Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku

Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-14
Oleh:  black_honey7289On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
34Bab
2.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Terdapat banyak adegan 21+ Harap bijak dalam membaca Karena kepemilikan saham dan beberapa aset mewah yang diberikan pada keluarganya, Elena terpaksa menikah dengan putra pewaris tunggal pemilik Corazon Group, bernama Leon Lawrence. Sayangnya sang suami adalah seorang pemuda dengan keterbelakangan mental. Leon juga tidak bisa menyentuh Elena layaknya seorang lelaki. Padahal Leon adalah satu-satunya harapan untuk menyambung garis keturunan keluarga Lawrence. Hingga pada suatu malam, ayah mertua Elena mendatangi kamarnya dan meminta izin untuk meniduri Elena sampai ia benar-benar hamil. Karena mendapatkan kehangatan dari Reviano Lawrence hampir setiap malam, Elena menjadi serakah. Ia bukan hanya sekedar menikmati, tapi juga berusaha agar terus bisa mendapatkan kenikmatan yang selalu diberikan oleh sang mertua. Di kemudian hari, Reviano menyadari kalau anak perempuan yang Elena lahirkan bukanlah anak biologisnya. Lantas siapa yang telah menghamili Elena? “Tuan Rev, Anda didiagnosis mengidap Azoospermia yang menjadi penyebab kemandulan permanen.” Dokter Frederick mengatakan hal yang membuat Reviano bersumpah akan membunuh Elena. Namun di saat ia hampir saja menghilangkan nyawa wanita itu dengan cekikannya, Elena mengatakan hal yang membuatnya terasa disambar petir hingga ribuan kali. “Aku mengaku kalau pernah tidur dengan lelaki lain, Dad. Tapi kalau memang benar kau mengidap Azoospermia, bukankah itu artinya Leon juga bukan anak kandungmu?”

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Suami Yang Tak Bisa Membuahi

“Mommy, tadi malam Elena memintaku memegang dadanya.” Celotehan Leon mengagetkan semua orang yang ada di atas meja makan.

“A-apa?” Caitlyn tertawa tak nyaman, sementara Reviano Lawrence yang sejak tadi memang diam hanya bisa menghentikan gerakan sendoknya.

“Dia membuka seluruh pakaiannya dan berbaring di depanku. Aku takut. Tolong bilang padanya agar tak melakukan hal itu lagi karena dia terus memaksaku mendekatinya. Mulai malam ini aku tidur dengan Mommy saja ya?”

Merah padam wajah Elena mendengar Leon mengadukan semua yang terjadi semalam. Memang benar dia melakukan itu, tapi kan...

Mendadak wajah Caitlyn berubah menjadi muram. Apalagi saat melihat Leon -putra semata wayangnya- sedang sibuk memainkan sendok di udara, seolah sedang menerbangkan sebuah pesawat di tangannya.

Putra kesayangannya yang sudah berusia hampir 35 tahun itu memang mengalami keterbelakangan mental.

Leon Lawrence, satu-satunya penerus keturunan keluarga Lawrence memang bukanlah seorang yang normal. Meski kalau dilihat sekilas seakan tak ada hal aneh darinya.

Wajah Leon lumayan oke dan badannya tinggi. Orang yang baru pertama kali bertemu pastilah menyangka kalau dia sosok yang sempurna.

Namun saat tahu keadaan Leon, satu persatu menjauh dan menjaga jarak. Mungkin hal itu pula yang menyebabkan tak ada wanita yang mau mendekati Leon meski dia adalah anak CEO yang kaya raya.

Adapun sebagai orang tua, Reviano dan Caitlyn tampak terpukul dengan pengakuan putranya yang autis itu. Seakan sebuah kenyataan menyadarkan mereka, bahwa Leon juga tak normal sebagai pejantan.

Lelaki itu tak memiliki hawa nafsu.

“Dasar orang tak waras! Kau tidak pantas punya istri karena impoten! Kalau saja bukan karena terpaksa, aku juga tak akan mau menikah denganmu!” Elena berteriak marah sambil berdiri.

Tak peduli dengan kedua mertuanya, Elena berlari masuk ke kamar sambil menangis. Meski harus dimarahi atau bahkan diusir karena telah kurang ajar, Elena tak peduli.

Ia malu dan kini harga dirinya seakan telah dikuliti habis-habisan.

Air matanya semakin deras tumpah di bantal begitu ia mengunci pintu kamar. Ia tak mau lagi keluar dari sini. Tak ingin lagi bertemu dengan pria idiot itu.

Memang, pernikahan yang terjadi antara dirinya dan Leon merupakan suatu keterpaksaan.

