Share

5. Positif Hamil

Author: black_honey7289
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Aku Cuma minta diberikan perlakuan selembut dan sehangat mungkin,” ucap Elena.

Perlahan ia mendekati Reviano yang masih tegap berdiri. Elena sedikit berjinjit saat mendekatkan bibirnya di telinga Reviano untuk membisikkan sesuatu di sana.

“Bukankah Mommy bilang kalau Dad sangat hebat di ranjang? Aku ingin merasakan semua kenikmatan yang pernah didapatkan Mommy, tanpa terkecuali. Dan itu harus setiap malam. Apakah kau bisa melakukan semuanya untukku, Revi?” ujar Elena dengan nada mendesah yang menggoda nafsu liar kelelakian Reviano.

Tanpa diduga, Reviano menangkap rambut Elena dan melumat bibirnya dengan kasar. Sebentar saja pakaian keduanya telah lepas dan Elena didorong jatuh di atas kasur.

Tanpa memberi kesempatan, Reviano mulai menggarap Elena dengan fantasinya yang liar dan tak terkendali.

“Tunggu dulu, Dad. Biarkan aku bernafas sejenak.”

Elena membuka mulutnya yang ditutupi tangan kekar Reviano. Sementara lelaki itu terus mengerjainya dari belakang.

“Kenapa panggil Dad? Bukankah tadi kau memanggilku Revi?”

Rambut Elena dijambak kasar hingga wajahnya mendongak. Tampak keringat sebesar biji jagung yang sudah membasahi rambut panjangnya juga mengalir di bagian pipi.

Membuat wajah Elena semakin terlihat cantik dengan beberapa helai rambut yang menempel di sana.

“Aku tak bisa bernafas.” Elena berhasil melepaskan pagutan bibir Reviano. “Aku tadi minta diperlakukan selembut dan sehangat mungkin. Tapi kau terlalu kasar,” ujarnya di sela-sela desahannya sendiri.

“Tidak! Bukankah yang kau inginkan adalah semua kenikmatan yang pernah didapatkan Caitlyn tanpa terkecuali? Seperti inilah aku memperlakukannya di ranjang. Ingat, masih ada waktu setiap malam sampai kau benar-benar hamil Elena.” Reviano berkata dengan nafas tersengal, berusaha membagi dengan erangan nafsunya.

Elena memekik saat Reviano menggigit telinganya. Sementara lelaki itu spontan kembali menutup mulutnya dengan tangan yang berkilau karena basah oleh keringat.

“Ternyata kau suka beraksi dalam keadaan lampu menyala terang ya? Berarti kita sama.” Reviano berbisik di telinga Elena. Wanita itu tersenyum.

“Aku hanya ingin melihat ekspresi wajahmu. Kalau dilihat benar-benar, kau sangat tampan Revi.” Elena tertawa kecil.

Reviano mengubah posisi mereka dengan menelentangkan tubuh Elena.

“Bersiaplah. Aku hampir selesai.”

Elena mengangguk dengan rasa lega saat mendengarnya. Meski memang menikmati dan ia telah mencapai puncak hingga beberapa kali, Elena merasa seluruh badannya sakit.

Billy dan Reviano memang sama-sama memberinya kepuasan, hanya berbeda cara. Billy terlalu lembut dan santai, sementara Reviano begitu liar dan kasar. Tapi Elena menyukai keduanya.

Reviano menghempas badannya di samping Elena setelah pelepasan yang baru saja terjadi. Dengan nafas terengah ia menatap langit-langit kamar, sambil mengumpulkan tenaganya kembali.

“Sudah mau pergi?” tanya Elena begitu melihat Reviano bergerak bangun dan memakai pakaiannya.

“Urusanku sudah selesai di sini. Tak ada gunanya aku berlama-lama.”

“Tapi...”

“Aku peringatkan sekali lagi, Elena. Apa yang terjadi di atas ranjang, jangan di bawa keluar kamar. Di sini kita bebas berkata dan berbuat semaunya, tapi di luar aku tetaplah mertuamu. Kuharap kau bisa menjaga sikap, jangan berlebihan. Tetaplah menunduk setiap kali kita bertemu. Jangan hilangkan rasa hormatmu pada Caitlyn dan juga Leon. Mengerti?”

