Chapter: AKHIR YANG BAHAGIABAB 13AKHIR YANG BAHAGIA"Ibu!" ujar Farel terkejut."Ngapain kamu di rumah perempuan itu? Ayo pulang!" sentak wanita bertubuh tambun tersebut."Aku hanya mengantar mereka pulang saja, Bu!" sahut Farel."Jangan banyak alasan, cepat pulang! Hei, Nana! Kamu itu sudah menikah. Bisa-bisanya kamu menggoda anakku. Kalau mau selingkuh, cari laki-laki lain, jangan anakku. Aku tidak rela!" sentak ibu Farel."Ibu, siapa yang menggoda sih? Aku hanya mengantar mereka. Lagi pula aku sendiri yang berinisiatif!" sahut Farel membela Nana."Jangan bela mereka. Ingat ya, ini peringatan terakhir. Jangan ganggu anakku lagi!" Usai mengatakan hal tersebet, wanita bertubuh tambun tersebut segera menyeret Farel meninggalkan rumah Nana. Tak diperdulikannya beberapa warga yang menonton kejadian tersebut."Ada apa, Na? Kok ibu dengar ribut-ribut!" tanya Bu Husna. "Tadi … ibunya Mas Farel kesini!" sahut Nana dengan mimik sedih. Bu Husna menghela nafas panjang sejenak. Bisa bisa menebak apa yang tejadi tadi. Di
Last Updated: 2022-12-16
Chapter: SEASON 2 BAB 12BAB 12BERTEMU KEMBALIDengan penuh percaya diri, pengendara tersebut segera turun dari motornya. Belum juga dia melepas helmnya, Nana sudah menghampiri dan melabraknya.“Hei, Mas, maksudnya apaan, menghalangi jalan kami? Mau pamr motor?” sentak Nana. Pria tersebut yang hendak melepaskan helmnya, menghentikan aksinya seketika. Dia menatap Nana dengan intens dari balik helm full facenya.“Kalau mau aksi keren-kerenan, jangan disini! Lagipula saya gak minat!” lanjut Nana.“Nana ... jangan kasar begitu! Maaf ya, Nak!” ujar Bu Husna merasa tidak enak.“Untuk apa Ibu minta maaf sama dia. Dia yang salah kok!” sahut Nana membela diri.“Iya, Bu, tidak apa-apa! Saya paham kok! Saya kan sudah hafal dengan sifatnya!” sahut pria tersebut. Nana terkesiap seketika. Suara itu, suara yang pernah sangat akrab di telinganya. Nana menatap pria tersebut dengan intens. Sayangnya, keberadaan helm yang masih dikenakan pria tersebut, membuatnya tidak bisa mengenali pria tersebut.Menyadari kebingungan wanita
Last Updated: 2022-12-05
Chapter: SEASON 2 BAB 11BAB 11DI KAMPUNGTok tok tok ....“Sebentar!” samar-samar, Nana mendengar sebuah sahutan dari dalam. Nana tersenyum tipis. Itu adalah suara yang selalu dia rindukan selama ini.“Nana! Masya Allah!” ujar wanita yang berusia hampir senja tersebut. Beliau menatap Nana dengan penuh haru.“Ibu!” ujar Nana dengan suara tercekat. Dia pun segera mencium punggung tangan wanita tersebut. Wanita tua tersebut membawa Nana ke dalam pelukannya.“Nana! Ibu kangen banget sama kamu!” ujarnya dengan air mata yang mulai membasahi pipi.“Nana juga kangen sama Ibu dan Bapak!” ujar Nana. Dia pun sudah tak dapat membendung air matanya lagi. Kerinduannya membuncah. Sejak menikah, ini pertama kalinya dia kembali menginjakkan kaki di rumah orang tuanya. Untuk beberapa lama, mereka saling berpelukan meluapkan kerinduan yang terpendam.“Kamu kok sendirian? Reno mana?” tanya wanita tersebut.“Em ... Mas Reno sedang sibuk, Bu. Jadi, gak bisa ngantar!” sahut Nana beralasan.“Bapak mana, Bu?” tanya Nana lagi.“Ba
Last Updated: 2022-12-02
