Share

bab 33

Penulis: Dewi kim
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-04 19:44:32

Bab 33 Berhasil atau gagal

"Yakin, Gan harus kaya beginian?" tanya Azis. saat mereka berada di dalam mobil. Demi rencananya ia harus meminta tolong pada Azis, karena Mahira hanya mengenal Azis.

Dia akan memakai cara tarik ulur perasaan dengan Mahira. Jika rencanyanya yang di usulkan Akbar gagal, ia akan berusaha dengan memakai caranya kembali. Dan untuk rencanya, ia membutuhkan Azis.

"Udah, lu, masuk aja. Cuman elu yang bisa bantu gue," jawab Gani.

Azis menggeleng tak percaya karena kelakuan Gani, tak akan ada yang menyangka di balik sikap dinginnya yang terlihat diluar, Gani menyimpan sikap konyolnya.

Azis berdecih kemudian dia turun dari mobil dan masuk kedalam cafee, saat melihat Mahira menunduk, Azis pun dengan sengaja menabrakan dirinya ke Mahira.

°°°

Mahira tersentak kaget saat melihat lelaki yang berada di depannya. Lelaki itu yang memberitau tentang rahasia Rahma. Ia ingat, saat itu dirinya langsung pergi meninggalkanya tanpa mengucap satu patah katapun.

"Kamu," ucap Mahira.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Lihat Aku, Suamiku!    bab 34

    Bab 34 Apa kau berbohong Selama satu minggu ini, kebahagiaan menyelimuti hari-hariku. Bagaimana tidak, Mahira yang selama ini dingin padaku, berubah 180 derajat. Mahira yang selama 3 bulan ini selalu mengacuhkanku dan dingin padaku, kini berubah.Aku bersyukur, Akbar menyarankan cara ini, mungkin jika tak menggunakan taktik ulur perasaan dengan Mahira, kami masih saja akan seperti dulu. Aku yang mengejar-ngejarnya dan dia yang terus bersikap dingin padaku.Jika malam-malam yang lalu, aku selalu mengancamnya agar mau di peluk olehku, tapi, selama satu minggu ini aku tidur memunggunginya. Aku tersenyum saat dia mengetuk-ngetuk punggungku. Ingin aku berbalik dan mendekapnya seperti biasa. Tapi, sebisa mungkin aku menahan keinginanku.Aku tau dia terluka karena sikapku. Hatiku pun sakit setiap kali ia menunduk karena penolakan dariku. Tapi, aku berusaha mengendalikan diri dan terus melanjutkan rencanaku.Dalam rencanaku, aku pun melibatkan putriku di dalamnya. Dita sudah dewasa, jika aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Lihat Aku, Suamiku!    bab 35

    Bab 35Sudah hampir dua jam Gani berkeliling mencari Mahira, ia menjalankan mobil dengan perlahan, matanya terus mencari-cari keberadaan istrinya.Keringat dingin membasahi tubuhnya, rasa takut akan kembali kehilangan istrinya menjalar dalam dada. Seharusnya, Ia sudahi saja sandiwaranya karena dia sudah berhasil dengan taktir ulur perasaannya.Namun, hari ini dia melakukan kesalahan fatal, dia sengaja berjalan dengan Sara dan berniat membuat Mahira cemburu, dia menolak makanan yang susah payah dibuat oleh Mahira dan yang lebih fatal, dia tak mengakui Mahira sebagai istrinya.Gani menepikan mobiilnya sejenak untuk beristirahat. Ia menyuruh Dita untuk terus menghubungi Mahira. Namun sayang, Mahira sama sekali tak mengangkat telponnya."Arhhhh!" teriak Gani, ia membenturkan kepalanya ke kemudi. "Bego lu, Gan. Begooo!" Dia mengumpat diri sendiri karena kelakuannya tadi.Ia terus mengutak-ngatik hapenya mencoba menelpon dan mengirim pesan pada istrinya. Namun, sayang. Tak ada balasan.Teti

