdapat seorang istri yang setia menunggu suaminya tetapi suaminya justru bertunangan dengan wanita lain secara diam-diam!”

“Aku tidak ingin membahas soal itu, Dista
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 13

    Bab 13TERJEBAK “Mbak Lisa, tolong dokumen ini ditaruh ke ruangan Pak Farhan ya. Aku lagi kebelet pipis! Dia butuh cepat.”Lisa mengangkat kepala setelah kembali dari kamar mandi dan berpapasan dengan karyawan lain. Tanpa prasangka apapun, Lisa mengiyakan dan menerima dokumen itu. Dia berjalan ke ruangan Farhan dan bertanya kepada sekretaris Farhan.“Pak Farhan sedang di luar. Silakan saja masuk dan letakan dokumennya. Nanti akan saya sampaikan ke Pak Farhan kalau ada dokumen baru yang harus segera ditandatangani.”“Oke.” Kata sekretaris Farhan, pria itu sedang tidak berada di ruangan, Lisa menjadi berani. Dia masuk ke dalam ruangan dan menaruh dokumen tepat di atas mejanya lalu berhenti sejenak untuk mengagumi ruangan Farhan. Saat Lisa membalik tubuh, dia sangat terkejut karena Farhan tiba-tiba ada di belakangnya."Maaf, Pak, saya hanya mengantar dokumen. Permisi!" Dengan kikuk, Lisa melangkah dan hendak meninggalkan ruang

    Last Updated : 2025-02-01
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 14

    BAB 14KUNJUNGAN DADAKAN“Apakah ada kunci cadangan? Bisakah seseorang membukakan untukku? Hei!”“Farhan, bagaimana?” desak Lisa ingin tahu apa yang mau dibahas oleh Farhan ketika dirinya turut mendengar suara Sonya. Mustahil dia melupakan suara perempuan angkuh yang memandangnya rendah dan hina tersebut. Berbeda dengan Lisa yang meminta Farhan menjelaskan, Farhan malah menanggapi Lisa dengan berbeda, dirinya pikir, Lisa panik karena keberadaan Sonya.“Kamu … bersembunyilah di kamar mandi,” kata Farhan dengan diselingi kepanikan.“Apa? Tidak,” sahut Lisa tidak terima, dia masih berada tepat di atas sofa. “Kenapa aku jadi seperti selingkuhanmu? Kenapa aku harus bersembunyi? Tidak. Jelas-jelas aku bekerja di sini sebagai karyawan,” kata Lisa dengan melipat kedua tangan di depan dada.Tok tok tok ....“Mas Farhan, kamu di dalam sana?!”Lisa melirik ke arah pintu dan kembali melanjutkan kalimatnya apalagi ketika ia menyadari

    Last Updated : 2025-02-01
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 15

    BAB 15TERJEBAK“Iya, Mas, Coba kamu tanya ke papa.” Sonya membalas Farhan dan tubuhnya sedikit bergoyang ketika kembali menatap suaminya.“Mas Farhan, kamu hari ini agendanya apa? Rapat? Mau aku temani? Aku bisa jadi asisten kamu kalau kamu minta, Mas.”“Enggak. Rapat sudah selesai sebelum makan siang. Aku hanya akan berada di dalam ruangan sampai jam pulang selesai untuk menandatangani beberapa hal. Kenapa, Sonya?” tanya Farhan ketika Sonya terlihat gelisah dan bergoyang-goyang.“Aku lagi ingin bermesraan jika kamu tidak memiliki banyak agenda, Mas,” bisik Sonya dengan mengetuk paha Farhan dengan jarinya.“Kita bisa bermesraan di rumah,” balas Farhan menolak Sonya lalu bergerak sedikit menjauh hingga Sonya yang sebelum tersenyum lebar dan berperangai manis di hadapan Farhan berubah menjadi cemberut.Bagaimana tidak cemberut ketika tawaran manisnya ditolak mentah-mentah oleh sang suami? Bagaimana dirinya tidak cemberut ketika dari gel

    Last Updated : 2025-02-01
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 16