Elena, meski memiliki wajah super cantik dan tubuh proporsional yang sintal, merupakan seorang wanita yang melajang hingga usianya memasuki hampir kepala empat.

Tak tahu kenapa, semua kisah cintanya kandas begitu saja. Terlalu banyak alasan. Mulai dari kesibukannya sebagai seorang relawan kemanusiaan hingga trauma dengan perselingkuhan para mantan kekasihnya.

Harus diakui kalau Elena adalah wanita yang kaku dan cenderung dingin. Ia bahkan sempat berpikir untuk tak menikah sampai akhir hidupnya.

Namun semua berubah saat Elena dipaksa oleh Ayahnya untuk menikahi putra tunggal pewaris Corazon Group. Pembagian kepemilikan saham dan beberapa aset memang telah membutakan Harland Davis, Ayahnya.

Dengan syarat, tentu saja ia harus mau menikah dengan pria bertubuh dewasa yang memiliki mental seperti anak berusia empat tahun.

Elena setahun lebih tua dari Leon. Namun ia seakan sedang mengurus seorang balita yang gampang tantrum.

Sejak awal menikah, Leon tak pernah menyentuhnya meski mereka tidur sekamar. Lelaki itu bahkan lebih memilih tidur di lantai atau pergi keluar kamar setiap malam dengan membawa bantal busuk kesayangannya. Entah di mana dia tidur.

Tadi malam, Elena mengesampingkan rasa malu dan harga dirinya untuk menggoda Leon agar mau menidurinya.

Semua karena Caitlyn yang selalu mengungkit soal keturunan keluarga setiap pagi.

Tentu saja, Elena tak mau disalahkan dan dikira mandul hanya karena Leon yang tak mau melakukan hubungan suami istri.

“Ayo pegang ini. Apa kau tak mau merasakan betapa kenyalnya mereka?” Elena menarik tangan Leon agar menyentuh dadanya. Namun pria itu justru menyentak balik tangannya dengan kasar.

“Aku mau keluar. Mau minum susu.” Leon mengeluarkan nada bicara layaknya anak kecil sembari menggeleng-gelengkan kepala.

“Kau boleh menyusu di sini.” Elena mengeluarkan sebelah payudaranya dari balik bra hitam yang ia kenakan, berusaha memancing nafsu Leon.

“Aku tidak mau! Masukkan kembali, itu sangat menakutkan!” Leon nyaris berteriak.

Namun Elena tak menyerah begitu saja. Kali ini ia justru membuka seluruh pakaiannya dan langsung berbaring di atas ranjang dengan posisi tepat menghadap Leon.

Sengaja ia melebarkan kedua kaki agar lelaki itu dapat melihat seluruh penampakan intinya.

Memang sempat terlihat Leon meneguk ludah. Namun tak lama ia mendekat ke arah ranjang. Bukan untuk menggauli Elena, melainkan mengambil bantal kesayangannya.

Elena hanya bisa mendesah kecewa saat melihat Leon keluar kamar untuk tidur di luar, seperti malam-malam sebelumnya.

***

Elena menatap bosan langit-langit kamar tanpa melakukan apa pun. Sudah lewat tengah malam, namun matanya masih belum bisa terpejam.

Ia hanya sendirian. Sementara Leon, seperti biasa telah membawa bantalnya untuk tidur entah di mana. Mungkin di kamar Caitlyn.

Elena menajamkan pendengaran saat ada suara ketukan pelan di depan pintu.

“Dad?”

Raut terkejut di wajah Elena terlihat, saat membuka pintu kamar.

“Boleh aku masuk?” suara Reviano terdengar berat.

Elena mengangguk mempersilakan ayah mertuanya itu masuk, meski agak ragu dengan beribu pertanyaan muncul di benaknya.

Reviano memilih duduk di sofa tunggal tak jauh dari tempat tidur. Sementara Elena duduk di tepian ranjang.

“Aku minta maaf, Elena. Mungkin Leon memang sangat keterlaluan. Kau tak perlu malu. Karena yang pantas malu adalah kami sebagai orang tuanya.”

Elena diam tak menanggapi. Lebih memilih untuk mendengarkan dengan kepala tertunduk.

“Aku dan Caitlyn baru bisa mendapatkan anak setelah hampir 5 tahun menikah. Kebahagiaan kami ketika Leon lahir langsung berubah saat dokter menyatakan kalau dia mengidap gejala autisme. Padahal dia adalah satu-satunya harapan untuk meneruskan perusahaan.”

Terdengar helaan nafas berat Reviano. Pria berusia lebih dari setengah abad itu menatap Elena.