Chapter: SEASON 2 BAB 10BAB 10FAKTA MENGEJUTKAN"Bapak kenal Pak Nizam?" tanya Nana bingung."Em … iya, Na. Dulu!" sahut Akbar dengan wajah bingung."Pak Akbar apa kabar sekarang?" tanya Nizam mengalihkan perhatian."Alhamdulillah baik, Pak Nizam! Silahkan duduk! Maaf, tempatnya kotor!" ujar Akbar."Tidak masalah, terima kasih!" ujar Nizam, lalu duduk di salah satu bangku pembeli. "Na, ini sudah malam. Sebaiknya kamu istirahat saja. Lagipula, warung kan sepi. Sebentar lagi Bapak juga beberes!" ujar Akbar."Nana bantuin beberes aja ya, Pak?" sahut Nana."Tidak usah. Kamu istirahat saja!" ujar Akbar.Nana menghela nafas panjang."Baiklah kalau begitu. Pak Nizam, saya permisi dulu ya!" pamit Nana."Iya, silahkan!" sahut Nizam. Nana pun meninggalkan majikannya bersama Akbar."Jadi … ini kegiatan Pak Akbar setelah keluar dari penjara?" tanya Nizam."Iya, Pak. Sebenarnya, waktu itu beberapa kali saya mencoba melamar pekerjaan, tapi tidak ada yang mau menerima. Akhirnya, saya merintis jualan bakso ini!" sahut Akb
Last Updated: 2022-11-16
Chapter: SEASON 2 BAB 9BAB 9RENCANA MENGGUGATBeruntung, sebelum dia benar-benar terjatuh, Nizam meraih tubuhnya. Untuk beberapa saat, mereka saling bertatapan. Jantung Nana berdetak dengan kencang. Seumur-umur, baru kali ini dia berada pada jarak sedekat ini dengan majikannya.“Papa!” sebuah panggilan mengagetkan mereka. Nana segera berdiri dan Nizam pun melepaskan pelukannya.“Papa ngapain di dapur?” tanya Clara, putri Nizam.Nana berusaha bangkit dan berdiri tegak, sedangkan Nizam segera melepaskan pelukannya pada Nana. Suasana pun menjadi kikuk. “Em ... ini, tadi Nana jatuh. Kebetulan Papa pas disini. Kamu belum berangkat?” tanya Nizam pada putrinya. “Sebentar lagi, Pa!” sahut Clara seraya menatap Nana curiga.“Saya buatkan kopinya dulu, Pak!” pamit Nana.“Oh, iya! Saya tunggu di depan!” ujar Nizam.“Ayo, Sayang!” ajak Nizam pada Clara.“Papa gak kerja?” tanya Clara.“Ntar, berangkat agak siangan! Papa ada janji ketemu klien di dekat sini! Dari pada bolak-balik, mending berangkat ntar sekalian!”
Last Updated: 2022-09-09
Chapter: SEASON 2 BAB 8BAB 8TALAK“Cepat berikan uangnya!” perintah mertuanya.“Maaf, Bu, saya tidak bisa!” sahut Nana tegas.Narti yang merasa sangat geram, segera merampas tas Nana yang masih dipegangnya. Nana pun berusaha mempertahankan tanya sehingga terjadi aksi saling mendorong hingga akhirnya mereka berdua terjatuh. Nana menghembuskan nafas lega karena dia berhasil mempertahankan tasnya.“Ibu!” teriak Reno saat melihat Ibunya jatuh tersungkur.“Ibu tidak apa-apa?” tanyanya khawatir.“Nana, apa yang kamu lakukan sama Ibu?” bentak Reno pada Nana. “Ren, istrimu sungguh durhaka, Ren! Dia sama sekali tidak menghargai Ibu!” ujar Narti seraya terisak.Reno menatap istrinya dengan geram. Reno segera membantu Ibunya bangkit dan duduk di sofa. “Ibu kenapa bisa jatuh gitu?” tanya Reno lagi.“Ibu didorong Nana, Ren! Ibu hanya mau pinjam uangnya sedikit untuk membeli obat!” ujar Narti.“Memangnya uang yang aku kasih kurang, Bu?” tanya Reno.“Uangnya sudah habis, Ren! Sudah Ibu gunakan untuk bayar kuliahnya Viv
Last Updated: 2022-08-26