    Bab 16Keadaan sudah hening, Lisa membuka kunci kamar mandi dengan menutup mata dan berusaha membuatnya tidak terlalu terdengar.Lisa membuka pintunya sedikit saja agar matanya dapat melihat dan memastikan apa yang terjadi. Jika memang sudah tidak ada Sonya, Lisa bisa buru-buru keluar dari sana dengan cepat.“ASTAGA!” pekik Lisa dengan buru-buru menutup kembali pintu kamar mandi sambil memejamkan mata ketika dia melihat Sonya dan Farhan dengan posisi intens.Di dalam kamar mandi, Lisa terus memegangi dadanya dan berusaha menghapuskan bayangan akan Sonya yang bermesraan dengan Farhan. Mau dibilang pantas tidak pantas, keduanya adalah atasan Lisa, jadi ia tak memiliki hak untuk melarang.Selain itu, dia sudah sejak lama tidak memiliki hubungan apapun dengan lelaki itu, tetapi kenapa rasanya sesak?***Sepulang dari kantor, Lisa berhenti di depan alamat yang sudah diberikan oleh Dista sebelumnya untuk menjemput Davin. Dia t

    Last Updated : 2025-02-02
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 17

    Bab 17BERTEMU LAGIDista terus memandang Lisa, hal yang dapat dilakukannya kepada hidup sahabatnya yang terasa berat hanya memeluk dan mencoba memberikan sikap positif bahwa Lisa bisa melewatinya. Karena jika tidak begitu, apalagi yang dapat dilakukan oleh Dista?“Aku benci, Dis! Kenapa harus terjadi secara bersamaan? Aku capek! Aku marah. Aku kesal ya Tuhan, Dista,” adunya dengan terisak-isak dan bibir bergetar menahan sedih.***“Davin, jangan lupa cuci tangan cuci kaki ya. Mainannya nanti mama taruh di dalam kamar,” kata Lisa yang masih sibuk di dekat motornya sambil meraih tas kemudian menaruh helm dan membuka ikatan plastik yang di cantel dekat dengan stang pada sebelah kiri.“Iya, Ma!” balas Davin untuk meninggalkan Lisa dan masuk ke dalam rumah yang sudah dibuka kuncinya.Lisa masuk belakangan dengan tergopoh-gopoh, matanya memerah setelah puas menangis dan berkeluh kesah dihadapan Dista. Rambutnya berantakan karena terkena ang

    Last Updated : 2025-02-02
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 18

    Bab 18 Suara brankar yang didorong terdengar berlalu lalang di dalam IGD, begitu pula Sonya yang masih mengaduh-aduh kesakitan dan terus menerus memegang tangan Farhan. “Mas jangan kemana-mana. Mas temani aku ya, Mas?” “Tenang, aku temani.” “Sakit Mas, perutku AARGGHH,” gerung Sonya dengan kepala yang terus terarah ke kanan dan kiri. Sraaak. Suara dua buah tirai dengan berjarak lima brankar terdengar ditutup dalam waktu yang bersamaan. Salah satu brankar berisi istri yang perutnya sakit dan memerlukan kehadiran suami, sedangkan brankar yang lain berisi ibu yang rela mempertaruhkan apapun agar anaknya bisa tersadar. Menit demi menit berlalu, Lisa lebih dahulu tiba di bagian administrasi untuk mengurus biaya pemeriksaan untuk perawatan Davin sebelum dirinya menerima beberapa lembar kertas dan membalik tubuh. Bruk! “Kamu!” maki Arum dengan suara kencang yang ternyata baris dibe

    Last Updated : 2025-02-03
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 19

    Bab 19KEKHAWATIRAN LISA“Saya lancang karena Nyonya Arum yang mengajarkan saya seperti itu dulunya, bukan?”“Pantas kamu selalu rendah, selalu miskin dan nasibmu jelek karena bahkan kepada orang tua saja kamu tidak hormat.”“Untuk apa saya menghormati orang yang menginjak harga diri saya?” balas Lisa yang hatinya tersayat-sayat dan membuatnya bersedih ketika Arum terus mengatakan hal-hal buruk padanya.“Sejak kapan kamu berada di Jakarta? Bukannya setelah berpisah dengan Farhan, kamu pergi ke luar kota? Jadi, untuk apa kamu di sini? Jakarta tidak cocok untuk orang kampungan sepertimu, Lisa.”Deg!Mendengar ucapan Arum, Lisa membeku dan sikap kerasnya tadi mendadak berubah ketika Arum memutar balik keadaan.“B—bagaimana Anda bisa tahu?” selidik Lisa hingga Arum yang merasa menang dan ada di atas udara tertawa terbahak. “Kenapa? Kaget? Uang bukan masalah bagi orang seperti kami. Menyuruh orang untuk mengikuti kehidupan kamu itu

