Bab 29 Senjata makan tuan Masuk kedalam kamar, Mahira langsung memasuki kamar mandi, guna menyegarkan diriGani melarang Mahira membawa apa pun dari rumahnya. Mahira pun menurut, pikirnya ia akan berbelanja dengan menggunakan uang suaminya, jika perlu dia akan menghabiskannya uang suaminya. Apalagi sekarang, dari bawah sampai atas dia memakai yang terbaik dan tentu berkelas untuk tampilannya.Jika ada pepatah uang mengubah segalanya, ya, itu tidak sepenuhnya salah. Mahira yang dulu lugu, yang dulu tak tau apa-apa bahkan tak bisa menggunakan atm bertransformasi menjadi Mahira yang mengharuskan dirinya memakai yang terbaik untuk dirinya.Tapi, Mahira di buat terkejut saat lemari di kamar rumah baru mereka sudah di penuhi baju-baju, tas, sepatu dan aneka aksesoris, yang membuat Mahira heran adalah Gani menyiapkan semuanya dengan selera Mahira. Bahkan brand pakaian yang di siapkan oleh Gani pun sama dengan brand yang biasa di pakai Mahira, tak ketinggalan Gani pun sudah menyiapkan skincar
Bab 30. Gagal lagi "Biar mas aja, Yank," ucap Gani saat Mahira akan bangkit dari duduknya untuk mengambil minum.Gani sengaja menyuruh Asiten rumah tangganya untuk tak menaruh air di meja makan, tujuannya apalagi jika bukan untuk memasukan obat perangsang yang sudah ada di kantong celananya.Gani dengan cepat mengambil dua gelas air dingin. Ia merogoh kembali saku celananya untuk mengambil kutek yang dia kantongi.Dia mengambil kutek milik Mahira untuk menandai gelas yang akan dia berikan pada Mahira.Setelah selesai, Gani pun kembali ke arah meja makan, sepanjang berjalan, Gani tak henti-hentinya tersenyum. Pikirannya sudah melanglang buana memikirkan hal indah yang akan dia lalui bersama Mahira, istrinya."Ini, Yank." Gani menyimpan gelas di depan Mahira, lalu ia kembali duduk di kursinya. Sambil menyendok makanan ke mulutnya, matanya terus melirik ke arah Mahira yang sama sekali belum menyentuh gelas yang di berikan oleh Gani."Bi!" panggil Mahira pada Asisten rumah tangganya"Kam
Bab 31 Keanehan DitaSetelah puas menangis, Mahira pun membaringkan dirinya di ranjang. Ia berusaha memejamkan matanya. Namun, dia sama sekali tak bisa tidur.Dia terus berbulak-balik, mencari posisi tidur yang nyaman. Namun, tetap saja dia tak bisa memejamkan matanya.Mahira pun menyerah, ia pun membuka ponselnya. Ia membuka akun media sosialnya, jari-jarinya dengan lincah menari diatas layar ponsel, mancari-cari hal yang dia sukai.Mahira melihat jam di dinding. Tanpa sadar, dia sudah menghabiskan waktu 3 jam untuk bermain ponsel dan menonton drama kesukaanya.Iseng-iseng, dia mencari tau bahwa tentang obat prangsang. Matanya membulat sempurna, saat melihat efek yang akan terjadi jika orang yang meminum obat prangsang tak tersalurkan, atau dosis terlalu tinggi bisa menyebabkan kematian.Mahira pun dengan cepat turun dari ranjang dan berlari keluar kamarnya. Saat sampai di depan pintu kamar, dia dengan ragu mengetuk pintu, ada rasa takut menderanya.Namun, dia membayangkan bagaimana
Bab 32 Taktik Menaklukan Mahria Karena tak ada jawaban dari Dita, putrinya. Gani pun maju dan menatap intens sang putri."Kamu, tau, kan, di mana bunda Mahira selama ini?" tanya Gani lagi."Gak tau ih, kenapa sih ayah ga percaya," jawabnya lagi. Bisa habis dia jika ketahuan berbohong."Terus, kenapa kamu panggil Mahira bunda, bukannya dulu kamu manggil Mahira tanteu?" tanya Gani. Rupanya ia benar-benar tak percaya dengan ucapan putrinya."Ada apa ini?" tanya Mahira yang baru saja datang ke kamar Dita. Ia mengantarkan cemilan untuk anak sambungnya."Ga ada apa-apa, ko, Sayang," jawab Gani. Ia tiba-tiba tersenyum saat melihat Mahira ada di depannya. Ia terpaksa menunda niatnya untuk mengintrogasi sang putri."Sayang ...Sayang. Dulu aja, bentak-bentak bunda tiap hari," ucap Dita dengan suara pelan. Ia berdecih saat ayah memanggil Mahira sayang. Rupanya, perlakuan Gani di masa lalu masih tersimpan rapih di memori gadis kecil tersebut, bahkan ia juga tak melupakan bagaimana dulu sang aya
Bab 33 Berhasil atau gagal "Yakin, Gan harus kaya beginian?" tanya Azis. saat mereka berada di dalam mobil. Demi rencananya ia harus meminta tolong pada Azis, karena Mahira hanya mengenal Azis.Dia akan memakai cara tarik ulur perasaan dengan Mahira. Jika rencanyanya yang di usulkan Akbar gagal, ia akan berusaha dengan memakai caranya kembali. Dan untuk rencanya, ia membutuhkan Azis."Udah, lu, masuk aja. Cuman elu yang bisa bantu gue," jawab Gani.Azis menggeleng tak percaya karena kelakuan Gani, tak akan ada yang menyangka di balik sikap dinginnya yang terlihat diluar, Gani menyimpan sikap konyolnya.Azis berdecih kemudian dia turun dari mobil dan masuk kedalam cafee, saat melihat Mahira menunduk, Azis pun dengan sengaja menabrakan dirinya ke Mahira.°°°Mahira tersentak kaget saat melihat lelaki yang berada di depannya. Lelaki itu yang memberitau tentang rahasia Rahma. Ia ingat, saat itu dirinya langsung pergi meninggalkanya tanpa mengucap satu patah katapun."Kamu," ucap Mahira.