“Leon tak mungkin bisa meneruskan usaha keluarga dengan keterbatasannya itu. Jadi kami berharap dia bisa memiliki anak lelaki untuk mewarisi darah keturunan Lawrence. Tapi yang kudengar tadi pagi....” Reviano tak meneruskan kata-katanya. Kalau saja bukan seorang lelaki, mungkin ia sudah menangis.

“Jalan kami sudah buntu, Elena. Aku tak mungkin menikah lagi. Leon juga sepertinya akan sulit untuk menghasilkan keturunan langsung buatku. Padahal keluarga Lawrence hanya memiliki aku dan Leon sebagai anak lelaki. Satu-satunya harapan kami, hanya tinggal dirimu.”

“Bagaimana caraku agar bisa membantu, Dad? Katakan, karena aku pasti akan berusaha sebisa mungkin.” Janji Elena, karena kasihan melihat wajah mertuanya yang masygul.

“Elena, aku berniat membuahi rahimmu. Izinkan aku melakukannya, karena hanya itu cara yang tersisa agar darah keturunan Lawrence tidak terputus.”

Elena melongo. Sementara Reviano bangkit dari duduk, menuju pintu kamar dan menguncinya dari dalam.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Evita Maria
ceritanya lain daripada yang lain, keren kak
2024-02-25 12:11:57
1
34 Bab
1. Suami Yang Tak Bisa Membuahi
“Mommy, tadi malam Elena memintaku memegang dadanya.” Celotehan Leon mengagetkan semua orang yang ada di atas meja makan. “A-apa?” Caitlyn tertawa tak nyaman, sementara Reviano Lawrence yang sejak tadi memang diam hanya bisa menghentikan gerakan sendoknya. “Dia membuka seluruh pakaiannya dan berbaring di depanku. Aku takut. Tolong bilang padanya agar tak melakukan hal itu lagi karena dia terus memaksaku mendekatinya. Mulai malam ini aku tidur dengan Mommy saja ya?” Merah padam wajah Elena mendengar Leon mengadukan semua yang terjadi semalam. Memang benar dia melakukan itu, tapi kan... Mendadak wajah Caitlyn berubah menjadi muram. Apalagi saat melihat Leon -putra semata wayangnya- sedang sibuk memainkan sendok di udara, seolah sedang menerbangkan sebuah pesawat di tangannya. Putra kesayangannya yang sudah berusia hampir 35 tahun itu memang mengalami keterbelakangan mental. Leon Lawrence, satu-satunya penerus keturunan keluarga Lawrence memang bukanlah seorang yang normal. Meski ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-06
Baca selengkapnya
2. Malam Pertama Tanpa Gairah
‘Tidak! Hentikan! Cara ini salah!’ Teriakan Elena hanya bisa keluar di dalam hati. Sementara kenyataannya, Elena Cuma menggigit bibir dengan mata terpejam saat Reviano mulai membuka kancing piyama berbahan satin yang ia kenakan. Apa yang terjadi sekarang, sungguh sulit dipercaya secara akal sehat. Bagaimana mungkin ada seorang mertua yang berniat menggauli menantunya hanya karena alasan keturunan? Benarkah sudah tak ada cara lain? Dan Elena merasa heran dengan dirinya sendiri. Kenapa mulutnya seakan terkunci untuk bisa menolak tangan kekar yang kini sedang membuka pakaiannya? “Apa kau masih perawan, Elena?” suara Reviano membuat Elena membuka matanya. “Apa?” seakan tak percaya dengan pertanyaan yang baru saja terlontar dari mulut sang mertua. “Maaf kalau aku bertanya begini. Tapi aku hanya ingin memastikan sesuatu. Tolong jawab, apakah kau masih perawan?” Elena meneguk ludah. Antara malu dan ragu untuk menjawab pertanyaan yang sensitif seperti itu. “Jawab saja pertanyaanku.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-06
Baca selengkapnya
3. Izin Pulang Dan Pergi Ke Klub Rahasia
“Kau baru bangun atau hanya bermalas-malasan di kamar, Elena? Seharusnya sejak pagi sudah turun, ikut membantu menyiapkan sarapan di dapur.” Suara Caitlyn pagi ini terdengar sangat pedas. Tatapan matanya juga terlihat tak bersahabat saat melihat Elena datang dan ikut bergabung di ruang makan. Aneh, padahal sejak awal menikah dengan Leon, Caitlyn tak mengizinkan Elena untuk membantu di dapur. Elena diperlakukan seperti Ratu yang tak dibiarkan lelah. Tapi kenapa pagi ini ibu mertuanya itu marah-marah tanpa sebab? Apakah ini karena semalam ia mengata-ngatai Leon, sehingga Caitlyn tak terima? Atau karena kejadian di kamarnya, saat Reviano.... Ah, Elena tak sanggup kalau harus kembali mengingat kejadian semalam. Terlalu menyakitkan baginya. Ia bahkan hampir tak bisa tidur karena bermimpi buruk. Apalagi orang yang semalam ia lihat, Elena yakin itu adalah Caitlyn. Meski langsung melarikan diri begitu ia menegur, tapi sosoknya memang identik dengan ibu mertuanya itu. Tapi kalau memang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-06