“Aku mengerti, Dad. Selamat malam.”

Elena kembali meletakkan kepala di atas bantal, begitu Reviano menutup pintu kamar. Mungkin karena lelah, dalam sekejap saja ia sudah terlelap.

***

Elena meletakkan testpack di tangannya dengan lemah. Ia hamil. Sungguh sesuatu yang sangat tidak ia harapkan.

Padahal Elena sangat berharap agar dia agak lama mengandung, seperti Caitlyn dulu. Alasannya, karena dia masih ingin tetap merasakan kemesraan dengan Reviano.

Kalau dia telah disahkan berbadan dua, bukankah itu berarti Reviano tak akan lagi datang ke kamarnya setiap malam untuk memberikan kepuasan?

Tidak bisa! Elena tak boleh kehilangan Reviano! Kalau mertuanya itu tak lagi menggaulinya, maka itu berarti dia kembali fokus mengurus sang suami.

Kalau sudah seperti itu, dapat dipastikan untuk seterusnya Elena akan hidup dalam rasa tersiksa karena gairah yang tak mungkin bisa tersalurkan.

Leon suaminya juga tak akan pernah bisa mengimbangi hasratnya. Sedangkan untuk tidur dengan lelaki lain, Elena tak berani. Dia pasti mati kalau sampai diketahui oleh Reviano.

Dan kejadian dia pernah melakukan cinta satu malam dengan Billy adalah sesuatu yang sangat ia sesali hingga kini. Elena berharap, rahasia itu akan terpendam selamanya.

“Apa belum ada tanda-tanda kehamilan padamu, Elena? Ini sudah hampir 5 bulan sejak kau menikah dengan Leon.” Suara Caitlyn terdengar protes secara halus.

“Be-belum, Mommy. Aku masih mendapatkan menstruasi setiap bulan.” Elena berbohong. Untuk sementara ia akan menyembunyikan kehamilannya sebisa mungkin.

Waktu yang singkat sebelum perutnya membesar, bisa ia gunakan untuk menarik perhatian dan cinta Reviano.

Elena akan memastikan agar hubungannya dengan sang mertua tak hanya sebatas berhubungan badan, tapi juga ada ikatan perasaan yang terjalin kuat di antara mereka.

Harapan Elena, dengan rasa cinta yang ada, Reviano akan tetap bisa memberinya kenikmatan meski tak setiap malam.

Biarlah kalau memang dia menjadi tak memikirkan perasaan Caitlyn sebagai ibu mertua. Tak mungkin wanita seperti Elena sanggup menjalani hari-hari tanpa belaian lelaki seumur hidupnya.

Elena tak keberatan kalau menjadi egois!

“Hah....! Benarkah itu?” nada suara Caitlyn seperti tak percaya dengan kata-kata Elena. “Kenapa lama sekali?”

Caitlyn mendesah kecewa. “Kuharap kau segera mengandung agar semua ini cepat selesai,” katanya lagi.

“Biarkan dia, Honey. Bukan kita yang punya kuasa untuk menyimpan bayi di rahimnya. Dulu kau pun butuh waktu lima tahun hingga kita bisa mendapatkan Leon.” Reviano seakan tak terima Elena dipojokkan.

“Yeah--- mungkin kau memang berharap agar dia baru mengandung lima tahun lagi. Bukankah itu menguntungkan juga bagimu? Iya kan, Honey?” Caitlyn menyindir pedas.

“Aku tak mengerti apa maksudmu. Jadi kuharap kau bisa diam,” sahut Reviano dengan wajah dingin.

Sementara Elena, seakan menarik sebuah benang merah. Hal yang selama ini ia ragukan sepertinya telah memberi kepastian.

Caitlyn pasti tahu soal ini. Soal kedatangan Reviano ke kamarnya dan juga apa yang mereka lakukan.