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Lihat Aku, Suamiku!    bab 36

    Bab 36 akhirnya Goal Mahira terdiam saat mendengar ucapan semua ucapan Gani, walau dalam gelap ia bisa melihat keseriusan di wajah suaminya.Hatinya sangat sakit ketika Gani melewati tubuhnya. Kini, ia sadar ia mencintai Gani, dan ia tak ingin kehilangan Gani.Dengan cepat, Mahira melangkahkan kakinya dan berlari mengejar Gani, lalu memeluk suaminya dari belakang.Gani tersenyum, rencanya berhasil padahal ia sempat bingung membujuk istrinya.Gani berdehem, menetralkan perasaan senangnya. Sangking girangnya ia ingin sekali melompat dan berteriak. Umurnya sudah menginjak 40 tahun, tapi saat dia menikah kembali dengan istrinya, dia merasakan seperti abg kembali. Jiwa muda nya kembali bangkit."Kenapa?" tanya Gani, dia berusaha berbicara dengan nada yang datar, padahal di belakang Mahira ia tersenyum lebar.Mahira menggeleng, ia terlalu malu mengatakan yang sesungguhnya, bahwa dia telah jatuh cinta pada suaminya.Karena kepala Mahira berada di punggungnya, Gani bisa merasakan bahwa Mahir

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-09
  • Lihat Aku, Suamiku!    Bab 37

    Bab 37 Maafin ayah Dita Setelah Gani menindih tubuhnya, Mahira pun menutup telinganya. Ia sungguh takut mendengar Gani memanggil wanita lain, seperti dulu saat Gani memanggil nama mendiang Rahma.Gani yang akan mencium Mahira, menatap dalam-dalam ekpresi wajah istrinya yang sedang menutup telinga sambil memejamkan matanya.Ia tau, istrinya masih takut dan tak percaya kepadanya. Ingin Gani berhenti dan menunggu Mahira sampai siap. Tapi tak bisa,. Bagian tubuh yang lain tak bisa diajak kerja sama dan menuntut untuk di segerakan.Gani menarik tangan istrinya yang sedang menutupi telinganya, Gani tersenyum, "Sayang, kamu gugup?" tanya Gani.Mahira membuka matanya, ia langsung melihat Gani yang sedang tersenyum kepadanya."Ja-jangan, nyebut nama lain lagi," lirih Mahira.Tanpa menjawab ucapan Mahira, Gani langsung mencium bibir istrinya.Gani melakukannya dengan lembut, ia memerlakukan Mahira dengan sangat istimewa.Dengan caranya, Gani membuat Mahira melayang, dan setelah Mahira melayan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-09
  • Lihat Aku, Suamiku!    bab 38

    Bab 38 Ruangan Rahasia "Kenapa belum tidur?" tanya Gani setelah mereka kembali berbaring. Ia mendekap tubuh Mahira begitu erat, merasakan bahagia yang membuncah karena penantiannya tak sia-sia."Ini masih sakit," Jawab Mahira sambil malu-malu."Kalau sakit, harus satu kali lagi, Yank. mau ya?" jawab Gani, ia tergelak. Di tengah rasa bahagianya, ia pun merisaukan kondisi putrinya.Tanpa membalas ucapan Gani, Mahira mengangkat tangannya dan mengelus pipi Gani. Ia masih merasa tak percaya bahwa suaminya yang dulu sangat kejam, galak dan dingin berubah seratus delapan puluh derajat."Kenapa sayang?" tanya Gani. Saat Mahira memegang pipinya. Ia menarik tangan istrinya yang sedang berada di pipinya lalu mengecupnya."Mas, kenapa sih dulu kamu kejam banget terus tiba-tiba berubah drastis?"Gani tampak berpikir, Entah dari mana dan bagaimana rasa itu hadir, ia hancur ketika Mahira pergi."Mas dulu jahat banget ya, sampai kamu terus aja nanyain kenapa Mas berubah?"Mahira pun mengangguk, Gan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Lihat Aku, Suamiku!    39