Chapter: BAB 52 EKSTRA PARTBab 51EKSTRA PART"Sayang, besok aku izin keluar ya!" ujar Kirana kepada Ronald."Mau kemana?" tanya Ronald."Ke rumah sakit.""Kamu sakit?" tanya Ronald panik."Gak, Sayang! Jadi, ceritanya itu akhir-akhir ini kan Axel sering sakit, trus beberapa kali mimisan. Akhirnya, aku periksakan ke dokter. Nah, sama dokternya disuruh periksa ke lab. Takutnya, ada yang serius." Kirana memberi penjelasan."Kenapa gak pernah cerita? Itu periksa ke labnya kapan?""Sekitar … dua minggu sebelum pernikahan kita," ujar Kiran sambil mengingat-ingat."Sebelum kamu nemuin Papa dan nglamar aku.""Itu sudah lama sekali, lho!" protes Ronald."Iya sih. Kata petugas labnya, perkiraan dua minggu hasilnya keluar. Tapi kemarin itu ternyata lebih. Baru tiga hari yang lalu dikabari kalau hasilnya sudah keluar.""Trus, kenapa gak langsung diambil?" "Lha kita kan posisinya masih bulan madu. Aku gak mau merusak suasana. Kalau sekarang kan, kita sudah di rumah. Makanya mau tak ambil."Ronald menghela nafas panjang."
Last Updated: 2022-08-04
Chapter: BAB 50 PERTEMUAN PERTAMA Bab 50PERTEMUAN PERTAMA“Oya, siapa nama anak kita?” tanya Ronald.” Axel Dharmendra Wibawa,” sahut Kirana.“Kamu tidak memasukkan namaku?” protes Ronald.“Aku gak yakin kamu mau mengakuinya, jadi aku memasukkan nama Papa.”“Setelah kita menikah, aku akan menggantinya menjadi Axel Dharmendra Baskoro,” ujar Ronald.“Terserah kamu sajalah.”“Oya, dia pulang sekolah jam berapa?” tanyanya.“Jam 14.00 WIB.”“Nanti aku ikut jemput, ya?” tanya Ronald.“Yakin?”“Iya, dong! Aku sudah tidak sabar!” ujar Ronald.“Dia pasti senang,” ujar Kirana.“Apa yang kamu katakan padanya saat dia menanyakan Papanya?” tanya Ronald penasaran.“Aku bilang sama dia kalau Papanya sedang bekerja di tempat yang jauh mencari uang yang banyak buat dia.”“Trus, dia jawab apa?”“Awalnya gak banyak protes, tapi akhir-akhir ini dia selalu bilang kalau dia tidak butuh uang yang banyak. Dia hanya ingin punya Papa seperti teman-temannya,” sahut Kirana. Dia tampak sedih mengingat pembicaraannya dengan Axel kala itu.Ronald
Last Updated: 2022-08-04
Chapter: PERJUANGAN RONALDBab 49PERJUANGAN RONALD"Aku sudah meletakkan surat pengunduran diriku di meja Pak Ronald.""Kamu yakin? Aku bisa memindahkan kamu ke divisi lain kalau tidak suka disana.""Gak perlu, Pak! Saya ada alasan lain mengapa harus resign.""Baiklah, kalau memang itu keinginanmu. Aku tidak memaksa.""Ya sudah, Pak, saya pamit ya!" Usai Kirana meninggalkan kantor, tak lama kemudian Ronald datang. Dia sangat terkejut mendapati surat pengunduran diri Kirana. Dia lebih terkejut lagi mendapati hasil tes DNA delapan tahun yang lalu."Jadi, anak itu adalah anakku," ujar Ronald lirih. Ronald tampak syok. Bergegas dia melangkah ke ruangan Sakti."Apa Kirana tadi kesini?" tanya Ronald."Iya Pak, hanya mampir sebentar lalu pulang. Ada apa Pak?" tanya Sakti heran."Gak ada. Terimakasih," ujarnya, lalu meninggalkan ruangan Sakti. Sakti memandang kepergian Ronald dengan miris. Dia tahu, ada sesuatu antara Kirana dan Ronald. Sepertinya, dia harus bersiap patah hati. Ronald segera melajukan kendaraanny
Last Updated: 2022-08-04
