Bab 31 Keanehan DitaSetelah puas menangis, Mahira pun membaringkan dirinya di ranjang. Ia berusaha memejamkan matanya. Namun, dia sama sekali tak bisa tidur.Dia terus berbulak-balik, mencari posisi tidur yang nyaman. Namun, tetap saja dia tak bisa memejamkan matanya.Mahira pun menyerah, ia pun membuka ponselnya. Ia membuka akun media sosialnya, jari-jarinya dengan lincah menari diatas layar ponsel, mancari-cari hal yang dia sukai.Mahira melihat jam di dinding. Tanpa sadar, dia sudah menghabiskan waktu 3 jam untuk bermain ponsel dan menonton drama kesukaanya.Iseng-iseng, dia mencari tau bahwa tentang obat prangsang. Matanya membulat sempurna, saat melihat efek yang akan terjadi jika orang yang meminum obat prangsang tak tersalurkan, atau dosis terlalu tinggi bisa menyebabkan kematian.Mahira pun dengan cepat turun dari ranjang dan berlari keluar kamarnya. Saat sampai di depan pintu kamar, dia dengan ragu mengetuk pintu, ada rasa takut menderanya.Namun, dia membayangkan bagaimana
Bab 32 Taktik Menaklukan Mahria Karena tak ada jawaban dari Dita, putrinya. Gani pun maju dan menatap intens sang putri."Kamu, tau, kan, di mana bunda Mahira selama ini?" tanya Gani lagi."Gak tau ih, kenapa sih ayah ga percaya," jawabnya lagi. Bisa habis dia jika ketahuan berbohong."Terus, kenapa kamu panggil Mahira bunda, bukannya dulu kamu manggil Mahira tanteu?" tanya Gani. Rupanya ia benar-benar tak percaya dengan ucapan putrinya."Ada apa ini?" tanya Mahira yang baru saja datang ke kamar Dita. Ia mengantarkan cemilan untuk anak sambungnya."Ga ada apa-apa, ko, Sayang," jawab Gani. Ia tiba-tiba tersenyum saat melihat Mahira ada di depannya. Ia terpaksa menunda niatnya untuk mengintrogasi sang putri."Sayang ...Sayang. Dulu aja, bentak-bentak bunda tiap hari," ucap Dita dengan suara pelan. Ia berdecih saat ayah memanggil Mahira sayang. Rupanya, perlakuan Gani di masa lalu masih tersimpan rapih di memori gadis kecil tersebut, bahkan ia juga tak melupakan bagaimana dulu sang aya
Bab 33 Berhasil atau gagal "Yakin, Gan harus kaya beginian?" tanya Azis. saat mereka berada di dalam mobil. Demi rencananya ia harus meminta tolong pada Azis, karena Mahira hanya mengenal Azis.Dia akan memakai cara tarik ulur perasaan dengan Mahira. Jika rencanyanya yang di usulkan Akbar gagal, ia akan berusaha dengan memakai caranya kembali. Dan untuk rencanya, ia membutuhkan Azis."Udah, lu, masuk aja. Cuman elu yang bisa bantu gue," jawab Gani.Azis menggeleng tak percaya karena kelakuan Gani, tak akan ada yang menyangka di balik sikap dinginnya yang terlihat diluar, Gani menyimpan sikap konyolnya.Azis berdecih kemudian dia turun dari mobil dan masuk kedalam cafee, saat melihat Mahira menunduk, Azis pun dengan sengaja menabrakan dirinya ke Mahira.°°°Mahira tersentak kaget saat melihat lelaki yang berada di depannya. Lelaki itu yang memberitau tentang rahasia Rahma. Ia ingat, saat itu dirinya langsung pergi meninggalkanya tanpa mengucap satu patah katapun."Kamu," ucap Mahira.