    Bab 39Setelah pulang dari rumah sakit, Gani pun menyusul Dita yang sudah masuk ke kamar, dia ingin berbicara dari hati ke hati bersama putrinya."Dita, boleh ayah bicara?" tanya Gani. Ia melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar putrinya.Gadis kecil itu pun mengangguk, Dita yang sedang berada di meja belajar pun bangkit dari duduknya dan mendudukan dirinya di ranjang.Gani pun mengikuti langkah putrinya, melihat Dita yang menunduk. Gani pun menekuk lututnya dan berjongkok di hadapan putrinya. Ia tau putrinya sedang ketakutan, Setelah berjongkok, Gani pun menggenggam tangan Dita."Boleh ayah tanya sesuatu sama kamu?" tanya Gani dengan nada yang super lembut.Gadis kecil itu pun mendongak melihat Gani. "Ayah mau tanya apa?" ucap Dita.Gani mengehela napas sejenak, sebelum berbicara dengan putrinya."Kamu haid udah berapa kali, selama haid berapa hari?" tanya Gani. Ia bertanya dengan lembut. Kali ini dia bertanya layaknya seorang dokter pada pasien. Ia sangat sering mendapat kasus seper

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Lihat Aku, Suamiku!    40

    Bab 40 seharusnya aku yang bertanya Setelah Mahira turun dari ranjangnya dan berjalan ke kamar mandi.Gani pun menyusul untuk turun dari ranjang, untuk membangunkan anak-anaknya.Saat Gani akan mengetuk pintu Dita, ternyata Dita sudah membuka kamarnya."Ayah ngapain berdiri disitu?" tanya Dita. Ia baru saja akan turun ke moshola di bawah."Lah, kamu bukannya lagi haid. Kenapa kamu udah pake mukena?" tanya Gani. Ia mengenyit heran saat melihat putrinya sudah memakai mukena."Aku udah bersih, udah beres. Jadi aku udah bisa sholat," jawab gadis kecil tersebut. Ia sedikit risi dengan pertanyaan sang ayah. Tapi tidak dengan Gani. Ia yang berpropesi sebagai dokter kandungan, tentu saja sudah tak aneh dengan pembahasan yang sedang mereka bahas saat ini."Udah ah, aku mau turun kebawah duluan!" seru Dita saat melihat ayahnya akan kembali bertanya.Gani menggeleng melihat tingkah putrinya, ia pun kembali melangkahkan kakinya ke kamar Albi.Ia melihat Albi masih tertidur pulas, Awalnya, Albi m

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Lihat Aku, Suamiku!    41

    Bab 41 Aku tau kau terlukaSesak, perih dan hancur, itu yang Mahira rasakan saat masuk kedalam ruangan ini.Mahira menelusuri semua ruangan itu, dia tersenyum getir. Serasa ada godam yang menghantam dadanya. Bagaimana tidak, ruangan itu masih sama percis dengan kamar yang di tempatinya dulu.Semua tertata begitu rapih pertanda ruangan itu memang seperti sangat di rawat. Mahira tersenyum getir saat membuka lemari, ternyata di lemari itu masih tersimpan semua pakaian, tas, sepatu dan koleksi milik Rahma.Mahira teringat ketika dulu Gani membentaknya dan memarahinya saat Mahira membuka lemari milik Rahma. Saat itu, Gani berteriak marah pada Mahira dan mengatakan barang-barang milik Rahma lebih berarti dari nyawa Mahira. Sungguh saat ini rasa sakit yang menderanya berkali-kali lipat dari pada saat dulu ia di bentak di caci maki dan hina oleh suaminya.Tak perlu mendengar penjelasan lagi dari suaminya, melihat ruangan ini sudah Lebih dari cukup. Seandainya Gani jujur dari awal tentang pavi