Chapter: BAB 48 MENGUNDURKAN DIRIBAB 48MENGUNDURKAN DIRI“Saya temannya Mama kamu,” sahut Bagas.“Oya? Wah ... kebetulan sekali! Apa kamu juga teman Papa aku?” tanya Axel polos.Bagas memandang Mama Kirana mencari jawaban.“Axel, ayo temannya diajak masuk!” ujar Mama Kirana.“Gak usah, Tante! Kami langsung pulang saja!” sahut Bagas.“Papa, kami mau kue!” rengek Kayla.“Mau kue yang mana? Sini, Oma ambilkan!”Mama Kirana menggiring Kayla dan Keysha ke bagian etalase kue.Sekarang, tinggal Bagas berdua dengan Axel.“Om, apa Om kenal dengan Papa aku?” tanya Axel lagi."Memangnya Mama kamu bilang apa?" tanya Bagas."Kata Mama, Papa sedang bekerja di tempat yang jauh. Kalau Om ketemu Papaku, tolong katakan padanya, aku gak minta uang yang banyak. Aku juga gak akan minta dibelikan mainan. Aku hanya ingin Papa pulang. Gak papa kita gak punya banyak uang, asalkan bisa selalu bersama," ujar Axel sendu."Bagas terharu mendengar ucapan Axel, lalu menghela napas panjang."Om memang kenal Papa kamu, tapi Om gak tahu dimana dia s
Last Updated: 2022-07-22
Chapter: BAB 47 QUEEN CAKE 'N BAKERYBAB 47QUEEN CAKE ‘N BAKERY"Pa, bagaimana kalau kita antar Axel pulang dulu? Dia belum dijemput!" ujar Kayla kepada Papanya saat dijemput pulang sekolah. Tampak, di taman Axel sedang bermain sendirian ditemani sang wali kelas. "Iya, Pa! Kasihan dia nanti sendirian!" sahut Keysha."Memangnya Axel belum dijemput?" tanya Bagas."Belum!" sahut mereka serempak."Sebentar! Papa tanya wali kelas kalian dulu!"Bagas, Kayla, dan Keysha segera menghampiri wali kelas mereka. "Selamat siang, Bu!” sapa Bagas.“Selamat siang, Pak Bagas! Ada apa, ya?” tanya Bu Dyah, walikelas mereka.“Axel kok belum pulang? Memangnya, dia belum dijemput, Bu?" tanya Bagas."Belum, Pak! Barusan mamanya telfon, katanya jemputnya agak terlambat," sahut sang wali kelas. "Bagaimana kalau dia kami antar saja? Rumahnya mana?" Wali kelas tersebut menyebutkan sebuah alamat."Kami satu arah. Bagaimana, Bu?" "Apa tidak merepotkan, Pak?""Tidak, Bu. Lagipula, sepertinya anak-anak dekat dengan dia. Mereka gak tega meninggal
Last Updated: 2022-07-19
Chapter: BAB 46 MENJADI SEKRETARIS RONALDBab 46MENJADI SEKRETARIS RONALD"Maaf, Pak! Saya pinjam Ibu Kirana sebentar. Ada keperluan mendesak," ujar Sakti.Ronald memandang Sakti dengan tajam. "Urusan apa? Bukankah ini masih jam kerja? Lagipula, wawancaranya belum selesai," sahut Ronald tak suka."Maaf, Pak! Ini masalah keluarga dan sangat penting. Mohon pengertiannya!" ujar Sakti sopan.Ronald menatap Sakti dan Kirana bergantian. Apa hubungan Sakti dengan Kirana? Batinnya.Kirana pun memandang Sakti dengan tanda tanya."Apa kamu keluarganya?" tanya Ronald lagi.Sakti tersenyum tipis."Bukan, Pak! Hanya saja, baru saja keluarganya menghubungi," sahut Sakti."Ya sudah! Bawa dia pergi!" ujar Ronald pasrah."Terimakasih, Pak! Ayo!" ajak Sakti kepada Kirana. Dengan penuh tanda tanya, Kirana mengikuti langkah Sakti. "Ada apa?" tanya Kirana saat mereka sudah di luar ruangan."Tadi Mama kamu nelfon. Sebenarnya, beliau sudah menghubungi kamu tapi gak bisa, jadi beliau menghubungi nomor kantor," ujar sakti."Ada apa Mama nelpon?"