Pasti! Karena mustahil seorang istri tak pernah curiga ketika mendapati sang suami selalu menghilang dan tak pernah ada di kamar mereka setiap malam. Apalagi hal itu terjadi secara terus-menerus selama hampir tiga bulan belakangan.

“Baiklah. Semoga saja tak ada yang sedang memanfaatkan kesempatan.”

“Caitlyn...!” Reviano menegur. Dan Caitlyn langsung bungkam.

***

“Aku ke kamar mandi dulu. Tolong jangan pergi sebelum aku keluar dari sana.” Elena memberi pesan pada Reviano yang kini sedang berbaring dengan nafas terengah-engah, setelah baru saja mereka selesai bercinta.

“Kenapa?”

“Sebentar saja. Aku tak akan lama.” Elena memaksa.

Dia ingin membersihkan diri terlebih dahulu sebelum memulai usaha dalam merebut cinta Reviano. Elena ingin mereka bermesraan meski hanya sekejap saja.

Setelah mandi dan memakai piyama, Elena kembali ke kamar. Alangkah terkejutnya ia, sampai-sampai seluruh tubuhnya bergetar ketika melihat Reviano sedang memegang hasil testpack dua garis di tangannya.

Benda itu memang ia simpan di laci nakas.

Bodoh! Seharusnya barang sialan itu sudah dia buang sejak awal. Bagaimana ini? Apa yang harus ia lakukan? Tak ada sedikit pun alasan yang terpikir di otaknya sekarang.

“Elena Davis, bisakah kau menjelaskan barang apa yang sekarang ada di tanganku? Apa maksudmu menyembunyikan ini? Kau berniat untuk membohongiku?”

Reviano bertanya dengan nada suara dan tatapan yang sama-sama tajam, seakan ingin mengoyak tubuh Elena sampai hancur.

“Bagaimana Dad bisa menemukannya? Kenapa membuka laci lemariku sembarangan?” Elena marah karena merasa Reviano melanggar hak privasinya.

Bukankah menggeledah isi lemari adalah suatu hal yang tidak dibenarkan? Meskipun ia memang menyimpan sesuatu yang salah di dalam sana, siapa pun tak berhak mengobrak-abrik barang-barangnya.

“Memangnya kenapa? Kau mungkin bisa mengelabui Caitlyn, tapi tidak denganku. Aku tahu kau berbohong soal menstruasi setiap bulannya. Bagaimana mungkin, sedangkan hampir setiap malam kita selalu bercinta? Dan dugaanku benar kan, kau ternyata telah hamil. Tapi tak mau mengakuinya.”

Reviano mendekati Elena dengan tatapan mata elangnya yang tajam. Wanita itu sampai ikut memundurkan langkah hingga punggungnya menabrak dinding.

“Katakan, apa maksudmu tak mengakui kehamilan ini? Apa mungkin kau berniat untuk menggugurkan anakku diam-diam?” Reviano mencekik leher Elena dan mengangkatnya ke atas hanya dengan satu tangan.

Related chapters

  • Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku    6. Kesulitan Elena

    “Lepaskan! Kalau Dad seperti ini, yang mati bukan Cuma aku, tapi juga anakmu.” Elena masih berusaha melepaskan cengkeraman tangan Reviano di lehernya. Sungguh, ia sudah hampir kehabisan nafas. Matanya bahkan sudah mulai berkunang-kunang. Reviano menyerah. Bagaimanapun, ia tak mau terjadi sesuatu dengan bakal bayinya yang kini telah bersemayam di rahim Elena. Ia melepaskan cekikan meski masih merasa sangat kesal. Elena terbatuk-batuk, beberapa kali berusaha menarik nafas panjang. Seolah untuk menggantikan udara yang tadi sempat terputus. “Berarti benar kan, kau memang sudah hamil?” Reviano kembali mengulangi pertanyaannya. “Iya, aku memang sudah hamil Dad. Maafkan aku karena telah menutupinya darimu. Tapi aku melakukannya bukan karena mau menggugurkan anakmu. Aku--- aku hanya ingin agar kita bisa tetap seperti ini.” “Apa maksudmu dengan ‘seperti ini?’ Jangan bilang kalau kau mengharapkan sesuatu yang lebih dari hubungan kita!” Reviano m

  • Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku    7. Perintah Khusus Tuan Besar

    “Apa yang mau kau katakan? Apa sudah ada kabar baik tentang calon penerus keturunan keluarga? Apa Elena sudah hamil?” Caitlyn mencecar dengan segala pertanyaan, yang bahkan Reviano pun belum sempat mengatakan apa-apa.Sedangkan Elena, hanya bisa menggigit bibir sambil meremas tangannya sendiri. Habislah sudah, Reviano pasti mengumumkan kehamilannya.Elena pasrah. Tak berharap lagi.“Diane...” Reviano justru memanggil housemaid leader yang telah bekerja padanya lebih dari sepuluh tahun itu dengan ekspresi wajah dingin, tanpa menoleh sama sekali.“Iya Tuan.” Diane yang berdiri tak jauh, datang mendekat dengan badan nyaris membungkuk sempurna. Wanita paruh baya itu berdiri di samping Reviano.“Kumpulkan semua bawahanmu di ruangan ini, sekarang!” Reviano memberi perintah.Diane mengangguk dan membungkuk sekali lagi. “Baik Tuan. Beri saya waktu lima menit,” ucapnya.Reviano tak me

  • Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku    8. Caitlyn Yang Mencurigakan

    Di saat Elena telah pasrah, sebuah harapan muncul tatkala melihat Leon terlihat di ujung koridor. Senyumnya terbit.Lari melesat tanpa suara, Elena mendekati Leon dan memegang tangan suaminya.Tentu saja Leon yang memang takut dengan Elena jadi memberontak. Namun justru menjadi hal yang bagus dan menguntungkan bagi Elena.Elena sengaja membawa Leon secara paksa melewati ruang kerja Reviano. Tepat di saat itu juga pintu terbuka dan muncul Caitlyn dengan seorang lelaki yang menyusul di belakangnya, Evan Lewis.Elena berpura-pura terkejut, sementara baik Caitlyn maupun Evan justru terlihat salah tingkah ketika melihat Elena. Mungkin mereka tak menyangka kalau Elena akan memergoki mereka berdua keluar bersamaan dari dalam sebuah ruangan.“Paman Evan, ternyata Anda datang ke sini hari ini. Aku tak melihatnya. Tahu-tahu sudah ada di dalam ruang kerja Dad, bersama Mommy,” Elena menyapa dengan ramah, namun ada sindiran di dalam kalimatnya.

  • Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku    9. Janji, Harus Ditepati

    “Annabeth?” raut wajah Elena kecewa saat melihat yang datang adalah salah satu asisten pribadi yang kemarin telah ditunjuk khusus oleh Reviano.“Selamat malam, Nona. Maafkan aku karena telah mengganggu istirahatmu malam-malam begini.” Annabeth terlihat menunduk karena tak enak hati. Apalagi di depannya, Elena kini sedang memakai gaun tidur yang seksi dan menerawang. Meski sama-sama wanita, tetap saja Annabeth merasa malu.“Tidak apa-apa. Aku juga belum tidur.” Elena memaksakan diri untuk tersenyum. “Memangnya ada apa kau datang ke sini?”“Maaf Nona. Saya kemari hanya mau mengantarkan makanan yang dititipkan oleh Tuan Rev. Beliau baru pulang tadi dan menitipkan ini untuk Nona.” Annabeth menyerahkan bungkusan plastik yang sudah pasti berisi sandwich pesanan Elena.“Terima kasih, Annabeth. Kau boleh kembali ke kamarmu untuk beristirahat,” ujar Elena.Annabeth mengangguk takzim dan

  • Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku    10. Rencana Diam-Diam Reviano