Baca selengkapnya
4. Memulai Pengalaman Liar
“Dia tampan Elena.” Nazarina memiringkan badan, berkata dengan setengah berbisik. “Diamlah! Aku bisa melihatnya dengan mataku sendiri.” Elena merasa sebal. “Dia juga masih muda. Kutebak umurnya baru 19 tahunan.” Nazarina semakin menjadi-jadi, seakan tak mengindahkan kekesalan sahabatnya. Elena memberikan tatapan garang. Nazarina langsung mengatupkan bibir, menyatukan jari telunjuk dan jempol, kemudian menggeser dari kiri ke kanan mulutnya, seolah sedang memasang resleting di sana. “Kenalkan, aku Billy. Billy Harper. Kita sudah bertemu tadi di dalam.” Pemuda itu memperkenalkan diri dengan ramah. “Maaf, aku tak tertarik untuk mengetahui namamu. Dan sebenarnya aku juga tidak berharap kita bertemu lagi.” Elena berkata dingin. Masih terbayang jelas liukan tubuh Billy yang tadi sempat membuatnya nyaris muntah. “Apakah dia memang selalu seperti ini?” Billy bertanya pada Nazarina. “Iya. Makanya kemarin dia sempat lama melajang.” Nazarina menjawab sambil meletakkan tangan di samping bibi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-06
Baca selengkapnya
5. Positif Hamil
“Aku Cuma minta diberikan perlakuan selembut dan sehangat mungkin,” ucap Elena. Perlahan ia mendekati Reviano yang masih tegap berdiri. Elena sedikit berjinjit saat mendekatkan bibirnya di telinga Reviano untuk membisikkan sesuatu di sana. “Bukankah Mommy bilang kalau Dad sangat hebat di ranjang? Aku ingin merasakan semua kenikmatan yang pernah didapatkan Mommy, tanpa terkecuali. Dan itu harus setiap malam. Apakah kau bisa melakukan semuanya untukku, Revi?” ujar Elena dengan nada mendesah yang menggoda nafsu liar kelelakian Reviano. Tanpa diduga, Reviano menangkap rambut Elena dan melumat bibirnya dengan kasar. Sebentar saja pakaian keduanya telah lepas dan Elena didorong jatuh di atas kasur. Tanpa memberi kesempatan, Reviano mulai menggarap Elena dengan fantasinya yang liar dan tak terkendali. “Tunggu dulu, Dad. Biarkan aku bernafas sejenak.” Elena membuka mulutnya yang ditutupi tangan kekar Reviano. Sementara lelaki itu terus mengerjainya dari belakang. “Kenapa panggil Dad? Bu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-06
Baca selengkapnya
6. Kesulitan Elena
“Lepaskan! Kalau Dad seperti ini, yang mati bukan Cuma aku, tapi juga anakmu.” Elena masih berusaha melepaskan cengkeraman tangan Reviano di lehernya. Sungguh, ia sudah hampir kehabisan nafas. Matanya bahkan sudah mulai berkunang-kunang. Reviano menyerah. Bagaimanapun, ia tak mau terjadi sesuatu dengan bakal bayinya yang kini telah bersemayam di rahim Elena. Ia melepaskan cekikan meski masih merasa sangat kesal. Elena terbatuk-batuk, beberapa kali berusaha menarik nafas panjang. Seolah untuk menggantikan udara yang tadi sempat terputus. “Berarti benar kan, kau memang sudah hamil?” Reviano kembali mengulangi pertanyaannya. “Iya, aku memang sudah hamil Dad. Maafkan aku karena telah menutupinya darimu. Tapi aku melakukannya bukan karena mau menggugurkan anakmu. Aku--- aku hanya ingin agar kita bisa tetap seperti ini.” “Apa maksudmu dengan ‘seperti ini?’ Jangan bilang kalau kau mengharapkan sesuatu yang lebih dari hubungan kita!” Reviano m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-23
Baca selengkapnya
7. Perintah Khusus Tuan Besar