    Last Updated : 2025-02-03
  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 20

    Bab 20“Bagaimana dengan keadaan menantu saya, Dok?” tanya Arum yang didampingi Farhan dengan tidak sabar.“Ma, sabar,” tegur Farhan.“Saya belum.bisa memastikannya, Nyonya. Kami harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut,” sahut sang dokter.“Apa kondisinya parah?” tanya Farhan gugup.“Ada beberapa hal yang saya curigai.”“Maksudnya bagaimana, Dok? Tolong jangan berbelit-belit,” sahut Arum tidak sabar.“Kita akan mengetahui hasilnya besok setelah hasil CT-scan jadi. Jadi, untuk sementara, Nyonya Sonya harus dirawat disini,” sahut sang dokter.****“Dis, seumur-umur aku enggak pernah nyangka Davin bisa dirawat di ruang VVIP,” bisik Lisa dengan memandang Dista yang sedang duduk sambil mengunyah cemilan untuk ibu hamil yang dibelikan oleh Raka.“Aku dan Mas Raka akan berusaha yang terbaik untuk kamu, Lis,” sahut Dista.“Aku tidak tahu harus membalas dengan apa kebaikan kalian,” ujar Lisa penuh haru. Memiliki sahabat sebaik

    Last Updated : 2025-02-03

Latest chapter

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 81

    Bab 81 Najwa baru saja merebahkan tubuhnya setelah seharian di kampus ketika bel pintu apartemennya berbunyi. Dengan malas, Najwa pun melangkah dan membukakan pintu. Najwa menelan ludah kasar saat menyadari siapa yang datang. Arum. Ibu Farhan itu menatapnya tajam, seolah Najwa adalah noda yang mencemari hidup putranya. “Kamu masih di sini?” suara Arum terdengar tajam. Najwa tidak langsung menjawab. Ia mencoba menenangkan dirinya, meskipun jantungnya berdegup kencang. “Saya… baru pulang dari kampus,” jawabnya pelan. Arum melipat tangan di dadanya, tatapannya penuh penghinaan. "Jangan pura-pura polos, Najwa. Kamu tahu betul kenapa aku ada di sini. Aku ingin kamu keluar dari kehidupan Farhan.” Najwa mengepalkan tangannya. Ia sudah menduga bahwa Arum tidak menyukainya, tetapi mendengar kata-kata itu langsung dari mulut wanita itu tetap menyakitkan.

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 80

    Bab 80Dengan penuh semangat, Najwa mengayunkan langkahnya menuju stand yang berjejer rapi. Dia membeli dan mencicipi jajanan tersebut hingga kedua tangannya penuh dengan makanan. Setelah mendapatkan aneka macam camilan dan minuman, dia mengajak Farhan kembali ke mobil dan menikmati jajanan tersebut disana.“Beli jajan segini banyak, apa bisa habis?” tanya Farhan heran.“Kan dimakan berdua,” sahut Najwa.“Gak deh, makasih, kamu saja yang makan,” sahut Farhan seraya melirik jajanan tersebut.“Kenapa? Ini enak lho!” sahut Najwa santai. “Itu makanan tidak sehat.”“Siapa bilang? Tidak semua makan kaki lima tidak sehat. Banyak kok pedagang kaki lima yang higienis,” sahut Najwa.“Tapi tetap saja bahan yang mereka pakai murahan.”“Om pikir bahan murahan tidak sehat? Buktinya aku sampai sekarang masih hidup sehat wal afiat.”“Tapi kurus kering,” ejek Farhan.“Yang penting kan sehat. Ini enak lho!” ujar Najwa seraya mencicipi s