    “Masuklah.” Reviano meletakkan berkas yang sedang ia baca ke atas meja saat terdengar bunyi ketukan pintu.“Anda memanggilku, Tuan Rev?” Marion, sekretaris pribadi Reviano berjalan mendekat diiringi bunyi sepatu hak tingginya.“Ah, kemarilah Marion. Aku punya tugas untukmu.”Marion berhenti tepat di depan Reviano. “Tugas apa Tuan Rev? Apakah harus kukerjakan sekarang? Laporan proyek baru yang semalam kau berikan padaku belum selesai.”Marion sebenarnya menyisipkan keluhan dalam kalimatnya. Entah bosnya itu bisa paham atau tidak, kalau pekerjaan yang diberikan selalu bertambah setiap harinya.Bahkan di saat yang satu belum sempat dikerjakan, Reviano sudah memberikan tugas yang baru.Kalau saja bukan karena gaji yang besar dan Reviano adalah bos yang royal, mungkin Marion sudah lama mengajukan surat pengunduran diri. Karena tak mampu kepalanya berdenyut setiap hari.“Kesampingkan saj

  • Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku    11. Caitlyn Yang Mengetahui Segalanya

    “Dilihat dari ukuran dan perkembangan organ dalam janin, kandungannya sudah masuk 7 pekan.” Dokter Estelle menunjukkan hasil USG empat dimensi pada Caitlyn yang duduk di samping Elena.Caitlyn melihat sekilas gambar yang ada di tangannya. Jujur saja ia tak mengerti. Terlihat pun tidak bentuk bayi di dalam sana. Ia menyerahkannya kembali pada sang Dokter.“Apakah tumbuh kembang bayinya bagus?” tanya Caitlyn.“Sejauh ini baik-baik saja. Tidak ada tanda-tanda kelainan. Semoga tidak akan ada. Lakukan saja pemeriksa rutin setiap bulan untuk memantau perkembangan janin,” jawab Dokter Estelle sambil membetulkan letak kacamatanya yang sempat melorot ke bawah.“Apa Dokter yakin? Elena bilang dia masih menstruasi setiap bulan, tapi ternyata dia telah hamil 7 pekan. Aku takut ada kelainan, karena meski hamil, dia masih datang bulan.”Pucat pasi wajah Elena.Habislah, kalau sampai Dokter Estelle menjabarkan ilmunya dan mengatakan hal yang bertolak belakang dengan pengakuannya kemarin, maka Caitly

  • Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku    12. Kedatangan Nancy

    Mobil memasuki pekarangan yang luas.Caitlyn sempat berhenti cukup jauh sebelum benar-benar sampai di depan rumah.“Kenapa berhenti di sini Mommy?” tanya Elena.“Apa kau tak penasaran dengan hadiah yang sudah aku persiapkan untukmu?”Elena tak menjawab. Hatinya masih ketar-ketir luar biasa. Perasaannya mengatakan kalau hadiah yang dimaksud Caitlyn bukanlah sesuatu yang baik.Caitlyn mengeluarkan ponsel dan menelepon seseorang. Elena hanya bisa mendengarkan dan menebak-nebak siapa yang sedang dihubungi oleh mertuanya itu.Tak lama setelah Caitlyn mengakhiri panggilan telepon, sebuah mobil SUV berwarna hitam melewati mereka dan berhenti tepat di depan rumah.Elena terkejut luar biasa, saat melihat siapa yang keluar dari mobil tadi.Itu Nancy Rosendale, ibu kandungnya.“Mama...” Elena bergumam lirih. Antara rasa tak percaya dan penasaran, bagaimana bisa ibunya datang hari ini tanpa menelepon terlebih dahulu?“Elena...”Panggilan Caitlyn membuatnya menoleh. Wanita itu memposisikan ponseln

  • Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku    13. Makan Malam Menegangkan

    Perdebatan kecil yang terjadi antara Elena dan Nancy harus terhenti tatkala pintu kamar diketuk.“Maaf Nona, saya diperintahkan untuk memanggil Nona Elena dan Nyonya Nancy agar turun ke bawah. Makan malam sudah siap sejak tadi, dan Tuan Rev sedang menunggu.”Lagi, Nancy terpaksa harus menahan diri untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaannya. Ia harus bersabar sampai benar-benar bisa punya waktu yang tepat agar bisa bertanya lagi pada Elena.Nancy yakin, hubungan antara Elena dan Leon bahkan jauh lebih rumit dari yang terlihat di luar.Keyakinannya semakin diperkuat saat mereka berdua sampai di ruang makan. Nancy melihat Leon yang sudah duduk manis di samping Caitlyn.Terlihat jelas, kalau anak semata wayang Reviano itu tak berani dekat-dekat dengan Elena.Jadi bagaimana mungkin mereka bisa melakukan hubungan intim dan Elena hamil?“Kenapa hanya Anda yang datang ke sini, Nyonya Nancy? Apa Harland tak bisa datang?” tanya Reviano, saat para housemaid mulai menyajikan menu appetizer di d