Last Updated: 2022-07-16
Chapter: HARI PERNIKAHAN “Terima kasih karena kamu sudah menyelamatkan aku hari ini,” ujar Vano dengan mimik wajah serius. Sekar menatap menatap wajah sahabatnya tersebut dengan mimik wajah yang semakin kebingungan. “Apaan sih? Aku gak ngerti deh!” ujar Sekar lagi. Vano terkekeh geli menatap wajah wanita di hadapannya yang menurutnya terlihat lucu dan menggemaskan.“Lho, Van, dari tadi?” tanya Irma yang tiba-tiba muncul.“Bunda!” seru Vano, lalu bangkit dari posisinya dan mencium punggung tangan wanita paruh baya tersebut.“Barusan, Bun. Aku kangen sama masakan bunda, makanya main kesini,” sahut Vano seraya terkekeh.“Ayo langsung ke ruang makan. kebetulan bunda hari ini masak kesukaan kamu,” sahut Irma. “Asyik ... kayaknya bunda sudah ada feeling aku mau main nih!” ujar Vano. Dengan santai, dia menggandeng lengan wanita paruh baya tesebut menuju ruang makan meninggalkan Sekar yang masih bengong di tempatnya. Selang tak berapa lama kemudian, Sekar pun sudah menyusul mereka.***“Van!” panggil Sekar. Saat ini
Last Updated: 2023-07-21
Chapter: TERJEBAKBAB 39TERJEBAKVano melepaskan jasnya dan melonggarkan dasinya untuk mengurai rasa panas yang menguasai tubuhnya. Sayangnya, usaha yang dia lakukan sia-sia, tubuhnya semakin tak dapat dikendalikan. Dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Airin masuk ke dalam ruangan dengan membawa secangkir minuman. Pakaian yang melekat erat ditubuhnya, ditambah lagi dua kancing yang terbuka di bagian atas membuat Vano menatapnya tanpa berkedip. Vano meneguk ludahnya kasar.“Kamu kenapa, van? Sakit?” tanya Airin. Vano tak menjawab. Pandangannya masih terfokus pada gundukan kenyal yang terlihat menantang di hadapannya. Airin tersenyum tipis penuh kemenangan, lalu dengan santainya duduk di pangkuan pria tersebut.“Wow ... aku bahkan bisa merasakannya. Mau aku bantu melepaskannya?” ujar Airin dengan gaya manjanya seraya mengusap dada Vano dengan lembut. Tubuh Vano semakin memanas. Spontan, dia meraih tengkuk wanita tersebut, lalu menyambar bibirnya dengan lumatan yang panas. Airin semakin diatas angin. Ta
Last Updated: 2023-04-01
Chapter: KEJUJURAN VANOBAB 38KEJUJURAN VANO“Berdasarkan bukti-bukti dan kesaksian para saksi, maka saudara Aldi Wiratama dinyatakan bersalah dengan hukuman tujuh tahun penjara.” Ketuk palu hakim, mengakhiri jalannya sidang hari ini. Aldi menghembuskan nafas lega. Meskipun dia harus mendekam dalam penjara, setidaknya hukumannya jauh lebih ringan dari tuntutan yang seharusnya yaitu dua belas tahun penjara. Nasha pun tak kuasa menahan air matanya. Kini, dia harus berjuang seorang diri membesarkan anaknya nantinya.Usai sidang selesai, Nasha menghampiri sang suami sebelum kembali di bawa lapas."Mas!" ujar Nasha lirih."Jaga anak kita baik-baik. Maaf aku tidak menemani kamu membesarkan anak kita nantinya!" ujar Aldi."Mas!" Spontan, Nasha mendekap tubuh sang suami dengan erat. Dia menangis tergugu dalam pelukan sang suami.“Aku akan membebaskan kamu, Sha. Aku tidak akan mengikatmu dalam ikatan pernikahan yang tidak sehat ini. Nasha Syakilla binti Suwito, aku ja---“ Belum selesai Aldi menyelesaikan kalimatnya