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 79

    Bab 79Wahana pertama yang mereka kunjungi adalah ombak banyu. Di wahana ini, kita bisa merasakan sensasi terombang-ambing seperti berada di lautan. Setelah puas bermain disana, Najwa mengajak Farhan naik ke wahana kora-kora atau galeon. Wahana yang mirip seperti ayunan raksasa ini cukup memacu adrenalin penumpangnya. Jika kamu pergi ke pasar malam dan mendengar teriakan, bisa dipastikan itu bersumber dari wahana ini.Setelah selesai, Najwa mengajak Farhan ke rumah hantu. Meskipun ketakutan,namun dia terus melangkah dan menyelesaikan tantangan melewati wahana tersebut.“Kalau takut, ngapain masuk?” protes Farhan.“Kan pengen, aku selalu penasaran setiap teman-teman bercerita mengenai wahana-wahana seperti ini,” sahut Najwa. Farhan tak berani protes lagi. Dia paham betul jika gadis di sebelahnya tersebut jarang sekali pergi ke tempat hiburan. Jadi, daripada protes, dia lebih memilih menuruti gadis itu. Dia terus mengikuti langkah gad

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 78

    Bab 78“Baru pulang?” tanya pria tersebut.“Iya, Om. Om sendiri juga baru pulang?” Najwa balik bertanya.“Iya, tadi jalanan lumayan macet. Gimana acara nontonnya? Seru?” tanya Farhan. Mereka melangkah beriringan menuju unit yang mereka tempati.“Seru banget. Ini pengalaman pertama buat aku!” sahut Najwa.“Kamu belum pernah nonton bioskop?” tanya Farhan heran. Najwa menggelengkan kepala dengan polosnya.“Kan Om tahu sendiri bagaimana kehidupanku. Jangankan buat nonton, bisa makan setiap hari aja sudah syukur!” sahut Najwa. Farhan menganggukkan kepalanya tanda mengerti.“Maaf ya, selama disini, saya belum bisa mengajak kamu kemana-mana,” ujar Farhan.“Tidak apa, Om, aku paham kok. Aku tahu Om sibuk,” sahut Najwa.“Bagaimana kalau nanti malam kita jalan-jalan? Gak usah jauh-jauh, kita keliling kota saja!” usul Farhan.“Memangnya Om gak sibuk? Biasanya kan weekend gini Om jalan sama Davin!” ujar Najwa.“Davin sedang ke

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 77

    Bab 77“Om itu orangnya sibuk kerja,” sahut Najwa.“Hari libur? Weekend?” tanya Maya lagi.“Kadang ngajak aku keluar sih, cuma dia lebih sering menghabiskan waktu dengan anaknya.”“Ow … tinggal sama istri dan anaknya juga?”“Bukan, gak gitu. Jadi, omku dan istrinya itu sudah bercerai dan anaknya ikut istrinya. Gitu,” sahut Najwa memberikan penjelasan. Kedua temannya pun menganggukkan kepala tanda mengerti.“Berarti kamu memang jarang ke luar dong ya. Kasihan banget sih kamu,” ujar Maya.“Gini aja, kalau kamu lagi kesepian, kamu bisa main ke rumahku, nanti aku kasih alamatnya deh. Atau kalau gak, kita yang main ke tempat kamu, gimana?” tanya Maya.“Terima kasih ya. Aku senang sekali karena disini aku bertemu dengan teman-teman yang baik seperti kalian,” ujar Najwa tulus.“Santai saja, aku juga senang kok bisa kenal kamu sama yang lain juga. Entah kenapa, sejak awal bertemu, aku merasa nyaman aja gitu!” sahut Maya.“Idem

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 76

    Bab 76Sudah tiga bulan Najwa dan Farhan menikah. Hubungan mereka masih sama seperti sebelumnya, namun mereka sudah saling terbiasa dengan hubungan yang terjalin. Tasya pun masih sering berkunjung dan selalu menampakkan wajah penuh permusuhan pada Najwa. Farhan sudah berusaha mengingatkan akan sikap wanita itu, namun tetap saja wanita tersebut tak mau tahu. Dia tetap berusaha membuat Najwa merasa tidak nyaman, syukur-syukur dia mau meninggalkan apartemen sang kekasih.***Sudah satu minggu Najwa masuk kuliah di kampus barunya. Beruntung dia memiliki teman-teman yang baik dan asyik di ajak berteman. Saat ini, dia dan teman-temannya tengah asyik bercengkerama di kantin usai menyelesaikan jam kuliah yang pertama. “Habis ini kalian mau kemana?” tanya Nindy.“Mau langsung balik aja deh, memangnya mau kemana lagi?” sahut Maya.“Nonton yuk! Ada film baru di bioskop!” sahut Nindy.“Aku sih oke aja. Yang lain gimana?” tanya Maya.“Aku iku