Bab 34 Apa kau berbohong Selama satu minggu ini, kebahagiaan menyelimuti hari-hariku. Bagaimana tidak, Mahira yang selama ini dingin padaku, berubah 180 derajat. Mahira yang selama 3 bulan ini selalu mengacuhkanku dan dingin padaku, kini berubah.Aku bersyukur, Akbar menyarankan cara ini, mungkin jika tak menggunakan taktik ulur perasaan dengan Mahira, kami masih saja akan seperti dulu. Aku yang mengejar-ngejarnya dan dia yang terus bersikap dingin padaku.Jika malam-malam yang lalu, aku selalu mengancamnya agar mau di peluk olehku, tapi, selama satu minggu ini aku tidur memunggunginya. Aku tersenyum saat dia mengetuk-ngetuk punggungku. Ingin aku berbalik dan mendekapnya seperti biasa. Tapi, sebisa mungkin aku menahan keinginanku.Aku tau dia terluka karena sikapku. Hatiku pun sakit setiap kali ia menunduk karena penolakan dariku. Tapi, aku berusaha mengendalikan diri dan terus melanjutkan rencanaku.Dalam rencanaku, aku pun melibatkan putriku di dalamnya. Dita sudah dewasa, jika aku
Bab 35Sudah hampir dua jam Gani berkeliling mencari Mahira, ia menjalankan mobil dengan perlahan, matanya terus mencari-cari keberadaan istrinya.Keringat dingin membasahi tubuhnya, rasa takut akan kembali kehilangan istrinya menjalar dalam dada. Seharusnya, Ia sudahi saja sandiwaranya karena dia sudah berhasil dengan taktir ulur perasaannya.Namun, hari ini dia melakukan kesalahan fatal, dia sengaja berjalan dengan Sara dan berniat membuat Mahira cemburu, dia menolak makanan yang susah payah dibuat oleh Mahira dan yang lebih fatal, dia tak mengakui Mahira sebagai istrinya.Gani menepikan mobiilnya sejenak untuk beristirahat. Ia menyuruh Dita untuk terus menghubungi Mahira. Namun sayang, Mahira sama sekali tak mengangkat telponnya."Arhhhh!" teriak Gani, ia membenturkan kepalanya ke kemudi. "Bego lu, Gan. Begooo!" Dia mengumpat diri sendiri karena kelakuannya tadi.Ia terus mengutak-ngatik hapenya mencoba menelpon dan mengirim pesan pada istrinya. Namun, sayang. Tak ada balasan.Teti
Bab 36 akhirnya Goal Mahira terdiam saat mendengar ucapan semua ucapan Gani, walau dalam gelap ia bisa melihat keseriusan di wajah suaminya.Hatinya sangat sakit ketika Gani melewati tubuhnya. Kini, ia sadar ia mencintai Gani, dan ia tak ingin kehilangan Gani.Dengan cepat, Mahira melangkahkan kakinya dan berlari mengejar Gani, lalu memeluk suaminya dari belakang.Gani tersenyum, rencanya berhasil padahal ia sempat bingung membujuk istrinya.Gani berdehem, menetralkan perasaan senangnya. Sangking girangnya ia ingin sekali melompat dan berteriak. Umurnya sudah menginjak 40 tahun, tapi saat dia menikah kembali dengan istrinya, dia merasakan seperti abg kembali. Jiwa muda nya kembali bangkit."Kenapa?" tanya Gani, dia berusaha berbicara dengan nada yang datar, padahal di belakang Mahira ia tersenyum lebar.Mahira menggeleng, ia terlalu malu mengatakan yang sesungguhnya, bahwa dia telah jatuh cinta pada suaminya.Karena kepala Mahira berada di punggungnya, Gani bisa merasakan bahwa Mahir