Last Updated: 2023-03-27
Chapter: PERMINTAAN ALDIBAB 37PERMINTAAN ALDI “Saudara Aldi, anda yang ingin bertemu dengan Anda!” ujar seorang petugas sipir, lalu membuka pintu penjara. Dengan penuh semangat, Aldi bangkit dari posisinya, lalu melangkahkan kakinya. Dia mendengus dengan kesal saat tahu siapa yang datang menjenguknya.“Sayang ... bagaimana keadaan kamu?” tanya Nasha seraya memeluk tubuh sang suami. “Sha ... apaan sih?” protes Aldi seraya mendorong tubuh sang istri perlahan agar menjauh.“Mas ... kamu kenapa sih?” tanya Nasha bingung.“Gak enak dilihat petugas,” sahut Aldi cuek, lalu melangkahkan kakinya dan duduk di kursi yang telah disediakan. Nasha pun mengernyitkan dahinya heran. Namun, tak urung, dia mengikuti langkah sang suami dan duduk di hadapannya. “Kamu kenapa, Mas?” tanya Nasha.“Apanya yang kenapa?” tanya Aldi.“Sejak kemarin, kamu berubah jadi cuek,” sahut Nasha.“Biasa saja.”“Gak, aku yakin pasti ada sesuatu. Katakan, ada apa sebenarnya?” desak Nasha.“Sudah ku bilang tidak ada. Untuk apa kamu kesini?” tan
Last Updated: 2023-03-04
Chapter: SIDANG PERDANABAB 36SIDANG PERDANA‘Aku tidak rela wanita itu menguasai perusahaan. Enak saja, aku yang mendampingi Mas Hisyam hingga seperti sekarang, malah dia yang dapat warisan. Rugi dong perjuanganku selama ini!’ ujarnya dalam hati.“Maaf, Bu, untuk keperluan administrasi, saya tetap meminta pembayaran di depan!” ujar Pak Adnan.“Tentu saja, Pak! Berapa saya harus membayarnya?” tanya winda dengan gaya elegannya. Pak Adnan menyerahkan sebuah kertas yang berisi rincian dana yang harus dibayarkan. Wind amenelan ludah kasar melihat angka tersebut. Sebenarnya itu memang harga yang pantas untuk pengacara sekelas Adnan Wijaya. Masalahnya, saat ini dia sedang pailit. Uang segitu tentu saja sangat berharga untuknya.“Em ... saya akan membayarnya separuh. Untuk sisanya ... bagaimana kalau saya bayar dengan cara lain!” ujar Winda.“Maksudnya?” tanya Pak Adnan bingung. Dengan penuh percaya diri, Winda melangkah mendekati pria paruh baya tersebut seraya melepaskan beberapa kancingnya sehingga menampakkan p
Last Updated: 2023-01-23
Chapter: KEDATANGAN AIRINBAB 35KEDATANGAN AIRINKring .... Tiba-tiba, ponsel Vano berbunyi.“Halo, Pa! Ada apa?” tanya Vano.“_____.”“Sudah, Pa. Dia ada disini sekarang,” sahut Vano smabil melirik kesal pada Airin.“____.”“Gak bisa gitu dong, Pa! Dia itu tidak kompeten!” “____.”“Tapi, Pa ....”“____.”“Iya, iya!” sahut Vano sambil bersungut-sungut. Airin mendengarkan pembicaraan mereka sambil senyum-senyum. Meski tidak tahu pasti, namun dia bisa menebak arah pembicaraan mereka.Klik. Vano memutusukan panggilan teleponnya. Dia menghela nafas panjang beberapa kali untuk menenangkan diri.“Bagaimana, Pak Vano?” ujar Airin sambil tersenyum manis. Vano merasa semakin muak.“Baiklah, kamu diterima, tapi ____.”“Yey ... terima kasih, Van!” ujar Airin gembira sambil bertepuk tangan.“Aku belum selesai bicara!” bentak Vano. Airin segera menghentikan aksinya sebelum Vano benar-benar marah padanya. “Oke, lanjutkan!” ujar Airin.“Kamu diterima, tapi, jika dalam masa percobaan selama satu bulan kinerja kamu mengece