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 75

    BAB 75TETANGGA RESE“Wow ... kita ketemu lagi. Lo tinggal disini juga?” tanya Jonathan dengan wajah tengilnya. Najwa mendengkus dengan kesal, lalu memalingkan wajahnya. Dia tidak menanggapi ucapan pria tersebut. “Atau jangan-jangan lo nguntit gue ya?” “Idih, najis!” sahut Najwa spontan. Mendengar jawaban spontan Najwa, Jonathan terbahak seketika.“Siapa tahu kan lo terpesona sama ketampanan gue!” ujar Jonathan seraya menaikturunkan alisnya. Najwa kembali memalingkan wajahnya. Terjebak dalam lift berdua bersama pria yang dibencinya sungguh memuakkan. Dia ingin segera tiba di apartemennya agar tidak perlu lagi melihat wajah pria di sebelahnya tersebut.Selang tak berapa lama kemudian, pintu lift pun terbuka. Dengan gegas, Najwa pun melangkah keluar.“Wow ... kita tinggal satu lantai, menarik!” ujar pria tersebut. Najwa menghentikan langkahnya seketika.“Jangan-jangan kamu yang sengaja ngikutin aku ya?” ujar Najwa balik berta

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 74

    Bab 74"Sayang, tunggu!" seru Tasya tidak terima ditinggalkan."Sayang!" seru Tasya lagi. Sayangnya, Farhan tidak mengindahkan seruan tersebut. Dia justru mengunci diri di dalam kamarnya."Ish, nyebelin!" gerutu Tasya. Dengan kesal, dia menghentakkan kakinya seraya melangkah menuju dapur.“Hei, kamu!” seru Tasya pada Najwa. Merasa mendengar suara, Najwa pun berbalik dan melihat keberadaan kekasih sang suami yang tengah berdiri tidak jauh dari posisinya.“Saya?” tanya Najwa memastikan.“Tentu saja. Memangnya disini ada orang lain selain kamu,” ujar Tasya dengan kesal.“Ada apa?” tanya Najwa. Dia malas meladeni sikap kasar dan tidak bersahabat wanita di hadapannya tersebut."Jangan coba-coba menggoda Mas Farhan karena kami akan segera bertunangan. Meskipun kamu keponakannya, aku gak bisa percaya sama kamu begitu saja," ujar Tasya dengan ketus."Terserah!" sahut Najwa dengan jengah, lalu melangkah meninggalkan wanita tersebu

  • Lima Tahun Usai Berpisah   Bab 73

    Bab 73"Ma, ini hidupku. Jadi, biarkan aku sendiri yang menentukan jalanku. Mama tidak perlu ikut campur. Sudah cukup selama ini mama mengatur hidupku," sahut Farhan dengan tegas."Kamu ... Mama melakukan semua itu demi kebaikan kamu!" seru Arum."Ralat. Semua itu hanya demi kebaikan mama, bukan aku.""Farhan!" sentak Arum. Dia tidak terima mendengar ucapan putranya tersebut.Arum menatap putranya, ekspresinya mencerminkan kekecewaan yang mendalam. "Kau akan menyesal, Farhan. Gadis ini bukan siapa-siapa. Dia tidak akan pernah cocok untukmu."Sementara itu, Najwa hanya bisa menahan air matanya. Ia tahu, sejak awal ia tidak diinginkan di sini. Ia bukan bagian dari dunia mereka.Farhan meraih tangan Najwa dengan lembut, memberi isyarat agar gadis itu kembali ke kamar. Najwa menurut, meninggalkan ruangan dengan hati yang hancur.Saat pintu kamar tertutup, Farhan kembali menatap ibunya."Aku tidak peduli den

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status