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25

Bab terbaru

  • Lihat Aku, Suamiku!    47

    Bab 47Gani melongo mendengar ucapan istrinya. Ia menghela napas, menghadapi istrinya harus memiliki kesabaran super extra."Yank, Mas udah mandi, masa bau?""Bukan Masnya. Tapi susu hamilnya!"Gani menghela napas lega, "Kamu ga mau minum susunya?" tanya Gani. Mahira menggeleng."Sini cepet!" titahnya."Bentar Mas simpen dulu ini ke dapur."Setelah menyimpan susu ke dapur, Gani pun kembali ke kamar. Ia melangkahkan kakinya menuju ranjang, lalu membaringkan tubuhnya dan menjadikan paha Mahira sebagai bantalan, dia mengarahkan wajahnya pada perut istrinya dan menciumnya terus menerus."Mas!" panggil Mahira, ia meletakan ponselnya, tangannya mengelus rambut Gani.Gani mengubah posisinya menjadi melihat kearah Mahira, ia mengambil tangan Mahira yang sedang mengelus rambutnya, lalu mengecupnya. "Kenapa?" tanya Gani"Mas aku pengen ngadain resepsi pernikahan kita," lirih Mahira dengan suara pelan. Melihat ponsel dan melihat tentang artikel pernikahan. Tiba-tiba ia ingin mengadakan resepsi.

  • Lihat Aku, Suamiku!    46

    Bab 46 Kamu bau "Maksudnya gimana sih, yank?" tanya Gani saat Mahira menyuruhnya memakan bakso, bukankah tadi istrinya yang menginginkannya."Ya, Mas yang abisin. Aku mau ngeliat mas makan bakso," jawabnya sambil menyeruput kembali jus di tangannya. Ia memang ingin bakso. Tapi tiba-tiba ia malah ingin melihat suaminya yang memakan bakso"Yank, kan tadi kamu yang mau. Kenapa sekarang jadi Mas yang harus makan?" tanya Gani, ia berbicara selembut mungkin pada istrinya."Mas, waktu aku hamil Albi, aku ngadepin ngidam aku sendiri. Dulu, waktu awal-awal aku hamil kamu ga pernah perduliin aku, Dulu, waktu aku peng ...." perkataan Mahira terputus saat melihat suaminya mengambil mangkok yang berisi bakso dan langsung menyantap baksonya, ia melihat kearah Mahira dan tersenyum, tapi hatinya ketar-ketir.Bagaimana tidak, selama sebulan ini ia menjadi seorang vegetarian agar hidupnya bertambah sehat, tapi sekarang ....Ah, syudahlah, kebahagian istrinya lebih penting dari apapun sekarang.Mahira

  • Lihat Aku, Suamiku!    45

    "Sayang, bangun yu ... Ini udah hampir siang. Mas bentar lagi praktek," ucap Gani. Setelah Drama semalam Mahira tak mau melepaskan pelukannya. Pagi ini pun, setelah sholat subuh Mahira ingin kembali tidur dan memeluk suaminya. Mungkin rasa itu terasa lebih manis kala satu bulan ini dia salah sangka pada suaminyaBukannya menjawab, Mahira malah memeluk suaminya semakin erat. "Nanti dulu, masih mau meluk!" Jawabnya sambil memejamkan mata. Ia benar-benar merasa nyaman memeluk suaminya.Gani tersenyum, ia mengelus punggung sang istri. "Kangen ya? karena sebulan kemaren ga meluk Mas?" tanya Gani sambil terkekeh pelan. Pasalnya selama sebulan kemarin, saat dirinya salah sangka pada suaminya, Mahira tak pernah membalas pelukan Gani.Bukannya membalas ucapan suaminya, Mahira membuka matanya, ia mengangkat kepalanya dan langsung mencium pipi Gani, lalu mengecup bibir Gani.Setelah itu, ia menyimpan kepalanya di dada Gani, ia mengusap dada Gani dengan telunjuknya.Mendapat perlakuan begitu dar