Last Updated: 2023-01-15
Chapter: PERMINTAAN IBU ADRIAN BAB 10PERMINTAAN IBU ADRIAN"Yan, lihat kelakuan istri kamu. Dia berani sekali melawan ibu," adu Karin."Mbak, jangan fitnah ya!" sentak Kamila tidak terima. "Mila, jangan membentak kakakku!" sentak Adrian balik.“Dia yang mulai duluan,”sahut Kamila.“Cukup!” sentak Adrian dengan suara menggelegar. Karin tersenyum sinis melihat adik iparnya tersebut dibentak oleh Adrian.“Yan, istrimu itu sudah benar-benar keterlaluan. Dia tidak menghargai Ibu sama sekali,” ujar mertua Karin seraya melirik menantunya tersebut dengan sinis. Sementara itu, Adrian mengusap wajahnya dengan kasar. Maksud hati ingin segera beristirahat sepulang kerja, ini malah disuguhi dengan keributan.“Mila, ayo minta maaf sama Ibu,” pinta Adrian pada sang istri.“Gak, aku gak salah kok,” sahut Kamila.“Mila!” sentak Adrian lagi dengan suara tertahan.“Mereka yang mulai. Mereka mengambil makanan yang aku beli tadi,” ujar Kamila.“Alah … hanya gara-gara makanan seperti ini kamu berani membentak Ibu. Sungguh keterlaluan,
Last Updated: 2023-09-25
Chapter: KARIN BERULAHBAB 9KARIN BERULAH“Apa sih, Mbak?” sahut Kamila santai.“Enak banget jadi kamu, santai-santai di rumah ibumu sambil ngabisin uang Adrian. Kasihan sekali adikku itu,” ujar wanita yang usianya di atasnya tersebut.“Bukannya yang ngabisin gajinya Mas Adrian itu mbak sama ibu ya? Aku kan cuma dapat sisanya,” sahut Kamila seraya terus melangkahkan kakinya ke ruang makan. Sementara itu, kakak iparnya mengikuti langkahnya seraya memperhatikan kantong dalam genggaman Kamila.“Kalau masalah itu kan memang sudah menjadi kewajiban Adrian memberi nafkah untuk ibu,” sahut Karin tak mau kalah.“Benar, tapi seharusnya mengutamakan anak dan istrinya . Lagian Mbak juga jangan lupa, Mbak itu sudah menikah dan sudah punya suami. Jadi, Mas Adrian tidak punya kewajiban menafkahi mbak,” sahut kamila lagi.“Ya terserah dong. Lagian kan kamu itu orang lain yang kebetulan diurus saja, sementara aku ini kakak kandungnya,” sahut Karin sewot. Kamila tak menanggapi lagi. Dia memilih mengalihkan perhatiannya pad
Last Updated: 2023-09-21
Chapter: RUMAH BARU 2BAB 8“Halo, nama saya Silvi. Saya tinggal di depan,” ujar wanita berparas cantik tersebut seraya menatap rumahnya. “Oh, halo, Nak Silvi. Saya Saraswati, dan ini putri saya Kamila,” sahut Ibu Kamila. Silvi terkesiap sejenak, lalu menatap Kamila dengan seksama. Untuk beberapa saat, mata mereka saling bersiborok sebelum akhirnya wanita tersebut mengulas sebuah senyuman.“Halo, Kamila. Nama kamu mengingatkan saya pada seseorang,tapi saya yakin itu pasti bukan kamu,” ujar Silvi seraya mengulurkan tangannya. Kamila menatap uluran tangan tersebut sejenak sebelum akhirnya menjabatnya.“Saya rasa memang bukan karena saya tidak mengenal kamu,” sahut Kamila. SIlvi pun menganggukkan kepalanya tanda setuju.“Sudah mau ditempati?” tanya Silvi basa-basi.“Rencananya sih secepatnya. Nak Silvi sendiri sudah lama tinggal disini?” tanya Ibu Kamila.“Belum lama sih, baru sekitar dua minggu. Baiklah, saya permisi dulu, mau ketemu calon mertua,” ujar wanita tersebut seraya berbisik.“Oh iya, silahkan, Na
Last Updated: 2023-09-20