Latest chapter

  • Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku    34. Leon Yang Bahagia

    “Selamat Nyonya, bayi Anda perempuan. Dia sehat dan sangat cantik.” Seorang perawat wanita menyerahkan bayi yang telah dibersihkan dan tampak tidur nyenyak dalam balutan selimut bayi yang hangat.Elena mengulurkan kedua tangan dan menyambut dengan perasaan bahagia. Ia tak menyangka bisa melewati proses persalinan secara normal dan melahirkan bayi yang sehat pula.‘Kau cantik sekali.’ Gumamnya dalam hati sambil terus mengelus pipi gebu dan putih putrinya itu.“Anda sekarang akan dipindahkan ke ruangan lain agar lebih tenang dan memudahkan sanak famili yang mau menjenguk. Di mana suami Anda, Nyonya?” perawat wanita bernama Daisy itu heran karena sejak masuk ruang bersalin, tak terlihat sama sekali keberadaan suami Elena.Wanita itu hanya sendirian tanpa ada seorang pun yang mendampingi.“Sepertinya masih di rumah untuk mengambil beberapa perlengkapan bayi. Karena ternyata aku melahirkan lebih cepat dari perkirakan, kami belum sempat mempersiapkan semuanya.” Elena menjilati bibirnya yang

  • Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku    33. Tanda-Tanda Melahirkan

    Billy terus tertawa, seakan mengejek Elena. Membuat wanita itu memandang Billy dengan tatapan sebal.“Aku tak punya maksud apa-apa bertanya seperti itu. Apakah salah, kalau aku hanya sedang berusaha untuk beramah-tamah padamu, Nona Elena? Kau terlalu mengambil serius semua ucapanku. Padahal aku hanya ingin tahu berapa usia kandunganmu.” Billy terus saja membuat Elena gerah dengan nada kalimatnya yang ambigu.“Kalau begitu kau tak usah beramah-tamah apalagi ingin tahu apa pun tentang aku, karena itu adalah sesuatu yang sangat tak menyenangkan bagiku,” cetus Elena.“Baiklah kalau begitu. Lebih baik aku sekarang masuk ke dalam, karena ada keperluan dengan Nyonya Caitlyn.”“Untuk apa kau menemuinya?” pertanyaan Elena membuat Billy tersenyum dan langkahnya terhenti seketika.“Sekarang sepertinya Anda yang ingin tahu tentang urusanku, Nona Elena,” sindir Billy.Elena berdehem. “Aku hanya tak mau urusan kalian berdua itu bisa menggangguku di kemudian hari,” jawabnya pendek.“Bagaimana urusan

  • Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku    32. Tugas Billy

    “Sejauh mana kau mengenal Elena? Selain Nazarina, apakah ada orang lain yang mungkin bisa aku gunakan untuk menyulitkannya?”“Aku tak begitu mengenal Elena, Nyonya. Sudah kubilang kalau kami hanya pernah bertemu beberapa kali.” Billy membetulkan rambutnya yang agak berantakan. Mungkin karena sudah menjadi kebiasaan karena sejak dulu ia memang selalu perfeksionis dalam hal penampilan. Tak pernah sekalipun membiarkan visualnya berantakan.“Tapi kau bilang menyukai Elena. Apakah ada sesuatu yang membuatmu terkesan dengan wanita yang jauh lebih tua? Atau mungkin, kalian dulu pernah melakukan cinta satu malam?” Caitlyn lagi-lagi memancing jawaban Billy. Padahal pertanyaannya itu sudah berulang kali ia ajukan.Billy tertawa kecil. “Nyonya, apakah benar perasaanku, kalau Anda masih begitu penasaran dengan hubungan kami? Bukankah sudah aku katakan dengan jelas, walau aku setuju bekerja padamu untuk menyulitkan Elena, tapi pertanyaan seperti itu tak akan pernah kujawab.”“Baiklah...” Caitlyn m

  • Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku    31. Rencana Antara Billy Dan Caitlyn

    Reviano memandangi Billy dari atas hingga ke bawah. Sedangkan Elena diam-diam mencuri pandang sambil sesekali menunduk karena khawatir.Bagaimana bisa Billy menjadi asisten Reviano? Apakah ini semua adalah rancangan licik Caitlyn? Mengingat yang merekomendasikan Billy adalah wanita itu.Hanya saja pertanyaannya, bagaimana mereka bisa saling mengenal? Dari sekian miliar manusia di muka bumi ini, mengapa Caitlyn harus membawa Billy masuk ke dalam lingkaran hidup mereka?Elena tak tenang, meski status Billy hanya sebagai pekerja, tetap saja posisinya bisa terancam kalau sampai pria itu mengatakan hal yang pernah mereka lakukan.“Sebenarnya aku tak memerlukan asisten atau apa pun itu. Aku lebih nyaman sendiri,” ujar Reviano, setelah sempat memindai dengan cermat penampilan Billy.“Tolong berikan saya kesempatan, Tuan Rev. Saya membutuhkan pekerjaan ini. Tuan tak akan kecewa dengan kinerja saya,” ucap Billy yakin.“Datang saja ke kantorku. Aku akan meminta Marion untuk memberimu posisi yan

  • Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku    30. Gairah Panas Di Kamar Caitlyn

    Caitlyn seketika mematung di hadapan Elena karena keterkejutan yang tak terduga. Dia merasa kecolongan dengan apa yang kini telah diketahui oleh menantunya itu.Bagaimana mungkin Elena bisa tahu kalau ia telah membayar Nazarina untuk menguntit suaminya?Apakah semudah itu Nazarina mengakui?Dan soal pertemuannya dengan Evan di hotel Argeous, bagaimana bisa terendus?“Temanmu yang tua itu telah mengadu ya padamu? Huh, padahal aku sudah membayarnya dengan uang yang banyak,” ujarnya sinis.“Dia tak mengadu sama sekali. Tapi aku yang terlalu beruntung sehingga bisa mendapatkan petunjuk atas apa yang telah terjadi. Jadi, apakah kau akan meminta uangmu dikembalikan? Tapi ini terbongkar bukan karena kesalahannya. Jadi kuharap kau tak akan menyusahkan Nazarina lagi. Kecuali kalau kau ingin Revi tahu soal ini,” ancam Elena.“Baiklah, jadi.... Karena kau merasa telah memiliki kelemahanku, sekarang kau yang berhak mengancam?” Caitlyn memandang Elena dengan tajam, berusaha menunjukkan kalau ia ta

  • Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku    29. Perang Dingin

    Marion menyerahkan lembaran kertas pada Reviano.“Nomor itu terdaftar atas nama Andrew Nelson. Alamatnya tercatat di desa Archenwill.”“Berarti kita sudah mengantongi nama dan tempat tinggalnya. Lantas, hal apa yang mengejutkan, Marion?”“Masalahnya, setelah kami selidiki dengan lebih detail melalui data kependudukan dan aktivitas terakhirnya, nama Andrew Nelson dengan alamat dan nomor ponsel yang sama ternyata sudah meninggal beberapa tahun lalu.”Reviano seperti tak percaya dengan apa yang ia dengar. “Tak masuk akal! Tak mungkin yang menelepon waktu itu adalah hantu gentayangan.” Reviano bersungut-sungut. Ia memang tak percaya takhayul sama sekali.Kalau memang ada hal seperti ini, pasti akan ada penjelasannya secara logis dan masuk akal.“Memang tak mungkin, Tuan Rev. Bisa saja yang memakai nomor itu sekarang adalah anak atau ahli waris yang tak mengganti data pemakai barunya.”

  • Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku    28. Hubungan Antara Nazarina & Caitlyn

    Elena lekat memandang Lizzie, meminta kepastian akan informasi dengan mengerutkan kening dan menyatukan kedua alisnya.Lizzie mengangguk pelan, kemudian kembali mengirimkan pesan.[ Aku memang tak terpikir untuk mengambil fotonya dengan kamera ponselku Nona. Tapi aku cukup yakin kalau teman Nona adalah orang yang kulihat malam itu di depan kamar hotel. ]Elena termenung sesaat, seakan berpikir. Rasanya tidak masuk akal kalau Nazarina mengkhianatinya.“Nazarin, bagaimana kalau saat aku keluar dari rumah sakit nanti kau ikut menjemput dan mengantarku pulang?” tanya Elena.Nazarina mengangkat kedua alisnya heran. “Mengantar pulang ke rumah mertuamu?”Elena mengangguk.“Ah, aku mungkin tak bisa Elena. Aku bekerja dan pasti sibuk sekali. Maafkan aku.”“Ayolah, aku ingin memperkenalkanmu pada suamiku dan keluarganya,” Elena sedikit memaksa. Padahal itu hanya sebuah pancingan agar Nazarina terjerat dalam perangkapnya.“Untuk apa kau memperkenalkan aku pada mereka?”“Tentu saja agar kau bisa

  • Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku    27. Kedatangan Nazarina

    “Lelaki tua itu, sepertinya benar-benar menyukaimu Elena. Bisa dilihat dari keseriusannya dalam menuruti kemauanku.” Harland mengambil sebatang rokok dan menyulutnya.“Maaf Tuan, Anda tak boleh merokok di sini. Silakan keluar kalau memang mau merokok.” Seorang perawat terdengar menegur Harland dengan judes.Harland mengangkat kedua tangan, menunjukkan rokok yang tadi belum sempat terkena api koreknya. “Maaf, salahku.”Setelah perawat itu pergi, Nancy mengajak Annabeth dan Lizzie untuk pergi keluar kamar.“Kalian pasti sangat lelah dan bosan menunggui Elena selama berhari-hari. Ayo, ikut aku membeli makanan ringan di swalayan. Kalian perlu tenaga ekstra untuk membantu merawat orang sakit.”“Ya, pergilah Annabeth, Lizzie. Pilih saja apa pun yang kalian mau. Mama yang akan membayarnya,” ujar Elena sambil tersenyum.Annabeth dan Lizzie menyambut baik ajakan Nancy. Mereka bertiga keluar dari ruangan, meninggalkan Elena dan Harland.Elena kembali memandang ayahnya. “Kita lanjutkan pembicara

  • Benih Penerus Keturunan Mertua Di Rahimku    26. Gertakan Reviano

    “Cara apalagi yang kau maksud, Honey? Kau sudah memeriksa ponsel mereka kan? Lagi pula, kenapa hanya Diane dan Amber yang kau curigai? Housemaid di rumah kita bukan hanya mereka, jadi yang lain pun patut dipertanyakan kalau memang benar mereka melakukan hal yang tak baik.” Caitlyn masih berusaha membela para bawahannya. Reviano berjalan mendekati istrinya. “Caitlyn, aku sangat heran mengapa kau begitu membela mereka? Padahal seharusnya, sebagai orang yang pertama kali dikirimi video, kau juga harus mencari tahu siapa manusia lancang itu. Kau bahkan diperas kan? Jadi, apakah karena yang sedang dipermalukan adalah aku, maka kau tak peduli sama sekali?” “Aku hanya tak mau berburuk sangka dengan orang yang telah mengabdi cukup lama padaku. Diane dan Amber bukanlah orang lain. Aku tak mau mereka diperlakukan seperti seorang penjahat. Aku yakin, kau melakukan ini karena terpengaruh cerita Elena yang mengada-ngada. Kau benar-benar telah dibutakan, Honey.” “Mengada-ngada atau tidak, bisa ki

DMCA.com Protection Status