  • Lihat Aku, Suamiku!    44

    Bab 44 Kejutan manis untuk Gani"Ayah, Bunda mana?" tanya Albi saat membuka pintu kamar mandi.Saat ini, Gani berada di belakang pintu kamar mandi dan Mahira bersembunyi dibelakang tubuhnya. Ia sengaja melongokan kepalanya keluar agar Albi tak masuk ke kamar mandi, jadi hanya kepala Gani saja yang terlihat."Albi mau apa nyariin bunda?" tanya Gani."Bunda nyimpen robot Albi, Albi mau nanya di mana bunda nyimpennya," jawab bocah kecil itu."Di kontainer ijo," bisik Mahira di telinga Gani.Gani pun mengangguk."Di kontainer warna ijo." Gani memberitau pada Albi.Karena sudah di beri tau, bocah kecil itu pun pergi tanpa menjawab lagi ucapan sang ayah.Setelah Albi pergi, Gani menutup kembali pintu kamar mandi.Gani pun mengajak Mahira untuk berendam di bathub, lalu mengulangi kegiatan panas mereka.Saat ini, mereka masih berendam di bathube dengan posisis yang berhadap-hadapan. Gani terus menatap wajah Mahira yang sedang tertunduk.Saat dulu pun Mahira sudah cantik, sekarang kencatikann

  • Lihat Aku, Suamiku!    43

    Bab 43 memadu kasih.Setelah mengucapkan hal yang sebenarnya pada Haikal tentang siapa dirinya, Gani pun keluar dari ruangan di rektur utama.Sedangkan Akbar yang tadi menunggu di luar hampir saja terguling saat Gani membuka pintu.Gani menggeleng meliat tingkah temannya, Gani tau, bahwa temannya menguping pembicaraanya dengan haikal. Gani pun melangkahkan kakinya tanpa mengajak Akbar"Anda akan pulang kembali, Dok?" tanya Akbar dengan memakai bahasa formal karena sudah tau siapa Gani sebenarnya.Tiba-tiba Gani menghentikan langkahnya, ia menoleh ke belakang. "Awas aja kalau lu bocorin apa yang barusan lu denger!" ancamnya pada Akbar, lalu setelah mengatakan itu, Gani pun kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya.Gani dilahirkan dari keluarga sultan, jika orang lain lebih memilih meneruskan bisnis keluarga. Namun tidak bagi Gani.Sejak sekolah, ia sudah tertarik dengan dunia kedokteran, Gani pun tak tau kenapa dia bisa lebih memilih jadi Dokter ketimbang melanjutkan bisnis keluarga

  • Lihat Aku, Suamiku!    42

    Bab 42 I love you mas"Ma-mas," ucap Mahira saat Gani menaruh kembali tangan di pinggangnya."hemm," jawab Gani. Ia semakin mengeratkan pelukannya."Kenapa belum tidur?" tanya Gani lagi. Ia lebih memilih berpura-pura tak menyadari bahwa istrinya kecewa padanya. Meminta maaf pun percuma. Gani tau, istrinya sudah kadung memercayai apa yang di lihat. Menjelaskan pun Mahira akan menganggapnya sebagai omong kosong.Kini Gani hanya perlu lebih menunjukan cintanya, membuat istrinya yakin bahwa cintanya hanya untuk Mahira. Tak ada lagi yang lain di hatinya. Itulah cara Gani meminta maaf dan merebut hati istrinya kembali, membuat amarah istrinya luntur karena cintanya."A-aku mau ke toilet dulu," jawab Mahira. Ia melepaskan tangan Gani dari pinggangnya. Lalu turun dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi.Setelah Mahira turun, Gani bangkit dari tidurnya, ia duduk dengan menyenderkan punggungnya kebelakang lalu memanjangkan kakinya. Gani mengucek matanya, rasa lelah sudah menyapanya. Namun, dia