Chapter: RUMAH BARUBAB 7RUMAH BARUKamila yang tengah sibuk dengan masakannya, terpaksa berhenti sejenak saat mendengar ponselnya berbunyi. Dia segera meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja tidak jauh dari posisinya. Kamila tersenyum tipis saat melihat nama sang pemanggil. Tak berminat mengangkatnya, dia kembali meletakkan ponselnya, lalu kembali melanjutkan aktivitasnya. Dering ponselnya akhirnya berhenti. Baru saja dia menghembuskan nafas lega, ponselnya kembali berdering. Sama seperti sebelumnya, Kamila membiarkan ponselnya hingga mati sendiri. Sampai pada panggilan ke sekian kalinya, Kamila terpaksa menghentikan aktivitasnya karena teguran sang ibu.“Ponselmu dari tadi bunyi terus. Kenapa gak diangkat?” tanya wanita paruh baya tersebut.“Lagi nanggung, Bu. Lagian panggilan gak penting juga,” sahut Kamila santai.“Itu ponsel bunyi terus dari tadi. Berarti kan memang penting banget. Dari siapa sih?” tanya Ibu Kamila lagi.“Mas Adrian, Bu,” sahut Kamila.“Angkat dulu sana, siapa tahu memang pe
Last Updated: 2023-08-04
Chapter: KEKESALAN ADRIANBAB 6KEKESALAN ADRIANKamila menatap pria tersebut tak berkedip. Dia benar-benar tidak menyangka dengan apa yang dilihatnya. Sementara itu, pria tersebut tidak menyadari keberadaan Kamila. Dia justru terus melanjutkan langkahnya seraya memeluk pinggang wanita yang bersamanya."Mbak Mila, liatin apaan sih? Serius banget!" tegur Dika. Dia pun menoleh dan mengikuti arah pandangan sang kakak."Mbak, itu kayak suami kakaknya Mas Adrian deh!" ujar Dika. Dia bisa mengenali pria tersebut karena pernah bertemu pada beberapa kesempatan. "Benar, Dik!""Terus wanita itu siapa? Bukan kakaknya Mas Adrian kan?" Kamila menggelengkan kepalanya."Mbak juga gak tahu. Mending kamu keluar saja dulu, mbak ada perlu sebentar!""Mbak mau ngapain? Mending gak usah ikut campur deh!" ujar Dika memperingati."Gak akan, sudah kamu keluar dulu. Jangan sampai ketahuan!" sahut Kamila."Gak, aku mau disini sama Mbak Mila aja," sahut Dika keukeuh."Terserah kamu deh!" sahut Kamila. Kamila kembali menjatuhkan bobotn
Last Updated: 2023-08-03
Chapter: FAKTA BARUBAB 5FAKTA BARUKamila membiarkan ponselnya yang terus berdering. Dia tahu betul yang menghubunginya adalah sang suami. Kring .... Ponsel Kamila kembali berdering untuk kesekian kalinya. Dengan kesal, dia pun akhirnya mengangkat panggilan tersebut.“Kemana aja sih? Ditelepon dari tadi juga,” omel Adrian.“Ada apa? Aku nginap di rumah Ibu,” ujar Kamila.“Gak boleh, pulang sekarang.”“Maaf, aku gak mau. Besok aku baru pulang.”“Ka—“ Belum selesai Adrian mengucapkan kalimatnya, Kamila sudah menutup panggilan secara sepihak. Karena tidak ingin diganggu, dia pun memblokir nomor sang suami. Tidak mungkin baginya mematikan ponsel karena dua sedang ada janji dengan pemilik rumah yang akan dia beli. “Si al, berani sekali dia membantah aku. Awas aja besok!” umpatnya dengan kesal. Adrian segera melangkahkan kakinya ke kamar untuk membersihkan diri. Setelah selesai, dia menyambar kunci motor, lalu melaju menuju rumah ibunya.“Lho, Yan, kok sudah sampai sini lagi?” tanta ibunya heran.“Iya, Ka
Last Updated: 2023-08-03