Bab 34 Apa kau berbohong Selama satu minggu ini, kebahagiaan menyelimuti hari-hariku. Bagaimana tidak, Mahira yang selama ini dingin padaku, berubah 180 derajat. Mahira yang selama 3 bulan ini selalu mengacuhkanku dan dingin padaku, kini berubah.Aku bersyukur, Akbar menyarankan cara ini, mungkin jika tak menggunakan taktik ulur perasaan dengan Mahira, kami masih saja akan seperti dulu. Aku yang mengejar-ngejarnya dan dia yang terus bersikap dingin padaku.Jika malam-malam yang lalu, aku selalu mengancamnya agar mau di peluk olehku, tapi, selama satu minggu ini aku tidur memunggunginya. Aku tersenyum saat dia mengetuk-ngetuk punggungku. Ingin aku berbalik dan mendekapnya seperti biasa. Tapi, sebisa mungkin aku menahan keinginanku.Aku tau dia terluka karena sikapku. Hatiku pun sakit setiap kali ia menunduk karena penolakan dariku. Tapi, aku berusaha mengendalikan diri dan terus melanjutkan rencanaku.Dalam rencanaku, aku pun melibatkan putriku di dalamnya. Dita sudah dewasa, jika aku
Bab 35Sudah hampir dua jam Gani berkeliling mencari Mahira, ia menjalankan mobil dengan perlahan, matanya terus mencari-cari keberadaan istrinya.Keringat dingin membasahi tubuhnya, rasa takut akan kembali kehilangan istrinya menjalar dalam dada. Seharusnya, Ia sudahi saja sandiwaranya karena dia sudah berhasil dengan taktir ulur perasaannya.Namun, hari ini dia melakukan kesalahan fatal, dia sengaja berjalan dengan Sara dan berniat membuat Mahira cemburu, dia menolak makanan yang susah payah dibuat oleh Mahira dan yang lebih fatal, dia tak mengakui Mahira sebagai istrinya.Gani menepikan mobiilnya sejenak untuk beristirahat. Ia menyuruh Dita untuk terus menghubungi Mahira. Namun sayang, Mahira sama sekali tak mengangkat telponnya."Arhhhh!" teriak Gani, ia membenturkan kepalanya ke kemudi. "Bego lu, Gan. Begooo!" Dia mengumpat diri sendiri karena kelakuannya tadi.Ia terus mengutak-ngatik hapenya mencoba menelpon dan mengirim pesan pada istrinya. Namun, sayang. Tak ada balasan.Teti
Bab 36 akhirnya Goal Mahira terdiam saat mendengar ucapan semua ucapan Gani, walau dalam gelap ia bisa melihat keseriusan di wajah suaminya.Hatinya sangat sakit ketika Gani melewati tubuhnya. Kini, ia sadar ia mencintai Gani, dan ia tak ingin kehilangan Gani.Dengan cepat, Mahira melangkahkan kakinya dan berlari mengejar Gani, lalu memeluk suaminya dari belakang.Gani tersenyum, rencanya berhasil padahal ia sempat bingung membujuk istrinya.Gani berdehem, menetralkan perasaan senangnya. Sangking girangnya ia ingin sekali melompat dan berteriak. Umurnya sudah menginjak 40 tahun, tapi saat dia menikah kembali dengan istrinya, dia merasakan seperti abg kembali. Jiwa muda nya kembali bangkit."Kenapa?" tanya Gani, dia berusaha berbicara dengan nada yang datar, padahal di belakang Mahira ia tersenyum lebar.Mahira menggeleng, ia terlalu malu mengatakan yang sesungguhnya, bahwa dia telah jatuh cinta pada suaminya.Karena kepala Mahira berada di punggungnya, Gani bisa merasakan bahwa Mahir
Bab 37 Maafin ayah Dita Setelah Gani menindih tubuhnya, Mahira pun menutup telinganya. Ia sungguh takut mendengar Gani memanggil wanita lain, seperti dulu saat Gani memanggil nama mendiang Rahma.Gani yang akan mencium Mahira, menatap dalam-dalam ekpresi wajah istrinya yang sedang menutup telinga sambil memejamkan matanya.Ia tau, istrinya masih takut dan tak percaya kepadanya. Ingin Gani berhenti dan menunggu Mahira sampai siap. Tapi tak bisa,. Bagian tubuh yang lain tak bisa diajak kerja sama dan menuntut untuk di segerakan.Gani menarik tangan istrinya yang sedang menutupi telinganya, Gani tersenyum, "Sayang, kamu gugup?" tanya Gani.Mahira membuka matanya, ia langsung melihat Gani yang sedang tersenyum kepadanya."Ja-jangan, nyebut nama lain lagi," lirih Mahira.Tanpa menjawab ucapan Mahira, Gani langsung mencium bibir istrinya.Gani melakukannya dengan lembut, ia memerlakukan Mahira dengan sangat istimewa.Dengan caranya, Gani membuat Mahira melayang, dan setelah Mahira melayan
Bab 38 Ruangan Rahasia "Kenapa belum tidur?" tanya Gani setelah mereka kembali berbaring. Ia mendekap tubuh Mahira begitu erat, merasakan bahagia yang membuncah karena penantiannya tak sia-sia."Ini masih sakit," Jawab Mahira sambil malu-malu."Kalau sakit, harus satu kali lagi, Yank. mau ya?" jawab Gani, ia tergelak. Di tengah rasa bahagianya, ia pun merisaukan kondisi putrinya.Tanpa membalas ucapan Gani, Mahira mengangkat tangannya dan mengelus pipi Gani. Ia masih merasa tak percaya bahwa suaminya yang dulu sangat kejam, galak dan dingin berubah seratus delapan puluh derajat."Kenapa sayang?" tanya Gani. Saat Mahira memegang pipinya. Ia menarik tangan istrinya yang sedang berada di pipinya lalu mengecupnya."Mas, kenapa sih dulu kamu kejam banget terus tiba-tiba berubah drastis?"Gani tampak berpikir, Entah dari mana dan bagaimana rasa itu hadir, ia hancur ketika Mahira pergi."Mas dulu jahat banget ya, sampai kamu terus aja nanyain kenapa Mas berubah?"Mahira pun mengangguk, Gan