“Apa yang mau kau katakan? Apa sudah ada kabar baik tentang calon penerus keturunan keluarga? Apa Elena sudah hamil?” Caitlyn mencecar dengan segala pertanyaan, yang bahkan Reviano pun belum sempat mengatakan apa-apa.Sedangkan Elena, hanya bisa menggigit bibir sambil meremas tangannya sendiri. Habislah sudah, Reviano pasti mengumumkan kehamilannya.Elena pasrah. Tak berharap lagi.“Diane...” Reviano justru memanggil housemaid leader yang telah bekerja padanya lebih dari sepuluh tahun itu dengan ekspresi wajah dingin, tanpa menoleh sama sekali.“Iya Tuan.” Diane yang berdiri tak jauh, datang mendekat dengan badan nyaris membungkuk sempurna. Wanita paruh baya itu berdiri di samping Reviano.“Kumpulkan semua bawahanmu di ruangan ini, sekarang!” Reviano memberi perintah.Diane mengangguk dan membungkuk sekali lagi. “Baik Tuan. Beri saya waktu lima menit,” ucapnya.Reviano tak me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-23
Baca selengkapnya
8. Caitlyn Yang Mencurigakan
Di saat Elena telah pasrah, sebuah harapan muncul tatkala melihat Leon terlihat di ujung koridor. Senyumnya terbit.Lari melesat tanpa suara, Elena mendekati Leon dan memegang tangan suaminya.Tentu saja Leon yang memang takut dengan Elena jadi memberontak. Namun justru menjadi hal yang bagus dan menguntungkan bagi Elena.Elena sengaja membawa Leon secara paksa melewati ruang kerja Reviano. Tepat di saat itu juga pintu terbuka dan muncul Caitlyn dengan seorang lelaki yang menyusul di belakangnya, Evan Lewis.Elena berpura-pura terkejut, sementara baik Caitlyn maupun Evan justru terlihat salah tingkah ketika melihat Elena. Mungkin mereka tak menyangka kalau Elena akan memergoki mereka berdua keluar bersamaan dari dalam sebuah ruangan.“Paman Evan, ternyata Anda datang ke sini hari ini. Aku tak melihatnya. Tahu-tahu sudah ada di dalam ruang kerja Dad, bersama Mommy,” Elena menyapa dengan ramah, namun ada sindiran di dalam kalimatnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-23
Baca selengkapnya
9. Janji, Harus Ditepati
“Annabeth?” raut wajah Elena kecewa saat melihat yang datang adalah salah satu asisten pribadi yang kemarin telah ditunjuk khusus oleh Reviano.“Selamat malam, Nona. Maafkan aku karena telah mengganggu istirahatmu malam-malam begini.” Annabeth terlihat menunduk karena tak enak hati. Apalagi di depannya, Elena kini sedang memakai gaun tidur yang seksi dan menerawang. Meski sama-sama wanita, tetap saja Annabeth merasa malu.“Tidak apa-apa. Aku juga belum tidur.” Elena memaksakan diri untuk tersenyum. “Memangnya ada apa kau datang ke sini?”“Maaf Nona. Saya kemari hanya mau mengantarkan makanan yang dititipkan oleh Tuan Rev. Beliau baru pulang tadi dan menitipkan ini untuk Nona.” Annabeth menyerahkan bungkusan plastik yang sudah pasti berisi sandwich pesanan Elena.“Terima kasih, Annabeth. Kau boleh kembali ke kamarmu untuk beristirahat,” ujar Elena.Annabeth mengangguk takzim dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-24
Baca selengkapnya
10. Rencana Diam-Diam Reviano
“Masuklah.” Reviano meletakkan berkas yang sedang ia baca ke atas meja saat terdengar bunyi ketukan pintu.“Anda memanggilku, Tuan Rev?” Marion, sekretaris pribadi Reviano berjalan mendekat diiringi bunyi sepatu hak tingginya.“Ah, kemarilah Marion. Aku punya tugas untukmu.”Marion berhenti tepat di depan Reviano. “Tugas apa Tuan Rev? Apakah harus kukerjakan sekarang? Laporan proyek baru yang semalam kau berikan padaku belum selesai.”Marion sebenarnya menyisipkan keluhan dalam kalimatnya. Entah bosnya itu bisa paham atau tidak, kalau pekerjaan yang diberikan selalu bertambah setiap harinya.Bahkan di saat yang satu belum sempat dikerjakan, Reviano sudah memberikan tugas yang baru.Kalau saja bukan karena gaji yang besar dan Reviano adalah bos yang royal, mungkin Marion sudah lama mengajukan surat pengunduran diri. Karena tak mampu kepalanya berdenyut setiap hari.“Kesampingkan saj
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-24
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status