  • Lihat Aku, Suamiku!    41

    Bab 41 Aku tau kau terlukaSesak, perih dan hancur, itu yang Mahira rasakan saat masuk kedalam ruangan ini.Mahira menelusuri semua ruangan itu, dia tersenyum getir. Serasa ada godam yang menghantam dadanya. Bagaimana tidak, ruangan itu masih sama percis dengan kamar yang di tempatinya dulu.Semua tertata begitu rapih pertanda ruangan itu memang seperti sangat di rawat. Mahira tersenyum getir saat membuka lemari, ternyata di lemari itu masih tersimpan semua pakaian, tas, sepatu dan koleksi milik Rahma.Mahira teringat ketika dulu Gani membentaknya dan memarahinya saat Mahira membuka lemari milik Rahma. Saat itu, Gani berteriak marah pada Mahira dan mengatakan barang-barang milik Rahma lebih berarti dari nyawa Mahira. Sungguh saat ini rasa sakit yang menderanya berkali-kali lipat dari pada saat dulu ia di bentak di caci maki dan hina oleh suaminya.Tak perlu mendengar penjelasan lagi dari suaminya, melihat ruangan ini sudah Lebih dari cukup. Seandainya Gani jujur dari awal tentang pavi

  • Lihat Aku, Suamiku!    40

    Bab 40 seharusnya aku yang bertanya Setelah Mahira turun dari ranjangnya dan berjalan ke kamar mandi.Gani pun menyusul untuk turun dari ranjang, untuk membangunkan anak-anaknya.Saat Gani akan mengetuk pintu Dita, ternyata Dita sudah membuka kamarnya."Ayah ngapain berdiri disitu?" tanya Dita. Ia baru saja akan turun ke moshola di bawah."Lah, kamu bukannya lagi haid. Kenapa kamu udah pake mukena?" tanya Gani. Ia mengenyit heran saat melihat putrinya sudah memakai mukena."Aku udah bersih, udah beres. Jadi aku udah bisa sholat," jawab gadis kecil tersebut. Ia sedikit risi dengan pertanyaan sang ayah. Tapi tidak dengan Gani. Ia yang berpropesi sebagai dokter kandungan, tentu saja sudah tak aneh dengan pembahasan yang sedang mereka bahas saat ini."Udah ah, aku mau turun kebawah duluan!" seru Dita saat melihat ayahnya akan kembali bertanya.Gani menggeleng melihat tingkah putrinya, ia pun kembali melangkahkan kakinya ke kamar Albi.Ia melihat Albi masih tertidur pulas, Awalnya, Albi m

  • Lihat Aku, Suamiku!    39

    Bab 39Setelah pulang dari rumah sakit, Gani pun menyusul Dita yang sudah masuk ke kamar, dia ingin berbicara dari hati ke hati bersama putrinya."Dita, boleh ayah bicara?" tanya Gani. Ia melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar putrinya.Gadis kecil itu pun mengangguk, Dita yang sedang berada di meja belajar pun bangkit dari duduknya dan mendudukan dirinya di ranjang.Gani pun mengikuti langkah putrinya, melihat Dita yang menunduk. Gani pun menekuk lututnya dan berjongkok di hadapan putrinya. Ia tau putrinya sedang ketakutan, Setelah berjongkok, Gani pun menggenggam tangan Dita."Boleh ayah tanya sesuatu sama kamu?" tanya Gani dengan nada yang super lembut.Gadis kecil itu pun mendongak melihat Gani. "Ayah mau tanya apa?" ucap Dita.Gani mengehela napas sejenak, sebelum berbicara dengan putrinya."Kamu haid udah berapa kali, selama haid berapa hari?" tanya Gani. Ia bertanya dengan lembut. Kali ini dia bertanya layaknya seorang dokter pada pasien. Ia sangat sering mendapat kasus seper

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status